MECHANICAL FAILURE (KERUSAKAN MEKANIS) #2

dokumen-dokumen yang mirip
Perpatahan Rapuh Keramik (1)

Asyari D. Yunus - Struktur dan Sifat Material Universitas Darma Persada - Jakarta

TIN107 - Material Teknik #5 - Mechanical Failure #1. TIN107 Material Teknik

MECHANICAL FAILURE (KERUSAKAN MEKANIS)

DESIGN UNTUK KEKUATAN LELAH

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu material yang sangat penting bagi kebutuhan manusia adalah

I. PENDAHULUAN. untuk diperkirakan kapan terjadinya, dan tidak dapat dilihat secara kasat mata

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 TUGAS AKHIR TM091486

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sifat Sifat Material

Sidang Tugas Akhir (TM091486)

KUAT TARIK BAJA 2/4/2015. Assalamualaikum Wr. Wb.

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

Materi #2 TIN107 Material Teknik 2013 SIFAT MATERIAL

CREEP. Contoh komponen-komponen yang potensial mengalami creep adalah.

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

Beberapa sifat mekanis lembaran baja yang mcliputi : pengerasan. regang, anisotropi dan keuletan merupakan parameter-parameter penting

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

BAB III SIFAT MEKANIK MATERIAL TEKNIK

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Proses Lengkung (Bend Process)

PENGANTAR TEKNIK MESIN 4 IWAN PONGO,ST,MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH TEMPERATUR YANG DITINGGIKAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA KARBON RENDAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

Tujuan Pembelajaran:

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Kategori Sifat Material

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

I. PENDAHULUAN. Baja adalah sebuah senyawa antara besi (Fe) dan karbon (C), dimana sering

04 05 : DEFORMASI DAN REKRISTALISASI

PENGUJIAN MULUR (CREEP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi #7 TIN107 Material Teknik 2013 FASA TRANSFORMASI

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TEORI DASAR. Gage length

MODUL PRAKTIKUM METALURGI (LOGAM)

PENGARUH PEMANASAN DAN PERUBAHAN BENTUK PADA KEKUATAN TARIK POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

HUBUNGAN SIKLUS PUTARAN DAN BEBAN TERHADAP KEKUATAN BAHAN PADA UJI FATIK BENDING

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Mengenal Uji Tarik dan Sifat-sifat Mekanik Logam

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan estimasi waktu penelitian dikisarkan

ANALISA KUAT LELAH KUNINGAN YELLOW BRASS C85700 PADA MESIN UJI ROTARY BENDING

Kekuatan tarik komposisi paduan Fe-C eutectoid dapat bervariasi antara MPa tergantung pada proses perlakuan panas yang diterapkan.

I. PENDAHULUAN. Logam merupakan material kebutuhan manusia yang banyak penggunaannya

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

KARAKTERISTIK MEKANIK STATIS BAJA UNS G10450 YANG MENGALAMI PROSES SHOT PEENING. Dini Cahyandari * ) Abstrak

Tugas Akhir. Studi Corrosion Fatigue Pada Sambungan Las SMAW Baja API 5L Grade X65 Dengan Variasi Waktu Pencelupan Dalam Larutan HCl

Pada beberapa alloi/paduan, perambatan retak adalah sepanjang batas butir, patah ini disebut intergranular. (gb. 6b).

Terjemahan ZAT PADAT. Kristal padat

KEKUATAN MATERIAL. Hal kedua Penyebab Kegagalan Elemen Mesin adalah KEKUATAN MATERIAL

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

Bab II STUDI PUSTAKA

Pengaruh Variasi Fraksi Volume, Temperatur, Waktu Curing dan Post-Curing Terhadap Karakteristik Tekan Komposit Polyester - Hollow Glass Microspheres

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada rentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Baja adalah logam paduan, dimana logam besi adalah unsur dasarnya yang

Uji impak. Proses penyerapan energi ini akan diubah menjadi berbagai respon material, yaitu. Deformasi plastis Efek Hysteresis Efek Inersia

BAB I PENDAHULUAN. alam dan juga sifat-sifat yang dimiliki oleh tembaga. Tembaga memiliki

PERENCANAAN ELEMEN MESIN RESUME JURNAL BERKAITAN DENGAN POROS

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut:

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Komponen mesin yang terbuat dari baja ini contohnnya poros, roda gigi dan

HHT 232 SIFAT KEKUATAN KAYU. MK: Sifat Mekanis Kayu (HHT 331)

Rancang Bangun Alat Uji Impak Metode Charpy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985).

