TERM OF REFERENCE NAMA KEGIATAN : STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI INTERNASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

PROGRAM KERJA TAHUNAN PENGAWAS SEKOLAH 2011/2012

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (skill), sikap hidup (attitude) sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REVIEW UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

KATA PENGANTAR. menengah.

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1)

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 ( DUA BELAS ) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH LEMBAGA PENDIDIKAN ASING. Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

PEDOMAN BANTUAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PENGAWAS MELALUI POKJAWAS TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

DRAFT UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang. dalam pembangunan bangsa dan karakter.

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BABI PENDAHULUAN. dipecabkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 51 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK KETAPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG,

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PETUNJUK TEKNIS PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENILAIAN HASIL BELAJAR KABUPATEN BANYUWANGI

SOSIALISASI PERMEN NO 22, NO 23, DAN NO 24*)

Prinsip Pengembangan Kurikulum. Aris Fajar Pambudi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

Transkripsi:

TERM OF REFERENCE NAMA KEGIATAN : STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI INTERNASIONAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN 2009

KATA PENGANTAR Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 merumuskan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berkaitan dengan itu, USPN pasal 50 ayat 3 mewajibkan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Pelaksanaan pengembangan satuan pendidikan bertaraf internasional harus dapat menjawab kebutuhan lokal, nasional, dan global. Pengembangan sekolah bertaraf internasional merupakan bagian dari kebijakan penerapan standar mutu yang harus dilaksanakan secara terencana, terarah dan berkesinambungan agar hak tiap warga negara untuk memperoleh pendidikan bermutu terpenuhi. Menurut Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional Departemen Pendidikan Nasional (2007) yang menjadi indikator sekolah bertaraf internasional adalah sekolah yang sudah memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan serta mengacu pada standar pendidikan salah satu negara Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu di bidang pendidikan. Kriteria itu dijabarkan lebih lanjut pada tiga karakter utama yaitu (1) pemenuhan 8 standar menurut PP 19 tahun 2005 (2) Peningkatan keunggulan bertaraf internasional melalui cara adaptasi dan adopsi (3) Peningkatan daya saing internasional yang bermakna bahwa lulusan dapat (a) melanjutkan pendidikan pada satuan pendidikan bertaraf internasional (b) mengikuti sertifikasi internasional (c) meraih medali tingkat internasional, serta (d) bekerja pada lembaga internasional. Berdasarkan kriteria di atas, maka Direktorat Pembinaan SMA memandang perlu untuk mengirimkan tim pembina rintisan SMA bertaraf internasional tingkat pusat untuk melakukan studi kebijakan dan menguatkan kolaborasi tingkat internasional pada beberapa negara anggota OECD dalam usaha meningkatkan efektivitas pembinaan dengan merujuk pada model yang dikembangkan oleh negara yang berkeunggulan dalam bidang pendidikan. Kami menyampaikan ucapan terima kasih atas kerja sama semua pihak yang telah terlibat dan menjalin koordinasi intensif dengan penuh tanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Jakarta, April 2009 Direktur Pembinaan SMA, Dr. Sungkowo M. NIP. 130784257 [Proposal Studi Banding] Page i

DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii A. Latar Belakang... 1 B. Sasaran Kegiatan... 3 C. Dasar... 4 D. Tujuan... 4 E. Ruang Lingkup Kegiatan... 5 F. Indikator Kinerja... 5 G. Jadwal Kegiatan... 8 1. Amerika Serikat... 9 2. Inggris... 10 3. Australia... 12 H. Peserta Kegiatan Studi... 13 I. Kriteria Peserta... 13 J. Perangkat Pelaksanaan Kegiatan... 14 K. Laporan Kegiatan... 14 L. Sumber Biaya... 16 M. Sumber Biaya... 16 [Proposal Studi Banding] Page ii

