Penyakit Jantung Koroner

dokumen-dokumen yang mirip
Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Penyakit Jantung Koroner

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

Gagal Ginjal Kronis. 1. Apa itu Gagal Ginjal Kronis?

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Demensia. DEMENTIA / Indonesian Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 1

Glaukoma. 1. Apa itu Glaukoma?

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI]

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

Mitos dan Fakta Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

Seri penyuluhan kesehatan

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).

3. Jenis kelamin 4. Obesitas. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : Data Penyakit Kardiovaskuler

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia maupun di negara-negara barat. Kematian akibat penyakit jantung

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. maju. Penyakit Jantung Koroner ini amat berbahaya karena yang terkena adalah organ

BAB I PENDAHULUAN. menimpa populasi usia di bawah 60 tahun, usia produktif. Kondisi ini berdampak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Fenomena ini disambut baik sebagai wujud kemajuan. pembangunan dan perkembangan teknologi. Namun, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

PENYAKIT JANTUNG CORONER

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

Transkripsi:

Penyakit Jantung Koroner Penyakit jantung telah menjadi penyakit pembunuh kedua di Hong Kong setelah kanker. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit jantung utama. Menurut statistik dari Departemen Kesehatan, kematian akibat penyakit jantung koroner mencapai 69,4% dari semua kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung pada tahun 2007. Belakangan ini, penyakit arteri koroner terdeteksi pada penderita yang masih berusia muda. Tidak jarang bagi penyakit ini untuk berkembang dan menyerang orang-orang yang masih berusia 20-an tahun. Sebagian besar pasien tidak mengalami gejala penyakit yang terdeteksi, sehingga kemungkinan perkembangan penyakit ini dengan mudah diabaikan. (Artikel ini merupakan salinan terjemahan dari versi bahasa Mandarin Tradisional. Jika ada perbedaan arti atau ambiguitas antara versi bahasa Inggris dan versi bahasa Mandarin, maka versi bahasa Mandarin yang akan dianggap berlaku.) 1. Apa itu Penyakit Jantung Koroner? Nama lengkap dari penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung arteri koroner. Arteri koroner merupakan sistem pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi ke otot jantung untuk menjaga fungsinya. Penyakit ini disebut demikian karena sistem arteri berbentuk seperti korona. Jika, karena alasan apa pun juga, arteri koroner menyempit atau tersumbat, aliran darah ke jantung akan berkurang sehingga menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke otot-otot jantung, yang menyebabkan penyakit jantung koroner. Ketika penyumbatan di arteri koroner menjadi lebih parah, pasien akan merasakan angina (nyeri dada) dan angina bisa menyebabkan kondisi infark miokard yang fatal (umumnya dikenal sebagai serangan jantung ). Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 1

2. Apa saja faktor risiko Penyakit Jantung Koroner? Ada tiga jenis faktor risiko: Faktor risiko yang tidak bisa dihindari Penuaan: Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi sistem kardiovaskular Anda akan memburuk; Jenis kelamin: Penelitian menunjukkan bahwa pria yang berusia di bawah 50 tahun memiliki risiko kematian yang lebih besar akibat penyakit jantung koroner, 3 hingga 5 kali lebih tinggi daripada wanita pada usia yang sama. Namun, bagi para wanita yang berusia di atas 50 tahun atau telah mengalami menopause, perbedaan faktor jenis kelamin ini tidak terlalu berpengaruh; Keturunan: Orang-orang yang orangtua atau saudara kandungnya pernah mengalami penyakit jantung atau stroke memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk mengidap penyakit jantung koroner; Suku bangsa: Orang-orang yang berasal dari suku bangsa di Eropa dan Amerika Serikat memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi daripada orang-orang di Hong Kong; Faktor sosial: Lingkungan tempat tinggal dengan tingkat kepadatan tinggi, gaya hidup yang sangat sibuk dan penuh dengan tekanan akan meningkatkan beban kerja jantung; Faktor risiko yang bisa diobati Kadar lipid darah yang tinggi: Hal ini meningkatkan risiko penumpukan kolesterol, menyebabkan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) yang mempersempit pembuluh darah atau bahkan menyebabkan trombosis (gumpalan darah dalam arteri (atau vena)); Hipertensi (tekanan darah tinggi): Hal ini menyebabkan pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah, dan penyempitan pembuluh darah akan memperlambat aliran darah; Diabetes Melitus: Peningkatan kadar gula darah akan meningkatkan risiko kerusakan dan pengerasan pembuluh darah; Faktor risiko yang bisa dihindari: Merokok: Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan hormon, yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah. Menghirup karbon monoksida bisa menurunkan kandungan oksigen pada otot jantung. Karbon monoksida dan nikotin juga bisa meningkatkan Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 2

