III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam menganalisis tegangan yang terjadi pada balok beton dengan beban yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PR 1 MANAJEMEN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Sering terjadinya kesalahan didalam pemasangan tulangan pelat lantai. Pelat yang kuat didasarkan pada suatu perhitungan yang cermat. Pe

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENAMBAHAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT LENTUR BETON RINGAN ALWA MUTU RENCANA f c = 35 MPa

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV ANALISA STRUKTUR

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Gambar Gambar Perencanaan Tangga Tampak Samping. Ukuran antrede = 2 optrede + 1antrede = 65 A = 65-2(17,5)

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BAJA RINGAN PROFIL U TUGAS AKHIR. Disusun oleh : LOLIANDY

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III LANDASAN TEORI

Panjang Penyaluran, Sambungan Lewatan dan Penjangkaran Tulangan

BABIIl LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Studi Defleksi Balok Beton Bertulang Pada Sistem Rangka Dengan Bantuan Perangkat Lunak Berbasis Metode Elemen Hingga

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PONDASI PAKU BUMI ULIR UNTUK PEKERJAAN BANGUNAN SATU LANTAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

POLA RETAK DAN LEBAR RETAK DINDING PANEL JARING KAWAT BAJA TIGA DIMENSI DENGAN VARIASI RASIO TINGGI DAN LEBAR (Hw/Lw) TERHADAP BEBAN LATERAL STATIK

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

\ / BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan. Spesimen uji yang digunakan pada pengujian ini adalah kayu kamfer. 1. UjiTarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempermudah penyebaran fiber kawat secara merata kedalam adukan beton. Dari

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Pengumpulan Data Struktur Bangunan 63 L.2 Perhitungan Gaya Dalam Momen Balok 65 L.3 Stressing Anchorage VSL Type EC 71

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Soal :Stabilitas Benda Terapung

Gambar 2.1 Bagian-bagian mesin press BTPTP [9]

Dinding Penahan Tanah

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG NASKAH PUBLIKASI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. cara membandingkan hasil perhitungan manual dengan hasil perhitungan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MIX DESIGN Agregat Halus

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

PENGARUH SERAT BENDRAT TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH, DAN KUAT LENTUR BETON RINGAN

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

Perhitungan Struktur Bab IV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN KUAT LENTUR PANEL PELAT BETON RINGAN PRACETAK BERONGGA DENGAN PENAMBAHAN SILICA FUME

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN Dalam menganalisis tegangan yang terjadi pada balok beton dengan beban yang sama pada setiap balok beton. Balok beton yang awalnya tunggal disusun hingga menjadi multi-profil balok beton, balok beton akan dibuat saling mengunci antara satu dengan yang lain. 3.1 Alur Penelitian Secara garis besar alur pelaksanaan penelitian ini dijelaskan pada flowchart di bawah ini :

31 Mulai Studi literatur Pembuatan model (Modelling) Perhitungan teoritik 1.Membuat diagram benda bebas (DBB). 2. Menghitung tegangan. 3. Menentukan titik seimbangan (centroid). 4.Menghitung Besar Momen Inersia. 5. Menghitung besar tegangan yang di terima balok beton. Perhitungan numerik menggunakan software 1. Menentukan titik seimbangan (centroid). 2. Menghitung besar momen inersia. 3. Menghitung besar tegangan yang di terima balok beton. Validasi, Apakah sesuai? Tidak Sesuai A B

32 A B Grafik 1. Tegangan pada ujung balok beton. 2. Tegangan pada bagian tengah balok beton. Pekerjaan bengkel membuat cetakan balok beton. Membuat spesimen balok beton Memenuhi kriteria atau tidak? Tidak Sesuai Analisis grafik yang telah di buat Kesimpulan Selesai Gambar 3.1. Flowchart Penelitian

