BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 05/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 01/P/BPH Migas/XII/2004 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 02/P/BPH Migas/XII/2004 TENTANG

2016, No MIGAS/Kom/2016 tanggal 26 September 2016 menyepakati untuk mengganti Peraturan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 12/P/BP

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 11/P/BPH Migas/I/2007 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 04 /P/BPH MIGAS/II/2005 TENTANG

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 09/P/BPH Migas/XII/2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Gas Bumi. Pipa. Transmisi. Badan Usaha. Wilayah Jaringan. Kegiatan.

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 10/P/BPH Migas/II/2006 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 03/P/BPH MIGAS/I/2005 TENTANG

MENTERI ENEREI BAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLlK INDONESIA

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 18/P/BPH Migas/V/2009 TENTANG

BADAN PENGATUR HIUR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HIUR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: 16/P/BPH MigasNII/2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945;

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLlK INDONESIA

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 15/P/BPH MigasNI1/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengatur

2017, No pada hari Selasa tanggal 22 Agustus 2017 sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Nomor 03/BA-Sid/BPH Migas/Kom/2017 tanggal 22 Agustu

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 07/P/BPH MIGAS/IX/2005 TENTANG

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengatur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 17/P/BPH Migas/VIII/2008 TENTANG

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

2017, No khususnya untuk sektor Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil; c. bahwa sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 34 ayat (2) dan ayat (3) Peratu

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 06/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG

BADAN PENGATURHILIRMINYAK DAN GAS BUM! PERATURAN BADAN PENGATURJ-IIL1RNiINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: 12/P/BPHMiga$/11/2008 TENTANG

2016, No Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga yang Dibangun oleh Pemerintah, Badan Usaha wajib mengusulkan harga jual Gas Bumi untuk Rumah Ta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar 1945;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tenta

2015, No d. bahwa telah dilaksanakan Sidang Komite pada hari Rabu tanggal 12 Agustus 2015 sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Nomor 26/BA-S

FUNGSI, TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB BPH MIGAS (SECARA UMUM)

2017, No Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga yang Dibangun oleh Pemerintah, Badan Usaha wajib mengusulkan harga jual Gas Bumi untuk Rumah Ta

FAKULTAS HUKUM, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 13/P/BPH MIGAS/IV/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PMK.02/2006 TENTANG

2014, No Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha

BPH MIGAS. Bahan Bakar Minyak. Tertentu. Jenis. Penyalur. Pendaftaran.

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak

MENlERl ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No d. bahwa Badan Pengatur telah melakukan evaluasi terhadap usulan harga jual gas PT Pertagas Niaga melalui Surat President Director Nom

2016, No c. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tenta

BERITA NEGARA. BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. BBM. Penyaluran. Sistem Teknologi Informasi.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Penyediaan. Pendistribusian. LPG.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi (L

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengingat ; 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KILANG MINYAK DI DALAM NEGERI

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN 56/PMK.02/2007 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No ) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Pe

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

2 Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga Yang Dibangun Oleh Pemerintah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2005 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN JENIS BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor: 0044 TAHUN 2005.

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADANPENGATURHILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: 14/P/BPH MigasllV/2008 TENTANG

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

I':IPH M'Gp...So BADAN PENGATUR HILIR MINY AK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2002 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

Transkripsi:

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 05/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG PEDOMAN LELANG RUAS TRANSMISI DAN WILAYAH JARINGAN DISTRIBUSI GAS BUMI KEPALA BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa dan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi, dianggap perlu menetapkan Pedoman Lelang Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi; b. bahwa Sidang Komite Badan Pengatur pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2005, telah menyepakati untuk menetapkan pedoman sebagaimana dimaksud dalam huruf a dalam suatu Peraturan Badan Pengatur. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3817); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4253); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4436); 6. Keputusan Presiden RI Nomor 86 Tahun 2002 tanggal 30 Desember 2002 tentang Pembentukan Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa; 7. Keputusan Presiden RI Nomor 53/M Tahun 2003 tanggal 8 April 2003; 1