viskositas trombosit dan kemungkinan pembentukan plak, yang pada akhirnya bisa merusak dinding dalam pembuluh darah dan meningkatkan risiko pengerasan arteri. Kemungkinan serangan jantung terjadi pada wanita yang menghisap 20 batang rokok dalam sehari adalah enam kali lebih tinggi daripada wanita yang tidak merokok; Obesitas: Risiko berkembangnya penyakit jantung koroner pada orang yang mengalami obesitas adalah 2 hingga 3 kali lebih tinggi daripada orang yang memiliki berat badan normal; Kurangnya aktivitas fisik: Olahraga bisa meningkatkan elastisitas pembuluh darah dan mengurangi kemungkinan mengerasnya pembuluh darah. Oleh karena itu, kurangnya olahraga bisa melemahkan fungsi kardiovaskular; Stres: Stres membuat jantung berdetak lebih cepat, membuat otot jantung lebih tegang dan meningkatkan tekanan darah yang bisa menyebabkan penyakit jantung koroner; Pola makan: Konsumsi lemak, makanan asin atau manis atau minuman beralkohol secara berlebihan akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, mengeraskan pembuluh darah, dan mengakibatkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner. 3. Bagaimana cara untuk mencegah Penyakit Jantung Koroner? Gaya hidup yang sehat, yang bisa membantu menjaga kesehatan dan elastisitas pembuluh darah serta memungkinkan aliran darah yang lancar, merupakan faktor yang penting untuk menjaga kesehatan. Gaya hidup yang sehat: Jangan merokok/berhenti merokok sekarang juga; Lakukan olahraga sedang dalam tempo 30 menit setiap hari; Tetap tenang dan hindari stres. Libatkan diri dalam kegiatan yang sehat untuk mengurangi stres. Kontrol kesehatan: Berat: Berbagai penelitian medis telah membuktikan bahwa obesitas meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Indeks massa tubuh Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 3

(IMT/BMI - Body Mass Index) merupakan standar yang diakui secara internasional dan obyektif untuk mengukur obesitas. Secara umum, kisaran normal IMT untuk orang Asia dewasa adalah 18,5 22,9. Kita harus menjaga berat badan yang sehat dengan cara menjaga pola makan dan olahraga secara teratur. Kadar kolesterol: Tingkat kolesterol darah harus dikendalikan melalui pola makan dan olahraga secara teratur. Orang dengan kadar kolesterol yang tinggi harus berkonsultasi dengan dokter dan mungkin harus mengonsumsi obat-obatan. Tekanan darah dan kadar gula darah: Tekanan darah dan kadar gula darah harus dipantau dan dijaga pada tingkatan yang wajar. Penderita hipertensi atau diabetes harus mengikuti saran pengobatan dari dokter secara ketat. Pola Makan yang seimbang: Rendah garam: Konsumsi garam secara berlebihan akan meningkatkan tekanan darah. Makanan dengan kandungan garam yang tinggi seperti makanan olahan dan makanan yang diawetkan serta saus harus dihindari; Rendah gula: Hindari makanan dan minuman dengan kadar gula yang tinggi. Kurangi konsumsi makanan nol kalori, yaitu makanan yang memiliki nutrisi sangat sedikit bila dibandingkan dengan kadar kalorinya. Gula rafinasi merupakan contoh makanan nol kalori; Rendah lemak: Kurangi konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi; Mengonsumsi lebih banyak sayuran dan makanan kaya serat bisa mencegah sembelit dan mengurangi penyerapan lemak. Sayuran dan makanan kaya serat juga membantu mengendalikan kolesterol dan kadar gula darah. Pemeriksaan rutin untuk deteksi dini masalah kesehatan: tekanan darah tinggi; lemak dan kolesterol darah; gula darah. Bahaya dari penyakit jantung koroner adalah bahwa penyakit ini bisa menyebabkan kematian dalam waktu yang sangat singkat tanpa munculnya gejala penyakit. Oleh karena itu, kita harus mengambil tindakan pencegahan dini. Apabila nyeri dada terasa secara terus menerus, Anda harus berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 4

