SIMULASI PENDISTRIBUSIAN AIR MINUM PADA SUMBER AIR GUA SEROPAN KABUPATEN GUNUNG KIDUL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA PAKUURE TINANIAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KECAMATAN POSO KOTA SULAWESI TENGAH

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

Oleh : Made Bayu Yudha Prawira ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Hari Wiko Indarjanto, M.Eng

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PINARAS

4.1. PENGUMPULAN DATA

BAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap instalasi pengolahan air tersebut memiliki zona distribusi pengairannya masing-masing, yaitu:

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALTERNATIF PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA SEA KOTA MANADO

ANALISIS SISTEM JARINGAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU KECAMATAN BUNGA RAYA KABUPATEN SIAK Zara Suriza 1), Manyuk Fauzi 2), Siswanto 2)

BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

BAB I PENDAHULUAN...1

INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017

Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JARINGAN PIPA UTAMA PDAM KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh adanya air yang tidak merata di bumi (BBC Science & Nature

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

1.1 Latar Belakang 1

PENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN BATU PUTIH BAWAH KECAMATAN RANOWULU-BITUNG

PERENCANAAN PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TANJUNGPANADN KEBUPATEN BELITUNG

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

BAB III. METODE PENELITIAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota Malang merupakan salah

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

Pendahuluan. Peningkatan jumlah penduduk Kebutuhan akan air bersih Kondisi IPAM yang kurang ideal Evaluasi IPAM

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. Energi memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia saat ini. Bagi bangsa Indonesia pemenuhan kebutuhan energi diperlukan bagi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Manembo Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa

ANALISA PIPA JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KABUPATEN MAROS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

BAB V ANALISIS MODEL HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

ANALISA SISTEM PEMIPAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN DAN KEBUTUHANNYA PADA TAHUN 2064 TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GURABUNGA KOTA TIDORE KEPULAUAN

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Perencanaan Pengembangan Sistem Distribusi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur

BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

BAB III METODOLOGI PENGERJAAN

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PDAM KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN GUNA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH MASYARAKAT KOTA SO E

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT.Chevron Pacific Indonesia (PT. CPI) merupakan perusahaan minyak

BAB I PENDAHULUAN I-1

KAJIAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH SUB SISTEM BRIBIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

EVALUASI DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA MOJOKERTO

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DI KECAMATAN TANGGULANGIN, KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMUR

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

ANALISIS HIDROLIKA SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM DI KOMPLEK PERUMAHAN P.T. PUSRI PALEMBANG MENGGUNAKAN EPANET 2.0

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA INDUK AIR BERSIH PDAM WILAYAH SOREANG DENGAN PROGRAM EPANET

Analisis Penyediaan Air Bersih Di Universitas Khairun Dengan Sistem Pompa Transmisi

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA WUWUK BARAT, KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

STRATEGI PELAYANAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH STUDI KASUS KOTA DUMAI

SUMBER AIR BAKU. Kapasitas Kapasitas Tahun Pembuatan. Kondisi (l/det) (l/det)

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMENUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KENDAL

Penyediaan Air Minum di Dalam Gedung 1

TATA CARA PERENCANAAN

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Taratara Kecamatan Tomohon Barat

RESERVOAR SLIDE 06 TPAM. Yuniati, PhD

PERMASALAHAN ALIRAN AIR

pekerjaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya pekerjaan, sehingga

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

ABSTRAK. : SPAM Kampus, Sistem Pengaliran Kombinasi, Pompa, Menara Reservoir, WaterNet

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT

Gambar 4. Keadaan sebelum dan sesudah adanya pengairan dari PATM

BAB V PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN DI PERMUKAAN UNTUK PENGANGKATAN AIR DARI SUNGAI BAWAH TANAH GUA PULEJAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB VII PERHITUNGAN STRUKTUR DAN JARINGAN TRANSMISI

TPAM SLIDE 7 SISTEM DISTRIBUSI. Prepared by Yuniati, PhD

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA

STUDI EVALUASI DAN PENGEMBANGAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PDAM KOTA MALANG PADA KECAMATAN KEDUNGKANDANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia, hewan, dan tumbuhan. Tanpa adanya air, maka kita sulit

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi

EVALUASI PENGALIRAN AIR PADA JARINGAN PIPA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) KOTA MENGWI KABUPATEN BADUNG

SIMULASI PIPA TRANSMISI AIR BAKU DARI SUMBER AIR SUNGAI JURONG 2 KE PDAM TIRTA DHARMA DURI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

