STUDI METODE ALMUNIZING UNTUK MENCEGAH DIE SOLDERING PADA BAJA H420 J2

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISASI BAJA SMO 254 & BAJA ST 37 YANG DI-ALUMINIZING

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR MANGAN PADA PADUAN ALUMINIUM 7wt% SILIKON TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING

STUDI PENGARUH ALUMINIZING TERHADAP PEMBENTUKAN DIE SOLDERING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH UNSUR Mn PADA PADUAN Al-12wt%Si TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK LAPISAN INTERMETALIK PADA FENOMENA DIE SOLDERING SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci: Die casting, die soldering, paduan aluminium silikon, temperatur logam cair, lapisan intermetalik. ABSTRACT

PENGARUH WAKTU KONTAK TERHADAP REAKSI ANTAR MUKA PADUAN ALUMINIUM 7%-Si DAN ALUMINIUM 11%-Si DENGAN BAJA CETAKAN SKD 61

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

PENGERASAN KAWAT BAJA DENGAN PENAMBAHAN TEMBAGA, TIMAH PUTIH PADA CAIRAN PROSES ALUMINIZING

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Foto Mikro dan Morfologi Hasil Pengelasan Difusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN TEMPERATUR CETAKAN PADA HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) BERBENTUK PISTON PADUAN ALUMINIUM- SILIKON

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

Karakterisasi Material Bucket Teeth Excavator 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan semakin majunya teknologi sekarang ini, tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

UNIVERSITAS INDONESIA

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

ANALISA SIMULASI HIGH PRESSURE DIE CASTING (HPDC) ALUMINIUM ALLOY DENGAN DUA VARIAN COOLING MENGGUNAKAN SOFTWARE MAGMA

PENGARUH DEOKSIDASI ALUMINIUM TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA MATERIAL SCH 22 Yusup zaelani (1) (1) Mahasiswa Teknik Pengecoran Logam

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

ANALISIS HASIL PENGECORAN MATERIAL KUNINGAN

STUDI SIMULASI DAN EKSPERIMEN PENGARUH KETEBALAN DINDING EXOTHERMIC RISER TERHADAP CACAT SHRINKAGE PADA PENGECORAN ALUMINIUM 6061 METODE SAND CASTING

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

PENGARUH WAKTU TAHAN HOT DIP GALVANIZED TERHADAP SIFAT MEKANIK, TEBAL LAPISAN, DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH

Baja adalah sebuah paduan dari besi karbon dan unsur lainnya dimana kadar karbonnya jarang melebihi 2%(menurut euronom)

Pembahasan Materi #11

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

ANALISA PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMUNIUM ADC 12

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

Pengaruh Variasi Komposisi Kimia dan Kecepatan Kemiringan Cetakan Tilt Casting Terhadap Kerentanan Hot Tearing Paduan Al-Si-Cu

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

PENGARUH PENAMBAHAN Mg TERHADAP SIFAT KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK SERTA STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN Al-Si BERBASIS MATERIAL PISTON BEKAS

ANALISA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PADUAN ALUMINIUM HASIL PENGECORAN CETAKAN PASIR

ANALISIS HASIL PENGECORAN SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

PEMBUATAN BRACKET PADA DUDUKAN CALIPER. NAMA : BUDI RIYONO NPM : KELAS : 4ic03

BAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.

PENGARUH TEMPERATUR TUANG DAN KANDUNGAN SILICON TERHADAP NILAI KEKERASAN PADUAN Al-Si

PENGARUH Cu PADA PADUAN Al-Si-Cu TERHADAP PEMBENTUKAN STRUKTUR KOLUMNAR PADA PEMBEKUAN SEARAH

VARIASI PENAMBAHAN FLUK UNTUK MENGURANGI CACAT LUBANG JARUM DAN PENINGKATAN KEKUATAN MEKANIK

PENGARUH NITROGEN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADUAN IMPLAN Co-28Cr-6Mo-0,4Fe-0,2Ni YANG MENGANDUNG KARBON HASIL PROSES HOT ROLLING

