BAB II LANDASAN TEORI. ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR HALAMAN PERSEMBAHAN DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KOMUNAL DESA KANIGORO KECAMATAN SAPTOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN PINARAS

STANDAR KEBUTUHAN AIR DAN KOMPONEN UNIT SPAM I PUTU GUSTAVE S. P., ST., M.ENG

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN SISTIM PELAYANAN AIR BERSIH

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RANOLAMBOT KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

PERENCANAAN JARINGAN AIR BERSIH DESA KIMA BAJO KECAMATAN WORI

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Sistem Kerja Pompa Torak Menggunakan Tenaga Angin. sebagai penggerak mekanik melalui unit transmisi mekanik.

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KAWASAN PERUMAHAN GRIYA PEMULA (WELONG ABADI) KECAMATAN PALDUA MANADO

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK ZONA PELAYANAN IPA PILOLODAA KOTA GORONTALO

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 SERI E.6 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PERENCANAAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH KELURAHAN SAMBALIUNG KECAMATAN SAMBALIUNG KABUPATEN BERAU ABSTRAK

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DESA LOBONG, DESA MUNTOI, DAN DESA INUAI KECAMATAN PASSI BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

DESAIN SISTEM JARINGAN DAN DISTRIBUSI AIR BERSIH PEDESAAN (STUDI KASUS DESA WAREMBUNGAN)

TEORI DAN KONSEP SISTEM PENYALURAN AIR MINUM

PERHITUNGAN DAYA POMPA SUPLAI AIR BERSIH, PERENCANAAN SEPTIK TANK DAN PERENCANAAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL

Kata Kunci : IPA Penet, Daerah Layanan, Jaringan Distribusi Utama, Suplesi dan software WaterNet

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KELURAHAN KAYAWU KOTA TOMOHON

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SULUUN SATU KECAMATAN SULUUN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA DUMOGA II KECAMATAN DUMOGA TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI iv. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR NOTASI... xiii

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA TANDENGAN, KECAMATAN ERIS, KABUPATEN MINAHASA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 TATA LETAK JARINGAN PIPA

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ARIF SETIAWAN NIM I PROGRAM STUDI DIII TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB V ANALISIS HASIL SIMULASI HIDROLIS JARINGAN DISTRIBUSI PDAM BADAKSINGA

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten

STUDI PENGEMBANGAN JARINGAN PIPA INDUK AIR BERSIH PDAM WILAYAH SOREANG DENGAN PROGRAM EPANET

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN LAHENDONG KECAMATAN TOMOHON SELATAN KOTA TOMOHON

Perencanaan Air Bersih

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA SOYOWAN KECAMATAN RATATOTOK KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN AIR BERSIH DI KELURAHAN GURABUNGA KOTA TIDORE KEPULAUAN

4.1. PENGUMPULAN DATA

INFOMATEK Volume 19 Nomor 2 Desember 2017

PENINGKATAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI KELURAHAN WOLOAN SATU UTARA KECAMATAN TOMOHON BARAT KOTA TOMOHON

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA BANGKALAN

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Manembo Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa

PENGARUH PENAMBAHAN DEBIT KEBUTUHAN PADA ZONA PELAYANAN AIR BERSIH DI PDAM TIRTA MEULABOH

Desain Rehabilitasi Air Baku Sungai Brang Dalap Di Kecamatan Alas 8.1. DATA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU LAPORAN AKHIR VIII - 1

ABSTRAK. : SPAM Kampus, Sistem Pengaliran Kombinasi, Pompa, Menara Reservoir, WaterNet

Instalasi hydrant kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui

ANALISA JARINGAN DISTRIBUSI AIR PDAM GIRI TIRTA SARI (STUDI KASUS PERUMAHAN GRIYA BULUSULUR PERMAI WONOGIRI)

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

EVALUASI DEBIT AIR DAN DIAMETER PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH DI PERUMAHAN KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN NELAYAN INDAH BELAWAN SEPTIAN PRATAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM KOTA MOJOKERTO

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

ANALISA POMPA AIR PADA GEDUNG BERTINGKAT

BAB VI PERHITUNGAN RINCI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Di Desa Taratara Kecamatan Tomohon Barat