TERM OF REFERENCE STUDI KEBIJAKAN DAN PENGUATAN KOLABORASI INTERNASIONAL TAHUN 2009 A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan pasal 50 ayat 3 menyatakan bahwa Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. Dalam melaksanakan kewenangannya, pemerintah menetapkan visi pendidikan nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Visi pendidikan nasional selanjutnya dijabarkan dalam misi pendidikan nasional, yaitu : 1. Meningkatkan mutu pendidikan sehingga memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional 2. Meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global 3. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar 4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global. Dalam rangka meningkatkan mutu sesuai dengan standar nasional pendidikan Departemen Pendidikan Nasional pada Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah menggariskan pentingnya : 1. Membangun persepsi yang sama tentang penjaminan mutu sekolah bertaraf internasional yang efektif, efisien, dan inovatif. [Proposal Studi Banding] Page 1

2. Menjabarkan secara operasional sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah. 3. Melaksanakan seluruh proses penjaminan mutu mulai dari perumusan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, pemantauan, pengevaluasian, dan pelaporan. Dalam mewujudkan ketiga harapan di atas, Direktorat Pembinaan SMA wajib memfasilitasi sekolah dalam memenuhi standar yang mengacu pada salah satu negara Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga meningkatkan daya saing sekolah di forum internasional. Secara teknis selanjutnya sekolah harus (1) mengadopsi dan mengadaptasi unsur-unsur keunggulan tertentu dari negara maju (2) meningkatkan daya saing lulusannya agar dapat melanjutkan pendidikan, mengikuti kegiatan sertifikasi, meraih medali, dan bekerja pada lembaga internasional. Beberapa strategi dalam meningkatkan mutu pendidikan pada rintisan SMA bertaraf internasional ialah melalui penerapan standar ISO 9001-2000 atau seri yang sesudahnya dan peningkatan kolaborasi tingkat nasional dan global. Melalui penjaminan mutu ISO diharapkan mutu pengelolaan dapat mendukung peningkatan pada standar lainnya. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam rangka mendukung pembelajaran yang efektif. Panduan penyelenggaraan sekolah bertaraf internasional juga menegaskan pentingnya membangun sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri. Atas dasar berbagai kaidah tersebut maka sistem pengelolaan SMA rintisan bertaraf internasional harus dapat meningkatkan penjaminan (1) manajemen mutu perencanaan, pelaksanaan, dan (2) pemenuhan standar nasional pendidikan dengan rujukan pembanding unsur keunggulan mutu pendidikan negara-negara OECD (3) efektivitas adopsi dan adaptasi unsurunsur keunggulan pendidikan negara-negara OECD sebagai salah satu strategi peningkatan mutu (4) membangun sister school dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri dalam mengembangkan kerja sama kesetaraan. Atas dasar itu, maka tim pengelola tingkat pusat perlu melakukan kunjungan ke beberapa negara OECD dalam meningkatkan mutu kebijakan dan memperkuat daya kolaborasi pada taraf internasional melalui peningkatan [Proposal Studi Banding] Page 2

pengetahuan serta melihat secara langsung bagaimana negara-negara OECD mengelola kebijakan di bidang pendidikan. B. Sasaran Kegiatan Pelaksanaan kegiatan ini sebagai studi empirik untuk menjawab delapan masalah di bawah ini : 1. Bagaimana negara-negara OECD merencanakan, melaksanakan, dan meng standardisasi pendidikan pada level sekolah menengah? 2. Bagaimana negara-negara OECD meningkatkan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan? 3. Bagaimana negara-negara OECD mengelola kebijakan peningkatan hubungan sister school dalam membangun kolaborasi internasional? 4. Bagaimana negara-negara OECD menetapkan kebijakan dalam menghadapi masalah keragaman mutu sekolah? 5. Bagaimana sekolah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kebijakan mutu? 6. Bagaimana sekolah meningkatkan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada negara-negara OECD? 7. Bagaimana sekolah melakukan kolaborasi internasional melalui hubungan sister school? 8. Bagaimana sekolah melakukan perbaikan mutu jika terdapat komponen yang tidak memenuhi standar? Melalui observasi ke negara-negara OECD diharapkan tim pengembang program rintisan SMA bertaraf internasional memperoleh informasi dan gambaran empirik tentang pengelolaan kebijakan, peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan kolaborasi internasional, dan perbaikan mutu jika terdapat komponen yang tidak memenuhi standar pendidikan pada sekolah menengah. Hasil kajian empirik ini diharapkan dapat digunakan dalam mengembangkan dalam pengelolaan kebijakan dan peningkatan kolaborasi internasional SMA RSBI di Indonesia. [Proposal Studi Banding] Page 3