Kampus Baru Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia. a b c

Karakterisasi Material Sprocket

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGARUH KOMPOSISI KIMIA DAN KETEBALAN CORAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO BESI COR PADA KASUS PEMBUATAN BESI COR VERMICULAR

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

MATERIAL TEKNIK 5 IWAN PONGO,ST,MT

JURNAL FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 PENGARUH KADAR KARBON DALAM BAJA PADA PROSES PELAPISAN ALUMINIUM CELUP PANAS

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

PENGARUH KEHADIRAN TEMBAGA TERHADAP LAJU KOROSI BESI TUANG KELABU

PENGARUH PENAMBAHAN TEMBAGA (Cu) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PADUAN ALUMINIUM-SILIKON (Al-Si) MELALUI PROSES PENGECORAN

PENGARUH SILIKON (Si) TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN DARI BAJA TUANG PERKAKAS YANG MENGALAMI FLAME HARDENING SKRIPSI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB IV HASIL DAN ANALISA. pengujian komposisi material piston bekas disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Uji Komposisi Material Piston Bekas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

ANALISIS PERBANDINGAN MODEL CACAT CORAN PADA BAHAN BESI COR DAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI TEMPERATUR TUANG SISTEM CETAKAN PASIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMUNIUM PADUAN Al, Si, Cu DENGAN CETAKAN PASIR

Available online at Website

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STRUKTUR MIKRO CORAN PENGENCANG MEMBRAN PADA ALAT MUSIK DRUM PADUAN ALUMINIUM DENGAN CETAKAN LOGAM

Studi Pengaruh Penambahan Tembaga Pada Porositas Aluminium

Ir. Hari Subiyanto, MSc

PENGARUH TEMPERATUR CETAKAN LOGAM TERHADAP KEKERASAN PADA BAHAN ALUMINIUM BEKAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP BEBAN IMPAK MATERIAL ALUMINIUM CORAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Baja dan Paduannya 1.1 Proses Pembuatan Baja

BAB III METODOLOGI. sebagian besar digambarkan dalam diagram alir, agar mempermudah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sifat kimia pada baja karbon rendah yang dilapisi dengan metode Hot Dip

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 2, 50/50 (sampel 3), 70/30 (sampel 4), dan 0/100 (sampel 5) dilarutkan dalam

Transkripsi:

