KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.40/BPSDMKP/2012 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN ACARA RESMI DAN UPACARA BENDERA Nomor: SOP /TU 02 01/UM

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PROFESOR RISET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang No

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 53 TAHUN 2016

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2017

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK. PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 8 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

L E M B A R A N D A E R A H K O T A S E M A R A N G NOMOR 17 TAHUN 2004 SERI E

Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan. Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2014

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2005 NOMOR 20

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG. PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL Dl LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Serta Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

QLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER DAN KEUANGAN PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II S U M E D A N G NOMOR : 7 TAHUN : 1993 SERI D.4

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1994

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM. 72 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

KEMENAG. Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Statuta. Perubahan.

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 03 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BANTUL NOMOR : 11 TAHUN 1994 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

- 2 - Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Desember 2011 KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN, ttd SJARIEF WIDJAJA

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2005 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 51 TAHUN 2005 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 19-A TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

Menimbang KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.40/BPSDMKP/2012 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WISUDA LULUSAN SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN, : a. bahwa dalam rangka menyeragamkan pelaksanaan wisuda pada Sekolah Usaha Perikanan Menengah lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan, diperlukan adanya pedoman penyelenggaraan wisuda; b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011; 2. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011; 3. Keputusan Presiden Nomor 140/M Tahun 2010; 4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; 5. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.21/MEN/2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan SUPM; 6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Perundang-undangan di Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan;

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN WISUDA LULUSAN SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH. KESATU KEDUA KETIGA : Menetapkan Pedoman Penyelenggaraan Wisuda Lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah sebagaimana tersebut dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Badan ini. : Pedoman Penyelenggaraan Wisuda Lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah sebagaimana dimaksud diktum KESATU merupakan acuan bagi setiap satuan pendidikan Sekolah Usaha Perikanan Menengah di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menyelenggarakan wisuda. : Keputusan Kepala Badan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2012 KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN, ttd SJARIEF WIDJAJA Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian, Hearsanto Effendy

- 3 - Lampiran : Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.40/BPSDM KP/2012 tentang Pedoman Penyelenggaraan Wisuda Lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah A. Latar Belakang PEDOMAN PENYELENGGARAAN WISUDA LULUSAN SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH BAB I PENDAHULUAN Wisuda lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah merupakan tradisi turun temurun yang telah dilaksanakan sejak lama, dengan maksud untuk menanamkan disiplin, rasa kebanggaan para lulusan terhadap almamater serta menanamkan dedikasi dan tanggung jawabnya terhadap sektor kelautan dan perikanan. Wisuda itu sendiri pada hakekatnya merupakan kegiatan pelantikan bagi para peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan di sekolah dan dinyatakan lulus ujian akhir menjadi lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah. Kegiatan tesebut dilaksanakan dalam bentuk upacara yang dihadiri oleh Pejabat dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Pejabat Daerah, orang tua peserta didik dan undangan lainnya. Inti dari kegiatan wisuda adalah : (1) pelaporan pendidikan oleh kepala sekolah yang ditujukan kepada Kemeterian Kelautan dan Perikanan dan orang tua peserta didik, (2) pelantikan peserta didik menjadi lulusan, serta (3) pemberian ijazah. Pelaksanaan wisuda harus dilaksanakan dengan hikmat, baik serta memiliki kekhasan dan keunggulan dibandingkan dengan sekolah lain disekitarnya, sehingga dapat memberikan kesan yang baik dan dapat diteladani bagi lulusan, orang tua lulusan, masyarakat dan sekolah lainnya. Di sisi lain, dengan pelaksanaan wisuda yang baik secara tidak langsung menjadi wahana promosi bagi sekolah dan dapat meningkatkan animo masyarakat yang ingin belajar di Sekolah Usaha Perikanan Menengah. Agar pelaksanaan wisuda disetiap Sekolah Usaha Perikanan Menengah dapat dilaksanakan dengan baik, hikmat dan standar, maka perlu ditetapkan Keputusan Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan tentang Panduan Penyelenggaraan Wisuda Lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah di Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan. B. Tujuan dan Sasaran Tujuan penyusun pedoman penyelenggaraan wisuda lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah adalah untuk memberikan acuan bagi sekolah sehingga terjadi persamaan persepsi maupun keseragaman dalam penyelenggaraan wisuda lulusan pada satuan pendidikan tersebut.

