BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi bangsa yang harus diprioritaskan. Namun masih terdapat

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI E

RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 ( DUA BELAS ) TAHUN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. Amellya Nisfiatin Barroroh, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

2011, No sebesar selisih antara alokasi definitif dengan jumlah dana yang telah disalurkan dari tahap I sampai dengan tahap II; c. bahwa berdasa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan sebuah bangsa. Seperti halnya kesehatan, pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

2016, No provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 14 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR PENDIDIKAN GRATIS

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN OPERASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG BEASISWA SISWA DAN MAHASISWA BERPRESTASI DARI KELUARGA TIDAK MAMPU

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PNDAHULUAN. mencapai pendidikan yang baik tersebut diperlukan beberapa aspek diantaranya kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PEMBERIAN BANTUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan setiap manusia. Dengan pendidikan kita bisa menjadi manusia yang lebih cerdas, berilmu dan berprilaku baik, dengan pendidikan pula kita bisa mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan. Dengan demikian pendidikan merupakan hak yang dimiliki setiap orang. Negara juga wajib untuk mempertanggungjawabkan akan pendidikan setiap warga negaranya, dengan semboyan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini sudah menjadi tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam alinea keempat pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sementara itu fungsi pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berbicara mengenai pendidikan, tentunya tidak terlepas dari satu lembaga yaitu sekolah. Sekolah adalah suatu lembaga profesional yang bertujuan mendidik para generasi bangsa untuk menjadi orang yang pintar, berilmu dan juga 1

2 membentuk karakter anak didik menjadi manusia dewasa dan berkepribadian baik, yang nantinya dapat berguna bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara serta memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri Namun melihat kondisi masyarakat Indonesia yang masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan menyebabkan banyak anak anak yang tidak bersekolah atau tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu faktor penyebab banyak anak-anak putus sekolah adalah biaya pendidikan yang tidak dapat dijangkau oleh para orang tua, seperti membeli baju seragam sekolah, perlengkapan sekolah dan membayar biaya sekolah. Hal ini yang menjadi keluhan bagi para orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya, sehingga anak-anak mereka terpaksa harus putus sekolah. Melihat keadaan ini maka pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa bantuan dalam bentuk keuangan. Kebijakan ini diharapkan mampu mengurangi beban masyarakat atas biaya pendidikan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 48 Tahun 2008 pasal 2 ayat (1) tentang Pendanaan Pendidikan menyebutkan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Maka untuk meningkatkan mutu pendidikan serta mengurangi angka putus sekolah, pemerintah mengeluarkan program wajib belajar sembilan tahun. Program wajib belajar sembilan tahun ini tercapai dengan menciptakan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada tahun 2005.

3 Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan realisasi atau implementasi kebijakan dalam perluasan dan pemerataan akses pendidikan. Pemerintah secara umum memberikan dana BOS untuk mewujudkan layanan pendidikan yang lebih baik dan lebih terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Dengan adanya bantuan dana BOS diharapkan sekolah dapat membebaskan biaya pendidikan atau meringankan tagihan biaya sekolah, dan juga peningkatan fasilitas-fasilitas sekolah yang mendukung dalam proses belajar mengajar agar kualitas pendidikan semakin meningkat. Program wajib belajar sembilan tahun yang dikeluarkan pemerintah telah berhasil meningkatkan jumlah angka partisipasi kasar pada peserta didik tingkat Sekolah Menengah Pertama. Keberhasilan program wajib belajar sembilan tahun tersebut tentu meningkatkan pertumbuhan jumlah lulusan peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah Pertama. Melihat hal tersebut maka pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan guna menampung jumlah lulusan peserta didik pada tingkat SMP yang semakin meningkat, oleh karena itu dalam rangka pelaksanaan program Pendidikan Menengah Universal (PMU), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk SMA di seluruh Indonesia. Dengan adanya program BOS untuk tingkat SMA diharapkan mampu memenuhi biaya operasional sekolah dan memberikan layanan pendidikan yang terjangkau bagi siswa miskin serta meningkatkan mutu pendidikan. Faktor penting