GORONG-GORONG Anita Winarni Dwi Ratna Komala Novita Priatiningsih

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN PDAM KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN GUNA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH MASYARAKAT KOTA SO E

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

BAB V PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM

Rencana Distribusi dan Operasi Air Bersih dari Embung Kalisat Untuk Masyarakat Desa Kalisat Kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan

Peningkatan Pelayanan Penyediaan Air Minum Kota Blitar

TUGAS AKHIR ANALISA INSTALASI PEMIPAAN DAN PENGGUNAAN POMPA PADA GEDUNG ASRAMA HAJI DKI JAKARTA

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Manusia

ANALISA HIDROLIS SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DI DESA NOGOSARI PACITAN

Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih di PDAM Tirta Silau Piasa, Kisaran Barat, Asahan, Sumatra Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI PERENCANAAN PIPA TRANSMISI DALAM PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR UMBULAN UNTUK KOTA SURABAYA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

TPAM SLIDE 7 SISTEM DISTRIBUSI. Prepared by Yuniati, PhD

ANALISA KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN STABILITAS PIPA PDAM TIRTANADI SUNGGAL PADA KELURAHAN SUNGGAL KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Panduan Praktikum 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Klasisifikasi Aliran:

BAB III PENENTUAN KEBUTUHAN AIR MINUM

DARI EMBUNG GEMBRONG DI DESA JAPANAN, KECAMATAN MOJOWARNO, KABUPATEN JOMBANG FX. DIDIK HARIJANTO. CES NIP

PENGARUH DIAMETER PIPA KELUAR DAN DIMENSI BAK PENAMPUNG PADA ALIRAN AIR SISTEM VACUM ABSTRAK

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA PATOKAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

ALIRAN PADA PIPA. Oleh: Enung, ST.,M.Eng

pekerjaan yang sistematis mulai dari awal sampai selesainya pekerjaan, sehingga

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I RP JARINGAN AIR BERSIH

EVALUASI PEMANFAATAN SUMBER AIR DUSUN KARANGGENENG UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA (039A)

RESERVOAR SLIDE 06 TPAM. Yuniati, PhD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VII PERHITUNGAN RINCI PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH UTAMA KOTA NIAMEY

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI PDAM IKK DURENAN KABUPATEN TRENGGALEK

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MUNTE KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA

Transkripsi:

4 BAB II LANDASAN TEORI Penyediaan air bersih di Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang kemudian dapat berdampak pada perkembangan daerah atau kawasan tersebut. Untuk itu sasaran jangka pendek dari perencanaan ini adalah mengupayakan ketersediaan air dengan tingkat pemenuhan yang dapat ditelorir di daerah yang membutuhkan, yaitu dengan membuat atau mencari suatu sumber air. Untuk keperluan jangka panjang perencanaan detail desain dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh masyarakat terlayani secara optimal, baik untuk keperluan rumah tangga, fasilitas umum (MCK umum), perkantoran, sekolahan dan sarana ibadah. Kebutuhan air yang ideal dihitung dengan mempertimbangan life time dari banguan yang direncanakan. Berdasarkan data ini dapat dihitung tingkat pemenuhan yang ideal dan tingkat pemenuhan saat ini. Jika tingkat pemenuhannya sangat kecil, maka perlu segera direncanakan lagi penambahan sumur, jaringan pipa, bak reservoir dan bak distribusi..1. Analisis Kebutuhan Air Kebutuhan air pada tingkat minimal adalah berupa pemasangan kran umum, yang dapat melayani beberapa rumah tangga. Kebutuhan tersebut dapat diestimasi berdasarkan persamaan berikut : 4

5 V n = J P. S P... (.1) Vn = Kebutuhan air (liter/hari), J P S p = Jumlah pengguna (orang), = Satuan pemakaian (liter/orang/hari). Satuan pemakaian sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: kepadatan penduduk, kesejahteraan masyarakat, iklim, kebiasaan penduduk, usia penduduk dll. Dalam perencanaan ini digunakan standar dari Cipta Karya dimana kebutuhan air bersih untuk daerah pedesaan adalah 60 lt/orang/hari. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk kecamatan, kabupaten dan propinsi berdasarkan standar dari Cipta Karya adalah seperti terlihat pada Tabel.1. Kebutuhan lainnya yang perlu diperhitungkan adalah kebutuhan air untuk keperluan fasilitas umum (sarana ibadah dan kantor pemerintahan), kebocoran di jaringan pipa dan untuk ternak. Standar kebutuhan air yang digunakan menggunakan analisis kebutuhan air adalah Kriteria Penentuan Kebutuhan Air Domestik Perkotaan yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan Direktorat Jenderal Cipta Karya sebagaimana tabel berikut.