33 3.2 Analisis Teoritik untuk Balok Beton Profil Ringan Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada balok beton maka harus dihitung tegangan yang terjadi. Maka, di dalam penelitian ini dianalisis secara teoritik sebagai berikut : 3.2.1 Distribusi tegangan balok beton q L Gambar 3.2. Model Balok (Beton Sketsa) Pada balok beton tumpuan penjepit (fix end) karena besi tulangan yang ada pada balok beton bekerja pada dinding. Panjang balok beton diasumsikan adalah 4 m, lebar 0,2 m, dan beban yang bekerja adalah beban hidup dan beban mati. Beban mati (beban yang tidak berubah) yaitu sebesar 170 kg, yang terdiri dari berat balok beton 94,4 kg, berat keramik 19,2 kg (asumsi tebal keramik 1 cm), dan berat spesi 50,4 kg (asumsi tebal spesi 3 cm ). Beban hidup (beban yang berubah-ubah) 200 kg (250 kg/m 2 x 4 m x 0,2 m). Jadi total beban (ql) adalah 370 kg atau 3700 N (g=10 m/s 2 ).

34 DBB(Diagram Benda Bebas) q M A M B L R A R B Gambar 3.3. DBB (Diagram Benda Bebas) q L M A R A + R B M B L = ql 2 /8 M M A=? L Gambar 3.4. Diagram Momen MA = 0 ql x L/2 - RB x L = 0 RB = ql L/2L RB = ql/2 = 3700/2 = 1850 N

35 fy = 0 RA + RB ql = 0 RA = ql - RB RA = 3700-1850 = 1850 N RA = RB Dalam menentukan MA dan MB besarnya sama dan menentukannya menggunakan metode luas momen. θab = 0 2L/3 (ql 2 /8) + L (MA) = 0 MA = - ql 2 /12 MB = MA = - ql 2 /12 q M A= ql 2 /12 L M B= ql 2 /12 R A= ql/2 R B= ql/2 M ql 2 /24 L ql 2 /12 Gambar 3.5. Diagram Momen pada Balok Beton Secara Teoritis

36 Besar tegangan yang dihasilkan dari Gambar 3.5 adalah sebagai berikut: M = ql 2 /12 M = 3700 N. 4 m /12 M = 1233,333 Nm = 1,233x10 6 Nmm 3.2.2 Momen Inersia pada Balok Beton Profil a. Menentukan titik Centroid 6 7 1 2 3 8 9 4 5 Gambar 3.6. Penampang Balok Beton Untuk mempermudah dalam melakukan perhitungan maka penampang balok beton dibagi menjadi 9 bangun dan ditebelkan pada Tabel 3 berikut ini.

37 Tabel 3. Luas dan Titik Centroid pada Penampang Balok Beton. Bangun Luas(A), mm 2 Titik centroid (y), mm 1 3900 85 2 2100 35 3 2100 35 4 350 5 5 350 5 6 100 93,33 7 100 93,33 8 350 16,67 9 350 16,67 Jumlah 9700 385 y = y.a A y = (2 93,33 100)+(2 16,67 350)+(2 5 350)+(2 35 2100)+(85 3900) (2 100)+(2 350)+(2 350)+(2 2100)+3900 y = 52,28 mm (jarak dihitung dari bawah) b. Besar momen inersia (I) Untuk menghitung momen inersia dapat dihitung dengan persamaan ini. I = Io + A (d) 2 (14) Keterangan ; Io = momen Inersia, mm 4 A = Luas penampang, mm 2 d = Jarak centroid bangun dengan titik centroid penampang, mm

38 h b b I = bh 3 /12 I = bh 3 /36 1. Momen inersia (I1) = (bh 3 /12) + A (d) 2 = (130x30 3 /12) + 3900x(32,72) 2 = 4467833,76 mm 4 2. Momen inersia (I2 dan I3) = (bh 3 /12) + A (d) 2 = (30x70 3 /12) + 2100x(17,28) 2 =148556,64 mm 4 3. Momen inersia (I4 dan I5) = (bh 3 /12) + A (d) 2 = (35x10 3 /12) + 350x(47,28) 2 =785306,1 mm 4 4. Momen inersia (I6 dan I7) = (bh 3 /36) + A (d) 2 = (10x20 3 /36) + 100x(38,1) 2 =147383,22 mm 4 5. Momen inersia (I8 dan I9) = (bh 3 /36) + A (d) 2 = (35x20 3 /36) + 350x(35,61) 2 =451603,035 mm 4 I = I = 2 x 147383,22 + 2 x 451603,035 + 2 x 785306,1 + 2 x 148556,64 + 4467833,76 I = 10205531,75 mm 4