- 4 - Sasaran penetapan pedoman ini adalah terwujudnya penyelenggaraan upacara wisuda lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah yang memenuhi standar protokoler, tertib dan hikmat tanpa mengabaikan adat istiadat dan budaya setempat. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman umum ini meliputi : 1. Unsur-unsur Penyelenggaraan Wisuda 2. Persiapan Wisuda 3. Tata Cara Pelaksanaan Wisuda D. Pengertian Didalam pedoman ini, yang dimaksud dengan : 1. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disebut BPSDMKP adalah Unit Eselon I di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bertanggung jawab dalam pengembangan sumberdaya manusia di sektor kelautan dan perikanan melalui penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kelautan dan perikanan. 2. Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disebut Pusdik KP adalah Unit Eselon II di bawah BPSDMKP yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan dan pembinaan pendidikan kelautan dan perikanan. 3. Sekolah Usaha Perikanan Menengah yang selanjutnya disebut SUPM atau sekolah adalah unit pelaksana teknis BPSDMKP yang bertugas menyelenggarakan pendidikan menengah kejuruan perikanan dan didalam melaksanakan tugasnya dibina oleh Pusdik KP. 4. Kepala SUPM adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah dan selaku Ketua Dewan Guru 5. Guru SUPM adalah pengajar baik yang berstatus sebagai guru fungsional maupun non fungsional ataupun yang berstatus sebagai guru tetap maupun tidak tetap yang mendapat tugas untuk mengajar di SUPM. 6. Dewan Guru adalah kelompok pendidik baik yang sudah maupun yang belum berstatus sebagai guru fungsional dan/atau yang berstatus guru tidak tetap maupun yang berstatus guru tetap yang mendapat tugas mengajar di SUPM. 7. Komite Sekolah adalah wadah organisasi himpunan orang tua peserta didik SUPM. 8. Pengurus Komite Sekolah adalah sekelompok orangtua pesertadidik yang ditunjuk dan mendapat mandat untuk mengelola organisasi dan mewakili dalam menyampaikan aspirasi anggota ke sekolah serta menjembatani komunikasi antara sekolah ke pihak anggota komite. 9. Wisuda adalah proses pelantikan bagi para peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan di sekolah dan dinyatakan lulus ujian akhir menjadi lulusan. 10. Wisudawan adalah peseta didik sedang melaksanakan proses wisuda. 11. Pejabat pewisuda adalah pejabat yang berhak dan akan melantik wisudawan.

- 5 - BAB II UNSUR-UNSUR PENYELENGGARAAN WISUDA Unsur-unsur dalam penyelenggaraan upacara wisuda meliputi: (1) panitia pelaksana, (2) peserta upacara, (3) susunan acara, dan (4) pakaian upacara wisuda. A. Panitia Pelaksana 1. Susunan Panitia Panitia pelaksana wisuda ditetapkan oleh kepala sekolah pendidikan dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut : 1) Pengarah : - Kepala BPSDMKP - Kepala Pusdik KP 2) Ketua/ Penanggung jawab : Kepala SUPM 3) Sekretaris : Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan 4) Bendahara : Urusan Keuangan 5) Seksi-seksi : Acara, Perlengkapan, Dekorasi, Sound system,dokumentasi,kesenian,konsumsi, dan Keamanan 2. Tugas Panitia Rincian tugas panitia dan output/keluaran yang diharapkan adalah sebagai berikut : No Jabatan Kepanitiaan Tugas 1 2 3 4 1 Pengarah - Memberikan arahan tentang kebijakan dan prinsip pelaksanaan wisuda 2 Ketua/ Penanggung jawab - Merencanakan pelaksanaan wisuda sesuai dengan arah kebijakan dan prinsip pelaksanaan yang telah di tetapkan - Menetapkan tanggal pelaksanaan - Membentuk panitia - Memimpin rapat persiapan wisuda 3 Sekretaris - Membantu ketua merencanakan pelaksanaan wisuda - Membantu ketua dalam mengkoordinasikan seksi-seksi - Membuat surat undangan untuk rapat persiapan, pihak yang terkait acara wisuda dan tamu undangan - Menulis notulen rapat Output /Keluaran - Kesepahaman panitia tentang arah kebijakan dan prinsip pelaksanaan wisuda - Perencanaan wisuda sesuai dengan arah kebijakan dan prinsip yang ditetapkan - Jadual pelaksanaan wisuda - Panitia pelaksana - Pelaksanaan rapat persiapan yang efektif dan efisien - Perencanaan wisuda sesuai dengan arah kebijakan - Koordinasi internal panitia yang solid - Undangan rapat persiapan, kordinasi dengan pihak yang terkait wisuda, undangan wisuda - Notulen setiap rapat

