DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI RAKYAT BERDAULAT

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e )

UNDANG - UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA Pembukaan

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

NO URUT. 16. Sumber : = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

Sambutan Presiden RI Pd Pertemuan dg Veteran dan Pejuang Perang..., tgl 23 Mar 2014, di Bali Minggu, 23 Maret 2014

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

PLEASE BE PATIENT!!!

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit )

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

Yang Saya hormati Para Pimpinan Tinggi Madya dan Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA. Pancasila dalam Kajian Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia (Lanjutan) Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU

PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPACARA

BAHAN TAYANG MODUL 5

PANCASILA 1. KETUHANAN YANG MAHA ESA 2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

EMPAT PILAR KEBANGSAAN

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR. Penulis. iii

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN. OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dari suatu keadaan dan sifat masyarakat yang tradisional, dengan keadaan ekonomi yang

TUGAS ANALISIS UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN DAN PELAKSANAAN UUD 1945 PADA MASA ORDE LAMA. Matakuliah : PENDIDIKAN PANCASILA

GUBERNUR JAWA TENGAH

Kriteria Presiden Indonesia Dalam Pandangan Islam (576/M) Oleh : Zulkarnain Senin, 16 Juli :50

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-XI/2013

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERUBAHAN KEEMPAT UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. 1994: 136 ) mengatakan tujuan dari welfere state ( negara kesejahteraan ) pada hakikatnya

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945)

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

D E W A N P E R W A K I L A N R A K Y A T D A E R A H D A E R A H I S T I M E W A Y O G Y A K A R T A F R A K S I P D I P E R J U A N G A N

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SARASEHAN DALAM RANGKA MEMPERINGATI HUT RI KE-70 TINGKAT KABUPATEN SEMARANG

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Written by TRY SUTRISNO Tuesday, 22 February :42 - Last Updated Tuesday, 22 February :01

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kesehatan Tafsiran zat adiktif

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia

Pancasila dan Implementasinya

S A M B U T A N GUBERNUR SUMATERA UTARA PADA UPACARA PERINGATAN HUT KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 TINGKAT PROVINSI SUMATERA UTARA

PANCASILA DAN EMPAT PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA. Oleh Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH 1.

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e)

Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat malam, Salam sejahtera bagi kita semua. Yang kami hormati ; Bapak-Ibu Tamu Undangan, dan Hadirin yang berbahagia.

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

Untuk turut menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia diperlukan sikapsikap:

PANCASILA KE 5AKTUALISASI PANCASILA DI BIDANG POLITIK. NAMA : INSAN DUTA THORA NIM : KELOMPOK : E DOSEN : DR. AbidarinRosyidi, MMa

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PANCASILA DEMOKRASI PANCASILA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

Kedudukan Konstitusi. a. Cara Pembentukan

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

SAMBUTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI PADA ACARA HARI ULANG TAHUN KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 17 AGUSTUS 2017

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Sambutan Presiden RI pd Dharma Santi Nasional Perayaan Hari Raya Nyepi, di Jakarta, 25 Apr 2014 Jumat, 25 April 2014

SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA UPACARA PERINGATAN DETIK-DETIK PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-72 REPUBLIK INDONESIA TANGGAL, 17 AGUSTUS 2017

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DASAR 1945 PEMBUKAAN

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA. PADA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE AGUSTUS 2015

Bab 2. Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 29

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 112/PUU-XIII/2015 Hukuman Mati Untuk Pelaku Tindak Pidana Korupsi

PEMBUKAAN UUD 1945 (Kuliah-8) 1

Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA 4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Tanggal 17 Agustus Assalamu alaikum Wr. Wb. Selamat pagi dan Salam sejahtera bagi kita sekalian.

