II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

Pengertian Sistem Informasi Geografis

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

[Type the document title]

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA LAHAN (Kuliah ke 12)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2013/2014

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFORMASI KERUANGAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan atau

SIG DALAM PEMETAAN SEBARAN GURU IPS DAN GEOGRAFI DI WILAYAH KOTA METRO (JURNAL) Oleh: RIKI TRI KURNIAWAN

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

BAB I. I.1.Latar Belakang PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Mendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. prosedur (tata kerja) ilmiah geografi, untuk mencapai tujuan penelitian, di bidang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Session_02 February. - Komponen SIG - Unsur-unsur Essensial SIG. Matakuliah Sistem Informasi Geografis (SIG)

Tujuan. Model Data pada SIG. Arna fariza. Mengerti sumber data dan model data spasial Mengerti perbedaan data Raster dan Vektor 4/7/2016

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM TGGM KARTOGRAFI DIGITAL. Oleh Gondang Riyadi. 21 March 2014 Kartografi - MGR

SIG berdasarkan penggunaannya. Data PENUNJAN G. Data DASAR. Data POKOK

Pengantar GIS Pengenalan GIS. By: Junta Zeniarja, M.Kom, M.CS

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... iii BAB I PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Definisi GIS... 2

Pengenalan Database 1-7 -

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

17.2 Pengertian Informasi Geografis

Tujuan. Dunia Nyata dan SIG. Arna fariza. Mengubah dunia nyata menjadi informasi geografis di komputer 3/17/2016

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Coding SIG

Task 1. Sistem Informasi Geografis Kompetensi Dasar. Memahami dasar-dasar Sistem Informasi Geografis.

KONSEP MANAJEMEN BASIS DATA Sistem Informasi Geografis

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW

Pencarian Lokasi Fasilitas Umum Terdekat Berdasarkan Jarak dan Rute Jalan Berbasis SIG

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

RANCANG BANGUN SISTEM PENGELOLAAN PEMETAAN WILAYAH JAWA TENGAH BERBASIS GIS

Tujuan. Pengenalan SIG

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PEMETAAN JARINGAN PIPA DAN TITIK PROPERTI PELANGGAN DI PT AETRA AIR TANGERANG

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS - PENGENALAN AWAL MENGENAI SIG & KONSEP DASAR SIG OUTLINE

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

Sistem Informasi Geografis. Model Data Spasial

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

MEMBUAT SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA

GIS UNTUK PENATAAN DAN MANAJEMEN TATA RUANG

Modul Praktikum Geographic Information System 1. Oleh Team Asisten

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

3/17/2011. Sistem Informasi Geografis

PENDAHULUAN. Latar Belakang

C. Prosedur Pelaksanaan

Pengenalan Sistem Informasi Geografis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PELAYANAN KESEHATAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

TOPIK I Pengantar Sistem Informasi Geografi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI

Model Data GIS. Arif Basofi PENS 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Informasi Geografis Pencarian Apotik terdekat di Kota Yogyakarta. Pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. kunci dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Undang-

Session_01. - Definisi SIG - Latar Belakang - Keunggulan SIG dibanding sistem perpetaan konvensional - Contoh pemanfaatan SIG

1. PENDAHULUAN Perkembangan kota yang semakin pesat membuat banyak bangunan didirikan dimana-mana dan tentunya akan merubah tata ruang yang telah ada.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

BAB 2 TINJAUAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG)

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2013 TENTANG TATA CARA PENETAPAN BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI

TUGAS EVALUASI SURVEI DAN EVALUASI LAHAN TENTANG SURVEI LAPANGAN (METODE INDEKS STORIE)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimesional. (Dedy Miswar,

Apa itu DATA? Apa bedanya DATA & INFORMASI?

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

DATA SPASIAL DAN NON SPASIAL PENYEBARAN PENDUDUK DI KECAMATAN RAMBUTAN

Informasi Geografis untuk Kepadatan Lalu Lintas

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian dengan judul Dampak Pembangunan Jalan Arteri

Model Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Transkripsi:

9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Sistem Informasi Geografi (SIG) a. Pengertian Sistem Informasi Geografi Saat ini perkembangan informasi geospasial sangat pesat, terutama pengembanagan data Geospasial Digital. Kemampuan penyimpanan yang semakin besar, kapasitas transfer data yang semakin meningkat, dan kecepatan proses data yang semakin cepat menjadikan data spasial merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan teknologi informasi. Maka dari itu, diperlukan sebuah perangkat lunak yang berbasis data unuk dapat menganalisis dan memungkinkan pencarian data yang mudah dalam suatu sistem informasi yang disebut Sistem Informasi Geografi. Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi salah satu sarana penyampaian informasi. Terutama untuk informasiinformasi yang berhubungan dengan data spasial.