- 6-1 2 3 4 4 Bendahara - Membukukan dan menyimpan dana wisuda yang masuk - Membayarkan biaya penge luaran kegiatan sesuai dengan persetujuan ketua - Membukukan pengeluaran - Melaporkan posisi keuangan kepada ketua 5 Seksi Acara / Protokol 6 Seksi Perlengkapan 7 Seksi Dekorasi 8 Seksi Sound system 9 Seksi Dokumentasi 10 Seksi Kesenian 11 Seksi konsumsi - Menyusun acara wisuda - Melakukan kordinasi dengan para pihak yang akan menyajikan atau terkait dengan acara dalam wisuda (pembawa acara, pemandu lagu Indonesia Raya, Tim Koor, Ibu Siswa, Pembaca Do a, dan lain-lain) - Mengikuti dan memandu pelatihan dan gladi bersih wisuda - Bersama pembawa acara memandu acara wisuda - Menyiapkan peralatan/ perlengkapan proses wisuda di tempat yang dipersiapkan dan sekitarnya, - Menyiapkan R. transit, akomodasi tamu khusus - Menyiapkan bahan/peralatan dekorasi ruangan dan sekitarnya - Dekorasi ruangan dan sekitarnya - Menyiapkan peralatan sound system - Mengatur penempatan peralatan sesuai kebutuhan - Melakukan dokumentasi foto dan film penyelenggaraan wisuda - Melakukan konsultasi kepada Kepala satuan pendidikan untuk memberitakan penyelenggaraan wisuda melalui website sekolah - Menyiapkan acara kesenian sebagai acara tambahan dalam wisuda, baik tarian, organ tunggal dll - Menyusun rencana pengadaan konsumsi dengan berdasarkan kepada menu dan jumlah tamu undangan dll - Mengadakan konsumsi wisuda - Pembukuan pemasukan dan pengeluaran keuangan - Pembayaran pengeluaran kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan - Laporan posisi keuangan - Susunan acara wisuda - Kordinasi yang solid untuk menyempurnakan tahapan acara yang dilaksanakan dan menyiapkan tenaga yang akan menyajikan acara (pembawa acara, pemandu lagu Indonesia Raya, Tim Koor, Ibu Siswa, Pembaca Do a, dll) - Gladi bersih yang memuaskan - Rangkaian acara wisuda yang baik dan benar - Perlengkapan ruang wisuda dan sekitarnya, (meja, kursi, layar,panggung, umbul2, dll - R. transit, dan akomodasi tamu khusus - Bahan/peralatan dekorasi ruangan dan sekitarnya - Dekorasi ruangan dan sekitarnya - Peralatan sound system - Penempatan peralatan sesuai dengan kebutuhan - Film dan foto dokumentasi penyelenggaraan wisuda - Informasi pelaksanaan wisuda di website sekolah - Tampilan kesenian (tarian, music, dll) sebagai acara tambahan dalam wisuda - Rancangan biaya pengadaan konsumsi wisuda

- 7-1 2 3 4 12 Seksi Keamanan - Mengatur cara penyajiannya - Konsumsi wisuda untuk wisudawan, orang tua lulusan, undangan, panita, ruang transit, - Kesepakatan pengaturan tempat dan cara penyajian konsumsi - Menjaga keamanan penyelenggaraan wisuda di dalam kampus dan lingkungan sekitarnya sejak persiapan sampai selesai wisuda - Mengatur tempat parkir kendaraan tamu undangan dan arah lalu lintas di sekitar tempat wisuda - Suasana kampus dan lingkungannya yang kondusif sejak persiapan sampai selesainya wisuda - Parkir kendaraan yang tertib dan lalu lintas disekitar tempat wisuda yang lancar B. Peserta Upacara Wisuda Peserta upacara wisuda meliputi: wisudawan, pejabat pewisuda, dewan guru, pengurus komite sekolah dan tamu undangan. 1. Wisudawan Wisudawan yang akan mengikuti wisuda adalah seluruh lulusan pendidikan dari semua program keahlian yang diselenggarakan oleh SUPM yang telah memenuhi persyaratan untuk diwisuda sebagaimana yang ditetapkan oleh sekolah. Secara umum persyaratan tersebut adalah sebagai berikut : (1) telah menyelesaikan semua hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan; (2) telah mengembalikan buku-buku perpustakaan dan peralatan lain yang dipinjamnya dari sekolah; (3) tidak terkena sanksi indisipliner berat sebelum pelaksanaan wisuda; dan (4) terdaftar sebagai calon peserta yang akan diwisuda. 2. Pejabat Pewisuda Pejabat yang berhak untuk melantik wisudawan adalah : (1) Kepala SUPM, (2) wakil kepala SUPM, dan/atau, (3) guru senior yang ditunjuk untuk mewisuda atau mendampingi dalam proses wisuda. Sebagai kehormatan Kepala SUPM dapat memohon kepada Kepala BPSDMKP dan/atau Kepala Pusdik KP selaku pembina dewan guru untuk melantik wisudawan. Di dalam upacara wisuda, pejabat yang akan ditetapkan sebagai pewisuda dan pendampingnya disesuaikan dengan kondisi yang ada. Beberapa alternatif dalam menentukan pejabat yang akan mewisuda adalah sebagai berikut : Alternatif 1 : Bila Kepala BPSDMKP dan Kepala Pusdik KP hadir dalam acara wisuda :