Transkripsi:

MANIFESTO POLITIK Salam Rakyat Berdaulat Salam dari Rakyat Oleh Rakyat dan Hanya Untuk Rakyat Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang diperjuangkan dan diproklamirkan oleh pendiri bangsa pasti diorientasikan untuk mewujudkan cita cita luhur, agung dan mulia, sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Yakni bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Pemerintahan Negara Indonesia juga dibentuk untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Usia kemerdekaan kita saat ini sudah mencapai usia71 tahun,namun dalam realitasnya perjalanan tersebut agaknya terasa semakin jauh dari tujuan yang seharusnya digapai dan dicapai, Kondisi bangsa dan negara saat ini sesungguhnya telah berada diambang keterpurukan dan kehancuran karena implementasi tatanan dalam berbangsa dan bernegara telah menyimpang dari nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Ketuhanan Yang Maha Esa dilupakan, Kemanusiaan yang adil dan beradab ditinggalkan. Persatuan Indonesia diabaikan. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dikhianati, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dipasung Menjadi sebuah penyesalan yang teramat mendalam, jika bangsa dan negara yang kemerdekaannya telah diperjuangkan oleh segenap rakyat dengan mengorbankan harta, jiwa dan raganya semata mata agar kemerdekaan tersebut mampu mewujudkan cita citanya. Namun pada akhirnya, kemerdekaan tersebut menjadi tidak berdaya karena telah lepas dari kedaulatan rakyat, dan menjadikan sebagian kecil dari anak bangsanya sendiri berperilaku penjajah dan menjajah bangsa serta negaranya sendiri atas nama partai politik dan demokrasi. Betapa tidak? Sejatinya, demokrasi saat ini tidak berdiri di atas pilar kedaulatan rakyat secara nyata. Demokrasi yang suci, telah dinodai oleh ambisi ambisi pribadi. Partai Politik yang merupakan pilar utama penyangga demokrasi, tidak lagi menjunjung tinggi supremasi demokrasi. Mereka telah gagal dalam mengemban amanat rakyat yang telah diberikan. Bahkan mereka sendirilah yang telah merusak dan menghianati kepercayaan yang telah diberikan oleh Rakyat kepadanya.

Kedaulatan Rakyat telah dibajak oleh sebagian kecil penguasa dan pengusaha dengan menjadikan demokrasi Pancasila sebagai demokrasi transaksional, uang membeli kekuasaan dan kekuasaan menghasilkan uang. Rakyat tidak lagi memiliki kedaulatannya, sebagai pemegang kedaulatan atas Negara, Rakyat hanya dijadikan sebagai obyek politik untuk kepentingan elit, sehingga rakyat tidak memiliki daya tawar dan menjadi tuna kuasa atas kedaulatannya. Kalimat suci dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat saat ini hanya menjadi bahan bacaan dan bahan hafalan yang tidak pernah lagi ada dalam kenyataan. Rakyat sebagai sumber kekuasaan telah direndahkan dan dipaksa dengan keharusan memberi selembar kertas dukungan, pada ritual politik palsu, yang dikemas dalam bentuk pemilu. Belum lagi kalimat Untuk rakyat, untuk rakyat yang mana, jika Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif, semuanya berjalan sesuai dengan kehendak pribadinya, menumpuk kekakaannya, dan hanya memikirkan kepentingan diri, keluarga, serta kelompoknya. Segelintir orang kaya dan elit Negara terus menumpuk kekayaan, sementara Rakyat hanya menerima nasib dan semakin terperosok dalam jurang kemiskinan. Demokrasi kita sudah teramat jauh meninggalkan Idiologi Pancasila. Sehingga demokrasi palsu yang terjadi saat ini, hanya melahirkan oligarki. Negara hanya dikendalikan oleh segelintir golongan, tetapi mereka memiliki kekuasaan yang begitu besar, sehingga tidak bisa tersentuh oleh hukum dan keadilan. Diktator mayoritas, dan tirani minoritas mewarnai wajah demokrasi kita, yang tidak memiliki out-put yang bermanfaat besar bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sejatinya, Negara ini sudah berada di ambang kehancuran. Karena demokrasi tidak berdiri di atas pilar kedaulatan rakyat secara nyata. Demokrasi yang suci, telah dinodai oleh ambisi ambisi pribadi. Partai Politik yang merupakan pilar utama penyangga demokrasi, tidak lagi menjunjung tinggi supremasi demokrasi. Mereka telah gagal dalam mengemban amanat rakyat yang telah diberikan. Bahkan mereka sendirilah yang telah merusak dan menghianati kepercayaan yang telah diberikan oleh Rakyat kepadanya. Meskipun kita sudah menumbangkan orde baru dengan pengingkaran demokrasinya, lalu memasuki orde reformasi dengan berbagai harapan dan cita cita. Tapi keadaan berbangsa dan bernegara kita, bagai keluar dari mulut singa, masuk ke mulut buaya. Orde baru dan orde reformasi hanya melahirkan perbedaan era saja, tetapi kelakuan tetap saja sama, sama sama menindas dan mengingkari hak hak dasar rakyatnya. Sebagai penentu jalannya demokrasi dan jalannya Negara dalam mewujudkan tujuan utamanya. Partai politik telah gagal dalam memproduksi kader-kader terbaik Bangsa untuk mengelola dan mengatur Negara. Partai Politik saat ini justru tidak jauh berbeda dengan perusahaan, dimana elit partai adalah pemilik saham dan segala galanya untuk memperkaya diri beserta keluarganya. Sehingga putra putri terbaik bangsa yang masuk di dalam partainya,