STUDI METODE ALMUNIZING UNTUK MENCEGAH DIE SOLDERING PADA BAJA H420 J2 Fathony Arief Rhamdhany 1), Dody Prayitno 2) 1). Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti E-mail: fathonyariefrhamdhany@gmail.com 1). Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Trisakti E-mail: Abstrak Cacat die soldering pada proses die casting adalah melekatnya aluminium pada permukaan cetakan. Metode konvensional untuk mencegah die soldering diantaranya adalah pelapisan, pengaturan suhu cetakan dan logam cair. Penelitian ini mencari metode alternatif untuk mencegah die soldering. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan apakah aluminizing dapat mencegah terjadinya die soldering : Sampel Baja (H420 J2) diassumsikan sebagai sampel cetakan logam pada proses die casting. Metode penelitian diawali dengan proses hot dip aluminizing dimana sampel baja direndam selama 3 menit ke dalam paduan Al-55,3%Cu cair (800 C) dan dilanjutkan dengan pendinginan sampel sampai suhu ruang. Logam aluminium cair kemudian dituangkan ke atas sampel baja teraluminizing (sebagai simulasi dari proses die casting). Permukaan sampel baja kemudian diamati dan dianalisa secara metalography. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara makro die soldering tidak terjadi pada sampel baja yang di almunizing namun secara mikro die soldering terjadi.. Kata kunci: aluminizing, die soldering, aluminium alloy Pendahuluan Proses die casting merupakan salah satu metode pengecoran yang banyak digunakan dalam industri manufaktur. Die Casting dapat digunakan secara terusmenerus sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Salah satu kendala pada proses die casting adalah die soldering. Die Soldering terjadi di permukaan cetakan yang mengalami kontak langsung dengan logam cair (Bambang, 2007). Fenomena die soldering adalah peristiwa melekatnya logam cair yang membeku pada cetakan. Peristiwa die soldering umumnya lebih sering disebabkan oleh tingginya temperatur dan kecepatan Al cair masuk ke cetakan. Temperatur logam cair dan permukaan cetakan memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya die soldering. Tingginya temperatur cetakan dan logam cair akan menurunkan kekerasan dan ketahanan aus sehingga cetakan akan mudah tererosi. Temperatur yang tinggi baik untuk pertumbuhan fasa intermetalik karena laju difusi atom-atom besi (Fe) dan Al meningkat. Tingginya temperatur juga akan merusak lapisan pelumas sehingga menurunkan kemampuannya untuk mencegah die soldering. Itulah sebabnya tingginya temperatur logam cair mempermudah terjadinya die soldering (Bambang, 2007). Perlu dilakukan pencegahan die soldering untuk menghasilkan produktivitas. Metode pencegahan die soldering yangsudah ada adalah coating, pengaturan suhu logam cair atau suhu cetakan logam. Pada penelitian ini mengusulkan metode alternatif almunizing dengan paduan Al-55,3%Cu untuk mencegah die soldering. Paduan Al-Cu merupakan salah satu paduan yang dapat di perlakuan panas (Dody, 2010). Tujuan almunizing adalah untuk memperoleh permukaan baja dari benda kerja yang tahan terhadap pengaruh oksidasi pada suhu tinggi, dan juga tahan terhadap korosi, terutama sekali terhadap media korosi seperti senyawa-senyawa belerang (sulphur) pada suhu tinggi dengan salah satu prosesnya menggunakan telaga aluminium 8.1

yang dijenuhkan dengan besi (Rosfian, 1990).Berdasarkan uraian diatas, maka akan dilakukan penelitian tentang Studi Metode Almunizing untuk Mencegah Die Soldering Pada Baja H420 J2. Metode Penelitian Proses dimulai dengan menyiapkan baja H420 J2 (Tabel 1) di asumsikan sebagai cetakan logam (die). Baja H420 J2 kemudian dipotong menjadi sampel dan kemudian di uji keras Rockwell C untuk mengetahui nilai keras awal.sampel die kemudian di hot dip aluminizing dengan cara mencelup dan merendam di dalam cairan paduan Al-55,3%Cu selama 3 menit pada suhu 800 C. Sampel die kemudian didinginkan dalam suhu ruangan, Aluminium cair (700 C) kemudian dituang ke atas permukaan sampel die. Ini merupakan simulasi die casting untuk mengetahui ada tidaknya die soldering yang terjadi pada sampel. Simulasi die casting diasumsikan seperti die casting cold chamber. Cold chamber adalah salah satu tipe dari High Pressure Die Casting (HPDC) yang digunakan untuk paduan-paduan dengan temperatur cair (melting) yang tinggi (Sulatin et al, 2014).Sampel die kemudian di uji keras lagi dan dipotong untuk metalography. Data yang diperoleh kemudian dianalisa untuk kemudian dibuat kesimpulan. Tabel 1.Komposisi Kimia Baja H420 J2 (Long Li et al, 2010) Baja H420 J2 Unsur % Carbon 0.34 Mangan 0.57 Silikon 0.49 Phosphor 0.035 Sulphur 0.004 Chromonium 13.21 Hasil Penelitian Ketebalan Sampel baja yang telah mendapat proses hot dip aluminizing mengalami penambahan ketebalan rata-rata sebesar 0.1788 mm (Tabel 2), Ini menunjukkan bahwa aluminizing menyebabkan permukaan logam bertambah walaupun penambahannya dapat diabaikan 8.2

