PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM MONITORING KEAMANAN RUANGAN DENGAN SENSOR MAGNET MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB III PERANCANGAN ALAT

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS. pengukuran bahan bakar minyak pada tangki SPBU ini terbagi dalam dua

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. a. Alarm main controller (kontrol utama sistem alarm)

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

Sistem Pengaman Rumah Dengan Sensor Pir. Berbasis Mikrokontroler ATmega : Ayudilah Triwahida Npm : : H. Imam Purwanto, S.Kom., MM.

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PERANCANGAN SISTEM KONTROL KEAMANAN RUANG BERBASIS SMS MENGGUNAKAN MODUL GSM DAN MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

JURNAL IMPLEMENTASI MODEL SISTEM PEMBUKA PINTU OTOMATIS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA328

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

KUNCI OTOMATIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA BERBASIS MIKROKONTROLER MENGGUNAKAN RFID

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. menjadi acuan dalam proses pembuatannya, sehingga kesalahan yang mungkin

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurun waktu singkat perkembangan teknologi melaju dengan sangat pesat.

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV HASIL DAN UJI COBA. permodul hingga pengujian sistem secara keseluruhan serta monitoring unjuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

Jurnal Coding Sistem Komputer Untan Volume 05, No.2 (2017), hal ISSN : X

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. Pengujian beserta analisa yang dilakukan pada bab ini antara lain :

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III MIKROKONTROLER

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperlihatkan apakah telah layak sebagai user interface.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital Menggunakan IC4072 dan IC7447

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN SISTEM PINTU BOARDING PASS MENGGUNAKAN BARCODE BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega16

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PROSES PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SISTEM KONTROL LISTRIK MENGGUNAKAN MEDIA HANDPHONE BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Sistem Keamanan Pintu Gerbang Berbasis AT89C51 Teroptimasi Basisdata Melalui Antarmuka Port Serial

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

MODEL ALAT KENDALI TATA CAHAYA PANGGUNG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

Transkripsi:

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM MONITORING KEAMANAN RUANGAN DENGAN SENSOR MAGNET MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 Soewarto Hardhienata 1, Andi Chairunnas 2 dan Teguh Pribadi 2 1) Penelitian Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara, LAPAN 2) Program Studi Jurusan Ilmu Komputer FMIPA UNPAK I. PENDAHULUAN 1.1 Komputer saat ini telah menjadi alat bantu utama bagi manusia, akan tetapi penggunaan Komputer itu sendiri belum di manfaatkan secara maksimal. Daya kreatifitas para pemakai pun telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Telah banyak penerapan teknologi informasi di berbagai bidang kehidupan manusia. Seperti aplikasi-aplikasi multimedia, teknologi internet, bahkan teknologi baru di bidang mikrokontroler. Komputer mempunyai saluran parallel dan serial yang mempunyai alamat masukan dan keluaran. Saluran ini menghubungkan antara alat-alat diluar komputer yang biasa disebut dengan slot ekspansi. Salah satu saluran yang terdapat dalam komputer adalah serial port atau yang sering disebut COM. Fungsi port tersebut adalah sebagai connector input / output untuk sarana interface serial. Dalam pemanfaatannya, port serial tidak dapat berfungsi secara langsung dengan alat-alat diluar komputer tetapi harus melalui rangkaian penghubung. Rangkaian penghubung yang akan dioperasikanya harus mempunyai sistem. Sehingga di perlukan bahasa pemograman yang berfungsi untuk menghubungkan antara komputer dengan alat yang dibuat. Adapun berbagai bahasa prmograman seperti halnya bahasa BASCOM. Visual Basic 6.0 dan masih banyak lagi yang lainnya. Untuk mengimplementasikan rangkaian sistem monitoring keamanan digunakan bahasa pemograman Visual Basic 6.0 dan BASCOM-8051. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah merancang dan mengimplementasikan sistem monitoring kemanan ruangan dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0