6 Tabel.1. Kriteria Penentuan Kebutuhan Air Domestik Perkotaan Jenjang Perkotaan No. Jenis Kebutuhan Kecamatan Propinsi Kabupaten (IKK) 1 Domestik 10 l/o/h 100 l/o/h 80 l/o/h Pelayanan Umum 35 % Domestik 5 % Domestik 10 % Domestik 3 Industri 5 % Domestik 0 % Domestik 0 % Domestik 4 Perdagangan 5 % Domestik 0 % Domestik 15 % Domestik 5 Kehilangan Air 15 % Domestik 15 % Domestik 10 % Domestik 6 Penggelontoran 40 % Domestik 35 % Domestik 30 % Domestik Sumber : Direktorat Teknik Penyehatan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Tahun 1988.1.1. Kebutuhan Air Kebutuhan air merupakan jumlah air yang diperlukan bagi kebutuhan per unit konsumsi, serta kehilangan air dan pertimbangan bagi kebutuhan air pemadam kebakaran. Kebutuhan air dibedakan menjadi : 1. Kebutuhan Domestik Kebutuhan dasar domestik ditentukan oleh adanya konsumen domestik yang berasal dari data penduduk, pola kebiasaan, dan tingkat hidup yang didukung adanya perkembangan sosial ekonomi yang memberikan kecenderungan peningkatan kebutuhan air.. Kebutuhan Non Domestik Kebutuhan non domestik ditentukan oleh adanya konsumen non domestik. Konsumen non domestik ini, meliputi fasilitas-fasilitas : - perkantoran, - tempat ibadah, - tempat pendidikan,

7 - kesehatan (puskesmas, rumah sakit), - komersial (pasar, toko, penginapan, gedung bioskop, tempat pariwisata), - industri. Untuk perkembangan kebutuhan dasar non domsetik perlu diketahui rancangan pengembangan aktivitasnya. Bila tidak ada rancangan pengembangan aktivitas yang dimaksud, maka konsumen non domestik dapat dihitung dengan mengikuti perkembangan kebutuhan dasar konsumen domestik pada satuan ekivalen penduduk. Pada perhitungan kebutuhan air didasarkan pada kebutuhan harian maksimum dan kebutuhan air jam maksimum, dengan referensi kebutuhan air rataratanya. 1. Kebutuhan Air Rata-rata Harian (Q rh ) Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan selama satu tahun dibagi dengan banyaknya hari dalam satu tahun (365 hari). 365 Q n n 1 Q rh 365... (.) Besarnya kebutuhan air rata-rata harian ini digunakan untuk perencanaan pada pembangunan instalasi pengolahan air bersih.. Kebutuhan Air Harian Maksimum (Q hm ) Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan terbesar pada hari tertentu dalam waktu satu tahun.

8 Q hm = F hm * Q rh... (.3) F hm 1 atau F hm = (115-10)%... (.4) 3. Kebutuhan air jam maksimum (Q jm ) Yaitu banyaknya air yang dibutuhkan terbesar pada jam tertentu pada kondisi kebutuhan air hari maksimum. Q jm = F hm * Q hm... (.5) F hm = 1,5-3,5... (.6) Besarnya kebutuhan air jam maksimum ini digunakan untuk menentukan dimensi pipa induk distribusi..1.. Proyeksi Penduduk Untuk mengetahui kebutuhan air pada tahun perencanaan, maka harus diketahui paling tidak perkiraan jumlah penduduk pada tahun tersebut, berdasarkan data yang ada pada tahun-tahun sebelumnya. Adapun metode proyeksi penduduk yang biasa digunakan ada beberapa macam, antara lain : 1. Metode Rata-rata Aritmatika Metode ini sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang selalu naik secara konstan. P n = P 0 + (r * n)... (.7) P 0 = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa), P n = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa), r = rata-rata pertambahan penduduk (jiwa/tahun), n = kurun waktu proyeksi (tahun).