justru menjadi budak elit partai, kerdil, terbonsai, mati, dan tidak bisa berbuat apa apa, selain mengikuti kewajiban yang diperintahkan oleh ego dan nafsu elit di partainya. Demokrasi saat ini telah mati, kedaulatan rakyat sudah menjadi cerita basi. Karena pilar pilar demokrasi telah disandera oleh keserakahan dan nafsu ingin menguasai. 90% tanah yang dimiliki oleh Rakyat hanya dikuasai oleh 5% orang kaya. Perekonomian Indonesia hanya dikuasai oleh 20% orang terkaya. Hukum dan keadilan hanya berlaku bagi masyarakat kecil, tetapi tidak bisa menyentuh orang orang yang kaya. Bumi, air, udara, dan segala yang ada di Indonesia ini tidak lagi dikuasai oleh Negara untuk sebesar besarnya demi kemakmuran rakyat. Tetapi semua dieksploitasi dan dikapitalisasi untuk sebesar besarnya demi kepentingan penjahat yang mengingkari hak hak dasar Rakyat. Kekayaan alam kita nyaris tergerus habis, laut direklamasi, gunung dikepras, sungai dangkal, sumber sumber air mengering, hasil tambang kita terus dikuras, lahan lahan kita semakin tandus, Bukan untuk kesejahteraan Rakyat Indonesia, tetapi hanya untuk memperkaya segelintir orang saja. Alam kita sudah rusak, ekosistem sudah tidak seimbang. Alam yang seharusnya menjadi Bank dan sebagai sumber utama investasi serta melakukan divestasi telah dieksploitasi tanpa henti. Pencemaran lingkungan dan rusaknya ekosistem telah menyebabkan bencana dimana mana. Bukan rakyat yang menikmati kekayaan Negaranya, tapi Rakyat lah yang menanggung beban dan resiko buruk dari ulah konyol yang dilakukan oleh pemimpinnya. Elit yang menjalankan pemerintahan telah mengingkari Pancasila dan UUD 1945. Mereka sama sekali tidak peduli dengan cita cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang ada dipikiran mereka hanyalah bagaimana Rakyat terus berada dalam garis kebodohan, dan terus tenggelam di dalam jurang kemiskinan. Rakyat terus mereka tidurkan, bahkan mereka matikan. Sehingga mereka bisa melakukan apa saja, sesuai dengan apa menjadi kehendaknya. Negara kita saat ini telah berada di ambang kehancuran. Pengingkaran terhadap nilai nilai demokrasi, telah menjadikan Pancasila dan UUD 1945 hanya sebagai mantera tanpa makna. Sehingga semua sendi berbangsa dan bernegara rapuh dan berjalan tanpa arah. Hampir tiap hari kita disuguhi tontonan kerusuhan berbasis sara, kemiskinan, pembunuhan, perampokan, dan berbagai berita yang menunjukkan bahwa bangsa kita telah jauh meninggalkan nilai nilai kemanusiaan, dan seolah bangsa kita adalah bangsa yang dihuni oleh manusia manusia tanpa peradaban. Kedaulatan Rakyat di Negara kita, saat ini hanya menjadi sebuah cerita. Rakyat tidak lagi memiliki kuasa atas Negaranya. Rakyat hanya menjadi obyek dari keserakahan dan kesesatan elit yang telah dipilih untuk mewakilinya. Sehingga semua produk kebijakan Negara, hanya baik menurut teorinya, tapi Nihil dalam praktik dan kenyataannya.

