PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN JOGING DAN JALAN CEPAT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI. Sugeng Purwanto

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Di era modern sekarang ini, aktivitas yang dilakukan manusia sangat

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)

PENERAPAN IPTEKS. Oleh Drs. Benny Subadiman, M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

OLAHRAGA PADA USIA LANJUT (LANSIA) Oleh : Akmarawita Kadir Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Abstrak

PENGARUH EFEKTIVITAS PEMBERIAN TIGA KEGIATAN KOKURIKULER TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN 2014

SKRIPSI. Oleh : TRIANATA WAHYU SETYAWIDI NPM :

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap

OLAHRAGA KESEHATAN BAHAN AJAR

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

PERBANDINGAN LATIHAN JOGING DAN LOMPAT TALI TERHADAP DENYUT NADI ISTIRAHAT PADA ATLET KLUB BOLA VOLI TARUNA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

Syaranamual Jusak: Circuit Training dalam Meningkatkan Kebugaran

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

KETAHANAN (ENDURANCE)

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

PENGARUH PELATIHAN INTERVAL TERHADAP DAYA TAHAN KARDIOVASKULAR DAN KECEPATAN

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN. lari terdiri dari enam macam yang salah satunya adalah Lari cepat (Sprint) yang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

NARASI PERLUNYA LATIHAN SESUAI DOSIS DAN PRINSIP LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI DALAM UPAYA MEMPEROLEH KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN LOMPAT TANPA AWALAN MENGGUNAKAN ANGKLE WEIGHT TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA KELAS XI SMA N 8 MUARO JAMBI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

PENGARUH SENAM INDONESIA JAYA TERHADAP PENINGKATAN KOMPONEN FISIK KELINCAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Journal of Sport Sciences and Fitness

NARASI MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI JAMAAH HAJI DENGAN LATIHAN BEBAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

STUDI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS V SMPN 5 KOPAH KECAMATAN KUANTAN TENGAH JURNAL. Oleh ZAINAL ABIDIN

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

PENDAHULUAN. cabang-cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

Journal of Sport Sciences and Fitness

PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA SENAM AEROBIK LOW IMPACT DENGAN JOGGING TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

2015 PENGARUH OLAH RAGA RENANG TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK AUTIS DI SLB AL-HIKMAH BANDUNG

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB III METODE PENELITIAN

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

MEDIKORA Vol. VIII, No 2 April 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. jasmani metode interval training dengan tugas latihan lompat segi-6, lompat segi-4

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

Negeri Jakarta. Kata Kunci: Joging, Kadar Gula dalam Darah, Mahasiswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup yang aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.

I. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

PERSETUJUAN TINDAKAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah merupakan satu bentuk pembinaan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL BEBENTENGAN TERHADAP PENINGKATAN VO2 MAX PESERTA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

KEIATAN BELAJAR SASARAN OLAHRAGA PADA ANAK SEKOLAH DASAR

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA LATIHAN JOGING DAN JALAN CEPAT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI Sugeng Purwanto Abstak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara latihan jogging dan jalan cepat terhadap tingkat kesegaran jasmani. Populasi penelitian ini adalah siswa putera kelas II SMP Dian Kartika Semarang sebanyak 30 orang dan sampel sebanyak 20 orang diambil secara acak, selanjutnya sampel dibagi 2 kelompok. Kelompok I diberikan latihan joging dan kelompok II diberikan latihan jalan cepat. Berdasarkan teknik analisis data diperoleh t observasi = 3,91. Sedangkan t tabel = 1,73. (t observasi : 3,91 > t hitung : 1,73). Berdasarkan hasil perhitungan dapat ditarik kesimpilan yakni terdapat perbedaan pengaruh antara latihan joging dan latihan jalan cepat terhadap tingkat kesegaran jasmani siswa putera kelas II SMP Dian Kartika Semarang. Kata-kata kunci : Joging, Jalan Cepat dan Kesegaran Jasmani. PENDAHULUAN Olahraga pada masa muda umumnya mempunyai dua keuntungan besar, yaitu: dapat membina bakat olahraga menjadi juara, serta memanfaatkan waktunya dengan baik dari pada menganggur yang dapat menimbulkan hal yang negatif bagi dirinya maupun masyarakat, namun banyak alasan lain mengapa kita menganjurkan orang muda untuk berolahraga. Kuntaraf (1992; 18) memberikan beberapa alasan tersebut seperti dibawah ini : 1) Olahraga membawa anak muda terhindar dari penyakit yang dapat menyerang orang-orang seusianya, 2) Tubuh dan pikiran saling

