M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya Bawang Merah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

Lampiran 2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGKAJIAN ADAPTASI VARIETAS-VARIETAS BAWANG MERAH PADA LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN BARAT. Titiek Purbiati, Abdullah Umar dan Arry Supriyanto

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

AGROEKOSISTEM PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENGARUH TUMPANGSARI SELADA DAN SAWI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA KULTIVAR GLADIOL (Gladiolus hybridus L.)

Teknologi Bawang Merah Off-Season: Strategi dan Implementasi Budidaya

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

Lampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Ulangan

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN/PENGKAJIAN BPTP KARANGPLOSO

EFEKTIFITAS PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.) PADA TANAMAN SAWI (Brassica sinensis L.). Deden *

Penerapan Inovasi Teknologi Beberapa Varietas Bawang Merah di Daerah Dataran Rendah Sulawesi Barat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. Penelitian ini

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

Waspadai Kemunculan Pengorok Daun (Liriomyza sp) pada Tanaman Kopi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peluang Pengembangan Bawang Merah di Lahan Pasir Pantai Daerah Istimewa Yogyakarta

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) BAWANG MERAH

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Blok I Blok II Blok III 30 cm

No. 02 Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

KATA PENGANTAR. Tanam Vertikultur Tanaman Bawang Merah yang merupakan hasil dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

PENGARUH BERBAGAI MACAM BOBOT UMBI BIBIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG BERASAL DARI GENERASI KE SATU TERHADAP PRODUKSI

BALITSA & WUR the Netherlands,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA CABAI MERAH, TOMAT, DAN MENTIMUN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

I. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung

VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI CAISIN

PERBEDAAN USAHATANI KANGKUNG DARAT (Ipomoea aquatica) SISTEM ORGANIK DAN ANORGANIK. Edi Supriyono, Dawud Ardisela, Ismarani Abstract

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENGUJIAN BEBERAPA KLON BAWANG MERAH DATARAN TINGGI (CLONES TESTING OF SOME HIGHLANDS SHALLOTS)

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tanaman Tebu (P3T) Universitas Muhammadiyah Gresik yang bekerja sama

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

PENGARUH PEMBENTUKAN JUMLAH ANAKAN PADA BAWANG MERAH GENERASI KE 3 YANG BERASAL DARI UMBI TSS. Oleh: Sartono Putrasamedja

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapangan Terpadu

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK TANI PRODUKSI PESTISIDA NABATI KARANGMELOK, KECAMATAN TAMANAN, BONDOWOSO

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

III. BAHAN DAN METODE. September 2016 di rumah kasa Growth Center Kopertis Wilayah 1 Sumut-Aceh

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

III. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Kabupaten Karo, Desa Kuta Gadung dengan ketinggian tempat m diatas

ALAT POLINASI DAN AKTIVITAS TERHADAP PRODUKSI BENIH BAWANG DAUN (Alium fistolosum) U. SUMPENA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KENTANG MERAH PADA LAHAN DATARAN TINGGI KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU ABSTRAK

KAJIAN PRODUKSI UBI DAN ACI TANAMAN UBIKAYU (Manihot esculenta CRANTZ) AKIBAT PEMANGKASAN TAJUK

EFEKTIVITAS KLORANTRANILIPROL DAN FLUBENDIAMID PADA ULAT BAWANG MERAH (Spodoptera exigua Hubner) (Lepidoptera: Noctuidae)

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

Titiek Purbiati, Abdullah Umar dan Arry Supriyanto. BPTP-Kalimantan Barat, jl Budi Utomo 45 Pontianak, ABSTRAK ABSTRACT

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tujuan Penelitian Kerangka Pemikiran Hipotesis... 4

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Transkripsi:

M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya APLIKASI PESTISIDA BERDASARKAN MONITORING DAN PENGGUNAAN KELAMBU KASA PLASTIK PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH Oleh: M. SYARIEF ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh aplikasi pestisida berdasarkan monitoring dan penggunaan kelambu kasa plastil terhadap jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah, intensitas serangan hama dan penyakit serta produksi bawang merah. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Jember pada Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan pola faktorial, terdiri atas dua faktor yaitu Faktor A (aplikasi pestisida) terdiri atas dua level yaitu A0 (berdasarkan monitoring) dan A1 (terjadwal). Faktor B (penggunaan kelambu kasa plastik) terdiri atas dua level yaitu B0 (tanpa kelambu kasa plastik) dan B1 (menggunakan kelambu kasa plastik). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali. Data pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam (Anova). Untuk membedakan antar perlakuan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil pada (BNT) pada taraf 5%. Kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: jenis hama meliputi : Ulat Bawang (Spodoptera exigua) dan Trip (Thrip tabaci), penyakit meliputi: Becak ungu (Alternaria porri), Layu Fusarium (Fusarium oxyporum) dan Antraknose (Colletroticum gloeosporiodes), Intensitas serangan hama dipengaruhi oleh faktor penggunaan kelambu kasa plastik. B1 (menggunakan kelambu kasa plastik) menunjukkan intensitas serangan hama lebih rendah dibanding B0 (tanpa menggunakan kelambu kasa plastik), Terdapat interaksi pengaruh aplikasi pestisida dan penggunaan kelambu kasa plastik terhadap intensitas serangan penyakit. Pada umumnya AOB0 (aplikasi pestisida berdasarkan monitoring tanpa menggunakan kelambu kasa plastik) dan A1B0 (aplikasi pestisida terjadwal tanpa menggunakan kelambu kasa plastik) menunjukkan intensitas serangan penyakit lebih tinggi dibanding kombinasi perlakuan lainnya. Produksi bawang merah hanya dipengaruhi oleh faktor penggunaan kelambu kasa plastik. B1 (menggunakan kelambu kasa plastik) menunjukkan produksi yang lebih tinggi (10.58 ton per hektar) dibanding B0 (tanpa menggunakan kelambu kasa plastik) yaitu 6.75 ton per hektar. Kata Kunci: monitoring, aplikasi pestisida, kelambu kasa plastik, intensitas serangan hama dan penyakit, produksi bawang merah *) Staf Pengajar Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember

M. Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya PENDAHULUAN Menurut konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), monitoring hama dan penyakit merupakan cara untuk mengumpulkan data dan informasi tentang keadaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), serangan dan musuh alaminya di lapangan, sekaligus merupakan pegangan bagi petani dalam mengelola lahan usahataninya dan pengambilan keputusan pengendalian. Pada cakupan yang lebih luas, monitoring hama dan penyakit diperlukan untuk mengumpulkan data yang akan dimanfaatkan sebagai bahan pelaporan, evaluasi, dan perencanaan. Selain itu, monitoring hama dan penyakit khusus (surveillance) menghasilkan data yang bermanfaat dalam pelaksanaan peramalan dan peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya serangan eksplosif (Anonim, 2005). Masalah utama dalam budi daya bawang merah adalah serangan hama dan penyakit. Hamahama penting pada tanaman bawang merah antara lain ulat bawang (Spodoptera exigua exigua), Trips (Thrip tabaci)., penyakit yang biasa menyarang antara lain Alternaria porrii, penyakit Moler atau layu Fusarium (Fusarium oxyporum) dan penyakit yang disebabkan oleh Colletroticum gloesporioides (Adiyoga et.al., 2000; Ridlan and Rauf, 2003; Marwoto, 1993). Saat ini penggunaan jaring kelambu oleh petani bawang merah di kabupaten Probolinggo, dapat mencegah serangan hama ulat bawang dan menghemat kebutuhan pestisida. Jika dalam satu kali tanam kita menggunakan 95 liter pestisida, maka dengan menggunakan kelambu kasa plastik hanya menggunakan pestisida sekitar 10,5 liter. Secara ekonomis, penggunaan jaring kelambu juga menguntungkan. Meskipun biaya investasi jaring kelambu mencapai Rp. 21,5 juta per hektar, namun jaring kelambu tersebut dapat digunakan hingga delapan kali (Anonim, 2005). Mengingat dampak negatif yang mungkin timbul akibat penggunaan pestisida yang tidak bijaksana, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh monitoring hama dan penyakit serta penggunaan jaring kelambu dalam budidaya sayuran terhadap intensitas serangan hama dan penyakit dan produksi bawang merah. Hal ini perlu dilakukan penelitian karena pada umumnya petani yang menggunakan kelambu tanpa melakukan monitoring hama dan penyakit; dan penyakit tanaman bawang merah tidak terhalang oleh penggunaan kelambu, terutama penyakit-penyakit soil borne, air borne. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah (2) Mengetahui pengaruh monitoring hama dan penyakit terhadap intensitas serangan hama dan penyakit serta produksi. (3) Mengetahui pengaruh penggunaan kelambu kasa plastik terhadap intensitas serangan hama dan penyakit serta produksi. (4) Mengetahui interaksi pengaruh monitoring hama dan penyakit dan penggunaan kelambu kasa plastik terhadap intensitas serangan hama dan penyakit serta produksi. Manfaat hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai teknologi inovatif dalam budidaya bawang merah. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011 di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Jember. Bahan penelitian meliputi: bibit bawang merah varietas Philipine, insektisida, fungisida, perekat, pupuk NPK. Alat penelitian meliputi: jaring kelambu warna putih, bambu, Knapsack Sprayer, gelas ukur 100 ml, gelas ukur 5 ml, corong plastik, timba, roll meter, cangkul, rafia. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan pola faktorial, terdiri atas dua faktor yaitu Faktor A (teknik aplikasi pestisida) terdiri atas dua level yaitu A0 (aplikasi pestisida berdasarkan monitoring) dan A1 (aplikasi pestisida terjadwal). Faktor B (penggunaan kelambu kasa plastik) terdiri atas dua level yaitu B0 (tanpa kelambu kasa plastik) dan B1 (menggunakan kelambu kasa plastik). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali. Data pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam (Anova). Untuk membedakan antar perlakuan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil pada (BNT) pada taraf 5%. Pengamatan, meliputi: Jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah, Intensitas serangan hama dan penyakit dan produksi (berat basah) per hektar. Intensitas serangan hama dan penyakit menggunakan rumus Townsend dan Hueberger sebagai berikut: Σ (n x v) P = ------------------- x 100% N X Z *) Staf Pengajar Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember

M.Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya P = tingkat kerusakan tanaman (dalam persen) n = jumlah daun rusak dalam skala tertentu v = nilai skala kerusakan N = jumlah daun yang diamati per rumpun Z = nilai skala kerusakan tertinggi Nilai skala kerusakan yaitu: 0 = tidak ada kerusakan pada daun 1 = kerusakan daun < 25% 2 = kerusakan daun antara 25 - <50% 3 = kerusakan daun antara 50 75% 4 = kerusakan daun > 75% Untuk intensitas serangan hama hama dan penyakit yang menyebabkan kerusakan mutlak menggunakan rumus: a P = ------------------- x 100% a + b HASIL DAN PEMBAHASAN hasil penelitian berjudul: Aplikasi pestisida berdasarkan monitoring dan penggunaan kelambu kasa plastik pada budidaya bawang merah disajikan dalam tabel-tabel sebagai berikut: Tabel 1. Hama Yang Menyerang Tanaman Bawang Merah di Areal Penelitian No Nama Daerah Jenis 1 Ulat Bawang S. exigua 2 Trips T. tabaci Tabel 2. Penyakit Yang Menyerang Tanaman Bawang Merah di Areal Penelitian No Nama Penyakit Spesies 1 Becak ungu A. porrii persen) P = tingkat kerusakan tanaman (dalam a = jumlah tanaman terserang b = jumlah tanaman sehat 2 Layu Fusarium F. oxyporum 3 Antraknose C. gloesporioides gloeosporiodes Tabel 3. Sidik Ragam Intensitas Serangan Hama pada 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 Minggu Setelah Tanam (MST) Sumber Keragaman F Hit F Tabel 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 5% 1% Kelompok 3.20 ns 3.08 ns 3.03 ns 2.36 ns 2.94 ns 2.57 ns 3.86 6.99 6.99 * 6.73 * 6.77 * 6.02 * 6.36 * 6.14 * 3.86 6.99 A 0.00 ns 0.00 ns 0.00 ns 0.00 ns 0.03 ns 0.02 ns 5.12 10.56 B 20.97 ** 20.18 ** 20.31 ** 18.05 ** 19.05 ** 18.40 ** 5.12 10.56 AXB 0.00 ns 0.00 ns 0.00 ns 0.00 ns 0.01 ns 0.00 ns 5.12 10.56 Keterangan: ns = berbeda tidak nyata * = berbeda nyata ** = berbeda sangat nyata Tabel 4 Pengaruh kelambu kasa plastik terhadap intensitas serangan hama (data ditransformasi ke Vx + 0.5). Intensitas Serangan 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST B0 28.44 b 28.85 b 29.03 b 28.95 b 28.91 b 28.63 b B1 16.43 a 16.61 a 16.43 a 16.79 a 16.78 a 16.61 a BNT 5% 1.05 1.09 1.12 1.14 1.11 1.12 21