9. Metode Regresi Linier Metode ini juga sesuai untuk daerah dengan perkembangan penduduk yang mempunyai kecenderungan garis linier meskipun perkembangan penduduk tidak selalu bertambah. P n = a + (b * n)... (.8) Pn = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa) n = kurun waktu proyeksi (tahun) P * X X * P * X a = ( jiwa )... (.9) N * X X N * P * X X * P b = ( jiwa )... (.10) N * X X 3. Metode Geometri Proyeksi dengan metode ini, menganggap bahwa perkembangan penduduk secara otomatis berganda, dengan pertambahan penduduk. Metode ini tidak memperhatikan adanya suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum. P n = P 0 * (1 + r) n... (.11) P n = jumlah penduduk pada tahun proyeksi (jiwa), P 0 = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa), r = rasio pertambahan penduduk / populasi (%), n = kurun waktu proyeksi (tahun).

10.. Sistem Distribusi Air Bersih..1. Sistem Pengaliran Air Bersih Untuk mendistribusikan air bersih pada dasarnya dapat dipakai salah satu sistem diantara tiga sistem pengairan yang ada, yaitu : 1. Sistem pengaliran secara gravitasi Sistem ini digunakan bila tinggi elevasi sumber air bersih atau pengolahan berada jauh di atas tinggi elevasi daerah pelayanan. Dan sistem ini dapat memberikan energi potensial yang cukup tinggi hingga pada daerah pelayanan terjauh. Sistem ini merupakan sistem yang paling memuaskan dan menguntungkan karena pengoperasian dan pemeliharaannya lebih mudah.. Sistem pengaliran dengan menggunakan pompa Sistem ini digunakan bila beda tinggi elevasi antara sumber air atau instalasi dengan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan air yang diinginkan/cukup, sehingga debit dan tekanan air yang diinginkan akan dipompa langsung ke jaringan pipa distribusi. 3. Sistem pengaliran kombinasi Sistem ini merupakan pengaliran dimana air bersih dari sumber air atau instalasi pengolahan akan dialirkan ke jaringan pipa distribusi dengan menggunakan pompa dan reservoir distribusi, baik dioperasikan secara bergantian atau bersama-sama.

11... Sistem Penyediaan Air Bersih Ada dua sistem distribusi air bersih yang akan disediakan melalui pipa induk, yaitu: 1. Sistem Kontinyu Pada sistem ini, air bersih yang ada akan disediakan dan didistribusikan kepada konsumen secara terus menerus selama 4 jam. Sistem ini biasanya akan diterapkan bila pada setiap waktu kuantitas air bersih yang ada dapat menyediakan seluruh kebutuhan konsumen di daerah pelayanan tersebut. Keuntungan sistem distribusi ini adalah : a. konsumen akan mendapatkan air bersih setiap saat, b. air bersih yang diambil dari titik pengambilan di dalam jaringan pipa distribusi selalu dalam keadaan segar. Kerugian sistem ini adalah: a. pemakaian air cenderung lebih besar, b. bila ada sedikit kebocoran, maka jumlah air yang terbuang besar.. Sistem Intermiten Pada sistem ini, air bersih yang ada akan disediakan dan didistribusikan kepada konsumen hanya selama beberapa jam dalam satu harinya, biasanya -4 jam pada pagi hari dan -4 jam pada sore hari. Sistem distribusi ini dipilih terutama bila kuantitas dan tekanan air yang cukup tidak tersedia dalam sistem. Keuntungan sistem ini : a. pemakaian cenderung lebih hemat, b. bila ada kebocoran, maka jumlah air yang terbuang relatif kecil.