Hukum dan semua kebijakan di Negara kita adalah produk politik, sementara sistem dan tingkah laku partai politik yang ada, ingkar pada Pancasila, khianat pada UUD 1945, abai pada keutuhan NKRI, menciderai Bhinneka Tunggal Ika, dan tak peduli pada sang saka merah putih, sebagai bendera kehormatan Bangsa dan Negara Republik Indonesia. Karena itu, sebagai generasi yang sadar akan pentingnya keselamatan bangsa dan Negara, kami membangun sebuah kekuatan politik baru. Kekuatan politik yang menjunjung tinggi supremasi demokrasi. Kekuatan politik yang mampu melahirkan, membangunkan, menghidupkan, membimbing, membesarkan, dan menempatkan pejuang pejuang sejati bangsa pada setiap lini Negara. Agar hakikat demokrasi yang menjadikan suara rakyat sebagai suara Tuhan bisa terwujud dalam dunia nyata. Partai Rakyat Berdaulat (PRB) didirikan bukan sebatas karena panggilan, tapi karena kewajiban sejarah yang mengharuskan PRB untuk dilahirkan. Kedaulatan harus dikembalikan kepada pemiliknya. Rakyat adalah pemilik atas Negaranya. Rakyat adalah Tuan bagi penyelenggara negara. Bukan budak di Negara yang kekuasaan tertingginya ada di genggaman tangannya. Partai Rakyat Berdaulat (PRB) hadir atas tuntutan zaman yang mengharuskan kehadirannya. PRB hadir untuk menjawab kegelisahan serta pesimisme Rakyat Indonesia atas keadaan Bangsa dan Negaranya. PRB hadir untuk menghancurkan hegemoni dan berbagai model penjajahan yang ada. PRB hadir untuk membumikan nilai nilai luhur Pancasila, mewujudkan cita cita kemerdekaan sebagaimana yang tertulis dalam UUD 1945. PRB hadir untuk mengokohkan Bhinneka Tunggal Ika, mempertahankan keutuhan NKRI, dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih setinggi tingginya PRB hadir untuk mengembalikan kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan martabat budaya seluruh rakyat Indonesia. Dan PRB hadir untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara yang dicintai Rakyatnya, dibutuhkan Rakyatnya, melindungi Rakyatnya, menomor satukan Rakyatnya, dan mendudukkan Indonesia sejajar dengan Negara negara besar di dunia. Karena itulah, kami bersumpah dengan segenap jiwa dan raga, untuk mewujudkan cita cita pendiri bangsa. Kami bersumpah untuk menjebol, membongkar, merobohkan, dan memusnahkan berbagai bentuk penjajahan yang menindas dan menyengsarakan Rakyat Indonesia. Kemudian mendirikan bangunan baru, dengan tatanan baru, sehingga menjadi Indonesia Baru yang berdasar pada Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Padamu Negeri,,, Kami Berjanji,,, Padamu Negeri,,, Kami Berbakti,,,

Padamu Negeri,,, Kami Mengabdi,,, Bagimu Negeri,,, Jiwa Raga Kami.. DEWAN PIMPINAN PUSAT Jakarta, 26 Juni 2016 DEWAN PIMPINAN PUSAT RAHMATULLAH Ketua Umum ALI SA RONI Sekretaris jendral