BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sampel adalah mengunakan teknik purposive sampling. Adapun Kriteria yang

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini terdiri atas perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode kuantitatif yaitu data sekunder dan didapat dari laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. perdagangan, jasa, dan investasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, baik perusahaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia untuk periode kemudian sampel akan dipilih

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) pada tahun Pemilihan periode dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. purposive sampling dengan bebrapa pertimbangan kriteria tertentu yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. pertumbuhan sedangkan variabel dependentnya adalah sruktur modal.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dari kumpulan individu atau unit-unit tersebut akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini perusahaan-perusahaan pada sektor manufaktur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian melibatkan 4 variabel yang terdiri atas 1 variabel terikat dan 3 variabel

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Indonesia (BEI) yang bergerak dalam bidang pertambangan. Perusahaan yang terdaftar

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis dan memperoleh jawaban atau hipotesis yang digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui. menguji hipotesis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan, karyawan, dan lainnya (Uma Sekaran, 2013). Obyek penelitianya

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. tempat yang tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengujian hipotesis. Penelitian ini mencoba menjelaskan apakah variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. B. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi. manufaktur. Dengan menggunakan teknik purposive sampling, ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode nonprobability

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Subjek. Bursa Efek Indonesia pada periode tahun

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode Penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari laporan keungan tahunan 2010 sampai dengan tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan obyek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, dengan adanya beberapa kriteria dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini, diambil sampel perusahaan yang terdaftar di Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun Sedangkan sampel merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu perusahaan manufaktur. Populasi

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun Sedangkan sampel merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Adapun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Transkripsi:

36 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek / Objek Perusahaan Perusahan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2014. B. Tehnik Pengambilan Sampel Penelitian yang dilakukan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang lebih spesifik dan representatif. Metode Purposive Sampling merupakan metode yang digunakan dalam melakukan pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria yang dibuat oleh peneliti sendiri. Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut: 1. Menyajikan laporan keuangan pada tahun 2011-2014 2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014 3. Perusahaan yang membagikan deviden selama masa pengamatan penelitian pada tahun 2011-2014 C. Data Yang Digunakan Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berbentuk data kuantitatif, yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah di sajikan di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan website (internet). Data yang kami gunakan berbentuk dokumen dan laporan 36

37 keuangan perusahaan manufaktur tersebut. Data yang diperlukan untuk penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang dikeluarkan per 31 Desember 2011 sampai dengan 31 Desember 2014 oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. D. Variabel Yang Digunakan dan Pengukurannya 1. Kebijakan Deviden / Devidend Payout Ratio (DPR) Variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan dividend payout ratio (DPR). Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividen per saham (dividend per share) dengan laba per saham (earnings per share). Devidend Payout Ratio (DPR) menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Rumus dividend payout ratio sebagai berikut : DPR = Dividend Per Share Earnings Per Share 2. Profitabilitas / Return on Assets (ROA) Return on assets (ROA) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. ROA diukur dari laba bersih setelah pajak atau EBIT terhadap total assetnya, yang dimana mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasional perusahaan tersebut dalam

38 rangka menghasilkan laba atau profitabilitas yang mana merupakan ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dan dengan menggunakan aktiva tetap untuk kegiatan operasi (Ang, 1997). ROA dapat dirumuskan sebagai berikut: ROA = Earning After Tax Total Asset 3. Leverage / Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total shareholder equity yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Faktor ini mencerminkan kemampuan perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Menurut Ang (1997), Debt to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut: Total Debt DER = Equity

39 4. Ukuran Perusahaan(Firm Size) Ukuran perusahaan (firm size) dapat diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya ekuitas (equity), nilai perusahaan, ataupun total aktiva (total assets) dari suatu perusahaan (Riyanto, 2001). Variabel firm size menjelaskan bahwa suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru atau yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses kepasar modal. Kemudahan akses perusahaan besar yang mapan ke pasar modal berarti perusahaan tersebut memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu miliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi dari pada perusahaan kecil. Penelitian ini menggunakan total asset sebagai ukuran perusahaan (firm size) yang di proksikan dengan logaritma natural dari total assets tiap tahun (Chang dan Rhee, 1990 dalam Nuringsih, 2005) Firm Size = Log Total Asset 5. Pertumbuhan Aset / Asset Growth Pertumbuhan aset ini dapat didefinisikan sebagai perubahan atau tingkat pertumbuhan tahunan dari aset total suatu perusahaan (Hartono, 2008). Pertumbuhan aset dapat diukur dengan membagi total aset suatu perusahaan tahun sekarang dikurang dengan total aset perusahaan tahun