- 8 - - Kepala BPSDMKP didampingi Kepala SUPM mengalungkan gordon kepada wisudawan - Kepala Pusdik KP didampingi Wakil Kepala SUPM Urusan Pengajaran menyerahkan ijazah Alternatif 2 : Bila hanya Kepala BPSDMKP yang hadir dalam acara wisuda : - Kepala BPSDMKP didampingi Wakil Kepala SUPM Urusan Pengajaran mengalungkan gordon kepada wisudawan - Kepala SUPM didampingi Wakil Kepala SUPM Urusan Kesiswaan menyerahkan ijazah Alternatif 3 : Bila hanya Kepala Pusdik KP yang hadir dalam acara wisuda : - Kepala Pusdik KP didampingi Wakil Kepala SUPM Urusan Pengajaran mengalungkan gordon kepada wisudawan - Kepala SUPM didampingi Wakil Kepala SUPM Urusan Kesiswaan menyerahkan ijazah Alternatif 4 : Bila Kepala BPSDMKP dan Kepala Pusdik KP tidak hadir dalam acara wisuda : - Kepala SUPM didampingi Wakil Kepala SUPM Urusan Kesiswaan mengalungkan gordon kepada wisudawan - Wakil Kepala SUPM Urusan Pengajaran didampingi Sekretaris Dewan Guru menyerahkan ijazah Bila pada saat pelaksanaan wisuda Wakil Kepala SUPM Urusan Pengajaran dan/atau Urusan Kesiswaan berhalangan maka dapt digantikan oleh Sekretaris Dewan Guru, Wakil Kepala SUPM Urusan Sarana Pendidikan dan/atau Wakil Kepala SUPM Urusan Hubungan Masyarakat. 3. Dewan Guru Dewan guru yang diharapkan hadir dalam upacara wisuda adalah para pengajar baik yang berstatus sebagai guru fungsional maupun non fungsional, guru tetap maupun tidak tetap yang mendapat tugas mengajar di SUPM. 4. Pengurus Komite Sekolah Pengurus Komite Sekolah yang diharapkan hadir adalah kurang lebih 4 orang, yaitu ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara. 5. Tamu Undangan Tamu undangan wisuda meliputi : (1) Muspida /Pejabat Pemerintah Daerah setempat; (2) Pimpinan instansi pemerintah maupun swasta yang banyak memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan pendidikan; (3) Pimpinan instansi swasta yang banyak menyerap lulusan; (4) Tokoh-tokoh masyarakat; dan (5) Orang tua /wali wisudawan.