deteksi dini dan menerima tindakan pengobatan yang sesuai. 4. Apa penyebab Penyakit Jantung Koroner? Aterosklerosis (pengerasan arteri) terjadi ketika zat lemak (yang terdiri dari lipoprotein (produk dari protein dan lemak), kolesterol, dan produk limbah sel lainnya) dalam darah menumpuk di dinding bagian dalam arteri. Hal ini akan menyebabkan penyempitan atau bahkan penyumbatan pembuluh darah. Aliran darah terputus, membuat otot jantung tidak bisa mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup, yang mengakibatkan kekurangan oksigen dan bahkan nekrosis pada otot jantung (kematian akibat pembusukan). Jantung bisa berhenti berdetak dan menyebabkan kematian. 5. Apakah gejala Penyakit Jantung Koroner bisa dikenali dengan mudah? Dibutuhkan waktu yang lama untuk terjadinya aterosklerosis. Mungkin tidak ada gejala penyakit apa pun saat penyempitan pembuluh darah terjadi. Namun untuk penyakit jantung koroner, pasien mungkin akan mengalami gejala-gejala berikut ini: Nyeri di dada: Pasien dengan penyakit jantung koroner sering mengalami rasa nyeri di dada setelah melakukan olahraga berat atau berada dalam tekanan emosional. Mereka akan merasa sesak di dada, seakan-akan sedang tertekan oleh sebuah batu besar. Rasa sakit bisa menjalar ke lengan, bahu, leher, dan rahang bagian bawah, serta akan reda setelah pasien beristirahat selama beberapa menit. Sesak napas: Karena otot jantung tidak bisa mendapatkan pasokan darah dalam jumlah yang cukup, pasien bisa merasa sesak napas dan kelelahan setelah melakukan aktivitas fisik. Infark miokard (serangan jantung): Ketika pasien mengalami serangan jantung, nyeri dada akan terasa lebih parah dan dengan intensitas yang lebih lama. Nyeri dada bisa terus berlanjut, walaupun pasien telah beristirahat atau mengonsumsi obat-obatan. Kemungkinan gejala lainnya termasuk jantung berdebar, pusing, berkeringat, mual, dan kelelahan yang ekstrim. Perawatan darurat segera diperlukan dalam kasus ini. Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 5

Orang-orang yang memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kadar lemak darah dan kolesterol yang tinggi harus mendapatkan perawatan dini dan pemantauan akan kondisi kesehatannya. Pasien penyakit jantung koroner harus memerhatikan gejala-gejala tersebut untuk mencegah kondisi infark miokard yang fatal. Segera lakukan konsultasi dengan dokter apabila gejala-gejala tersebut dirasakan. 6. Bagaimana cara untuk menyelidiki dan mendiagnosis Penyakit Jantung Koroner? Individu yang berisiko tinggi atau orang-orang yang dicurigai mengalami gejala tersebut harus berkonsultasi kepada dokter keluarga mereka dan menetapkan jadwal pemeriksaan rutin atau dini. Dokter akan melakukan penyelidikan klinis dan menanyakan riwayat kesehatan pasien. Pemeriksaan klinis mencakup pemeriksaan tekanan darah, tes darah, dan tes kadar gula/protein dalam air seni, dll. Pemeriksaan terkait lainnya mungkin mencakup: Elektrokardiogram (EKG/ECG - Electrocardiogram): Merekam aktivitas listrik jantung Anda, di mana perubahan kesehatan yang disebabkan oleh beberapa jenis penyakit jantung bisa terdeteksi. EKG dengan Olahraga (pemeriksaan dengan olahraga): Jika gejala sering muncul saat berolahraga, maka EKG akan direkam secara terus menerus selama pasien berlari atau bersepeda, untuk mengidentifikasi tanda-tanda kekurangan darah di jantung. Ekokardiogram (USG jantung): Menggunakan citra untuk mendeteksi aktivitas semua bagian jantung dan menentukan fungsionalitas jantung. Pencitraan non-intervensi seperti pencitraan resonansi magnetik (MRI - Magnetic Resonance Imaging) atau pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT - Computerized Tomography). Kateterisasi dan angiogram koroner: Untuk mengamati tingkat penyempitan arteri koroner dengan bantuan anestesi lokal. Sebuah kateter disisipkan melalui pangkal paha (atau lengan) dan diarahkan ke jantung untuk keperluan penyuntikan zat pewarna. Dengan bantuan Sinar-X, dilakukan pengamatan bagian dalam arteri koroner untuk mengidentifikasi tingkat keparahan penyempitan arteri. Komplikasi bisa mencakup reaksi alergi terhadap pewarna, perdarahan, serangan jantung, dan kematian, dll. Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 6