8. Keputusan Kepala Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Nomor 04/Ka/BPH Migas/XII/2003 tanggal 19 Desember 2003 tentang Sebutan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi; 9. Peraturan Badan Pengatur Nomor 01/P/BPH Migas/XII/2004 tanggal 10 Desember 2004 tentang Pedoman Pemberian Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Pada Ruas Tertentu Pipa Transmisi Gas Bumi; 10. Peraturan Badan Pengatur Nomor 02/P/BPH Migas/XII/2004 tanggal 10 Desember 2004 tentang Pedoman Pemberian Hak Khusus Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa Wilayah Tertentu Jaringan Distribusi Gas Bumi; 11. Peraturan Badan Pengatur Nomor 04/P/BPH Migas/II/2005 tanggal 3 Februari 2005 tentang Pedoman Penetapan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PEDOMAN LELANG RUAS TRANSMISI DAN WILAYAH JARINGAN DISTRIBUSI GAS BUMI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan Pengatur ini yang dimaksud dengan : 1. Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas Bumi. 2. Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa adalah kegiatan usaha untuk menyalurkan Gas Bumi melalui pipa meliputi kegiatan transmisi, dan/atau transmisi dan distribusi melalui pipa penyalur dan peralatan yang dioperasikan dan/atau diusahakan sebagai suatu kesatuan sistem yang terintegrasi. 3. Ruas Transmisi adalah ruas tertentu dari Jaringan Pipa Transmisi Gas Bumi yang merupakan bagian dari Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional yang ditetapkan oleh Menteri. 4. Wilayah Jaringan Distribusi adalah wilayah tertentu dari Jaringan Distribusi Gas Bumi yang merupakan bagian dari Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional yang ditetapkan oleh Menteri. 5. Badan Usaha adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang menjalankan jenis usaha bersifat tetap terus menerus dan didirikan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku serta berkedudukan di dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2

6. Hak Khusus adalah hak yang diberikan Badan Pengatur kepada Badan Usaha untuk mengoperasikan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Ruas Transmisi dan/atau pada Wilayah Jaringan Distribusi berdasarkan lelang. 7. Lelang adalah cara penawaran Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi dalam rangka pemberian Hak Khusus kepada Badan Usaha. 8. Dokumen Lelang adalah dokumen yang memuat paket informasi dan tata cara pelelangan yang telah mendapat persetujuan dalam Sidang Komite yang disiapkan oleh Tim Persiapan Lelang. 9. Tim Persiapan Lelang adalah Tim yang dibentuk untuk mempersiapkan pelaksanakan lelang Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi. 10. Badan Pengatur adalah badan yang dibentuk untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi serta Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa pada Kegiatan Usaha Hilir. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Pedoman Lelang Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi ditetapkan dengan maksud agar penyelenggaraan lelang bagi Badan Usaha berlangsung secara wajar, sehat dan transparan. Pasal 3 Pedoman Lelang Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi ditetapkan dengan tujuan: a. Menarik minat Badan Usaha dan meningkatkan investasi dalam pembangunan Jaringan Pipa Transmisi dan Distribusi Gas Bumi; b. Meningkatkan pemanfaatan Gas Bumi dalam negeri. BAB III PENETAPAN RUAS TRANSMISI DAN WILAYAH JARINGAN DISTRIBUSI Pasal 4 Kepala Badan Pengatur menetapkan Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi yang merupakan bagian dari Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional untuk dilelang. Pasal 5 Penetapan Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan melalui Sidang Komite. 3

BAB IV PENAWARAN RUAS TRANSMISI DAN WILAYAH JARINGAN DISTRIBUSI Pasal 6 (1) Kepala Badan Pengatur menawarkan Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 untuk dilelang. (2) Lelang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan secara terbuka dan diumumkan melalui media cetak dan media elektronik. (3) Badan Pengatur dalam melaksanakan lelang Ruas Transmisi dan Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi membentuk Tim Persiapan Lelang. (4) Tim Persiapan Lelang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan Pengatur melalui Sidang Komite. (5) Untuk melaksanakan penawaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Badan Pengatur menyiapkan dan menerbitkan Dokumen Lelang. (6) Dokumen Lelang sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) memuat antara lain paket informasi, persyaratan lelang, jadwal lelang, dan lain-lain. BAB V PERSYARATAN LELANG Pasal 7 (1) Badan Usaha peserta lelang Ruas Transmisi harus memenuhi persyaratan : a. Memiliki Izin Usaha Pengangkutan; b. Menyampaikan Dokumen Penawaran. (2) Badan Usaha peserta lelang Wilayah Jaringan Distribusi harus memiliki Izin Usaha Pengangkutan atau Izin Usaha Niaga Gas Bumi dengan fasilitas, dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b. Pasal 8 Badan Usaha peserta lelang wajib mengambil Dokumen Lelang yang disiapkan oleh Badan Pengatur. Pasal 9 (1) Badan Usaha peserta lelang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 menyampaikan Dokumen Penawaran kepada Badan Pengatur. (2) Dokumen Penawaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas: a. Dokumen administrasi; b. Dokumen teknis dan keuangan. 4