II. METODOLOGI PENELITIAN Dalam metodologi penelitian terdapat 10 tahapan yang harus ditempuh dan dipertimbangkan dalam perancangan perangkat keras maupun perangkat lunak, yang diantaranya: rumah maka rancangan pengamanan ini mengaktifkan mikrokontroler yang berhubungan dengan sensor magnet. Sedangkan PC akan menampilkan denah ruangan dimana telah disesuaikan dengan denah ruangan tertentu pada rumah tinggal dan dimana saja sensor-sensor magnet tersebut di pasang. Rancangan ini telah siap digunakan oleh pemilih rumah. Pada program yang telah dibuat dengan program Microsoft Visual Basic 6.0 pemilik harus mengaktifkan tombol aktif untuk menjalankan program ini. Alarm akan berbunyi dan indicator sensor akan memberikan perubahan warna apabila sensor yang telah dipasang terpisah, rangkaian ini akan berjalan apabila diberikan catu daya sebesar 9-12 Volt, Gambar 1. Tahap Metodologi Penelitian III. PERANCANGAN DAN MPLEMENTASI 3.1 Perancangan Sensor Magnet Pada rancanga n ini, sensor magnet diletakan pada jendela dan pintu rumah. Pada pintu dan jendela dipasarkan sensor magnet dan medan magnet yang berfungsi untuk memancarkan gelombang magnet dan langsung dikirim ke mikrokontroler yang dapat di visualisasikan pada layar monitor. Sensor magnet ini diletakan tepat di belakang pintu atau jendela agar tidak terlihat jika sudah dipasang alat pengaman pada pintu atau jendela rumah. Sensor magnet dan medan magnet dipasang berhadapan pada sisi kiri atau kanan di sisi dalam pintu. Apabila rangakaian ini telah diaktifkan oleh pemilih Gambar 2. Keadaan Sensor pada saat sebelum dibuka Gambar 3. Keadaan Sensor pada saat setelah dibuka 3.2 Analsis Rancangan Per Blok 3.2.1 Analisis Masukan Sensor yang digunakan pada rangkaian ini berupa sensor magnet (reed switch) atau disebut juga dengan relai buluh adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan

akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran seperti layaknya kondisi keluaran on/off yang digerakan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hama dan bebas dari debu, lembab, asap atau uap. Sensor diletakan secara sejajar dan berhadapan antara sensor magnet dengan medan magnet dibelakang pintu atau jendela. Jadi apabila sensor ini terpisah maka sensor magnet (reed switch) dalam keadaan tidak mengalirkan kondisi arus ke dalam mikrokontroler. Gambar 5. Tata Letak Komponen dan Port Gambar 4. Sensor Magnet 3.2.2 Implementasi Hardware Tahap implementasi hardware ini adalah tahapan pengembangan skema rangkaian menjadi rangkaian pada papan PCB sampai selesai. Dalam tahap implementasi ini komponen dirangkai sedemikian rupa hingga menghasilkan rangkaian mikrokontroler. Gambar 18 merupakan tataletak komponen dan port. Gambar 6. Hasil Rangkaian Mikrokontroler Setelah semuanya telah dirancang. Langkah selanjutnya adalah membuat rangkaian sensor yang dibungungkan dengan port 2 dan mikrokontroler. Gambar 7. Hasil dari rangkaian sensor magnet dan medan magnet