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.1, hal.17-22, Januari-April 2013, ISSN 1411-5549 Berdasarkan sidik ragam, terdapat pengaruh sangat nyata dari penggunaan kelambu kasa plastik terhadap intensitas serangan hama pada 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 Minggu Setelah Tanam (MST). Pada umumnya penggunaan kelambu kasa plastik menunjukkan intensitas serangan hama yang lebih rendah dibanding tanpa menggunakan jaring kelambu, hal ini disebabkan fungsi kelambu kasa plastik dapat menghalangi masuknya hama sejak bibit bawang merah ditanam. Tabel 5. Sidik ragam intensitas serangan penyakit pada 3, 4, 5, 6 dan 7 MST Sumber F Hit F Tabel Keragaman 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST 5% 1% Kelompok 2.65 ns 1.77 ns 2.19 ns 0.71 ns 3.67 ns 2.73 ns 3.86 6.99 9.98 ** 9.64 ** 10.40 ** 5.46 * 6.98 * 6.06 * 3.86 6.99 A 8.46 * 0.05 ns 0.02 ns 0.47 ns 3.82 ns 4.56 ns 5.12 10.56 B 14.15 ** 2.09 ns 2.68 ns 2.32 ns 8.22 * 11.61 ** 5.12 10.56 AXB 7.33 * 26.78 ** 28.50 ** 13.60 ** 8.89 * 2.02 ns 5.12 10.56 Keterangan: ns = berbeda tidak nyata * = berbeda nyata ** = berbeda sangat nyata Tabel 6. Interaksi Pengaruh Monitoring dan kelambu kasa plastik terhadap intensitas serangan penyakit (data ditransformasi ke Vx+0.5) Kombinasi Intensitas Serangan Penyakit (Vx + 0.5) 3 MST 4 MST 5 MST 6 MST 7 MST A0B0 2.48 b 3.03 b 3.03 b 3.11 b 3.23 b AOB1 0.96 a 0.96 a 1.03 a 1.03 a 1.44 a A1B0 0.96 a 3.03 b 3.03 b 2.43 b 2.11 b A1B1 1.12 a 1.12 a 1.12 a 1.11 a 1.22 a BNT 5% 0.56 0.89 0.84 1.05 0.82 Keterangan: angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolommenunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji BNT pada taraf 5%. Tabel 7. Pengaruh kelambu kasa plastik terhadap intensitas serangan penyakit (data ditransformasi ke Vx+0.5) Intensitas Serangan Penyakit B0 4.48 b B1 2.50 a BNT 5% 0.86 Keterangan: angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolommenunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji BNT pada taraf 5%. Berdasarkan sidik ragam intensitas serangan hama pada 3, 4, 5, 6 dan 7 MST, terdapat interaksi pengaruh teknik aplikasi pestisida dan penggunaan kelambu kasa plastik terhadap intensitas serangan Penyakit. Pada 8 MST hanya faktor penggunaan kelambu kasa plastik yang berbeda sangat nyata. Hal ini dapat disebabkan oleh pertumbuhan bawang merah yang menjelang panen, sehingga intensitas serangan 22