1 Kerugian sistem ini : a. bila terjadi kebakaran pada saat jam tidak beroperasi, maka air untuk pemadam kebakaran tidak tersedia, b. setiap rumah perlu menyediakan tempat penyimpanan air yang cukup agar kebutuhan air sehari-hari dapat terpenuhi, c. dimensi pipa yang dipakai akan lebih besar, karena kebutuhan air yang akan disediakan dan didistribusikan dalam sehari hanya ditempuh dalam jangka waktu pendek. Dari kedua sistem distribusi ini, dapat disimpulkan bahwa sistem kontinyu merupakan sistem distribusi yang baik dan ideal...3. Sistem Jaringan Induk Ada dua sistem jaringan induk distribusi yang dipakai dalam pendistribusian air bersih, yaitu : 1. Sistem Cabang atau Branch (Dead End System) Sistem ini merupakan sistem jaringan perpipaan dimana pengaliran air hanya menuju ke satu arah saja dan terdapat titik akhir (dead end) yang merupakan ujung jaringan pipa. Keuntungan sistem ini adalah lebih sederhana dalam perhitungan dimensi pipa yang akan dipakai. Kerugiannya ialah : a. kemungkinan terjadinya penimbunan kotoran dan pengendapan di ujung pipa tidak dapat dihindari, sehingga diperlukan pembersihan yang intensif untuk mencegah timbulnya bau, b. bila terjadi pengrusakan, pengaliran air dibawahnya akan terhenti,

13 c. kemungkinan tekanan air yang diperlukan tidak cukup bila ada sambungan baru.. Sistem Melingkar atau Loop (Grid Iron) Pada sistem ini, jaringan pipa induk distribusi saling berhubungan satu sama lainnya membentuk lingkaran-lingkaran, sehingga pada pipa induk tidak terdapat titik mati (dead end). Keuntungan dari sistem ini : a. tidak terjadipenimbunan kotoran dan pengendapan, b. keseimbangan aliran air mudah dicapai. Kerugian sistem ini adalah : a. sistem perpipaannya rumit, b. perlengkapan pipa yang digunakan sangat banyak...4. Sistem Perpipaan Menurut penggunaannya macam-macam pipa yang dipergunakan dalam perencanaan sistem distribusi air bersih, sebagai berikut : 1. Pipa Primer atau Pipa Induk (Supply Main Pipe) Pipa primer adalah pipa yang berfungsi membawa air bersih dari instalasi pengolahan atau reservoir distribusi ke satu zona atau daerah pelayanan. Pipa primer ini memiliki diameter yang relatif besar.. Pipa Sekunder (Artikel Main Pipe) Pipa sekunder adalah pipa yang disambungkan langsung pada pipa primer dan mempunyai diameter yang sama atau kurang dengan diameter pipa primer.

14 3. Pipa Tersier atau pipa servis (Service Connection) Pipa tersier merupakan pipa yang dihubungkan langsung ke konsumen atau dapat disambungkan langsung pada pipa sekunder atau primer. Pipa tersier ini mempunyai diameter yang relatif kecil. Beberapa jenis pipa yang umum digunakan dalam pekerjaan sistem distribusi air bersih, antara lain : a. Cast Iron Pipe (CIP), b. Ductile Iron Pipe (DIP), c. Galvanized Iron Pipe (GIP), d. Asbes Cement Pipe (ACP), e. Polyvinyl Chloride (PVC), f. Polyethyelene (PE). Dalam merencanakan suatu sistem distribuasi air bersih, ada hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masalah perpipaan, yaitu : 1. Pemilihan bahan pipa Bahan pipa yang akan dipakai dan dipasang tergantung pada faktor-faktor: a. harga, b. tekanan air dalam system, c. korosifitas oleh air dan tanah, d. kondisi lapangan (beban lalu lintas, letak saluran air kotor dan kepadatan daerah perkotaan/pemukiman).