berkaitan satu sama lain, sehingga tubuh yang sehat memberikan pikiran yang berdayaguna dan mengakibatkan diperolehnya manfaat yang lebih baik dari pendidikannya, 3) Pola hidup yang dibentuk pada masa ini akan tinggal pada dirinya sampai akhir hidup. Masa muda adalah waktu yang cepat untuk perkembangan jantung dan paruparu. Adalah sangat penting pada tahun-tahun pertumbuhan semua organ tubuh memberikan sambutan secara fisiologis sesuai dengan fungsi dan kebutuhan yang diberikannya. Jantung yang tidak pernah dipaksa untuk mensuplai kebutuhan dari otot yang aktif, tidak akan mengembangkan kekuatan dan daya tahan yang dibutuhkan yang tidak pernah dikembangkan pada batas maksimal di masa muda, tidak akan dapat berkembang sampai kapasitas maksimal untuk membawa oksigen ke dalam pembuluh darah. Kesegaran jasmani berhubungan dengan kemampuan organik dari seseorang untuk melakukan tugasnya sehari-hari tanpa merasa lelah dan mempunyai cadangan kekuatan serta tersedianya energi untuk menghadapi dengan baik setiap keadaan darurat yang tiba-tiba muncul (Depdikbud 1983: 50). Menurut C.K Giam & K.C The (1993: 29) : Program latihan berjalan dengan santai dengan kian hari meningkatkan kecepatan jalan serta latihan joging sangat tepat untuk meningkatkan kesegaran jasmani usia anak-anak sampai dengan lanjut usia. Melihat pentingnya olahraga pada masa muda maka anak perlu digiatkan dalam olahraga. Latihan tersebut, apakah dalam bidang aerobik atau anerobik perlu dimulai sejak masa muda untuk mengembangkan tubuh yang sempurna, daya tahan dalam berolahraga serta meningkatkan tingkat kesegaran jasmani anak muda. KAJIAN TEORI

1. Latihan Joging Menurut Cooper dalam Jonathan Kuntaraf (1992; 182) dikatakan bahwa sebenarnya keduanya berbeda, tegantung kepada kecepatan dalam berlari. Bila seorang lari lebih cepat dari 9 menit untuk jarak 1,6 km, maka kita sebut sebagai berlari, tetapi bila jarak tersebut ditempuh dalam waktu yang lebih lambat dari 9 menit, maka kita sebut joging. Menurut Soekarman (1989 ; 80) bahwa joging diartikan sebagai lari lambat dan kontinue. Dari kedua pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa joging adalah suatu bentuk latihan yang kecepatannya berbeda di antara jalan dan berlari. Joging termasuk olahraga yang mempunyai nilai aerobik yang tinggi, segera setelah berenang. Karena joging merupakan aktifitas aerobik, maka terutama bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan kebugaran dari jantung, paru-paru peredaran darah dan otot-otot dan sendi tungkai. Jonathan Kuntaraf (1992 ; 183) mengemukakan bahwa untuk mendapatk an aerobik, joging memerlukan lebih sedikit waktu dibandingkan dengan berjalan. Ini adalah cara untuk mendapatkan kesegaran aerobik dan menurunkan lemak yang berlebihan. 2. Jalan Cepat Berjalan cepat merupakan suatu aktifitas yang sangat baik buat mereka yang tidak bugar untuk meningkatkan kebugaran mereka, sebelum mereka berlatih ke aktifitas yang lebih berat seperti joging, bulutangkis, squash atau tenis, berjalan cepat lebih berat intensitasnya dan dapat menyamai joging atau bahkan berlari. Berjalan sangat aman dan merupakan aktifitas yang sesuai untuk kebanyakan orang, termasuk yang sangat tidak bugar, cukup baik untuk meningkatkan kebugaran aerobik, juga bagi mereka yang cukup bugar, bila dilakukan dengan