EVALUASI KAPASITAS PDAM MATARAM DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA MATARAM SAMPAI TAHUN 2028

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

PRADESAIN PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN POMPA TENAGA ANGIN DI WILAYAH GRIGAK, GUNUNG KIDUL. Laporan Tugas Akhir

Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum Kota Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN. tinggalnya di daerah perbukitan dan memiliki lokasi mata air di bawah tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

Transkripsi:

SIMULASI PENDISTRIBUSIAN AIR MINUM PADA SUMBER AIR GUA SEROPAN KABUPATEN GUNUNG KIDUL Diyanti Teknik Sipil Universitas Gunadarma Diyantianti@yahoo.com ABSTRAK Kabupaten Gunung Kidul adalah salah satu wilayah yang mempunyai potensi air berlimpah tapi penduduk kekurangan air. Karena sebagian besar kondisi alamnya merupakan pegunungan kapur, maka digunakan teknologi untuk memperoleh air. Tujuan dari penulisan ini adalah adalah membuat simulasi jam pendistribusian air yang efektif khusus untuk kecamatan Ngawen dengan bantuan program Epanet 2.0, sehingga diperoleh waktu pendistribusian sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan waktu distribusi dilihat dari kebiasaan masyarakat mengkonsumsi atau menggunakan air dalam aktifitas sehari-harinya. Metode yang digunakan pada penulisan ini yaitu deskripsi komperatif yaitu mejelaskan pengaturan pendistribusian air yang terdapat di Kecamatan Ngawen dibandingkan dengan pengaturan simulasi dengan bantuan program Epanet 2.0, sehingga diperoleh simulasi pendistribusian yang efektif. Berdasarkan hasil analisa jaringan air minum kecamatan Ngawen untuk waktu pelayanan kondisi eksisting 12 jam selalu terjadi kekurangan. Sedangkan hasil simulasi jam pendistribusian kecamatan Ngawen untuk waktu distribusi 24 jam masih terjadik kekurangan. Dari hal tersebut diatas perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang masalah yang menyebabkan jaringan air minum di kecamatan Ngawen sering terjadi kekurangan. Kata kunci: simulasi, distribusi air minum, deskripsi komperatif, Epanet 2.0 PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Gunung Kidul adalah salah satu wilayah yang mempunyai potensi air berlimpah tapi penduduk kekurangan air. Potensi air yang ada di kabupaten Gunung Kidul adalah air bawah tanah dengan debit air sebesar 800 liter/detik, karena sebagian besar kondisi alamnya merupakan pegunungan kapur, maka digunakan teknologi untuk memperoleh air. Di daerah tersebut juga sudah terdapat sistem penyediaan air dengan cara pemompaan untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi, sedangkan untuk tempat yang lebih rendah dari sumber mata air tersebut maka digunakan sistem gravitasi, (PDAM Gunung Kidul, 2005) Salah satu pendayagunaan sumber daya air dalam memenuhi kebutuhan air baku tidak terlepas dari pengelolaan sumber daya air secara keseluruhan yang diselenggarakan secara terpadu dan adil, baik antar sektor, antar wilayah, maupun antar kelompok masyarakat dengan mendorong pola kerjasama yang berkelanjutan berbasis pada pembangunan komunitas, (UU Sumber daya air No. 7, 2004). Kondisi prasarana yang ada masih bisa digunakan, tapi kurang adanya perawatan secara periodik maka sering terjadi pendistribusian yang tidak lancara. Sedangkan jam operasi pompa untuk pelayanan pendistribusian di lokasi penelitian saat ini yaitu di sumber air, Kecamatan Ponjong, Karangmojo, dan Ds, Mijahan (Kec. Wonosari) D34

