BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan yang penuh tantangan. membantu anak agar cukup cakap melaksankan tugas hidupnya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memahami peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan social. Perubahan ke arah kemajuan dan kesejahteraan hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh- sungguh dan terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

DAFTAR RUJUKAN. Ahmadi, Abu Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

BAB I PENDAHULUAN. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi. Dalam undang-undang sistem

BAB I PENDAHULUAN. tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi tersebut bisa berlangsung di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. pengajaran menargetkan tujuan tertentu, seperti tujuan yang bersifat kognitif,

BAB 1 PENDAHULUAN. depan suatu bangsa karena kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan. Pendidikan bertanggungjawab atas terciptanya generasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan IPTEK oleh masyarakat Indonesia. 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. professional dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan. keluarga, sekolah, maupun masyarakat. 2

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. harfiah artinya memelihara dan memberi latihan. Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan guna membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan, manusia tidak akan pernah maju serta kehidupan manusia menjadi sirna. Pendidikan harus menjadi hal yang utama dalam kehidupan, dengan adanya pendidikan manusia akan menjadi pribadi yang berbobot serta bermartabat. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik. Untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam kehidupan tertentu. 1 Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. 2 Pendidikan mempunyai makna suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan 1 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2004), hal. 3. 2 Ibid., hal. 4. 1

2 yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, peserta didik, tujuan, dan sebagainya. 3 Tujuan pendidikan adalah terjadinya perubahan-perubahan yang diharapkan pada peserta didik setelah mengalami proses pendidikan. Perlu dipahami bahwa tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Hal ini dikarenakan dari pendidikan inilah yang akan menentukan corak dan isi pendidikan dari tujuan pendidikan itu juga akan menentukan ke arah mana anak didik akan dibawa. 4 Perbuatan mendidik diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan pendidikan, yaitu pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan pengembangan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta didik. 5 Tujuan pendidikan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya suatu proses pembelajaran yang ada di suatu lembaga pendidikan. Tujuan tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang 3 Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), cet. I, hal. 6. 4 Binti Maunah. Landasan Pendidikan (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 9. 5 Nana Syaodih Sukmadinata,, Landasan Psikologi, hal. 4-5.

3 Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 6 Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antar guru dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri pesrta didik itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada dalam luar diri peserta didik seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan tertentu. 7 Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan peserta didik/ pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar peserta didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 8 Proses pembelajaran terdapat kegiatan belajar mengajar. Belajar dan mengajar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain bahkan saling terkait. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dengan syarat bahwa perubahan yang terjadi tidak disebabkan adanya kematangan ataupun perubahan sementara karena suatu hal. 9 Salah satu problematika yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak 6 Undang-Undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, (Bandung : Citra Umbara, 2008), hal. 6. 7 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 26 8 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), cet. I, hal. 3. 9 Ibid, hal. 2.

4 kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. 10 Guru dalam mengatasi problematika tersebut, guru dapat melakukan inovasi agar kegiatan belajar-mengajar berjalan secara efektif, tidak membosankan, dan menyenangkan serta mampu mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Agar pembelajaran lebih bermakna untuk peserta didik guru juga harus mengetahui objek yang diajarnya sehingga dapat mengajarkan materi dengan penuh dinamika dan inovasi. Sama halnya dengan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar guru juga perlu memahami hakikat dari pembelajaran IPS. 11 Ilmu pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang MI/SD, MTs/SMP, maupun MA/SMA. Terkadang dalam bidang pengetahuan sosial, sering terjadi istilah yang saling tumpang tindih, antara ilmu sosial dan studi sosial, walaupun dalam istilah tersebut terdapat kata yang sama yaitu sosial, tetapi sebenarnya memiliki makna yang berbeda. Ilmu sosial merupakan bagian dari studi sosial. 12 IPS juga salah satu mata pelajaran yang 10 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 133. 11 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif, Menyenangkan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 104. 12 Nursid Sumaatmaja, Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, (Bandung: Alumni, 2002), hal. 7.