cukup bersemangat dan teratur. Ada tiga bentuk utama dari berjalan untuk kesehatan dan kebugaran yaitu : 1) Berjalan dengan santai dengan irama normal, 2) Berjalan cepat, 3) Berjalan kompetitif untuk berlomba (C.K. Giam & K. C. The 1993; 29). Bagi tidak segar, berjalan dengan santai dengan irama normal dalam waktu relatif pendek, cukup aman dan bermanfaat untuk membantu meningkatkan kebugaran aerobik. Bagi yang lain, berjalan cepat cukup aman, efektif untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran secara keseluruhan, terutama kebugaran aerobik dan untuk mengurangi lemak tubuh. Depdiknas (2002; 73) mendefinisikan jalan cepat adalah bergerak maju dengan langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa yang satu kaki yang selalu berhubungan/kontak dengan tanah. Kaki yang menempuh harus diluruskan untuk minimal sesaat apabila dalam posisi vertikal. 3. Kesegaran Jasmani Guru pendidikan jasmani mempunyai perhatian yang khusus kepada satu aspek dari kesegaran total yang biasanya disebut kesegaran jasmani. Ia juga mempunyai perhatian kepada komponen lain dari kesegaran total yang dapat dengan baik dipengaruhi oleh program pendidikan jasmani yang baik. Banyak usaha telah dilakukan untuk mendefinisikan kesegaran jasmani dan mendeskripsikan faktor-faktor khusus dari kesegaran jasmani. Definisi yang banyak diterima adalah bahwa kesegaran jasmani berhubungan dengan kemampuan organik dari seseorang untuk melakukan tugasnya sehari-hari tanpa merasa lelah dan mempunyai cadangan kekuatan serta tersedianya energi untuk menghadapi dengan baik setiap keadaan darurat yang tiba-tiba muncul (Hasjim Efendi 1983 ; 127). Kesegaran jasmani menurut Engkos Kosasi adalah : Kemampuan fungsional dari seseorang dalam menghadapi pekerjaannya, jadi orang yang fit akan mampu melaksanakan pekerjaannya berulangkali tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti

dan masih memiliki kapasitas cadangan untuk mengatasi kesukaran yang tidak terduga-duga sebelumnya (1983; 10). Dikatakan fit (memiliki kesegaran jasmani) ialah orang yang cukup mempunyai kebutuhan ( strength), kemampuan ( ability), kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan berarti. Menurut President s Counsil on Phisical Fitnes and Sport dalam Pusat Pengkajian dan Pengembangan IPTEK Olahraga Kantor Menpora definisi kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih cukup energi untuk bersantai pada waktu luang dan menghadai hal-hal yang sifatnya darurat (1999/2000 ; 4). Dari definisi-definisi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh masih memiliki tenaga untuk mengatasi beban kerja tambahan atau berikutnya. Yang dimaksud dengan tanpa menimbulkan kelelahanyang berarti yaitu sehabis bekerja masih mempunyai cukup energi dan semangat, memperhatikan fungsinya bagi keluarga dan masyarakat. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan melibatkan variabel bebas adalah latihan joging dan jalan cepat, sedangkan variabel terikat adalah tingkat kesegaran jasmani. Populasi penelitian adalah siswa putera kelas II SMP Dian Kartika Semarang sebanyak 30 orang dan sampel sebanyak 20 orang diambil secara acak, selanjutnya sampel dibagi dua kelompok. Kelompok I diberikan latihan joging dan kelompok II diberikan latihan jalan cepat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tes Lari atau Jalan 12 menit (Wahjoedi 2001; 74). Rancangan yang digunakan adalah two group pre-test and post-test design