selama 24 jam, sedangkan di Kecamatan Semanu selama 17 jam. Kecamatan Ngawen dan Semin jam operasi pompa selama 12 jam, tapi ada beberapa desa yang tidak mendapatkan pelayanan air minum dikarenakan adanya kerusakan pompa di reservoar jatiayu, hal ini sudah berjalan 6 (enam bulan) sehingga penduduk tersebut hanya mengandalkan air dari mobil tangki PDAM dan Swasta, (PDAM Gunung Kidul, 2005). Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah adalah membuat simulasi jam pendistribusian air yang efektif khusus untuk kecamatan Ngawen dengan bantuan program Epanet 2.0, sehingga diperoleh waktu pendistribusian sesuai dengan kebutuhan pelanggan dengan waktu distribusi dilihat dari kebiasaan masyarakat mengkonsumsi atau menggunakan air dalam aktifitas sehariharinya. meliputi pipa, sambungan pipa (node), pompa, valve, dan sarana tangki ataupun reservoar. Dalam program Epanet ini, bagian-bagian yang dapat dilakukan analisa antara lain, aliran air dalam masing-masing pipa, tekanan pada setiap node, ketinggian air pada setiap tangki, dan kosentrasi spesies kimia yang melalui jaringan tersebut sepanjang waktu dari simulasi periode tekanan dalam langkah-langkah multipel waktu. Dalam bagian spesies kimia, umur air dan sumber air dapat juga disimulasikan. METODOLOGI Lokasi pendistribusian jaringan air minum dengan sumber air yang digunakan yaitu air bawah tanah pada gua yang bernama Seropan. Untuk daerah pendistribusian yaitu Kecamatan Semin, Semanu, Karangmojo, Ngawen, Ponjong, dan Kelurahan Mijahan dengan Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta. Metode yang digunakan pada penulisan ini yaitu deskripsi komperatif yaitu mejelaskan pengaturan pendistribusian air yang terdapat di Kecamatan Ngawen dibandingkan dengan pengaturan simulasi dengan bantuan program Epanet 2.0, sehingga diperoleh simulasi pendistribusian yang efektif. Epanet 2.0 adalah suatu program komputer yang menampilkan jarak periode simulasi hidrolik dan sistem kualitas air dengan adanya tekanan dalam jaringan pipa. Jaringan tersebut Gambar 1. Flowchart langkah-langkah penyelesaian masalah (Sumber: PDAM Gunung Kidul, 2005) HASIL DAN PEMBAHASAN Kebutuhan Air Baku Untuk Lokasi Penelitian Kebutuhan air minum di daerah pedesaan kurang lebih hanya 30 lt/hari. Kebutuhan tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan minum, memasak, dan sanitasi. Daerah pelayanan air baku dari sumber Seropan juga memiliki karakteristik yang sama dalam kebutuhan air baku masyarakat pedesaan lainnya. Berdasarkan kondisi sulitnya mendapatkan air baku, masyarakat berharap untuk mendapatkan pasokan air bersih untuk keperluan sehari-hari dari D35

PDAM. Detail kebutuhan air dapat dilihat pada tabel berikut ini. Daerah Pelayanan Tabel 2 Dimensi Pipa Transmisi Kebutuhan air (m 3 /hari) 2001 2002 2003 2004 Karangmojo 19,58 19,60 19,64 19,65 Ponjong 19,36 19,43 19,50 19,56 Ngawen 12,27 12,33 12,39 12,45 Semanu 20,05 20,05 20,15 20,22 Ds Mijahan (Wonosa ri) 3,54 3,56 3,58 3,60 Semin 19,07 19,08 19,08 19,06 Total kebutuhan 93,87 94,05 94,33 94,55 Dimensi Prasarana yang Digunakan Prasarana yang digunakan pada pendistribusian jaringan air minum yaitu diantaranya pipa transmisi dan distribusi, bak penampungan, reservoir, pompa,dan katup. Dibawah ini dimensi dari masing -masing prasarana Jenis Diameter (inchi) Pipa A 3 Pipa B 2 Pipa C 1 Pipa D 1,5 Sumber: PDAM Gunung Kidul, 2005 Tabel 4. Kapasitas Bak Penampungan dan Reservoar Sektor Pelayanan Nama Reservoir Nam a Bak Ju m Kap asita Lok asi Sumber air- Reservoir 2 500 Selu ruh sekt BP resevoir- BP 1 150 R BP. BP Bedoyo 1 100 Gombang- R 1 150 reservoir- Kweni- Jatiayu- N R i BP. Ponjong 1 150 2 500 Ponjong Kweni Jatiayu 2 500 Keca ma tan Ponj Keca ma tan Ponj ong bagi an Bara t Kete rang an Dari selata n ke arah Dari selata n ke arah utara Tabel 3. Dimensi Pipa Distribusi Lokasi Diameter (mm) Panjang Pipa (m) Sumber-RO Seropan (1) 200 352 Sumber-RO Seropan (2) 200 352 R0- Seropan (2)-Gombang 150 2.800 Gombang-Ngrombo 150 400 reservoir- Ngawen Jurangjer Tambakre 1 250 Ngrombo-Pokcucak 250 3.300 Pokcucak-Bedoyo 200 2.700 Bedoyo-Kenteng 200 3.800 R0 Seropan (1)- titik mijahan dan tambak rejo 250 3.500 Titik mijahan dan tambak rejo-tambak rejo 250 5.872 Titik mijahan dan Tambak rejo-mijahan 250 4.000 reservoir- Mijahan Mani reservoir- Gunung Sumber: PDAM Gunung Kidul, 2005 R0 Seropan- Kweni 350 4.886 Kweni- Jatiayu 300 16.214 Jatiayu- Ngawen 250 6.492 Ngawen-Jurangjero 250 400 R0 Seropan- Gunung Krambi 350 4.158 R0 seropan-bak penampungan Ponjong 350 6.984 Bak penampungan Ponjong- Ponjong 250 407 D36