M.Syarief, Aplikasi Pestisida Berdasarkan Monitoring Dan Penggunaan Kelambu Kasa Plastik Pada Budidaya penyakit di areal penelitian tidak mempengaruhi teknik pengendalian. Pada umumnya kombinasi perlakuan aplikasi pestisida berdasarkan monitoring maupun terjadwal tanpa menggunakan kelambu kasa plastik menunjukkan intensitas serangan penyakit yang lebih tinggi, demikian halnya pada 8 MST, perlakuan tanpa menggunakan kelambu kasa plastik menunjukkan ratarata intensitas serangan penyakit lebih tinggi pula hal ini dapat disebabkan kelambu kasa plastik tidak dapat menghambat menghambat curah hujan yang sangat mendukung perkembangan penyakit. Tabel 7. Sidik Ragam Produksi per Hektar Sumber F F Tabel Keragaman Hitung 5% 1% Kelompok 0.95 ns 3.86 6.99 4.22 * 3.86 6.99 A 0.04 ns 5.12 10.56 B 11.61 ** 5.12 10.56 AXB 1.00 ns 5.12 10.56 Keterangan: ns = berbeda tidak nyata nyata ** = berbeda sangat nyata * = berbeda Tabel 8. Pengaruh jaring kelambu terhadap produksi bawang merah per hektar (ton) Produksi (ton) B0 6.75 a B1 10.58 b BNT 5% 1.79 Keterangan: angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama dalam satu kolom menunjukkan berbeda tidak nyata menurut uji BNT pada taraf 5%. Berdasarkan sidik ragam, penggunaan kelambu kasa plastik berbeda sangat nyata terhadap produksi bawang merah per hektar. Hal ini dapat dijelaskan bahwa penggunaan kelambu kasa plastik dapat menekan populasi telur dan larva serta intensitas kerusakan tanaman dan secara tidak langsung mampu meningkatkan jumlah anakan, tinggi tanaman, jumlah daun dan umbi bawang mera (Soetiarso, 2010). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hama yang menyerang tanaman bawang merah meliputi : Ulat Bawang (S exigua) dan Trip (T. tabaci), penyakit meliputi: Becak ungu (A. porrii), Layu Fusarium (F. oxyporum) dan Antraknose (C. gloeosporiodes) 2. Intensitas serangan hama pada bawang merah hanya dipengaruhi oleh faktor penggunaan kelambu kasa plastik. B1 (menggunakan kelambu kasa plastik) menunjukkan intensitas serangan hama yang lebih rendah dibanding B0 (tanpa menggunakan kelambu kasa plastik) 3. Terdapat interaksi pengaruh teknik aplikasi pestisida dan penggunaan kelambu kasa plastik terhadap intensitas serangan penyakit bawang merah. Pada umumnya AOB0 (teknik aplikasi pestisida berdasarkan monitoring tanpa menggunakan kelambu kasa plastik) dan A1B0 (teknik aplikasi pestisida terjadwal tanpa menggunakan kelambu kasa plastik) menunjukkan intensitas serangan penyakit lebih tinggi dibanding kombinasi perlakuan lainnya. 4. Produksi bawang merah hanya dipengaruhi oleh faktor penggunaan kelambu kasa plastik. B1 (menggunakan kelambu kasa plastik) menunjukkan produksi yang lebih tinggi (10.58 ton per hektar) dibanding B0 (tanpa menggunakan kelambu kasa plastik) yaitu 6.75 ton per hektar. Saran Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh teknik aplikasi pestisida berdasarkan monitoring dan penggunaan kelambu kasa plastik pada budidaya bawang merah pada musim kemarau. 21

Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol.13 No.1, hal.17-22, Januari-April 2013, ISSN 1411-5549 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2005. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu di Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jawa Timur. Anonim, 2005. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman dengan Menggunakan Jaring Kelambu. Dinas Pertanian Tanaman pangan, Kehutanan dan perkebunan Kabupaten Probolinggo. Jawa Timur. Adiyoga, W., T.K. Moekasan, T.S. Uhan, E. Soenaryo dan Hendarsih, 2000. Present Status of Pests and Deseases management on food and vegetable crops and its future development. Lap. PEI dan PT. PCI Marwoto, B. 1993. Pengendalian Nematode Spiral (Helycotylenchus retusus) pada tanaman bawang merah secara hayati: Pengaruh berbagai cendawan tular tanah terhadap perkembangan H. retusus pada tanaman bawang merah. Bul. Penel. Hort. 15:(1):9 15. Ridlan, P. and A. Rauf, 2003. Linomyza huidobrensis leaf miner: developing effective pest management strategies for Indonesian and Australia Review Report of leafminer project. Soetiarso,T.A., 2010. Teknologi Inovatif Bawang Merah dan Pengembangannya, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang Bandung. 22