Pasal 10 Dokumen administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a terdiri atas: a. Foto copy Izin Usaha Pengangkutan dan/atau Izin Usaha Niaga Gas Bumi dengan fasilitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (asli diperlihatkan); b. Profil perusahaan beserta data pendukungnya; c. Surat pernyataan tertulis bermeterai atas kesanggupan untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengatur; d. Surat pernyataan tertulis bermeterai atas kebenaran dokumen penawaran; e. Surat pernyataan tertulis bermeterai atas kesanggupan untuk melaksanakan pemanfaatan bersama fasilitas Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (open access); f. Jaminan kesungguhan penawaran yang dikeluarkan oleh Lembaga Keuangan dengan nilai minimum 0.1% dari nilai investasi. Pasal 11 Dokumen teknis dan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf b terdiri atas: a. Rencana jalur pipa yang meliputi Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi; b. Kapasitas pipa yang akan dioperasikan; c. Rancangan teknis dan kemampuan teknologi; d. Kondisi operasi yang akan diterapkan; e. Rencana pengelolaan lingkungan; f. Surat Pernyataan kesanggupan pendanaan dari Lembaga Keuangan; g. Analisis proyek berdasarkan kriteria penilaian investasi dan besaran tarif (toll fee) Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa yang diusulkan; h. Rencana kerja dan anggaran untuk pembangunan dan operasi selama umur proyek yang diuraikan setiap tahun; i. Tanda bukti Surat Setoran Pajak (SSP); j. Laporan Keuangan Perusahaan tahun terakhir yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Pasal 12 (1) Dokumen Penawaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) harus dilampirkan dalam Surat Penawaran yang ditandatangani di atas meterai oleh Direksi/Pimpinan Badan Usaha. (2) Surat Penawaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus: a. Disampaikan sesuai batas waktu yang telah ditentukan; b. Memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam dokumen lelang. 5

(3) Dalam hal Surat Penawaran dan Dokumen Penawaran yang disampaikan oleh Badan Usaha peserta lelang tidak memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) maka Badan Usaha peserta lelang tersebut dinyatakan gugur. BAB VI EVALUASI DOKUMEN PENAWARAN Pasal 13 (1) Tim Persiapan Lelang melaksanakan evaluasi Dokumen Penawaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) berdasarkan: a. Penilaian administrasi; b. Penilaian teknis; dan c. Penilaian keuangan. (2) Penilaian administrasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dilakukan atas Dokumen Administrasi. (3) Penilaian teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan dengan mempertimbangkan hal berikut: a. Rencana Jalur pipa; b. Kapasitas pipa yang akan dioperasikan; c. Rancangan teknis dan kemampuan teknologi; d. Kondisi operasi yang akan diterapkan; e. Rencana pengelolaan lingkungan. (4) Penilaian keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dilakukan terhadap: a. Kemampuan keuangan Badan Usaha peserta lelang untuk mendukung rencana kegiatan investasi dan operasi; b. Jaminan pendanaan dari Lembaga Keuangan; c. Analisis proyek berdasarkan kriteria penilaian investasi dan Tarif Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa yang diusulkan; d. Rencana kerja dan anggaran untuk pembangunan dan operasi selama umur proyek yang diuraikan setiap tahun. BAB VII PENETAPAN PEMENANG LELANG Pasal 14 (1) Tim Persiapan Lelang menyampaikan hasil evaluasi berdasarkan penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) kepada Kepala Badan Pengatur. (2) Kepala Badan Pengatur menyampaikan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada Anggota Komite yang selanjutnya mengadakan Sidang untuk memilih calon pemenang lelang. (3) Kepala Badan Pengatur menetapkan keputusan Sidang Komite sebagaimana dimaksud dalam ayat (2). (4) Kepala Badan Pengatur mengumumkan calon pemenang lelang. 6

Pasal 15 (1) Badan Usaha calon pemenang lelang wajib menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk memenuhi seluruh ketentuan yang terdapat dalam Dokumen Penawaran dalam batas waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak menerima pemberitahuan. (2) Badan Usaha calon pemenang lelang yang telah menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk memenuhi seluruh ketentuan yang terdapat dalam Dokumen Penawaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan sebagai pemenang lelang oleh Kepala Badan Pengatur. Pasal 16 (1) Badan Usaha calon pemenang lelang yang tidak menyampaikan surat kesanggupan dalam batas waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak menerima pemberitahuan atau mengundurkan diri, dinyatakan gugur sebagai calon pemenang lelang. (2) Badan Pengatur berhak mencairkan jaminan kesungguhan untuk disetorkan ke Kas Negara dari Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). (3) Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Kepala Badan Pengatur menyerahkan kepada Sidang Komite untuk menentukan calon pemenang lelang berikutnya. (4) Dalam hal Badan Usaha calon pemenang lelang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) tidak juga terpenuhi, maka Badan Pengatur akan melaksanakan lelang ulang. Pasal 17 Badan Usaha peserta lelang selain calon pemenang lelang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) berhak memperoleh kembali jaminan kesungguhan setelah pemenang lelang ditetapkan oleh Kepala Badan Pengatur. Pasal 18 Badan Usaha pemenang lelang berhak memperoleh Hak Khusus Ruas Transmisi dan/atau Wilayah Jaringan Distribusi Gas Bumi dari Badan Pengatur. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Peraturan Badan Pengatur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 15 Maret 2005. Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, Tubagus Haryono 7