Sampel Tabel 2 Ketebalan Sampel Baja H420 J2 Lokasi Ketebalan (mm) Awal Setelah Almunizing Penambahan Ketebalan (mm) I 4.006 4.046 0.04 4.038 4.047 0.009 II 3.516 3.525 0.009 A 3.031 3.54 0.509 III 3.008 3.018 0.01 IV 3.518 3.543 0.025 4.003 4.037 0.034 V 7.021 7.525 0.504 7.02 7.523 0.503 VI 6.037 7.01 0.973 B 6.522 6.524 0.002 VII 6.022 6.033 0.011 6.026 6.046 0.02 VIII 6.511 6.522 0.011 7.009 7.031 0.022 Penambahan ketebalan Rata-rata (mm) 0.1788 Kekerasan Gambar 1 Perubahan kekerasan sampel baja H420 J2 sesuai perlakuan Gambar 1 memperlihatkan hasil pengujian kekerasan terhadap sampel intial (sampel awal), sampel yang telah,mengalami aluminizing, dan sampel seteleh proses simulasi die casting. Dari Gambar 1 terlihat bahwa proses hot dip alumunizing ( 800 C dan waktu rendam 3 menit) menyebabkan kekerasan sampel baja meningkat dari 15,96 naik menjadi 23,57 HRc (peningkatan sebesar 32,28%) untuk sampel A. Peningkatan kekerasan juga terjadi 8.3

pada sampel B yaitu dan 14,08 naik menjadi 18,31 HRc (naik sebesar 23,10%) Peningkatan kekerasan terjadi karena pada permukaan sampel terbentuk lapisan intermetalik. (gambar 2) Proses simulasi die casting menyebabkan nilai kekerasan sampel yang telah di aluminizing mengalami penurunan, Kekerasan sampel A yang telah mengalami aluminizing dari 23.57 HRc menurun menjadi 15.24 HRc setelah proses simulasi die casting. Kekerasan sampel B yang telah di aluminizing dari 18.31 HRc menurun menjadi 17.70 HRc setelah proses simulasi die casting, Kekerasan sampel baja yang tidak mengalami aluminizing dari 15.6 HRC menurun menjadi 11.1 HRc. Sebelum mekanisme penurunan kekerasan baik pada sampel yang di aluminizing maupun pada sampel yang tidak di aluminizing, dipaparkan maka terlebih dahulu dijelaskan proses simulasi die casting. Simulasi die casting dilakan dengan cara menuang cairan Aluminium (700 C) keatas permukaan sampel sehingga membeku dan mencapai suhu ruang. Aluminium beku kemudian dilepas dari permukaan sampel. Proses membekunya aluminium diatas permukaan sampel sehingga mencapai suhu ruang mirip seperti perlakukan panas annealing. Sampel mengalami penurunan suhu secara perlahan. Annealing inilah yang menyebabkan kekerasan sampel mengalami penurunan. Mikrostruktur Perlit Intermetalik Fe-Al Perlit Ferrit Ferrit (a) (b) Aluminium Ferrit Intermetalik Fe-Al (c) (d) Perlit Gambar 2 Hasil Uji Mikrostruktur Dengan Pembesaran 1000x a) Sampel Awal, b) Sampel Setelah di Almunizing, c) Sampel yang di Almunizing dan Simulasi Die Casting, d) Sampel yang Hanya di Simulasi Die Casting 8.4