39 c. Besar tegangan pada balok beton Untuk menghitung besar tegangan menggunakan persamaan σ = M y I σ = 1,233x106 Nmm 52,28 mm 10205531,75 mm 4 σ = 6,316 MPa 3.3 Analisis Numerik dengan Metode Elemen Hingga Dalam menganalisis numerik dengan metode elemen hingga menggunakan software solidwork. Tahapan-tahapan dalam solidwork ini adalah sebagai berikut : a. Pembuatan model balok beton Model balok beton yang akan di lakukan pengujian terlihat pada gambar (3.7) dibawah ini : Gambar 3.7. Model Balok Beton Tanpa Besi b. Menentukan kondisi batas Kondisi batas untuk pembebanan yaitu beban hidup dan beban mati sebesar 3700 N serta beban itu diberikan pada bidang balok beton bagian atas, balok beton yang terbebani terlihat pada Gambar 3.8. Tumpuan yang

40 diberikan pada balok beton menggunakan tumpuan terjepit pada kedua sisinya yang terlihat pada Gambar 3.9. Gambar 3.8. Bidang yang Diberikan Beban pada Balok Beton Gambar 3.9. Tumpuan Jepit pada Balok Beton c. Meshing (Pembagian Elemen) Sebelum menganalisis tegangan maka harus dilakukan pembagian elemen karena hal ini dapat mempengaruhi besarnya tegangan Gambar (3.10) menunjukkan meshing yang terjadi pada balok beton. Gambar 3.10. Meshing pada Balok Beton

41 d. Besar Tegangan pada Model Balok Beton Setelah memberikan beban, tumpuan, dan meshing maka tegangan yang terjadi ditunjukkan pada Gambar (3.11). Tegangan maksimum yang terjadi pada balok beton adalah 6,468 MPa. Gambar 3.11. Tegangan yang Terjadi pada Balok Beton Setelah didapatkan hasil teoritik dan hasil numerik menggunaka software maka, perbandingan error-nya adalah sebesar : error = hasil numerik hasil teoritik hasil numerik 100% error = 6,468 6,316 6,468 100% error = 2,35 % Berdasarkan hasil besar kesalahan (error) sebesar 2,35 % maka metode dan cara menggunakan software solidwork sudah benar. Pada balok beton yang akan dianalisis dapat menggunakan software tersebut.

42 3.4 Solusi Setelah diperoleh kesalahan yang kecil maka dapat dianalisis kondisi balok beton sebenarnya dari model yang satu balok beton hingga multi balok beton, maka selanjutnya dapat dilakukan tahap solusi dengan Analisis Elemen Hingga (finite element analysis) secara komputasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Analisis tegangan pada model menggunakan solidwork simulation pada tahap solusi agar data-data di setiap proses solusi yang dilakukan disimpan di database. 3.5 Pembuatan Spesimen 3.5.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat spesimen balok beton adalah sebagai berikut. a. Cetakan Cetakan ini berfungsi untuk membentuk struktur balok beton yang akan dibuat yang dimensinya sama seperti pada Gambar 3.12. Cetakan ini dibuat menggunakan kayu, kayu dipilih sebagai bahan untuk membuat cetakan yaitu karena ekonomis, mudah dibentuk, dan mudah ditemukan dipasaran. Cetakan balok beton ditunjukkan pada Gambar berikut. Gambar 3.12. Cetakan Balok Beton

43 b. Semen Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat pasir, batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya. Dalam penelitian ini digunakan untuk merekatkan pasir sehingga membentuk konstruksi balok beton. c. Pasir Pasir yang digunakan adalah jenis pasir yang umum diketahui masyarakat. Pasir ini digunakan untuk campuran semen serta bertujuan memperkuat balok beton yang dibuat. d. Besi Tulangan Besi penguat/tulangan yaitu untuk memperkuat balok beton, besi tulangan yang digunakan adalah diameter 8 mm dan 10 mm. Gambar 3.13. Besi Tulangan e. Besi Cincin Besi cincin ini digunakan untuk memerkuat balok beton dan untuk mencegah balok beton terbelah. Diameter besi cincin yang digunakan yaitu 4 mm. Lebih jelasnya besi cincin ditunjukkan pada Gambar 3.14 berikut.