- 9 - C. Susunan Acara Susunan acara dalam upacara wisuda terdiri dari acara pokok dan acara penunjang yang tersusun dalam suatu rangkaian acara proses pelaksanaan wisuda. 1. Acara Pokok Acara pokok merupakan acara baku baik jenis, urutan maupun tata pelaksanaannya,yang harus diikuti oleh semua sekolah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada pedoman ini. Acara pokok dimaksud yaitu : a. penggunaan pataka untuk memandu rombongan prosesi; b. pembukaan acara wisuda; c. menyanyikan lagu Indonesia Raya; d. hening cipta; e. penyampaian laporan pendidikan oleh Kepala SUPM; f. pelantikan wisudawan; g. pemberian penghargaan kepada wisudawan berprestasi terbaik dari masing-masing program keahlian; h. janji wisuda; i. menyanyikan lagi Bagimu Negeri; j. Sambutan : - Ketua Komite Sekolah - Pejabat Daerah - Kepala BPSDMKP k. pembacaan do a; l. penutupan acara wisuda; dan m. pemberian ucapan selamat kepada wisudawan. 2. Acara Penunjang Acara penunjang merupakan acara tambahan yang jenis dan tata pelaksanaannya diatur oleh sekolah masing-masing. Acara tambahan ini diharapkan menunjukkan kekhasan daerah sekolah masing-masing, tetapi pelaksanaannya tidak mengurangi kehikmatan acara pokok. Acara penunjang dimaksud, antara lain dapat berbentuk sebagai berikut : a. penggunaan drumband untuk memandu wisudawan memasuki tempat wisuda b. penggunaan tari tradisional untuk menyambut dan mengiringi rombongan prosesi c. penggunaan irama koor Dharma Wanita / peserta didik atau musik organ dalam proses upacara wisuda d. penyerahan wisudawan kepada perusahaan penyerap lulusan e. penyerahan wisudawan kepada ikatan alumni SUPM f. pemberian karangan bunga kepada ibu siswa g. pelepasan wisudawan oleh ibu siswa dapat menggunakan tata cara sesuai dengan adat istiadat/budaya daerah setempat h. penggunaan irama musik organ untuk mengantar wisudawan keluar ruangan guna menerima ucapan selamat

- 10 - D. Pakaian Upacara Wisuda Dalam rangka menjaga kehikmatan acara wisuda, maka pakaian untuk peserta upacara wisuda diatur sebagai berikut : 1. Pakaian Wisudawan Pakaian wisudawan dalam upacara wisuda adalah Pakaian Dinas Upacara Besar (PDUB) dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pria : - jas biru dan celana panjang berwarna putih - topi /pet (untuk pria) berwarna putih - sarung tangan putih - kaos kaki hitam - sepatu PDH 3/4, bertali, berwarna hitam. b. Wanita : - jas biru dan celana panjang berwarna putih - topi /pet (untuk wanita) berwarna putih - sarung tangan putih - sepatu PDH berwarna hitam. 2. Pakaian a. Pejabat pewisuda adalah PSL (pakaian sipil lengkap) b. Pejabat Daerah menggunakan PSL c. Tamu undangan TNI/POLRI menyesuaikan d. Guru menggunakan PSL e. Tamu undangan sipil dari Swasta, pengurus Komite Sekolah, karyawan, orang tua/wali wisudawan bebas dan rapih

- 11 - BAB III PERSIAPAN A. Proposal Penyelenggaraan Upacara Wisuda Kepala SUPM menugaskan kepada Wakil Kepala Urusan Kesiswaan untuk menyusun proposal penyelenggaraan wisuda dengan mengacu kepada hasil evaluasi penyelenggaran wisuda tahun lalu dan kebijakan yang ditetapkan oleh BPSDMKP maupun sekolah. Proposal tersebut selambat-lambatnya sudah selesai satu bulan sebelum tanggal pelaksanaan wisuda. B. Penetapan Penyelenggaraan 1. Waktu Pelaksanaan Di dalam menetapkan waktu pelaksanaan wisuda, kepala SUPM berkonsultasi kepada Kepala Pusdik KP dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Jadual pelaksanaan wisuda pada masing-masing sekolah tidak bersamaan b. Kehadiran Kepala BPSDMKP dan/atau Kepala Pusdik KP dalam acara wisuda. c. Selesainya pemrosesan ijazah para lulusan sehingga dapat diserahkan saat wisuda 2. Panitia Pelaksana Untuk mempersiapkan dan melaksanakan seluruh rangkaian acara wisuda perlu dibentuk panitia pelaksana yang profesional sehingga kegiatan dapat efektif, efisien dan berjalan dengan lancar. Susunan kepanitiaan serta tugastugasnya seperti pada tercantum BAB III, sub bab A di atas. Penetapan waktu pelaksanaan dan personal panitia yang ditunjuk dilakukan melalui Keputusan Kepala SUPM. C. Persiapan Pelaksanaan 1. Rapat Persiapan Awal Rapat persiapan awal perlu dilaksanakan dalam rangka membahas hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan wisuda, dengan substansi antara lain meliputi : a. Evaluasi penyelenggaraan wisuda pada tahun yang lalu b. Diskusi implementasi kebijakan dalam pelaksanaan wisuda (bila ada) c. Kesepakatan unsur-unsur dalam acara pokok dan acara penunjang, serta menyusun rangkaian susunan acara wisuda d. Penetapan pesyaratan bagi lulusan yang akan diwisuda dan pelaksanaan sosialisasinya e. Penetapan unsur-unsur yang akan diundang serta pakaian yang akan dipakai f. Pengaturan tempat duduk tamu undangan g. Penyusunan kebutuhan alat dan bahan pelaksanaan upacara wisuda