Gambar 2(a) dengan pembesaran 1000x terlihat bahwa lapisan intermetalik tidak di temukan pada bagian permukaan sampel baja H420 J2 awal.strukturmikro dari sampel baja H420 J2 awal adalah ferrit, perlit. Gambar 2(b) dengan pembesaran 1000x memperlihatkan lapisan intermetalik Fe- Al pada bagian permukaan pada sampel baja H420 J2 yang telah di almunizing. Strukturmikro base metal adalah ferrit dan perlit. Proses almunizing menyebabkan terbentuknya lapisan intermetalik dan menambah presentase kuantitatif perlit lebih banyak dan mengurangi jumlah ferrit bila di bandingkan sampel awal. Terbentuknya lapisan intermetalik dan meningkatnya perlit menyebabkan kekerasan naik. Gambar 2(c) dengan pembesaran 1000x menampilkan sampel baja H420 J2 yang telah di almunizing dan mengalami simulasi die casting. Strukturmikronya adalah ferrit dan perlit, dan terlihat adanya lapisan intermetalik Fe-Al dan die soldering. Die soldering terjadi karena pada proses almunizing, lapisan intermetalik tebentuk. Lapisan intermetalik terjadi karena atom-atom Al berdifusi pada suhu tinggi dan konstan. Adanya proses simulasi die casting menyebabkan lapisan intermetalik yang telah terjadi pada proses almunizing bertambah besar, hal ini terjadi karena volume Al cair berlebih, maka reaksi antara fasa intermetalik mendominasi difusi Fe pada permukaan baja (Sumanth Shankar and Diran Apelian. Tanpa Tahun). Kelebihan Al akan menempel pada lapisan intermetalik, hal ini terjadi karena konduktivitas termal yang rendah dari lapisan intermetalik dibandingkan dengan permukaan baja. Gambar 2(d) dengan pembesaran 1000x yang tidak mengalami proses almunizing tetapi hanya proses simulasi die casting saja memperlihatkan strukturmikro berupa ferrit dan perlit dan tidak terlihat lapisan intermetalik. Lapisan intermetalik tidak terbentuk disebabkan karena suhu logam cair sudah menurun jauh ketika di tuang pada permukaan sampel inisial yang tidak di almunizing.suhu cairan yang rendah menyebabkan turunnya aktivitas atom Al untuk berdifusi.jumlah ferrit lebih banyak dibandingkan sampel awal.dengan demikian kekerasannya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan sampel awal. Kesimpulan 1. Die Soldering terjadi pada permukaan baja H420 J2 yang sudah di almunizing dengan Al-55,3%Cu dengan waktu perendaman (almunizing) 3 menit pada suhu 800 0 C lalu di proses pada simulasi die casting pada suhu 700 C. Secara makro die soldering tidak terjadi tetapi secara mikro die soldering terjadi pada permukaan sampel. 2. Almunizing menambahkan ketebalan sebesar 0,1788 mmpada baja H420 J2. 3. Almunizing meningkatkan kekerasan sebesar 32,28% pada sample A dan 23,10% pada sample B 4. Die casting menurunkan kekerasan sample baja yang sudah di almunizing, presentase penurunan nilai pada sample A sebesar 35,34% dan sample B sebesar 3,3%. 8.5

Daftar Pustaka Bambang Suharno et al. 2007. Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Reaksi Antar Muka Paduan Aluminium 7%-Si Dan Aluminium 11%-Si Dengan Baja Cetakan SKD 61.Makara Teknologi. Volume 11, No.2, 85-91. Department Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia: Depok Bambang Suharno et al. 2007. Morfologi dan Karakteristik Lapisan Intermetalik Akibat Die Soldering pada Permukaan Baja Cetakan (Dies) dalam Proses Pengecoran Tekan Paduan Aluminium Silikon. Jurnal Teknik Mesin. Volume 9, No.2, 47-53.Department Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik Universitas Indonesia: Depok Dody Prayitno. 2010. Teknologi Rekayasa Material. Jakarta: Universitas Trisakti Rosfian Arsyah Dahar. 1990. Teknologi Nitridasi dan Sementasi. Jakarta: Universitas Trisakti Sulatin et al. 2014. Analisa Simulasi High Pressure Die Casting (HPDC) Aluminium Alloy Dengan Dua Varian Cooling Menggunakan Software Magma. Jurnal Teknik Mesin. Volume 2, No.1. Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND : Yogyakarta Long Li et al. 2010. Characteristics of the Cold-Rolling Texture in a Multi Layered Material Composed of SUS301 and SUS420J2 Steels. Material Transaction. Volume 51, No.5, 911-917. The Japan Institute Metal : Japan Outokumpu. 2013. Handbook of Stainless Steel. Finlandia: Outokumpu Oyj Sumanth Shankar and Diran Apelian. Investigation of Die Soldering Characteristics of Aluminum Die Casting Alloys. 8.6