IV. PEMBAHASAN 4.1 Pemilihan Komponen Komponen yang dipilih berdasarkan kebutuhkan terhadap alat yang dibuat. Komponen yang dipilih memiliki fitur yang sesuai dengan alat yang akan dibuat sehingga ukuran dari alat semakin kecil. a. Integrate Circuit (IC) Komponen yang bernama Integrated Circuit seringkali disebut IC saja. IC merupakan pengembangan dari transistor, yang digabungkan dengan resistor, kapasitor, dan diode. Beberapa komponen digabungkan menjadi satu. Maka kaki ic tidaklah sedikit. Biasanya pada bahan IC ditandai dengan angka-angka yang berdekatan dengan kaki-kakinya. b. Mikrokontroler (Atmel Seri AT89S52) Sensor magnet yaitu alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran seperti layaknya kondisi keluaran on/off yang digerakan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, lembab, asap atau uap 4.2 Hasil Perancangan Alat Pengaman Ruangan. Gambar 10. Hasil Rancangan Alat 4.3 Pemasangan Sensor Pada saat pemasangan sensor harus tepat cara pemasangannya, sensor magnet harus dapat mendeteksi adanya medan magnet di sekelilingnya. Jika pemasangan sensor dan medan magnet ini tidak benar maka dapat terjadi kemungkinan sensor tidak dapat bekerja dengan baik. Gambar 8. Mikrokontroler Atmel seri AT89S c. Sensor Magnet dan Magnet batang Gambar 11. Pemasangan Sensor Magnet dan Magnet Batang. Gambar 9. Magnet dan Sensor Magnet

4.4 Tampilan Fisik Rancangan Pengamanan Ruangan Gambar 12. Lampiran Fisik rancangan pengamanan ruangan 1. Hubungkan kancing baterai dengan baterai 9 Volt atu hubungkan adaptor 9 volt pada mikrokontroler sebagai catu daya. Adaptor digunakan pada saat lampu PLN menyala dan apabila lampu PLN mati maka baterai otomatis akan menyala tetapi jika hanya memakai baterai, tegangan dari baterai melemah jadi rangkaian tidak beroperasi dengan maksimal. 4.5 Pengetesan Komponen Pada aplikasi ini ada beberapa komponen yang harus dilakukan pengetesan diantaranya : Sensor magnet Memastikan bahwa alat (Perancangan dan Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Dengan Sensor Magnet Mengunakan Bahasa Pemograman Microsoft Visual Basic 6.0) dapat mengeluarkan keluar yang benar, karena apabila tdak sesuai dengan keluaran yang diinginkan mungkin terdapat kesalahan pada rangkaian atau ada komponen yang sudah tidak dapat berfungksi dengan baik. Melakukan pengujian pada aplikasi yang telah dibuat dengan Microssoft Visual Basic 6.0 di PC, guna merespon masukan dari mikrokontroler secara serial. 4.6 Cara Pengetesan Cara pengetesan atau prosedur pengujian (Perancangan dan Implementasi Sistem Monitoring Keamanan Ruangan Dengan Sensor Magnet Bahasa Pemograman Microsoft Visual Basic 6.0) adalah sebagai berikut : Gambar 13. Pemasangan Kancing Baterai 9 volt dan adaptor 9 volt. 2. Setelah baterai dihubungkan dengan kancingnya, maka mikrokontroler AT89S52 akan mempunyai catu daya yang membuat LED pada mikrokontroler menyala, itu berarti arus listrik telah masuk dan mikrokontroler telah dalam modus stand alone (berdiri sendiri). Gambar 14. Mikrokontroler yang sudah Mempunyai Catu Daya. 3. Memasang sensor magnet pada port yang akan digunakan di mikrokontroler, pada penelitian ini menggunakan PORT2 pada kaki 1 dan 2

Gambar 15. Sensor Magnet yang telah dihubungkan dengan mikrokontroler 4. Setelah mikrokontroler dan sensor magnet sudah aktif tinggal mengoneksikan mikrokontroler tersebut dengan PC menggunakan prot serial, dan jika aplikasi yang telah dibuat oleh program Microssoft Visual Basic 6.0 sebelumna berjalan sesuai dengan rancangan awal maka mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan PC lewat aplikasi tersebut. 5. Berikut cara untuk menjalankan rancangan aplikasi sistem keamanan runagan menggunakan mikrokontroler AT89S52 dengan sensor magnet : a. Karena PC mempunyai beberapa koneksi data yang berbeda-beda maka sebelum menjalankan aplikasi ini kita di wajibkan untuk melihat pada port manakah yang sedang berkomunikasi dengan mikrokontroler dengna melihat pada device manager PC. b. Tampilan status bar pada saat aplikasi system keamanan telah dibuka. Gambar 16. Apliaksi sistem keamanan ruangan dalam posisi standby Gambar diatas adalah gambar dimana posisi aplikasi system keamanan ruangan di jalankan. a. Menjalankan system keamanan ruangan dengan cara menekan tombol aktif. Pada saat ini keadaan sensor magnet di dalam aplikasi system monitoring keamanan ruangan masih hijau dan alarm pun masih belum berbunyi karena sensor magnet belum berubah kedudukannya. b. Pada saat sensor magnet tidak berada pada jangkauan medan magnet maka sensor magnet akan memberikan logika 1 pada mikrokontroler dan pada saat itu juga aplikasi system monitoring kemanan rungan ini akan menunjukan perubahan warna sensor dengan berkedip-kedip dari warna hijau ke warna merah dan alarm akan berbunyi sebagai tanda bahwa sensor telah berubah tempat.