2. Surat Undangan - 12 - Penyebaran surat undangan kepada para calon tamu undangan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dapat memastikan bahwa undangan dimaksud dapat secara cepat diterima yang bersangkutan. Agar tamu undangan dapat mengetahui acara yang akan dilaksanakan, maka di dalam surat undangan perlu mencantumkan susunan acara wisuda. 3. Penyiapan Tempat Pelaksanaan Upacara Wisuda a. Tempat-tempat yang dipersiapkan Tempat-tempat yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan wisuda meliputi : 1) Ruang untuk upacara wisuda diutamakan menggunakan auditorium milik sekolah, kecuali bila tidak memungkinkan dapat menggunakan lapangan, halaman sekolah atau gedung milik pihak lain. 2) Ruang transit bagi rombongan pejabat pewisuda dan undangan khusus lainnya. 3) Lingkungan disekitarnya tempat upacara wisuda 4) Ruang akomodasi bagi tamu-tamu khusus Tempat-tempat pada butir a,b dan c seperti tersebut di atas harus dalam keadaan bersih, ditata, dan dilengkapi dengan perlengkapan yang dibutuhkan sehingga dapat mendukung kelancaran pelaksanaan wisuda dengan baik serta dari segi estetika tampak menarik. b. Pengaturan tata letak ruangan dan tempat duduk peserta wisuda Tempat duduk para peserta wisuda disusun sedemikian rupa sesuai dengan bentuk ruangan yang ada. Prinsip dalam pengaturan tempat duduk sebagai berikut : 1. Pejabat yang duduk pada mimbar pewisuda adalah Kepala SUPM, Kepala BPSDMKP, Kepala Pusdik KP dan Wakil Kepala SUPM. Pada saat proses pelantikan, posisi pejabat wisuda adalah seperti gambar di bawah ini. 1 6 2 3 4 5 Keterangan : - Proses pelantikan dari arah kiri ke kanan - No.1 : petugas pembawa gordon - No. 2 : Kepala SUPM - No. 3 : Kepala BPSDMKP - No. 4 : Kepala Pusdik KP - No. 5 : Wakil Kepala SUPM - No. 6 : petugas pembawa ijazah 2. Pejabat Daerah, ibu siswa dan tamu undangan khusus lainnya ditempatkan pada tempat duduk khusus yang telah disediakan. 3. Wisudawan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah dilihat oleh yang hadir dalam upacara wisuda. Dari segi bentuk ruangan ada 2 (dua) alternatif dalam penyusunan tempat duduk tamu undangan seperti pada denah-denah berikut di bawah ini.

- 13 - Alternatif 1 : Posisi ruangan melebar wisudawan 5 Pejabat Pewisuda 6 17 1 2 3 4 18 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Guru dan karyawan Tamu undangan Pemandu acara dan Tim Koor Orang tua/wali wisudawan Orang tua/wali Wisudawan Orang tua/wali wisudawan Orang tua/wali wisudawan Keterangan : - Blok warna biru muda : tempat duduk para wisudawan - Blok warna kuning : tempat duduk pejabat pewisuda (1) kepala SUPM, (2) kepala BPSDMKP, (3) kepala Pusdik KP, dan (4) Wakil Kepala Urusan Pengajaran - Blok warna hijau muda : tempat duduk tamu undangan khusus di bagian depan (no. 5 s/d 16) No. (10) :pejabat daerah, No.(11) : Ibu siswa (istri bupati/wali kota) Tempat duduk di bagian belakang untuk guru, karyawan dan tamu undangan lainnya - Blok warna jingga : tempat duduk pembawa acara,musik organ pengiring dan tim koor - Blok warna hijau tua : tempat duduk orang tua / wali wisudawan - Blok putih /tidak berwarna : area terbuka - No. 17 : tempat petugas pembawa pataka berdiri - No. 18 : tempat mimbar untuk pemberian sambutan