7. Apa tindakan pengobatan terhadap Penyakit Jantung Koroner? Tindakan pengobatan bisa mencakup pemberian obat-obatan, intervensi kateter, dan bedah jantung. Terlepas dari jenis pengobatan yang diterima, pasien harus menjalani gaya hidup yang sehat, seperti berhenti merokok, mengikuti pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menjaga berat badan yang sehat. Pengobatan: Obat-obatan digunakan untuk mengurangi beban kerja jantung dan meningkatkan pasokan darah ke otot-otot jantung. Tergantung pada kondisinya, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan berikut ini: Aspirin: Obat ini bisa mengurangi viskositas darah dan memperlambat atau mencegah penyumbatan arteri koroner. Penyekat beta: Untuk memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah, untuk mengurangi beban kerja jantung. Vasodilator: Untuk melebarkan pembuluh darah dan membantu meringankan beban kerja jantung. Tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet sublingual, spray, dan patch. Penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI - Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors): Obat-obatan ini berfungsi untuk menurunkan tekanan darah. Digunakan untuk memperlambat perkembangan komplikasi penyakit jantung koroner. Diuretik: Obat-obatan ini bisa mengurangi volume sirkulasi darah dengan menghilangkan natrium dan air, sehingga bisa mengurangi beban kerja jantung. Penyekat saluran kalsium: Obat-obatan untuk menurunkan tekanan darah yang bisa meningkatkan aliran darah di arteri koroner. Bila diperlukan, dokter mungkin akan meresepkan statin (obat penurun kolesterol) untuk pasien dengan kadar kolesterol darah yang tinggi. Intervensi kateter: Intervensi koroner perkutan (umumnya dikenal sebagai angioplasti balon ): Digunakan untuk melebarkan pembuluh darah yang menyempit, untuk meningkatkan fungsi jantung dan mengurangi timbulnya nyeri dada. Jika Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 7

penyempitan atau penyumbatan yang parah ditemukan saat dilakukannya kateterisasi dan angiogram koroner, dokter akan melakukan intervensi dengan menggunakan balon khusus untuk melebarkan pembuluh darah, dan stent yang sesuai akan ditempatkan untuk menjaga kondisi pembuluh darah. Tindakan ini juga bisa digunakan dalam kasus penyakit jantung koroner akut, sebagai tindakan resusitasi. Komplikasi bisa mencakup perdarahan, serangan jantung, stroke, kematian, dll. Operasi jantung Operasi bypass arteri koroner (umumnya dikenal sebagai operasi bypass ): Operasi ini merupakan tindakan bedah mayor. Dokter membuat bypass dengan menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain pasien, untuk mengalirkan darah melewati pembuluh darah yang tersumbat melalui arteri utama ke otot jantung yang rusak. Operasi ini bisa menyebabkan komplikasi yang parah dan pasien wajib berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu. 8. Apa komplikasi dari Penyakit Jantung Koroner? Nyeri di dada: Hal ini terjadi ketika penyempitan arteri koroner menjadi lebih parah dan memengaruhi pasokan oksigen ke otot-otot jantung, terutama selama dan setelah olahraga berat. Serangan jantung: Hal ini terjadi ketika aliran darah benar-benar terhalang sepenuhnya. Kekurangan darah dan oksigen akan menyebabkan kerusakan permanen pada otot jantung dan perawatan darurat segera diperlukan. Gagal jantung: Jika beberapa area otot jantung Anda kekurangan pasokan darah atau rusak setelah terjadinya serangan jantung, maka jantung Anda tidak akan bisa memompa darah melalui pembuluh darah ke bagian tubuh lainnya. Hal ini akan memengaruhi fungsi organ lainnya pada tubuh Anda. Aritmia (irama jantung yang tidak normal): Pasokan darah yang tidak memadai ke jantung bisa mengganggu impuls listrik jantung Anda, sehingga mempengaruhi irama jantung. Copyright 2016 Hospital Authority. All rights reserved 8