ANALISA PENGARUH CLEARANCE

BAB II TEORI KEAUSAN. 2.1 Pengertian keausan.

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISIS KEKUATAN TARIK MATERIAL CAMPURAN SMA (SPLIT MASTIC ASPHALT) GRADING 0/11 MENGGUNAKAN SISTEM PENGUJIAN INDIRECT TENSILE STRENGTH

PENGARUH PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN LAJU PERAMBATAN RETAK MATERIAL AL T3 Susilo Adi Widyanto

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM PENGUJIAN MATERIAL MODUL 3 - PENGUJIAN IMPAK DELIANA RAMDANIAWATI KELOMPOK: 7

PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA AISI 4140 AFRIANGGA PRATAMA 2011/ PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN TARIK BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN LAS SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT

Bab IV Penyajian Data dan Analisis

TUGAS PENYAMBUNGAN MATERIAL 5 RACHYANDI NURCAHYADI ( )

BAB VII PROSES THERMAL LOGAM PADUAN

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

Transkripsi:

#5 MECHANICAL FAILURE (KERUSAKAN MEKANIS) #2 Perpatahan Rapuh Keramik Sebagian besar keramik (pada suhu kamar), perpatahan terjadi sebelum deformasi plastis. Secara umum konfigurasi retakan untuk 4 metode pembebanan umum dapat dilihat pada gambar 5.1. dari: Adapun ciri-ciri perpatahan pada keramik dapat dilihat pada gambar 5.2, yang terdiri Titik asal (origin point). Daerah awal (initial region /mirror) adalah rata dan halus. Setelah mencapai kecepatan kritis retakan, akan muncul: Mist (berkabut) Hackle (mematahkan) Gambar 5.1. Konfigurasi Retakan Keramik Gambar 5.3. Ciri Perpatahan Keramik Perpatahan Polimer Pada material polimer, kekuatan perpatahan relatif rendah dibandingkan dengan keramik dan logam. Perpatahan pada polimer thermosetting (jaringan berikatan silang) biasanya yang rapuh (brittle). Untuk polimer thermoplastic, kedua perpatahan (elastis dan rapuh) sangat mungkin. Penurunan suhu, laju regangan meningkat, lekukan taja, peningkatan ketebalan spesimen adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perpatahan rapuh (brittle). 1 / 8 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Salah satu fenomena yang terjadi pada thermoplastics adalah crazing, deformasi plastis setempat dan membentuk celah kecil dan menjembatani fibrillar (urat saraf). Gambar 5.3 berikut memperlihatkan perpatahan pada material polimer. Gambar 5.3. Perpatahan Material Polimer Pengujian Tumbukan Dilakukan dengan pembebanan tumbukan, umumnya untuk kasus pengujian yang berat. Pengujian ini membuat material lebih rapuh (brittle) dan mengurangi ketangguhan dari material. Gambar 5.4 berikut ini, memperlihatkan bagaimana pengujian tumbukan dilakukan. Gambar 5.4. Pengujian Tumbukan Gambar 5.5 akan memperlihatkan dampak perubahan suhu dalam pengujian tumbukan yang akan mempengaruhi dampak energi charpy dan % perpatahan geser. Selain itu, permukaan perpatahan setelah tumbukan memperlihatkan variasi elastisitas (ductility) terhadap temperatur pengujian ( ), yang dapat dilihat pada gambar 5.6. 2 / 8 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Gambar 5.5. Grafik Hubungan Suhu, Dampak Energi Charpy (A), dan % Perpatahan Geser (B) Gambar 5.6. Contoh Baja Charpy Setelah Pengujian Terkait dengan temperatur/suhu, maka peningkatan suhu akan meningkatkan %EL dan Kc. Dalam hal ini terdapat istilah yang disebut Ductile-to-Brittle Transition Temperature (DBTT). Untuk memahami terjadinya DBTT, maka gambar 5.7 dapat dijadikan gambaran dengan menggunakan beberapa material. Gambar 5.7. Grafik DBTT Kelelahan (Fatigue) Kelelahan adalah suatu bentuk kerusakan yang terjadi pada struktur material terhadap tekanan dinamis pada waktu tertentu. Dengan kondisi tersebut adalah mungkin untuk terjadi kegagalan pada level tekanan yang jauh lebih rendah dari kekuatan tarik atau kekuatan luluh pada beban statis. Merupakan penyebab terbesar kerusakan pada logam, dan juga berpengaruh terhadap polimer serta keramik. Gambar 5.8 berikut merupakan alat pengujian kelelahan untuk pengujian kelenturan yang berputar. 