- 14 - Alternatif 2 : Posisi ruangan memanjang Orang tua /wali wisudawan Guru dan karyawan 5 Pembawa Acara 6 dan Tim Kor 7 8 9 15 Wisudawan 1 2 3 4 Orang tua /wali wisudawan Tamu Undangan 10 11 12 13 14 16 Keterangan : - Blok warna biru muda : tempat duduk para wisudawan - Blok warna kuning : tempat duduk pejabat pewisuda (1) kepala SUPM, (2) kepala BPSDMKP, (3) kepala Pusdik KP, dan (4) Wakil Kepala Urusan Kurikulum - Blok warna hijau muda : tempat duduk tamu undangan khusus di bagian depan (no. 5 s/d 14) No10) : bupati/wali kota, No (11) : Ibu siswa (istri bupati/wali kota) Tempat duduk di bagian belakang untuk guru, karyawan dan tamu undangan lainnya - Blok warna jingga : tempat duduk pembawa acara,musik organ pengiring dan tim koor - Blok warna hijau tua : tempat duduk orang tua / wali wisudawan - Blok putih /tidak berwarna : area terbuka - No. 15 : tempat petugas pembawa pataka berdiri - No. 16 : tempat mimbar untuk pemberian sambutan 4. Perlengkapan Proses Pelantikan Perlengkapan untuk proses pelantikan wisudawan terdiri dari gordon, ijazah dan piagam tanda penghargaan. a. Gordon Gordon adalah berupa medali yang akan dikalungkan kepada wisudawan sebagai tanda pelantikan. Perlengkapan ini harus dipersiapkan sejumlah wisudawan, ditata rapih dan ditempatkan pada beberapa nampan sehingga tidak menyulitkan pada saat pengalungan.

- 15 - b. Ijazah Ijazah merupakan tanda pengakuan yang diberikan oleh penyelenggara pendidikan bahwa peserta didik telah selesai mengikuti pendidikan dan dinyatakan lulusan dalam ujian akhir SUPM. Ijazah harus dipersiapkan sejumlah wisudawan, ditaruh pada tempat biak dan indah, ditata rapih dan ditempatkan pada beberapa nampan sehingga tidak menyulitkan pada saat penyerahan. c. Piagam Penghargaan. Piagam ini dibuat sebagai penghargaan bagi lulusan yang berprestasi baik. Piagam ini harus dipersiapkan sebelum wisuda dilaksanakan, dengan jumlah sesuai ketentuan sekolah. 5. Keamanan dan Tempat Parkir Di dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam pelaksanaan upacara wisuda panitia harus berkoordinasi dengan unsur keamanan eksternal.sebelum rapat persiapan terakhir petugas keamanan harus memastikan bahwa tempat pelaksanaan wisuda dan lingkungan disekitarnya aman. Petugas keamanan dan parkir harus sudah mempersiapkan lokasi yang akan dijadikan tempat parkir baik bagi undangan khusus maupun undangan lainnya. 6. Rapat Persiapan Terakhir Rapat persiapan terakhir perlu dilaksanakan dan diikuti oleh perwakilan dari setiap seksi. Tujuan rapat ini untuk memantaukemungkinan adanya hambatan di lapangan dan mencari solusi upaya pemecahannya. Dengan sisa waktu yang ada diharapkan hambatan dimaksud dapat diatasi sehingga pelaksanaan wisuda dapat berjalan sesuai dengan rencana. 7. Gladi Bersih Gladi bersih merupakan latihan pelaksanaan tahapan wisuda yang diikuti oleh komponen pelaku acara wisuda secara bersama-sama agar terjadi koordinasi yang harmonis antar para pelaksana sehingga acara wisuda dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Dalam kegiatan ini para panitia dan pelaku acara wisuda hadir dan bersama-sama melakukan kegiatan wisuda sesuai peranan masing-masing berdasarkan susunan acara yang ditetapkan.