4 untuk mencapai keberhasilan penggunaan dana BOS secara maksimal adalah bagaimana sistem pengelolaan dana BOS tersebut oleh pihak sekolah. Sistem pengelolaan yang baik akan membantu ketercapaian tujuan dari program dana BOS secara efektif dan efisien yang tentu saja dapat meningkatkan mutu pendidikan seperti yang diharapkan. Berkaitan dengan pengelolaan dana pendidikan dalam Undang-Undang Sisdikas pasal 48 menyebutkan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efsiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Dari keempat prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Prinsip keadilan yaitu dilakukan dengan memberikan akses pelayanan pendidikan yang seluas-luasnya dan merata kepada peserta didik, tanpa memandang suku, ras, agama dan latar belakang sosial. 2. Prinsip efisiensi yaitu dana yang diterima oleh sekolah harus dikelola dengan sebaik-baiknya dengan memperhatikan kebutuhan sekolah. 3. Prinsip transparansi yaitu adanya keterbukaan atas dana yang telah diterima dan dana yang telah digunakan. 4. Prinsip akuntabilitas publik yaitu dana yang telah dikelola dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan peraturan perundang undangan yang berlaku. Dari hasil observasi yang dilakukan di SMA Taman Siswa Binjai terkait pengelolaan dana BOS, diperoleh informasi bahwa pengelolaan dana BOS di SMA Taman Siswa Binjai diawali dengan penyusunan Rencana Anggaran Belanja

5 Sekolah yang disusun oleh kepala sekolah, bendahara sekolah, komite sekolah serta perwakilan dari para guru. Pencairan dana BOS itu sendiri dilakukan secara dua tahap yaitu, pada periode pertama bulan Januari Juni 2015 pihak sekolah menerima dana sebesar Rp 237.000.000, dan periode kedua pada bulan Juli Desember 2015 pihak sekolah menerima dana sebesar Rp 228.000.000. Adapun pengalokasian dana BOS kepala sekolah mengatakan digunakan untuk pembebasan siswa dari biaya-biaya sekolah termasuk uang sekolah uang Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), uang pendaftaran dan pengurangan 75% terhadap uang ujian sekolah. Semantara itu untuk penambahan fasilitas, pihak sekolah telah menambah ruang multimedia, ruang kesenian, pemisahan laboratorium biologi, ruang aula, ruang praktek tata boga, perawatan ruang perpustakaan, pengadaan buku pelajaran, pengadaan jaringan wifi, pembelian infokus sebanyak 11 unit, pembelian alat-alat belajar sekolah, perbaikan kursi dan meja, pengecatan gedung dan pagar sekolah, serta pengadaan taman dan yang lainnya. Di sisi lain berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap para siswa mengatakan bahwa fasilitas yang ada di sekolah SMA Taman Siswa Binjai masih terasa kurang seperti pengadaan buku perpustakaan yang masih kurang, jumlah komputer yang tidak sebanding dengan jumlah siswa dan masih banyak komputer yang mengalami kerusakan. Selain itu melihat keadaan sekolah dapat dinilai bahwa ada beberapa fasilitas sekolah yang masih perlu diperhatikan seperti, ruangan laboratorium

6 fisika dan kimia perlu lebih diperhatikan terutama mengenai kebersihan dan perawatan alat-alat praktek yang ada di laboratorium kimia dan fisika, begitu juga dengan ruang perpustakaan jumlah bukunya masih tergolong sedikit dan kebersihan ruangan perlu diperhatikan. Walaupun pada saat ini pemerintah sudah menyediakan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah. Tetapi pada penerapannya masih banyak sekolahsekolah yang belum sepenuhnya merasakan dampak dari dana tersebut. Penyediaan sarana dan prasarana sekolah, serta penyediaan buku pelajaran yang belum memadai masih menjadi gambaran sebenarnya kemanakah dana BOS tersebut mengalir. Pemberitaan yang ada di media massa maupun media elektronik banyak yang memberitakan bahwa pada saat ini masih terjadi kasus korupsi, tidak terkecuali dalam sektor pendidikan. Dana BOS yang dikeluarkan pemerintah rentan dijadikan sasaran bagi para pihak sekolah yang tidak bertanggung jawab untuk digunakan secara tidak benar atau dijadikan kesempatan untuk menguntungkan diri sendiri dan kelompok tertentu. Adapun dalam Undang- Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi dalam pasal 12 huruf (e) menegaskan bahwa: Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu, membayar, atau