5 diajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kependidikan menengah. Bahkan pada sebagian perguruan tinggi ada juga yang mengembangkan IPS sebagai salah satu mata kuliah. Pada jenjang pendidikan dasar, pemberian mata pelajaran IPS untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan praktis agar mereka dapat menelaah yang ada di sekitar mereka. 13 Pembelajarn IPS menjadi menyenangkan dan mudah untuk dipahami oleh siswa, maka guru dapat menerapkan model pembelajaran. Tujuan dari penerapan model pembelajaran pada mata pelajaran IPS adalah untuk memperjelas penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran, mengatasi sikap pasif siswa dan mengatasi keterbatasan ruang sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Jika penerapan model pembelajaran mampu mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya dalam hal penyampaian pesan (materi), maka siswa yang akan marasakan dampak positifnya dan akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPS. Model pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru agar peserta didik bisa menerima informasi atau pesan dengan baik, karena melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, ketrampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan aktivitas belajar-mengajar. 14 Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari 13 Syarifudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Pembelajaran, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2005), hal.22. 14 Agus Suprijono, Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011), cet. VI, hal 46.

6 awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan tekhnik pembelajaran. 15 Pembelajaran IPS dikatakan berhasil ditentukan oleh besarnya partisipasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, makin aktif siswa dalam proses belajar mengajar makin berhasil kegiatan pembelajaran tersebut. Pembelajaran tidak akan memperoleh hasil yang layak tanpa adanya keaktifan peserta didik. Namun kenyataannya, kualitas hasil belajar IPS peserta didik masih rendah, hal ini terjadi karena beberapa faktor baik dari faktor guru maupun peserta didik itu sendiri. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menguasai masalah di atas perlu digunakan suatu alternatif pembelajaran yang dapat tercapai. Misalnya dengan menggunakan model pembelajaran saat ini yaitu model pembelajaran kooperatif. Model pemebelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. 16 Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling membantu untuk memahami dan memecahkan permasalahan. Pada model cooperatif learning peserta didik diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan pembelajaran sementara guru bertindak sebagai motivasi dan fasilitator aktifitatas peserta didik. 17 15 Kokom Komalasari, Pembelajaran Konstekstual Konsep dan Aplikasi, ( Bndung : PT Refika Aditama, 2010), cet. I, hal. 57. 16 Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreaatif Dalam Kelas, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2010), hal. 67. 17 Isjoni, Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok, (Bandung : Alfabeta, 2011), hal. 5.

7 Model Pembelajaran STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. 18 STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari Universitas John Hopkins. STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua, sampai ke perguruan tinggi. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotifasi peserta didik supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para peserta didik ingin timnya ingin mendapatkan penghargaan tim, maka mereka harus membantu teman satu timnya untuk mempelajari materi. 19 Model pembelajaran kooperatif tipe STAD digunakan dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS sangat efektif, karena dalam hal ini siswa akan mendapatkan ketrampilan akademis, membaca, maupun ketrampilan kelompok untuk belajar bersama. Penerapan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada saat ini diharapkan pendidik mau menerapkan model-model pembelajaran yang makin berkembang, seperti halnya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tetapi, hal tersebut tidak dibarengi dengan keinginan atau minat guru untuk memilih dan menerapkan model pembelajaran baru yang dapat mengaktifkan siswa. Sehingga 18 Ibid., hal 51. 19 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung : Nusa Media, 2009), hal. 11-13.

8 masih banyak anak didik sekolah khususnya pada siswa yang duduk di bangku SD/ MI yang mengeluhkan penyampaian materi pelajaran IPS itu membosankan. Padahal penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan anak didik dalam proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti halnya pelajaran IPS untuk siswa kelas III MI Negeri Tunggangri, Kalidawir, Tulungagung. Peneliti menemukan beberapa temuan yang didapatkan peneliti, bahwa salah satu indikator rendahnya hasil belajar siswa kelas III di MI Negeri Tunggangri ini adalah kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS. Hal ini ditambah dengan fakta bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan di MI Negeri Tunggangri, Kalidawir, Tulungagung masih menggunakan paradigma lama. Yaitu masih sering sekali menerapkan metode konvensional atau ceramah dan penugasan dalam proses pembelajaran. Sehingga tidak menutup kemungkinan hasil belajar yang dicapai siswa/ peserta didik terkesan monoton, karena siswa kurang aktif dalam menerima pelajaran. 20 Berdasarkan keadaan tersebut di atas, peneliti merasa termotivasi untuk menawarkan dan meneliti suatu model pembelajaran kooperatif tipe STAD, untuk meningkatkan hasil belajar IPS khususnya pada pokok bahasan Uang. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di MI Negeri Tunggangri Kalidawir Tulungagung tahun Ajaran 2013/2014 20 Hasil Observasi Awal Peneliti di MIN Tunggangri Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung, Tanggal 2 Februari 2014