- 16 - BAB IV PELAKSANAAN A. Kesiapan Sebelum pelaksanaan wisuda dimulai, ketua panitia penyelenggara wisuda harus memantau kepada semua seksi dan memastikan bahwa seluruh petugas pelaksana wisuda telah siap ditempat sesuai dengan tugas dan peran masingmasing, serta fasilitas-fasilitas dan perlengkapan untuk pelaksanaan wisuda telah siap. B. Penerimaan Tamu Undangan Petugas keamanan dan petugas penerima tamu di lapangan harus dapat membedakan dan menyeleksi tamu undangan khusus dan tamu undangan biasa. Daftar tamu undangan khusus diperoleh dari Sekretaris Panitia. 1. Tamu undangan khusus Tamu undangan khusus meliputi Kepala BPSDMKP, Kepala Pusdik KP, Muspida, Ibu Siswa dan tamu undangan lain yang dianggap khusus oleh sekolah. Tamu undangan tersebut diarahkan untuk menuju ke ruang transit, dan kendaraan yang digunakan diarahkan untuk menuju ke tempat parkir kendaraan undangan khusus yang telah dipersiapkan. Di ruang transit, undangan diterima oleh petugas penerima tamu dan diarahkan untuk menuju tempat duduk yang telah ditetapkan. 2. Tamu undangan biasa Tamu undangan biasa adalah tamu undangan instansi pemerintah maupun swasta yang merupakan mitra sekolah, guru, karyawan, pengurus komite sekolah, dan orang tua wisudawan.tamu undangan ini diarahkan untuk menuju ke ruang wisuda, dan kendaraan yang digunakan diarahkan untuk menuju ke tempat parkir kendaraan yang telah dipersiapkan. Di ruang wisuda, undangan diterima oleh petugas penerima tamu dan diarahkan untuk menuju tempat duduk yang ditetapkan. C. Tata Cara Pelaksanaan Wisuda Di setiap SUPM yang menyebar mulai dari Aceh sampai ke Papua memiliki adat istiadat dan budaya yang berbeda. Namun di dalam upacara wisuda ini, pelaksanaan acara inti harus standar yaitu sama antara sekolah yang satu dengan yang lainnya mengacu kepada panduan ini. Sedangkan untuk acara tambahan dapat berbeda disesuaikan dengan kekhasan daerah setempat. Agar dalam pelaksanaan wisuda terdapat kesamaan dalam tata urutan seluruh acara dan tata cara pelaksanaan acara ini, maka acara inti dan acara tambahan dirangkai seperti berikut di bawah ini.

- 17 - No Acara Keterangan 1 2 3 1 Wisudawan menuju dan memasuki tempat Dapat dipandu drumband upacara 2 Rombongan prosesi menuju dan memasuki tempat upacara pataka untuk memandu rombongan prosesi dapat diiringi tari tradisional menyambut dan mengiringi rombongan prosesi 3 pembukaan acara wisuda disesuaikan dengan tempat pelaksanaan wisuda 4 menyanyikan lagu Indonesia Raya dapat diiringi dengan musik 5 mengheningkan cipta dipimpin oleh inspektur upacara dapat diiringi dengan musik 6 pelaporan pendidikan oleh Kepala SUPM menyebutkan jumlah peserta ujian, kelulusan serta nama lulusan berprestasi terbaik dan penyerapan lulusan 7 proses pelantikan wisudawan dapat diirigi irama koor Dh. Wanita / siswa atau musik organ 8 pemberian penghargaan kepada wisudawan berprestasi terbaik dari masing-masing program keahlian 9 janji wisudawan 10 menyanyikan lagu Bagimu Negeri dapat diiringi dengan musik 11 penyerahan wisudawan kepada institusi penyerap lulusan 12 Sambutan : - Ketua Komite Sekolah - Pemerintah Daerah - Kepala BPSDMKP 13 Pemberian karangan bunga kepada ibu siswa sebagai ungkapan terima kasih atas bimbingannya 14 Pelepasan wisudawan oleh ibu siswa dapat menggunakan tata cara sesuai dengan adat istiadat /budaya daerah setempat 15 pembacaan do a 16 penutupan acara wisuda disesuaikan dengan tempat upacara 17 wisudawan meninggalkan tempat upacara diiringi musik organ 18 pemberian ucapan selamat kepada wisudawan Keterangan : - Huruf tegak : acara pokok - Huruf miring : acara tambahan rombongan prosesi meninggalkan tempat upacara dilanjutkan dengan pemberian ucapan selamat kepada wisudawan dengan diikuti oleh tamu undangan lainnya

- 18 - BAB V PENUTUP Panduan ini merupakan acuan utama dalam penyelenggaraan upacara wisuda lulusan SUPM di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penyelenggaraan upacara wisuda di SUPM harus dilaksanakan dengan sebaikbaiknya, karena keberhasilan dalam pelaksanaan wisuda akan memberikan kesan yang baik dan mendalam bagi setiap lulusan, orang tua wisudawan dan peserta didik yang masih belajar khususnya serta Pemerintah Daerah setempat dan masyarakat pada umumnya. Koordinasi internal sekolah maupun koordinasi secara eksternal dengan pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan upacara wisuda harus dilaksanakan secara efektif. Oleh karena itu dengan mengacu kepada panduan ini, serta upaya menjalin koordinasi internal maupun eksternal dan motivasi untuk menyelenggarakan kegiatan wisuda secara professional diharapkan pelaksanaan upacara wisuda dapat berjalan dengan baik, lancar dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN, ttd SJARIEF WIDJAJA Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian, Hearsanto Effendy