7 menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa pemerintah sudah mengatur secara tegas terkait tindak pidana korupsi apabila uang negara digunakan untuk keuntungan pribadi atau kelompok yang merugikan orang lain atau masyarakat. Korupsi yang terjadi terhadap pengelolaan dana BOS jelas akan membawa dampak kerugian uang negara dan para siswa serta terhambatnya pembangunan fasilitas sekolah. Terlebih kurangnya pengetahuan masyarakat dan orang tua siswa akan pengelolaan dana BOS, juga pengawasan secara internal dari pihak sekolah yang masih minim dapat mengakibatkan tindakan korupsi bisa terjadi. Melihat bahwa perbuatan korupsi yang dapat mengakibatkan tidak berjalannya peningkatan mutu pendidikan, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi memberi pengaruh terhadap pengelolaan dana BOS pada tingkat Pendidikan Menengah Atas. Dari uraian permasalahan di atas yang menarik untuk dikaji, maka penelitian ini mengambil judul Implementasi Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Terhadap Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah di SMA Taman Siswa Binjai. B. Identifikasi Masalah Dalam suatu penelitian perlu adanya identifikasi masalah agar permasalahan yang akan dibahas menjadi terarah dan jelas tujuannya.

8 Berdasarkan latar belakang, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Pemahaman pihak sekolah terkait pengalokasian dana BOS di SMA Taman Siswa Binjai. 2. Minimnya pengetahuan masyarakat dan orang tua siswa terhadap pengelolaan dana BOS. 3. Masih kurangnya peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh pihak sekolah, pada hal pemerintah sudah memberikan dana BOS. 4. Kurangnya pengawasan secara internal dari pihak sekolah terhadap pengelolaan dana BOS, dapat mengakibatkan perbuatan korupsi. 5. Publikasi yang masih minim memungkinkan adanya penyalahgunaan dana BOS. 6. Kurangnya kesadaran pihak sekolah akan implementasi UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi, terhadap pengelolaan dana BOS. C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian adalah : 1. Pemahaman pihak sekolah terkait pengalokasian dana BOS di SMA Taman Siswa Binjai. 2. Kurangya pengawasan secara internal dari pihak sekolah terhadap pengelolaan dana BOS, dapat mengakibatkan perbuatan korupsi.

9 3. Kurangnya kesadaran pihak sekolah akan implementasi UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi, terhadap pengelolaan dana BOS. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan tersebut. Maka rumusan masalah yang akan diteliti yaitu : 1. Bagaimana pemahaman pihak sekolah terkait pengalokasian dana BOS di SMA Taman Siswa Binjai? 2. Apakah kurangnya pengawasan secara internal dari pihak sekolah terhadap pengelolaan dana BOS, dapat mengakibatkan korupsi? 3. Bagaimana kesadaran pihak sekolah akan implementasi UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi, terhadap pengelolaan dana BOS? E. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Maka dari itu setiap penelitian harus mempunyai tujuan yang ingin capai. Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pemahaman pihak sekolah terkait pengalokasian dana BOS di SMA Taman Siswa Binjai. 2. Untuk mengetahui pengawasan secara internal dari pihak sekolah terhadap pengelolaan dana BOS.

10 3. Untuk mengetahui kesadaran pihak sekolah akan implementasi UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Korupsi, terhadap pengelolaan dana BOS. F. Manfaat Penelitian Suatu penelitian tentunya bermanfaat bagi siapa sapa yang membacanya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi masyarakat Memberikan pengetahuan kepada masyarakat terhadap pengelolaan dana BOS, agar mereka mampu mengamati apakah pengelolaan dana BOS sudah teralokasikan secara baik atau tidak. 2. Bagi pihak sekolah Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan lebih transparan dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah. 3. Bagi komite sekolah Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai peran komite sekolah dalam pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah. 4. Bagi pemerintah. Diharapkan lebih meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah agar tidak terjadi penyelewengan terhadap dana BOS.