4.7 Tahap Uji Coba Tahao ini meliputi proses uji coba untuk mengetahui dan menentukan seberapa baik sistem yang dibuat memenuhi kriteria sistem yang dibuat memenuhi kriteria kerja. Jikadalam ujicoba mengalami kegagalan maka akan ditinjau ulang, namun jika tidak mengalami kegagalan maka sistem akan digunakan dan dilakukan pemeliharaan sistem. 4.7.1 Uji Coba Struktural Tabel 1. Uji Coba Struktural. c. Uji coba Form Menu Utama Pada form ini pengguna aplikasi akan diberikan pilihan yaitu langsung ke form sistem kemanan atau keluar dari aplikasi ini. Untuk masuk ke halaman form sistem keamanan pengguna aplikasi ini hanya menekan tombol form sistem keamanan. Sedangkan tombol keluar untuk keluar dari aplikasi ini. Pada tahap ujicoba struktural ini dilakukan analisis apakah hasil ujicoba baik hardware ataupun software sesuai dengan rancangan awal penelitian. a. Uji Coba Alat Sensor Jarak dari sensor ke medan magnet hanya 1cm. Kondisi sensor magnet harus dekat dengan medan magnet Mempunyai selang waktu 2 detik dari sensor hingga alarm berbunyi. b. Uji Coba Software Uji Coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat sudah sesuai dengan yang dirancang, serta membandingkan hasil akhir dengan konsep awal. Uji coba ini disajikan pada tabel berikut : NO Uji Coba Hasil 1 Uji Coba Form Menu Tampil Utama Uji Coba Form Rx Tampil 2 (Tampilan Sistem Keamanan 3 Uji Coba Form About Tampil Gambar 17. Tampilan Uji Coba Form Utama. B. Uji Coba Form Rx (Tampilan Sitem Keamanan) Form ini dibuat untuk menampilkan sensor-sensor yang telah dipasang dan memberikan perubahan warna juga mengeluarkan suara apabila sistem keamanan yang telah dibuat telah terpakai atau telah rusak. Gambar 18. Tampilan Uji Coba form Rx (Tampilan Sistem Keamanan).