40 sebelumnya (t-1) terhadap total aset perusahaan tahun sebelumnya (t-1) (Harahap, 2006). Asset Growth secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Asset Growth = Total aset t total aset t-1 Total aset t-1 E. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer yaitu program SPSS. Analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Analisis Regresi Berganda Teknik analisis data yang digunakan didalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda merupakan teknik statistik melalui koefisien parameter untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis baik secara parsial maupun secara bersamasama, dilakukan setelah model regresi yang digunakan bebas dari pelanggaran asumsi klasik. Tujuannya adalah agar hasil penelitian dapat diinterpretasikan secara tepat dan efisien. Persamaan regresi penelitian ini t adalah sebagai berikut : Y = α + β i,troa i,t + β i,tder i,t +β i,tsize i,t+β i,t AG i,t + + e

41 Dimana : Y α β = Dividend payout ratio = Konstanta = Pengukur risiko ROA = Return On Assets DER = Debt to Equity Ratio SIZE = Firm Size AG = Asset Growth DPR = Devidend Payout Ratio e = Error 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan tahap awal yang digunakan sebelum melakukan analisis regresi linier berganda. Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi benar-benar menunjukan hubungan yang signifikan ataupun representatif. Ada empat pengujian yang dilakukan dalam uji asumsi klasik, yaitu : a. Multikolinieritas Multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna antara beberapa atau semua variabel independen. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji keberadaan korelasi antara variabel bebas (independen) dan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali,2001).

42 Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan kolerasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai kolerasi antara sesama variabel independen adalah nol dan untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat diketahui dani nilai tolerance dan nilai Variance inflasion Factor (VIC) (Ghozali, 2007). Pada program SPSS, ada beberapa metode yang sering digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas. Salah satunya adalah dengan cara mengamatinilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Batas dari nilai VIF adalah 10 dan nilai dari Tolerance adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari nilai yang ditetapkan yaitu 10 dan nilai Tolerance kurang dari nilai yang ditetapkan yaitu 0,1 maka terjadi multikolinieritas. Bila ada variabel independen yang terkena multikolinieritas, maka penanggulangannya adalah salah satu variabel tersebut dikeluarkan (Ghozali,2001). b. Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedositas atau tidak terjadi heterokedastisitas, jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

43 heteroskedasitas (Ghozali, 2001). Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan pengujian Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolute residualnya (Gujarati, 2003). Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heterokedastisitas atau homoskedositas (Ghozali,2011) c. Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,2001). Apabila terjadi gejala autokorelasi maka estimator leastsquare masih tidak bias, tetapi menjadi tidak efisien. Dengan demikian, koefisien estimasi yang diperoleh menjadi tidak akurat (Gujarati, 2003). Untuk uji apakah hasilhasil estimasi model regresi tersebut tidak mengandung korelasi serial diantara disturbance terms atau anggota sampelnya, maka digunakan uji Durbin Waston (Gujarati,2003). Uji autokolerasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test) melalui program SPSS for windows. Dengan menghitung nilai DW : DW = n (e t -e t-1 ) 2 n e t 2

44 Keterangan : t : waktu e t : residual pada periode t e t-1 :residual pada periode t-1 Nilai estimasi model regresi dengan menggunakan Durbin Watson dalam konteks hipotesis-hipotesis tersebut adalah sebagai berikut (Sritua Arief, 1993): a. Jika 0 < DW < DW L = maka autokorelasi positif b. Jika DW L < DW < DW U = tidak ada kesimpulan c. Jika DW U < DW < 2 d. Jika 2 < DW < (4 DW U ) = tidak ada autokorelasi positif = tidak ada autokorelasi negatif e. Jika DW U < DW<(4-DW t ) = tidak ada kesimpulan f. jika (4 DW L ) < DW< 4 = autokorelasi negatif DW u = Nilai Durbin Watson yang maksimal DW t = Nilai Durbin Watson yang minimal Maka untuk mengetahui terjadi atau tidak autokorelasi dilakukan dengan membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan statistik tabel Durbin Watson pada tabel. d. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi data residual dari variabel terikat dan variabel bebas mempunyai