3 / 8 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Gambar 5.7. Alat Pengujian Kelelahan Untuk Pengujian Kelenturan Yang Berputar Variasi tekanan terhadap waktu menyebabkan kerusakan karena kelelahan. Sifat tekanan mungkin axsial (kompresi tegangan), lentur (flexural/ bending) atau puntir/memutar (torsion). Ada 3 jenis fluktuasi tekanan terhadap waktu yang terlihat pada gambar 5.8, antara lain: a) Siklus tekanan berbalik, dengan amplitudo simetris terhadap tingkat tekanan bernilai nol. b) Siklus tekanan berulang, relatif tidak simetris maksimum dan minimum ke tingkat tekanan nol. c) Tingkat tekanan bervariasi (acak) Gambar 5.8. Grafik Jenis Fluktuasi Tekanan Terhadap Waktu Kerusakan akibat kelelahan adalah umumnya kerapuhan, bahkan biasanya terjadi dalam material yang elastis dengan sedikit deformasi plastis. Umumnya kerusakan kelelahan terjadi dengan mekanisme sebagai berikut: Permulaan retakan Rambatan retakan Kerusakan akhir Dalam mekanisme kelelahan, pertumbuhan retakan terjadi secara bertahap sesuai dengan persamaan berikut: da dn = ( K)m dengan K ~ ( σ) a 4 / 8 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Dimana: da = Peningkatan panjang retakan dn = Peningkatan siklus pembebanan m = Kontanta kelelahan dengan angka 1 hingga 6 a = Panjang retakan σ = Tekanan Untuk kegagalan poros berputar, retakan dapat berkembang meskipun K max < K c. Retakan tumbuh lebih cepat sejalan dengan meningkatnya Δσ (peningkatan tekanan), retakan terus menerus, dan meningkatnya frekuensi pembebanan. Sedangkan untuk laju pertumbuhan retakan dapat dilihat dalam gambar 5.9. Awalnya laju pertumbuhan kecil, tetapi meningkat dengan meningkatnya panjang retakan. Tingkat pertumbuhan meningkat dengan tingkat tekanan yang diterapkan untuk panjang retakan yg diberikan (a1). Gambar 5.9. Grafik Laju Pertumbuhan Retakan Kurva S-N Merupakan kurva/grafik yang menggambarkan siklus kelelahan ketika diberikan tekanan maksimum. Dalam hal ini, sebuah benda uji diberikan siklus tekanan pada amplitudo dengan tekanan maksimum, sehingga jumlah siklus untuk kerusakan dapat ditentukan. Langkah ini diulang pada benda uji lainnya dengan menurunkan amplitudo tekanan. Kemudian data diplot sebagai tekanan S dibandingkan dengan jumlah siklus N untuk kerusakan semua benda uji. Sifat umum S N adalah semakin tinggi tingkat tekanan, maka semakin sedikit jumlah siklus. Untuk gambaran kurva S-N dapat dilihat dalam gambar 5.10 berikut ini. 5 / 8 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Gambar 5.10. Grafik Kurva S-N Untuk beberapa paduan besi dan titanium, kurva S N menjadi horizontal pada jumlah siklus N yang lebih tinggi. Dalam hal ini pada dasarnya material telah mencapai batas kelelahan, dan jika di bawah tingkat tekanan tersebut, material tidak akan mengalami kelelahan. Hal tersebut yang disebut dengan batas kelelahan yang merupakan nilai terbesar dari fluktuasi tekanan yang tidak akan menyebabkan kerusakan bagi jumlah siklus yang tak terbatas. Gambar 5.11 menunjukkan batas kelelahan dari suatu material. Gambar 5.11. Grafik Kurva S-N Dengan Batas Kelelahan Meningkatkan Umur Kelelahan Selama pengoperasian mesin, goresan kecil dan alur dapat ditemui, hal ini dapat membatasi umur kelelahan. Memperbaiki penyelesaian permukaan dengan pemolesan akan meningkatkan umur kelelahan secara signifikan. Salah satu metode yang paling efektif untuk meningkatkan kinerja kelelahan adalah dengan menerapkan kekuatan tekan sisa dalam 6 / 8 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