9 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada mata pelajaran IPS materi uang pada siswa kelas III di MI Negeri Tunggangri Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar IPS materi uang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada siswa kelas III di MI Negeri Tunggangri Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk menjelaskan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) pada mata pelajaran IPS materi uang pada siswa kelas III di MI Negeri Tunggangri Kalidawir Tulungagung Ajaran 2013/2014 2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada mata pelajaran IPS materi uang pada siswa kelas III MI Negeri Tunggangri Kalidawir Tulungagung Tahun Ajaran 2013/2014

10 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis Hasil dari penelitian ini dapat berfungsi sebagai sumbangan untuk memperkaya khazanah ilmiah, khususnya tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas. 2. Secara praktis a. Bagi Lembaga MI Negeri Tunggangri Kalidawir Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi lembaga sekaligus sebagai acuan dalam pengembangan hal-hal yang perlu di kembangkan yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPS, sebagian motivasi untuk menyediakan sarana dan prasarana sekolah untuk terciptannya pembelajaran yang optimal. Selanjutnya bagi guru sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan program kegiatan belajar mengajar di kelas, pedoman dalam penggunaan metode yang sesuai dalam proses pembelajaran, mempermudah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar di kelas, meningkatkan pemahaman materi kepada siswa serta memberikan kemudahan bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS dan memberikan motivasi dalam belajar dikelas dan di luar kelas.

11 b. Bagi Peneliti lain atau Peneliti Selanjutnya Bagi penulis yang mengadakan penelitian sejenis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran di sekolah dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau referensi dan kajian untuk meningkatkan keberhasilan dalam proses pendidikan. c. Bagi Perpustakaan IAIN Tulungagung Sebagai bahan koleksi dan referensi supaya dapat digunakan sebagai sumber belajar atau bacaan bagi mahasiswa lainnya. d. Bagi Pembaca Hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan dan refrensi bagi pembaca. E. Sistematika Skripsi Sistematika yang dimaksud adalah keseluruhan isi dari pembahasan ini secara singkat, yang terdiri dari lima bab. Dari bab-bab itu terdapat sub-sub yang merupakan rangkaian dari urutan pembahasan dalam penulisan skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan dalam kajian ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan, ini merupakan langkah awal untuk mengetahui gambaran secara umum dari keseluruhan isi skripsi ini yang akan dibahas dan merupakan dasar, serta merupakan titik sentral untuk pembahasan pada bab-bab

12 selanjutnya, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujauan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan skripsi. Bab II : Pada bab ini merupakan kajian pustaka mengenai kajian teori yang meliputi tinjauan tentang belajar dan pembelajaran, tinjauan tentang pembelajaran kooperatif, tinjauan tentang STAD, tinjauan tentang hasil belajar, tinjauan tentang pembelajaran IPS dan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar IPS, penelitian terdahulu, hipotesis tindakan, dan kerangka pemikiran. Bab III : Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang diambil jenis penelitian, lokasi dan subyek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, indikator keberhasilan, tahap-tahap penelitian, dari: 1. Pra tindakan, 2. Tindakan terdiri dari : a. Perencanaan, b. Pelaksanaan, c. Pengamatan, d. Refleksi. Bab IV: Pada bab ini menjelaskan tentang laporan hasil penelitian dan pembahasan yang tediri dari 1. Deskripsi hasil penelitian : a. Paparan data (tiap siklus), b. Temuan penelitian, 2. Pembahasan hasil penelitian. Bab V: Pada bab ini merupakan penutup dari penulisan skripsi atau hasil akhir yang mencakup kesimpulan dan saran.