C. Dasar Dasar kegiatan studi kebijakan dan perluasan sister school adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 2. PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Permen Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan 4. Pedoman Penjaminan mutu Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional 5. Sistem Penyelenggaran Sekolah/Madrasah Bertaraf Internasional 6. Panduan Penyelenggaraan Rintisan SMA Bertaraf Internasional 7. Program Kerja Direktorat Pembinaan SMA tahun 2009 D. Tujuan Diharapkan tim yang akan mengikuti kegiatan studi kebijakan dan penguatan kolaborasi internasional ke negara-negara OECD dapat mencapai tujuan berikut : 1. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik tentang perencanaan, pelaksanaan dan standardisasi pendidikan pada level sekolah menengah. 2. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik mengenai kebijakan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada level sekolah menengah di negara-negara OECD. 3. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik tentang kebijakan peningkatan kolaborasi internasional sekolah pada negara-negara OECD. 4. Terhimpunnya informasi dan gambaran empirik tentang pengelolaan kebijakan dalam menghadapi masalah karagaman mutu sekolah. 5. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan sekolah pada negara-negara OECD. 6. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik mengenai kebijakan sekolah dalam meningkatkan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada negara-negara OECD. 7. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik mengenai kebijakan sekolah dalam mengembangkan kegiatan kolaborasi internasional melalui hubungan sister school. [Proposal Studi Banding] Page 4

8. Terhimpunnya informasi dan deskripsi empirik mengenai kebijakan sekolah melakukan perbaikan mutu apabila terdapat komponen yang tidak memenuhi standar. E. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan meliputi empat aspek utama, yaitu : 1. Perencanaan, pelaksanaan, dan pada level manajemen 2. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi standar mutu pendidikan pada level sekolah. 3. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi standar mutu pendidik dan tenaga kependidikan. 4. Perencanaan, pelaksanaan, dan dalam mengembangkan hubungan sister school pada level manajemen. 5. Perencanaan, pelaksanaan, dan dalam mengembangkan hubungan sister school pada level sekolah. 6. Kebijakan manajemen dalam menghadapi masalah keragaman mutu sekolah. 7. Kebijakan sekolah dalam menghadapi kasus jika terdapat komponen yang tidak memenuhi kriteria. 8. Pengembangan model penerapan strategi implementasi standar nasional pendidikan dan penguatan kolaborasi internasional SMA Rintisan Bertaraf Internasional melalui kegiatan sister school. F. Indikator Kinerja Tim memperoleh informasi dan tersusunnya deskripsi empirik sebagai dasar untuk menyusun strategi lanjut dalam rangka meningkatkan kinerja pengembangan program rintisan SMA bertaraf internasional dalam mengimplementasikan standar nasional pendidikan serta menguatkan kolaborasi internasional melalui kerja sama sister school pada level nasional dan internasional dengan target kinerja seperti di bawah ini. Terhimpunnya informasi dalam bentuk laporan kegiatan yang memenuhi kriteria berikut : a. Mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan dan standardisasi mutu pendidikan pada level sekolah menengah. Laporan harus disusun secara sistematik meliputi bagaimana pengelolaan kebijakan pada level manajemen dan bagaimana kebijakan itu dilaksanakan pada [Proposal Studi Banding] Page 5