lapisan tipis terluar permukaan. Sebuah tegangan tarik permukaan akan di imbangi oleh tegangan tekan. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan umur kelelahan, antara lain: 1) Penerapan tekanan/tegangan permukaan, dilakukan untuk menekan pertumbuhan retakan permukaan, dengan metode Shot Peening dan Carburizing, dengan gambaran sebagai berikut. Gambar 5.12. Metode Shot Peening dan Carburizing Shot peening dilakukan dengan menerpakan deformasi plastis setempat yang kecil (diameter mulai dari 0,1 hingga 1,0 mm), kemudian partikel keras (shot) pada kecepatan tinggi diterapkan ke permukaan material. Deformasi yang dihasilkan menyebabkan kekuatan tekan hingga kedalaman sekitar ¼ hingga ½ dari diameter shot. 2) Menghilangkan konsentrator tekanan, dengan gambaran sebagai berikut. Gambar 5.13. Metode Menghilangkan Konsentrator Tekanan Creep (Mulur) Adalah deformasi permanen dari material ketika mengalami beban konstan atau tekanan pada waktu tertentu. Umumnya terjadi pada material yang sering ditempatkan pada suhu yang tinggi (> 0,4 Tm) dan terkena tekanan mekanis statis. Contohnya adalah turbin rotor dalam mesin jet, dan generator uap yang mengalami tekanan sentrifugal dan garis tekanan uap yang tinggi. Sebuah uji mulur (creep) umumnya dengan memperlakukan benda uji pada beban atau tekanan konstan dengan tetap menjaga suhu konstan. Setelah pembebanan, akan terjadi deformasi elastis secara instan. Kurva creep (mulur) yang dihasilkan terdiri dari 3 daerah seperti pada gambar 5.14, antara lain: 1) Mulur utama atau sementara (primary atau transient creep) 7 / 8 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)

Dalam daerah ini, kemiringan (laju mulur) menurun terhadap waktu atau menyesuaikan dengan tingkat mulur (laju mulur dapat dikurangi). 2) Mulur kedua atau tambahan (secondary creep ) Dalam daerah ini kondisi relatif stabil, laju creep konstan, wilayah cukup linear (pengerasan regangan dan tahap pemulihan). 3) Mulur ketiga (tertiary creep) Dalam daerah ini, kemiringan (laju mulur) meningkat terhadap waktu. Terjadi percepatan laju regangan sampai pecah (pemisahan batas butir, pembentukan retakan internal, rongga dan celah). Gambar 5.14. Grafik Daerah Kurva Creep Dari gambar 5.14, dapat diketahui perbandingan regangan mulur terhadap waktu dengan beban konstan dan suhu yang ditingkatkan secara konstan. Tingkat mulur minimum (pada kondisi laju mulur stabil), adalah kemiringan dari garis linier/lurus di wilayah sekunder. Sedangkan pecahnya masa pakai tr adalah total waktu untuk pecah. Daftar Pustaka http://www.csun.edu http://web.utk.edu http://www.virginia.edu ### SEKIAN & TERIMA KASIH ### 8 / 8 6623 Taufiqur Rachman (http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id)