44 Gambar 3.14. Besi Cincin f. Gergaji Besi Besi tulangan yang banyak dipasaran memiliki panjang 12 meter sehingga dipenelitian ini memerlukan gergaji besi untuk memotong besi tulangan dan besi cincin yang diinginkan. Gambar 3.15. Gergaji Besi g. Bendrat (Kawat Pengikat) Bendrat/besi pengikat digunakan untuk mengikat besi tulangan dengan besi cincin. Gambar 3.16. Bendrat/Kawat Pengikat

45 h. Alat Pembenggkok Besi Alat ini membantu untuk membengkokkan besi yang ukurannya dapat disesuaikan dengan memutar skrup yang ada pada alat. Gambar 3.17. Alat Pembenggkok Besi i. Mal Pembuatan Besi Cincin Mal/cetakan untuk membuat besi cincin ini digunakan untuk mempermudah dalam pembentukan besi cincin. Alat ini terbuat dari balok kayu yang diberi paku, paku di susun sesuai ukuran besi cincin yang diinginkan. Gambar 3.18. Mal Pembuatan Besi Cincin j. Alat Tang Alat ini digunakan sebagai alat bantu dalam mengikat antara besi tulangan dengan besi cincin. Alat ini dipilih karena selain untuk

46 mangikat besi tulangan dengan besi cincin dengan cara memuntur besi bendrat berguna juga untuk memotong besi bendrat jika masih panjang. Gambar 3.19. Alat Tang 3.5.2 Proses Pembuatan Spesimen Tahapan-tahapan dalam membuat spesimen balok beton adalah sebagai berikut. a. Membuat cetakan sesuai dengan dimensi balok beton. Namun, untuk spesimen dibatasi 2 meter, karena panjang tersebut sudah dapat mewakili dimensi balok yang akan dibuat. b. Membuat dan membentuk besi cincin dengan diameter 4 mm menggunakan alat pembengkok besi. c. Menyiapkan besi tulangan yang berdiameter 10 mm dan 8 mm yang dipotong sepanjang 2,4 meter. 0,4 meter digunakan disamping spesimen agar dalam pengaplikasian dapat disatukan dengan dinding bangunan. d. Memasukkan besi tulangan ke lubang-lubang yang ada pada cetakan, lalu menyatukan besi tulangan dengan besi cincin. Jarang antar besi cincin yaitu 0,25 meter.

47 e. Membuat adukan paduan semen dan pasir dengan komposisi 1:2, dalam membuat adukan semen disarankan sedikit cair agar dalam penuangan ke cetakan, adukan semen dapat masuk kesela-sela cetakan. f. Meratakan adukan semen pada cetakan khususnya pada permukaan cetakan. 1 2 3 5 4 Gambar 3.20. Tahapan Pembuatan Balok Beton 3.6 Pengambilan dan Pengolahan Data Setelah proses simulasi dilakukan maka akan didapatkan hasil berupa tegangan maksimum yang dapat diterima oleh model profil balok beton. Data yang telah didapat dari komputasi dapat diolah dan ditampilkan baik dalam bentuk tabel dan grafik. Proses simulasi akan dilakukan dengan menambah balok beton dari satu balok beton hingga tujuh balok beton. Model balok beton dapat dilihat pada Gambar 3.21 berikut.

48 Gambar 3.21. Model Balok Beton dengan Besi Tulangan pada Solidwork Gambar 3.22. Besi Cincin pada Solidwork

49 Keramik Spesi Balok Beton Gambar 3.23. Model Balok Beton yang Tersusun Saling Mengunci pada Solidwork