tingkat sekolah. Isu perencanaan, implementasi, dan meliputi masalah berikut: 1) Masalah kebijakan apa yang dihadapi oleh negara lain dalam peningkatan mutu dalam standardisasi pendidikan? 2) Apa yang pemerintah lakukan? 3) Masalah utama apa yang sekolah hadapi dalam memenuhi standar mutu? 4) Bagaimana strategi sekolah untuk meraih keunggulan dalam menerapkan standar? 5) Kewenangan apa saja yang sekolah miliki dalam meningkatkan keunggulannya? 6) Bagaimana sekolah mengorganisasikan sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan harapannya? 7) Sumber daya apa yang sekolah miliki? 8) Siapa yang mengendalikan mutu di sekolah? 9) Bagaimana caranya? 10) Bagaimana kebijakan dievaluasi? b. Mendeskripsikan kebijakan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada level sekolah menengah pada negara-negara OECD meliputi : 1) Masalah utama apa yang dihadapi oleh pemerintah dalam menerapkan standar pendidik dan tenaga kependidikan? 2) Bagaimana standar pendidik dan tenaga kependidikan ditetapkan pada tingkat manajemen? 3) Strategi seperti apa yang perlu dilakukan pemerintah agar sekolah menerapkan standar pendidik dan tenaga kependidikan? 4) Bagaimana sekolah menetapkan standar pendidik dan tenaga kependidikan? 5) Kewenangan seperti apa yang sekolah miliki dalam meningkatkan keunggulan pendidikan dan tenaga kependidikannya? 6) Sumber daya apa yang sekolah miliki? 7) Adakah sekolah yang tidak dapat memenuhi standar? [Proposal Studi Banding] Page 6

8) Siapa yang mengendalikan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah? 9) Bagaimana caranya? 10) Bagaimana kebijakan dievaluasi? c. Mendeskripsikan kebijakan sekolah dalam meningkatkan kolaborasi internasional pada negara-negara OECD : 1) Masalah utama apa yang dihadapi oleh pemerintah untuk meningkatkan daya kolaborasi sekolah dalam mengembangkan kegiatan sister school? 2) Bagaimana manajemen merumuskan kebijakan meningkatkan daya kolaborasi sekolah dalam mengembangkan kegiatan sister school? 3) Strategi apa yang dilaksanakan pemerintah dalam meningkatkan daya kolaborasi sekolah pada level internasional? 4) Bagaimana sekolah merencanakan, melaksanakan kegiatan sister school? 5) Sekolah atau lembaga mana yang menjadi mitra kerja sama? 6) Kegiatan seperti apa yang dilaksanakan sekolah dalam kegiatan sister school? 7) Bagaimana sekolah melakukan evaluasi kegiatan? 8) Siapa yang mengawasi kegiatan kerja sama? d. Mendeskripsikan pengelolaan kebijakan dalam menghadapi keragaman mutu sekolah. 1) Apakah manajemen memiliki masalah dalam meminimalkan kesenjangan mutu antar sekolah? 2) Bagaimana manajemen menetapkan kebijakan dalam menghadapi masalah keragaman mutu sekolah? 3) Strategi apa yang dilakukan pemerintah agar sekolah dapat mencapai standar? 4) Adakah sekolah yang tidak dapat memenuhi standar? 5) Bagaimana sekolah menetapkan kebijakannya jika terdapat komponen yang tidak memenuhi standar? 6) Kewenangan seperti apa yang sekolah miliki dalam memperbaiki standar yang underperformance? [Proposal Studi Banding] Page 7

7) Bagaimana sekolah meningkatkan penjaminan kompetensi guru kelompok high performance? 8) Sumber daya apa yang digunakan sekolah? 9) Siapa yang menilai bahwa sekolah berada pada kondisi underperformance? 10) Bagaimana caranya? e. Disain piloting implementasi kebijakan dalam peningkatan kolaborasi antar sekolah antar negara. Ada pun produk kegiatan meliputi dua komponen berikut : 1) Model implementasi kebijakan dalam meningkatkan efektivitas program pembinaan SMA RSBI dalam menerapkan standar nasional pendidikan bertaraf internasonal? 2) Model implemetasi kebijakan menguatkan daya kolaborasi sekolah pada level internasional melalui kegiatan sister school. G. Jadwal Kegiatan Perencanaan Kegiatan Perencanaan meliputi kegiatan sebagai berikut: No. Kegiatan Jadwal Pelaksana 1. Penyusunan TOR 2. Penunjukkan peserta 4. Pengajuan ijin internal (paspor,visa,dll) 4. Pemenuhan syarat administrasi (hubungi KLN) 5. Koordinasi awal dengan konsulat pendidikan 5. Pengajuan permohonan kunjungan ke perwakilan negara tujuan 5. Koordinasi dengan pihak konsulat pendidikan Indonesia [Proposal Studi Banding] Page 8