15. Kedalaman dan perletakan pipa Kedalaman atau penanaman pipa disesuaikan dengan kemiringan pipa yang didapat dari hitungan di bab iv pada kedalaman berbeda menurut ukuran pipa yang di dapat pada karakteristik tiap pipa...5. Tekanan Kerja Pipa Pada kenyataan, pipa yang ditanam di dalam tanah mengalami dua tekanan yang datang dari dalam pipa itu sendiri akibat fluida yang ada dalam pipa, dan tekanan lain yang berasal dari gaya berat pelindung dan beban lain yang melewati jalan dimana pipa tersebut ditanam. Tekanan karena fluida yang berada dalam pipa (dalam hal ini adalah air) yang paling berpengaruh adalah tekanan statisnya. Sedangkan tekanan dinamisnya sangat kecil, sehingga dapat diabaikan. Tekanan statis ini terjadi karena beda muka air antara dua titik yang ditinjau, yaitu muka air di reservoir dengan titik yang ditinjau, atau muka air tertinggi terhadap muka air terendah. Tekanan yang bekerja pada dinding yang berasal dari luar dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain : - berat beban di atas tanah, yaitu beban hidup dan beban mati (berat tanah sendiri), - homogenitas lapisan tanah/pasir pelapis, - konsentrasi tekanan pipa.

16 Pipa akan lebih mudah pecah bila pada dindingnya bekerja tanah yang terpusat (misalnya dengan adanya batu/benda keras lainnya disekitar dinding pipa)...6. Hidraulika Aliran dalam Pipa Suatu aliran dalam pipa (pipe flow) dapat terjadi jika terdapat beda tinggi energi (head). Persamaan energi antara dua penampang pipa dihitung berdasarkan persamaan berikut ini. Z A p A A V g h p Z B p B B V g` h f... (.1) Z A dan Z B = Elevasi titik A dan B terhadap datum, V A dan V B = Kecepatan rerata pada titik A dan B, p A p dan B = Tinggi tekanan di titik A dan B, hp hf = Tinggi tekanan energi yang diberikan oleh pompa, = Kehilangan tekanan akibat gesekan. Kehilangan tinggi tekanan (hf) dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach sebagai berikut: hf = f. L D. V. g... (.13) f = Koefisien kekasaran pipa yang dihitung dengan menggunakan grafik Moody.

17 Kehilangan tinggi tekanan yang diakibatkan oleh belokan maupun sambungan pipa dihitung berdasarkan persamaan berikut : v H = k. g... (.14) k = v = g = koefisien belokan/sambungan, kecepatan aliran dalam m / dt, gravitasi bumi dalam 9,81 m / dt. Secara empiris Hazen-William menyajikan suatu persamaan untuk menghitung kecepatan aliran dalam pipa, yaitu : V = 0,354.C H.I 0,54.D 0,63... (.15) I = kemiringan garis energi, C H = koefisien Hanzen-William, D = diameter pipa dalam meter ( m )

18 Tabel.. Nilai koefisien belokan atau sambungan Tipe sambungan Koefisien kehilangan energi (k) Lengkung - 90 o 0,4-45 o 0,3 -,5 o 0, Tebah - Pengaliran dalam pipa induk 0, - Pengaliran dalam pipa cabang 0,9 Stop kran - Terbuka penuh 0, Debit aliran yang mengalir dalam pipa dihitung dengan persamaan: Q = 1 / 4..D.v... (.16) D = diameter pipa dalam meter ( m ), v = kecepatan aliran m / dt....7. Percabangan Pipa Aliran air dari bak reservoir menuju beberapa bak distribusi merupakan suatu sistem percabangan pipa. Untuk itu kemana arah aliran sesungguhnya dan berapa debit yang mengalir di tiap pipa perlu dihitung. Perhitungan dengan menggunakan trial and error, yaitu dengan menganggap aliran terjadi pada suatu jalur tertentu, kemudian di cek kebenarannya, apabila ternyata tidak tepat, maka perlu dirubah lagi arahnya dan diameter dari pipa yang dipasang.

19..8. Alat Ukur Debit Alat ukur debit yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode manual. Alat ukur manual yang dipergunakan adalah jam, alat ukur/pengaris. Cara pengukuran yang dilakukan adalah : 1. Mengetahui volume bak yang akan diukur (panjang-lebar-tinggi),. Menghitung banyak waktu dalam detik untuk memenuhi volume atau dengan cara mengukur ketinggian air masuk (p x l x t) dibagi waktu, 3. Perhitungan dengan menggunakan rumus dasar : Debit aliran yang mengalir dalam pipa dihitung dengan persamaan : Q = V/ t... (.17) Q = Debit dalam l/dt, V = Volume yang akan diukur dalam m 3, t = Waktu dalam detik (dt).