(Furchan Arief, 1982 ;356) Untuk menguji hipotesis, digunakan teknik analisis dengan Uji-t dengan taraf signifkan 0,05 (Sudjana 1988; 232). HASIL DAN PEMBAHASAN Hipotesis yang diuji kebenaranya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh latihan joging terhadap tingkat kesegaran jasmani Dari hasil pengujian statistik diperoleh t o = 9,48. Sedangkan t tabel = 1,73. Dalam peneliian ini ternyata t 0 lebih besar t tabel yakni 9,48 > 1,73. sehingga hipotesa diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa latihan joging yang diberikan selama delapan minggu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesegaran jasmani. 2. Terdapat pengaruh jalan cepat terhadap tingkat kesegaran jasmani Dari hasil pengujian statistic diperoleh t 0 = 7,31. Sedangkan t tabel = 1,73. Dalam penelitian ini ternyata t 0 lebih besar t tabel yakni 7,31 > 1,73. sehingga hipotesa diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa latihan jalan cepat yang diberikan selama delapan minggu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kesegaran jasmani. 3. Terdapat perbedaan pengaruh latihan joging dan jalan cepat terhadap tingkat kesegaran jasmani

Dari hasil pengujian statistik diperoleh t 0 = 3,91. Sedangkan t tabel = 1,73. Dalam penelitian ini ternyata t 0 lebih besar t tabel yakni 3,91 > 1,73. sehingga hipotesa diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat kesegaran jasmani kelompok yang diberikan latihan joging lebih tinggi dari pada rata-rata tingkat kesegaran jasmani kelompok yang diberikan latihan jalan cepat. Atau dengan kata lain, terdapat perbedaan pengaruh antara latihan joging dan latihan jalan cepat terhadap tingkat kesegaran jasmani Siswa Putera Kelas II SMP Dian Kartika Semarang KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : 1. Terdapat pengaruh latihan joging terhadap tingkat kesegaran jasmani. 2. Terdapat pengaruh latihan jalan cepat terhadap tingkat kesegaran jasmani. 3. Terdapat perbedaan pengaruh latihan joging dan jalan cepat terhadap tingkat kesegaran jasmani. SARAN Dengan memperhatikan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan kesegaran jasmani disarankan untuk memilih latihan joging. Sebab latihan joging dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan latihan jalan cepat. 2. Dalam menyusun suatu program latihan hendaknya memperhatikan faktor usia, jenis kelamin serta kemampuan setiap individu. 3. Penelitian ini perlu diteliti lebih lanjut dan diuji coba pada sampel yang berbeda serta dalam waktu yang lebih lama sehingga hasil yang diperoleh lebih memuaskan. DAFTAR PUSTAKA

Arief Furchan., Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya : USaha Nasional 1982. Depdiknas., Buku V. Pedoman Pencak Silat, Pedoman Atletik Untuk Klub Olahraga Usia Dini. Jakarta : Ditjend Dikdasmen 2002. Giam C.K & K.C The. Terjemahkan Hartono Satmoko. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta: Binarupa Aksara 1993. Hasjim Efendi., Fisiologi Kerja Dan Olahraga Serta Peranan Tes Kerja Untuk Diagnosis. Bandung : Alumni Bandung 1983. Kosasih Engkos., Olahraga Teknik & Program Latihan. Jakarta: Akademika Pressindo 1983. Kuntaraf Jonathan., Olahraga Sumber Kesehatan. Bandung: Percetakan Advent Indonesia 1992. Program Akta Mengajar V-B. Komponen Bidang Studi., Asas-asas Pendidikan Olahraga, Hubungan Olahraga Pendidikan Kesehatan Dan Rekreasi. Depdikbud 1983. Pusat Pengkajian Dan Pengembangan IPTEK Olahraga Kantor Menpora., Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran Jasmani. Hotel Sahid Jaya 6 7 September 2000. Saltin. B. et. Al., 1978. Respons To Feereise Fier Badrest And Training. Gireulation. Sehurink Johan Dan Sjouk Tel.,, Joging. Jakarta: Rosada Jaya Putera 1987.. Soekarman., Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih Dan Atlet. Jakarta; Haji Masagung 1989.. Sudjana. 1988. Metoda Statistik Edisi IV. Penerbit Tarsito Bandung. Wahjoedi. Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. PT. Rajagrafindo Persada Jakarta. 2001.