6. Pembuatan video profil pendidikan R-SMA-BI dalam melaksanakan pembaharuan mutu pada 8 standar nasional pendidikan 6. Penyusunan dan penggandaan perangkat observasi 7. Penentuan tim dan jadwal ke keberangkatan 8. Coaching 9. Pertemuan akhir dalam menyiapkan perangkat studi Pelaksanaan Kegiatan Kunjungan Kunjungan dilakukan ke tiga negara meliputi : 1. Amerika Serikat No. Kegiatan 1. Pertemuan dengan Konsulat 2. Observasi tentang perencanaan, pelaksanaan, dan standardisasi mutu dan penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional 3. Observasi tentang perencanaan, pelaksanaan, dan standardisasi mutu dan Hari/ Tanggal Sasaran Kunjungan Konsulat Pendidikan RI Education Affairs level state Education Affairs level distric Alamat Tujuan [Proposal Studi Banding] Page 9

penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional 4. Observasi dan studi High pada pengendali mutu performance dalam perencanaan, school implementasi, dan Underperfor- mance mutu school. 5. Observasi dan studi Sister school pada pengendali mutu administrator dalam perencanaan, (Sekolah implementasi, dan penyelenggara sister school) pengembangan kegiatan kolaborasi pada level internasional pada tingkat sekolah 6. Menjajaki kemungkinan Sister school melakukan kerja sama administrator dalam perluasan dan (Sekolah penguatan sister penyelenggara school antar negara sister school) dengan SMA RSBI 7. Pertemuan akhir dengan konsulat 2. Inggris No. Kegiatan 1. Pertemuan dengan Hari/ Tanggal Sasaran Kunjungan Konsulat Alamat Tujuan Konsulat Pendidikan RI 2. Observasi tentang Education perencanaan, Affairs level [Proposal Studi Banding] Page 10

pelaksanaan, dan standardisasi mutu dan penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional 3. Observasi tentang perencanaan, pelaksanaan, dan standardisasi mutu dan penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional 4. Observasi dan studi pada pengendali mutu dalam perencanaan, implementasi, dan mutu 5. Observasi dan studi pada pengendali mutu dalam perencanaan, implementasi, dan pengembangan kegiatan kolaborasi pada level internasional pada tingkat sekolah 6. Menjajaki kemungkinan state Education Affairs level distric High performance school Underperfor - mance school. Sister school administrator (Sekolah penyelenggara sister school) Sister school administrator [Proposal Studi Banding] Page 11

melakukan kerja sama (Sekolah dalam perluasan dan penyelenggara penguatan sister sister school) school antar negara dengan SMA RSBI. 7. Pertemuan akhir dengan Konsulat 3. Australia No. Kegiatan 1. Pertemuan dengan Hari/ Tanggal Sasaran Kunjungan Konsulat Alamat Tujuan Konsulat Pendidikan RI 2. Observasi tentang Education perencanaan, Affairs level pelaksanaan, dan state standardisasi mutu dan penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional 3. Observasi tentang Education perencanaan, Affairs level pelaksanaan, dan distric standardisasi mutu dan penguatan kolaborasi sekolah pada level internasional 4. Observasi dan studi High pada pengendali mutu performance dalam perencanaan, school implementasi, dan Underperfor- mance [Proposal Studi Banding] Page 12

mutu school. Pelaporan Kegiatan No. Kegiatan Jadwal Pelaksana 1. Pengumpulan data 2. Penyusunan laporan : a. Penyusunan informasi dan data b. Pengembangan strategi peningkatan mutu dalam penerapan standar nasional pendidikan di negara tujuan c. Pengembangan konsep model peningkatan kolaborasi sekolah bertaraf internasional d. Penyusunan Rekomendasi implementasi kebijakan 4. Tindak lanjut H. Peserta Kegiatan Studi 1. Pembina tim pengembang R-SMA-BI 2. Anggota tim pengembang R-SMA-BI 3. Fasilitator Direktorat PSMA pengembang R-SMA-BI I. Kriteria Peserta 1. Pendidikan minimal S1 2. Menguasi bahasa Inggris 3. Sehat jasmani [Proposal Studi Banding] Page 13