C. Uji Coba Form About Form about dibuat untuk menampilkan pemberitahuan mengenai sistem software yang telah dibuat. Gambar 19. Tampilan Uji Coba Form About. 4.7.2 Uji Coba Fungsional Uji coba fungsional adalah uji coba yang dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat sudah dapat berfungsi dengan baik dan benar. Uji coba fungsional disajikan pada tabel dibawah. No Proses Hasil 1 Menu File Berfungsi 2 Button Form Sistem Berfungsi Keamanan 3 Button Keluar Berfungsi 4 Menu Sistem Keamanan Berfungsi 5 Shape Sensor 1 Berfungsi 6 Shape Sensor 2 Berfungsi 7 Port Komunikasi Berfungsi 8 Menu status Berfungsi 9 Button Aktifkan Berfungsi 10 Button Non Aktifkan Berfungsi 11 Shape Status Berfungsi 12 Rela Time Berfungsi 13 Menu Help Berfungsi 14 Close Menu Berfungsi Tabel 2. Uji Coba Fungsional 4.7.3 Uji Coba Validasi Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah sistem telah bekerja dengan baik atau tidak. Berikut 3 pengujian yang dilakukan dan dilampirkan dalam tabel. Peng Sistem Proses Hasil ujian 1 Pintu Dapat Valid Dibuka Menvisualisas ikan perubahan sensor dari warna awal hijau ke warna merah dan mengeluarkan bunyi alarm 2 Pintu Dibuka Dapat Menvisualisas ikan perubahan sensor dari warna awal hijau ke warna merah dan mengeluarkan Valid 3 Pintu Dibuka Tabel 3. Uji Coba Validasi bunyi alarm Dapat Menvisualisas ikan perubahan sensor dari warna awal hijau ke warna merah dan mengeluarkan bunyi alarm V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Valid Berdasarkan prinsip dan cara kerja dari sistem keamanan ruangan ini, maka dapat disimpulkan bahwa sistem keamanan ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi keadaan pintu atau jendela dalam posisi tertutup atau terbuka. Dengan menggunakan sensor magnet apabila medan magnet tidak terhubung dengan sensor magnet maka

secara otomatis rancangan sensor akan mengirim data bernilai 1 (satu) ke mikrokontroler dan melanjutkannya ke PC secaraserial, untuk kemudian memberikan tampilan perubahan warna sensor yang telah di aplikasikan dan menghasilkan bunyi alarm dari rangkaian mikrokontroler AT89S52. Berdasarkan pengujian, maka dapat disimpulkan bahwa sistem telah dapat berjalan dengan baik sesuai pada rancangan awal yang telah dibuat, hal ini terbukti pada uji coba struktural, uji coba fungsional, dan uji coba validasi yang tedapat pada bab 5. Sensor magnet ini mepunyai kelemahan yaitu pada pletakan sensornya. Sensor yang diletakkan dibelakang pintu atau jendela hanya mampu berjarak 1cm. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas. Maka didapatkan beberapa saran untuk penyempurnaan dari sistem keamanan ini yaitu : 1. Pada rangkaian ini sensor magnet harus selalu dekat dengan medan magnet, karena jia tidak akan merusak keakuratan data. 2. Untuk memperkuat tegangan harus ditambahkan aki 9 volt atau memakai baterai isi ulang (recharggable). 3. Untuk efeksibilitas sebaiknya digunakan sensor magnet tanpa kabel. 4. Untuk menambah visualisasi, seven segmen juga dapat ditambahkan untuk alat visualisasi. DAFTAR PUSTAKA Moh. Ibnu Malik, Belajar Mikrokontroler ATMEL AT89S52, Gaya Media, Yogyakarta, 2003. Setiawan Rachmad, Mikrokontroller MCS- 51, Graha Ilmu Yogyakarta, 2006. Wahyudin Didin, 2006 Belajar Mudah Mikrokontroler AT89S52 dengan bahasa basic menggunakan Bascom-8051. Penerbit Andi, Yogyakarta. Teori Digital, Laboratorium Elektronika dan Komputer, Depok, 2002-2006. Budiharto Widodo & Gamayel Rizal. 2006, Belar Sendiri 12 Proyek Mikrokontroller untuk pemula. Jakarta : Alex Media Komputindo. http://atmel.com/dyn, download 24 Oktober 2007, pukul 10.00 wib. http://id.wikipedia.org/wiki/dioda_foto, download 24 Oktober 2007, pukul 10.00 wib. http://en.wikipedia.org/wiki/xtal, download 24 Oktober 2007, pukul 10.00 wib. http://pdfl.alldatasheet.com, download 26 Oktober 2007, pukul 15.00 wib. http://www.st.com/stonline/products/literatu re/ds/2156.html, download 26 Oktober 2007, pukul 15.00 wib. www.exesssolutins.com, download 26 Oktober 2007, pukul 15.00 wib. www.iguanalabs.com, download 26 Oktober 2007, pukul 19.30 wib. Download Modul Praktikum Mikrokontroller,Depok,2004.