Lokasi Tabel 5. Kapasitas dan Head Pompa Pompa Merk Jenis Kw Head (meter) Kapasitas (lt/det) R0 Seropan Grundfos Submersible 5x75 120 35 Grundfos Submersible 55 120 25 BP. Ngrombo Grundfos Centrifgal 2x45 50 25 BP. Gombang Grundfos Submersible 2x55 50 40 BP. Bedoyo Grundfos Submersible 2x18,5 84 17 BP. Ponjong Grundfos Submersible 30 60 30 Grundfos Submersible 30 60 30 Jatiayu Grundfos Submersible 2x22 30 30 Sumber, PDAM Gunung Kidul,2005 Perencanaan Jaringan Dengan Menggunakan Epanet 2.0 Perencanaan jaringan dengan menggunakan epanet 2.0 dimulai dengan membuat jaringan pendistribusian air terlebih dahulu. Untuk data data yang dimasukan diantaranya yaitu dimensi pipa, kapasitas reservoir, elevasi masingmasing reservoir, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Simulasi jam pendistribusian yang dilakukan yaitu bias dibaca untuk setiap reservoir masing-masing jaringan air minum yang dilayani. Dibawah ini hanya resevoar pada jaringan air minum yang ke Kecamatan Ngawen saja yang ditampilkan hal ini dikarenakan kecamatan tersebut sering terjadi kerusakan.start time untuk pendistribusian yaitu jam 05.00. Dibawah ini tabel simulasi jam pendistribusian 24 jam. Gambar 2 Hasil layout Epanet 2.0 Gambar 3 Kondisi eksisting jaringan D37

Tabel 6. Simulasi jam pendistribusian 24 jam untuk Kecamatan Ngawen No. Waktu Demand 24 jam Shortage pelayanan Kebutuhan Kebutuhan air Supply air (jam) per jam per detik per detik 1 0:00 11.5 107,136 (lit ) (lit 29.76 /d tik) 18.26 2 1:00 12.52 107,136 29.76 17.24 3 2:00 13.29 107,136 29.76 16.47 4 3:00 12.19 107,136 29.76 17.57 5 4:00 11.5 107,136 29.76 18.26 6 5:00 11.5 107,136 29.76 18.26 7 6:00 11.5 107,136 29.76 18.26 8 7:00 11.5 107,136 29.76 18.26 9 8:00 11.5 107,136 29.76 18.26 10 9:00 11.5 107,136 29.76 18.26 11 10:00 11.5 107,136 29.76 18.26 12 11:00 11.5 107,136 29.76 18.26 13 12:00 11.5 107,136 29.76 18.26 14 13:00 11.5 107,136 29.76 18.26 15 14:00 11.5 107,136 29.76 18.26 16 15:00 11.5 107,136 29.76 18.26 17 16:00 11.5 107,136 29.76 18.26 18 17:00 11.5 107,136 29.76 18.26 19 18:00 11.5 107,136 29.76 18.26 20 19:00 11.5 107,136 29.76 18.26 21 20:00 11.5 107,136 29.76 18.26 22 21:00 11.5 107,136 29.76 18.26 23 22:00 11.5 107,136 29.76 18.26 24 23:00 11.5 107,136 29.76 18.26 25 0:00 11.5 107,136 29.76 18.26 291.00 744.00 453.00 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa untuk jaringan air minum kecamatan Ngawen untuk waktu pelayanan kondisi eksisting 12 jam selalu terjadi kekurangan. Sedangkan hasil simulasi jam pendistribusian untuk kecamatan ngawen untuk waktu distribusi 24 jam saja masih terjadik kekurangan. Dari hal tersebut diatas perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang masalah yang menyebabkan jaringan air minum di kecamatan ngawen sering terjadi kekurangan. DAFTAR PUSTAKA [1] Departemen Pekerjaan Umum,10 Mei 2008, Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, www.pu.go.id. [2] Gupta S. Ram, 1989, Hydrology and Hydraulic Systems, New Jersey. [3] Lewis A. Rossman, 2000, Epanet 2: Users Manual, National Risk. D38