10 Menurut Eddy Prahasta (2002:4),Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat esensial dalam menyimpan, manipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisikondisi alam dengan bantuan data atribut dan data spasial. Geographic Information System (GIS), merupakan suatu sistem yang berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis yaitu: masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi data (aronoff:89) Dalam sistem informasi geografis terdapat subsistem-subsistem dalam SIG itu sendiri meliputi Data Input, Data Output, Data Management, dan Data Manipulation and Analysis. Keempat subsistem tersebut akan saling berkaitan antara satu sama lain. Dapat dilihat pada gambar skema berikut: Gambar 1. Bagan subsistem-subsistem SIG

11 b. Komponen-komponen SIG Sistem Informasi Geografi memiliki sistem yang kompleks dan biasanya terintegrasi dengan sistem-sistem komputer tingkat fungsional dan jaringan. Komponen- komponen yang terdapat dalam yang terdapat dalam sistem informasi geografi adalah: 1). Perangkat Keras (hardware) Perangkat keras untuk SIG meliputi perangkat keras yang bekerja sebagai pemasukan data, pemrosesan data, penyajian hasil, dan penyimpanan (storage). Perangkat keras yang sering digunakan antara lain adalah Digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), mouse, printer, plotter. 2). Perangkat lunak (software) Dari sudut pandang yang lain, SIG bisa juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana sistem basis datanya memegang peranan kunci. Software SIG harus memiliki spesifikasi sebagai Database Management System (DBMS), fasilitas untuk input dan manipulasi data geografis, fasilitas untuk query, analisis, dan visualisasi serta Graphical User Interface (GUI) yang baik untuk mempermudah akses fasilitas yang ada. Beberapa perangkat lunak misalnya: R2V, Arc view, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain. 3). Data SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang diperlukan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Data SIG atau disebut data geospatial dibedakan menjadi data spasial dan data attribute. Data grafis mempunyai tiga elemen: titik (node), garis(arc), dan

12 luasan/ area (polygon), dalam bentuk vector ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi, dan arah. Tujuh fenomena geografis yang dapat diwakili dalam bentuk titik, garis, dan polygon/area, yaitu: data kenampakan, unit area, jaringan topologi, catatan sampel, data permukaan bumi, label/teks pada data, simbol data. 4). Sumber Daya Manusia Teknologi SIG tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi nyata. Suatu proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan. c. Sumber Data Spasial Sebagaimana telah kita ketahui, SIG membutuhkan masukan data yang bersifat spasial maupun deskriptif. Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah: 1) Peta Analog Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin dan sebagainuya. Peta analog dikonversi menjadi peta digital dengan berbagai cara. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vektor. Peta analog antara lain peta topografi, peta tanah dan lain sebagainya.

13 2) Data Dari Sistem Penginderaan Jauh Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacammacam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster. Data dari penginderaan jauh antara lain citra satelit, foto-udara, dan lainnya. 3) Data Hasil Pengukuran Lapangan Contoh data hasil pengukuran lapangan adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut. 4) Data GPS Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format vektor. d. Sistem Pemasukan Data Pada bagian ini kita akan mempelajari teknik memasukkan data spasial dari sumber-sumber di atas ke dalam SIG, antara lain: Digitasi, penggunaan GPS, dan konversi dari sistem lain. Sistem Informasi Geografis (SIG) / Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi berbasis komputer, yang digunakan untuk memproses data spasial yang ber-georeferensi (berupa detail, fakta, kondisi, dan lain sebagainya)

14 yang disimpan dalam suatu basis data dan berhubungan dengan persoalan serta keadaan dunia nyata (real world). Manfaat SIG secara umum memberikan informasi yang mendekati kondisi dunia nyata, memprediksi suatu hasil dan perencanaan strategis. e. Basisdata Basisdata adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi. (wikipedia:2013) Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis. Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah

15 layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel. 2. Peta Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang terdapat diatas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tandatanda dan keterangan keterangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Jadi peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan yang dilaksanakan dengan baik langsung maupun tidak langsung mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada landasan ilmiah. Peta sendiri dapat memberikan gambaran mengenai keadaan atmosfir, kondisi permukaan tanah, keadaan lautan, bahan yang membentuk lapisan tanah dan lain-lain. Menurut Dedy Miswar (2012:2) Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan mudah dalam melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya. Menno-Jan Kraak dalam bukunya Cartography: Visualization Of Geospatial (2006:1) mengemukakan bahwa Peta digunakan untuk visualisasi data keruangan (geospatial), yaitu data yang berkenaan dengan lokasi atau atribut dari suatu objek atau fenomena di permukaan bumi.

16 Beberapa contoh kegunaan atau fungsi peta antara lain sebagai alat yang diperlukan dalam proses perencanaan wilayah, alat yang membantu dalam kegiatan penelitian, alat peraga untuk proses pembelajaran di kelas, dan sebagai media untuk belajar secara mandiri. Pada proses perencanaan wilayah peta sangat diperlukan sebagai survei lapangan, sebagai alat penentu desain perencanaan, dan sebagai alat untuk melakukan analisis secara keruangan. Peta dalam sebuah penelitian sangat diperlukan terutama yang berorientasi pada wilayah atau ruang tertentu di muka bumi. Peta diperlukan sebagai petunjuk lokasi wilayah, alat penentu lokasi pengambilan sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencari satu output dari beberapa input peta (tema peta berbeda) dengan cara tumpangsusun beberapa peta (overlay), dan sebagai sarana untuk menampilkan berbagai fenomena hasil penelitian seperti peta kepadatan penduduk, peta daerah bahaya longsor, peta daerah genangan, peta ketersediaan air, peta kesesuaian lahan, peta kemampuan lahan, dan sebagainya. Data-data yang dapat dibuat peta adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi. b. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi. c. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya. d. Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.

17 e. Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah. f. Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. g. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan. Peta memiliki jenis yang beranekaragam. Menurut Subagio (2003:3) Klasifikasi peta dapat berdasarkan pada sumber datanya, berdasarkan jenis data yang disajikan, dan berdasarkan skalanya. Penelitian ini akan menggunakan peta tematik. Peta Tematik adalah peta yang hanya menyajikan data-data atau informasi dari suatu konsep/tema yang tertentu saja, baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif dalam hubungannya dengan detail topografi yang spesifik, terutama yang sesuai dengan tema peta tersebut. 3.Pengertian Sekolah Kebanyakan, masyarakat umum hanya mengartikan sekolah hanya sebagai tempat untuk anak-anak mereka belajar saja. Banyak dari masyarakat yang belum mengerti arti dari sekolah itu sendiri. Sekolah memang merupakan salah satu bagian penting dalam perkembangan pendidikan yang merupakan salah satu pilar pembangunan. Sekolah sendiri memiliki beberapa pengertian yang salah satunya menurut Engkoswara (2001:55) sekolah adalah lembaga pendidikan yang diselenggarakan dalam waktu yang sangat teratur, program yang sangat kaya dan sistematik, dilakukan oleh tenaga kependidikan yang profesional dalam bidangnya dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Pengertian di atas menunjukan bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan yang penuh keteraturan dengan sistem yang jelas adanya diferensiasi peran dengan berbagai fasilitas yang disediakan untuk aktivitasnya. Dengan demikian, sekolah

18 mempunyai struktur yang formal dengan batasan-batasan sistem yang jelas sehingga tampak sebagai suatu sistem yang berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan dekat maupun lingkungan jauh. 4. Kebutuhan Guru Kebutuhan guru mengacu pada pendapat Beatty (1981) dalam Danial Achmad (1997:15) adalah ketidaksesuaian. Ketidaksesuaian yang dimaksud adalah ketidaksesuaian yang dapat diukur antara pernyataan peristiwa saat ni dan pernyataan yang diinginkan dari suatu peristiwa. Sedangkan menurut Kaufman (1982) dalam Danial Achmad (1997: 16), kebutuhan sebagai gap antara apa yang ada dan apa seharusnya. Terkait dengan masalah pendidikan, kebutuhan guru adalah jumlah guru yang dibutuhkan pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah pada waktu tertentu. Kebutuhan guru di setiap sekolah dan jenjang pendidikan adalah berbeda. Hal ini berarti kebutuhan guru SMA pastnya tidak sama dengan kebutuhan guru d sekolah menengah pertama dan sekolah dasar. Menurut Malayu S.P Hasibuan (1996:22), untuk mencapai mutu pendidikan yang diinginkan, maka tenaga guru perlu mendapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Mengenai kuantitas tenaga guru diperlukan perencanaan yang baik, agar tidak terjadi penumpukan tenaga guru di ssuatu sekolah atau di daerah tertentu tap dipihak lain terjad kekurangan guru. Jika hal ini terjadi maka perlu perencanaan yang baik agar tidak terjad kelebihan dan kekurangan guru. Terkait dengan hal di atas, maka untuk menghitung kebutuhan guru harus diketahui terlebih dahulu komponen-komponennya yaitu jumlah kelas,