45 distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik maupun analisis statistik (Ghozali, 2007). Uji normalitas dapat dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik pada Normal P-Plot of Regression Standardied atau dengan melihat histogram dari residualnya, dimana : a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal regresi memenuhi asumsi normalitas. b) Jika data menyebar menjauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hatihati. Secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu disamping uji grafik sebaiknya dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas adalah uji statistik Kolmogorov-smirrnov, kriteria pengujian normalitas data dengan melihat nilai signifikan data. Dengan

46 menggunakan alfa 5%, data dikatakan normal jika angka signifikan lebih besar dari 5% atau 0,05 (Ghozali,2009). F. Pengujian Hipotesis 1. Uji F dan R 2 F-test untuk menguji apabila variabel independen secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan dengan variabel dependen (Y), langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Membuat formula hipotesis a) H0: b1 = b2 = b3 = b4 = 0 (hipotesis nihil), diduga tidak ada pengaruh antara variabel independen (Xi ) secara bersamasama terhadap variabel dependen (Y). b) Ha: b1 b2 b3 b4 0 (hipotesis alternatif),diduga ada pengaruh antara variabel independen (Xi) secara bersamasama terhadap variabel dependen (Y). b. Menentukan tingkat signifikasi tertentu (α = 5%) dengan degree of freedom (df) yaitu (n-k-1), dimana: n : Jumlah sampel k : jumlah variabel independen c. Menghitung F hitung dengan rumus : F = R 2 / k-1 1-R 2 / n-k Keterangan : R 2 = koefisien determinasi

47 K = jumalah variabel N = jumlah sampel Nilai R² merupakan alat ukur untuk mengetahui pertautan antara variabel tidak bebas dengan beberapa variabel bebas secara serempak.sesuai dengan ketentuan atau pedoman interpretasi derajat keeratan hubungan semakin mendekati angka 1 koefisien tersebut semakin kuat. Tanda koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang terjadi adalah searah, artinya semakin positif variabel bebas akan semakin mempengaruhi variabel tergantung. Koefisien korelasi berganda menunjukkan kemampuan model regresi dalam menjelaskan perubahan variabel tergantung akibat variasi variabel bebas. Nilai R² terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 R² 1).Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika dalam proses mendapatkan nilai R² yang tinggi adalah baik, tetapi jika nilai R² rendah tidak berarti model regresi jelek, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas akan semakin mempengaruhi Ghozali (2009). d. Pengambilan keputusan a) Apabila probabilitas tingkat kesalahan dari F hitung lebih kecil dari pada tingkat signifikansi yang diharapkan (α=5%), maka H ditolak dan Ha diterima.

48 b) Apabila probabilitas tingkat kesalahan dari F hitung lebih besar dari pada tingkat signifikani (a=5%), maka H 0 diterima dan H a ditolak. Dalam penelitian ini menggunakan nilai koefisien Adjusted R 2 dimaksudkan untuk mengetahui besarnya persentase pengaruh dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Nilai Adjusted R 2 merupakan koefisien determinan yang disesuaikan, yang berarti besarnya pengaruh variabel independen telah dibebaskan dari pengaruh error terms secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Formula yang digunakan untuk melihat besarnya Adjusted R 2. 2. Uji t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,2005). Dalam pengolahan data menggunakan program komputer SPSS 16.0, pengaruh secara individual ditunjukkan dari nilai sifnifikan uji t. Jika nilai sifnifikan uji t < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan secara individual masingmasing variabel. Nilai t dapat dihitung dengan rumus (Gujarati,1993) uji T = b sb Dimana: b sb : Koefisien regresi variabel Independen : Devinisi standar koefisien regresi variabel independen