4. Lulus test yang diselenggarakan oleh Direktorat P-SMA c.q Subdit Kelembagaan J. Perangkat Pelaksanaan Kegiatan 1. Perijinan 2. Leaflet tentang dokumen kebijakan mutu Indonesia 3. Dokumen tentang standar nasional pedidikan 4. Profil program R-SMA-BI (dikemas dalam bentuk video) 5. Instrumen pelaksanaan observasi 6. Instrumen evaluasi keterlaksanaan kegiatan 7. Kamera 8. Recorder 9. Cindramata 10. Lembar catatan analisis hasil observasi dan studi penguatan sister school K. Laporan Kegiatan a. Kerangka Laporan 1. Latar Belakang 2. Tujuan observasi dan studi tentang penguatan sister school 3. Target kegaitan 4. Indikator Kinerja 5. Laporan kegiatan: Laporan kegian memuat berbagai informasi dan deskripsi empirik mengenai : I. Masalah Kebijakan 1) Masalah kebijakan, perencanaan, implementasi, dan pada manajemen level state pada tiap negara. 2) Masalah kebijakan, perencanaan, implementasi, dan pada manajemen level distric pada tiap negara. 3) Masalah kebijakan, perencanaan, implementasi, tentang pengembangan kolaborasi sekolah bertaraf internasional pada level manajemen. 4) Masalah kebijakan, perencanaan, implementasi, tentang pengembangan kolaborasi sekolah bertaraf internasional pada level sekolah. [Proposal Studi Banding] Page 14

5) Masalah utama kebijakan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada tingkat nasional, state dan distrik. II. Strategi Implementasi Kebijakan Strategi yang diterapkan dalam meningkatkan penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 1) Pada level pemerintah 2) Pada level distric 3) Pada level sekolah III. Strategi Implementasi Kebijakan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Strategi dalam meningkatkan kompetensi (pengetahuan dan keterampilan) pendidik-tenaga kependidikan under performance dan high performance. IV. Kolaborasi Internasional dan Sister School Pengembangan kolaborasi internasional melalui hubungan sister school dalam meningkatkan penjaminan keunggulan mutu sekolah. 1) Proses penetapan kebijakan dalam meningkatkan kerja sama sistem sekolah 2) Kebijakan tentang peningkatan kerja sama sister school 3) Kewenangan sekolah dalam membangun peluang untuk mengembangkan kerja sama 4) Standar dalam kerja sama 5) Hal yang sekolah sepakati dalam kegiatan kerja sama 6) Keuntungan yang sekolah dapatkan dari kegiatan kerja sama sister schools 7) Pengawas pelaksanaan kerja sama 8) Peluang kerja sama dengan sekolah dari Indonesia V. Model dan Piloting Hasil dari studi kebijakan dan penguatan kolaborasi internasional diharapkan dapat menghasilkan piloting dalam meningkatkan efektivitas penerapan standar nasional pendidikan melalui kegiatan : [Proposal Studi Banding] Page 15

1) Model implementasi kebijakan dalam meningkatkan efektivitas program pembinaan SMA RSBI dalam menerapkan standar nasional pendidikan bertaraf internasonal. 2) Model implementasi kebijakan menguatkan daya kolaborasi sekolah pada level internasional melalui kegiatan sister school. L. Sumber Biaya Studi kebijakan dan penguatan kolaborasi internasional ini dibiayai dari sumber dana APBN tahun anggaran 2009. M. Tindak Lanjut Kegiatan Data yang terhimpun dari kegiatan studi kebijakan dari ketiga negara selanjutnya diolah, dianalisis, dan disimpulkan sebagai dasar untuk mengembangkan kebijakan pembinaan sekolah rintisan bertaraf internasnasional menjadi sekolah bertaraf nasional. [Proposal Studi Banding] Page 16