19 jumlah jam bidang studi per minggu, dan jumlah jam maksimum wajb belajar guru per minggu. (Biro Perencanaan Depdikbud, 1987:5) a. Jumlah kelas, yaitu banyaknya kelas murid yang mengikuti pelajaran bidang studi tertentu pada suatu sekolah. b. Jumlah jam pada bidang studi per minggu, yaitu jumlah jam untuk setiap kelas pada bidang studi tertentu setiap minggu pada suatu sekolah. c. Jumlah jam maksimum wajib mengajar guru per minggu, maksudnya adalah jumlah jam wajib maksimum seorang guru untuk mengajar. Jumlah jam maksimum wajib mengajar seorang guru adalah 24 jam. Pemenuhan kebutuhan guru disetiap daerah merupakan kewajiban dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk sebaran dan kualifikasi untuk menjadi seorang guru. Hal ini tercantu dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tentan guru dan dosen IV pasal 24 ayat (1): pemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru, baik dalam jumlah, kualifkasi akademik, maupun dalam kompetensi secara baik untuk menjamin keberlangsungan suatu pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal serta untuk menjamin keberlangsungan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dari Undang-undang di atas, menjelaskan bahwa pemerintah daerah diberikan wewenang dan kewajiban untuk mengatur kebutuhan dan sebaran guru agar merata di seluruh wilayah, sehingga tidak terjadi penumpukan dan kekurangan guru di setiap wilayah. Karene itu diperlukan perencanaan yang baik oleh pemerintah daerah tersebut. B. Kerangka Pikir Sistem informasi geografi berfungsi sebagai pengumpul, pengolah, penyimpanan, pemanggil ulang dan pembaruan data. Mengingat bahwa sistem informasi geografi

20 datap dapat digunakan untuk menyajikan data di berbagai lembaga pemerintah, terutama pada sekolah yang tersebar pada suatu wilayah yang relatif luas maka sistem informasi geografi dapat membantu dalam pengambilan keputusan dibidang pendidikan. Dalam wilayah kabupaten umunya terdapat sejumlah tempat-tempat pendidikan yang tersebar di berbagai wilayah kecamatan, dengan sebaran jumlah sekolah, jumlah murid, jumlah guru, dan fasilitas yang dimiliki umumnya tidak seragam akibat dari keterbatasan pada setiap lokasi sekolah tersebut. Berbagai perbedaan tersebut biasanya dipengaruhi oleh lokasi sekolah serta fasilitas yang disediakan oleh sekolah, sehingga dapat menimbulkan penumpukan murid dan guru pada suatu wilayah. Berdasarkan pada uraian tersebut, maka dibutuhkan dsuatu peta sebaran sekolah yang berbasiskan pada sistem informasi geografi sebagai dasar kajian bagi pemerintah terutama dinas pendidikan untuk merencanakan perbaikan dan pembenahan pada setiap SMP dan SMA negeri yang ada di wilayah kota Metro. Persebaran tiap-tiap sekolah serta keadaan dari masing-masing sekolah tersebut perlu disajikan dalam bentuk peta dan database dengan software SIG. Untuk mengetahui lebih jelasnya perhatikan bagan kerangka pikir berikut: SIG Pemetaan kebutuhan guru IPS SMP Negri di wilayah Kota Metro Pemetaan kebutuhan guru geografi SMA Negri di Kota Metro Gambar 2. Bagan Kerangka Pikir Basis data kebutuhan guru IPS SMP dan guru geografi SMA Negeri di Kota Metro