TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2013

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2014

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

I. PENDAHULUAN.

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15B TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

BUPATI BUNGO PERATURAN BUPATI BUNGO NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 13 TAHUN 2018

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2014

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKAMARA

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 26 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 029 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BERBASIS AKRUAL

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BUPATI PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

B E R I T A D A E R A H N US A TENGGARA BARAT

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 66 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Akuntansi. Pemerintah Pusat. Jurnal.

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N BAB

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 Tentang STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI. 3/24/2014 bandi.staff.fe.uns.ac.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215/PMK.05/2013 TENTANG JURNAL AKUNTANSI PEMERINTAH PADA PEMERINTAH PUSAT

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2014

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BULUNGAN

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR

BUPATI PESAWARAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI MALUKU TENGGARA

B U P A T I K U N I N G A N

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR SULAWESI BARAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkannya, salah satunya dalam bidang keuangan pemerintahan. Dimana

Struktur HOBO Persamaan Akuntansi Proses Akuntansi Bagan Akun Standar BAS tedi last 01/17

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 238/PMK.05/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)

""*$3mt.:3' TIH5,P BIS*"',

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Lampiran I. Pokok-pokok Perbedaan Dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Kas Menuju Akrual dengan Akuntansi Berbasis Akrual

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan

ANALISIS IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DALAM PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA GORONTALO

SELAMAT DATANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN. kepedulian dan kemajuan dalam mewujudkan peningkatan kualitas kinerjanya.

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 36 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS

BAB II TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA. mencapai tujuan penyelenggaraan negara. dilakukan oleh badan eksekutif dan jajaranya dalam rangka mencapai tujuan

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

Transkripsi:

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH http://www.ksap.org/ 1 I. PENDAHULUAN Berdasarkan undang-undang pemerintah daerah wajib menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang berisi informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah. Terhadap LKPD tersebut akan dilakukan pemeriksaan sehingga akan diperoleh opini. Dalam penjelasan Pasal 16 ayat (1) UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, diuraikan bahwa opini merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada kriteria (i) kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, (ii) kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), (iii) kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan (iv) efektivitas sistem pengendalian intern. Lingkup pemeriksaan terhadap LKPD tetap mendasarkan sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (UU 17/2003). Terkait kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP 71/2010) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (Permendagri 64/2013), pemerintah daerah diwajibkan menerapkan Standar Akuntansi 1 http://www.ksap.org/sap/wp-content/uploads/2011/04/91805331.jpg Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 1

Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual paling lambat mulai tahun anggaran 2015. Penerapan SAP Berbasis Akrual tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, antara lain juga mengacu pada UU 17/2003 dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (UU 1/2004) yang pada prinsipnya juga mengatur hal-hal yang terkait dengan penerapan pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual. Sehubungan dengan penerapan SAP Berbasis Akrual tersebut, dapat dilakukan tinjauan secara yuridis/normatif khususnya untuk penerapan pada tingkat pemerintah daerah. II. PERMASALAHAN 1. Apakah yang dimaksud dengan SAP Berbasis Akrual berdasarkan peraturan perundang-undangan? 2. Apakah yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah daerah dalam rangka penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah daerah, berdasarkan peraturan perundang-undangan? III. PEMBAHASAN Undang-undang Sebagaimana telah diatur dalam UU 17/2003 bahwa Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota menyampaikan rancangan undang-undang/peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD kepada lembaga perwakilan berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh BPK 2. Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban tersebut diatur dalam Pasal 32 UU 17/2003 sebagai berikut: (1) Bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal 31 disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. 2 Pasal 31 dan Pasal 32 UU 17/2003 Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 2

(2) Standar akuntansi pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun oleh suatu komite standar yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan Dalam konteks Pemerintahan Daerah, para kepala daerah yaitu Gubernur, Bupati, Walikota terikat dengan ketentuan pasal tersebut beserta dengan peraturan turunan yang mengatur lebih detail tentang standar akuntansi pemerintahan. Angka 9 Penjelasan Umum UU 17/2003 menjelaskan mengenai hubungan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara dengan standar akuntansi sebagai berikut: 9. Pertanggungjawaban Pengelolaan Keuangan Negara Salah satu upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara adalah penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip-prinsip tepat waktu dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum. Selanjutnya UU 17/2003 mengatur mengenai standar akuntansi pemerintah dalam Ketentuan Peralihan, lebih tepatnya yaitu dalam Pasal 36 ayat (1) dan dalam Pasal 1 yang mendefinisikan tentang pendapatan negara, belanja negara, pendapatan daerah, belanja daerah, sebagai berikut: Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini dilaksanakan selambatlambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Pasal 1 angka: 13. Pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 3

14. Belanja negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. 15. Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. 16. Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. Dalam Pasal 36 UU 17/2003 antara lain disebutkan bahwa Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Berdasarkan rumusan pasal tersebut, dikaitkan juga dengan ketentuan/pasal lainnya 3, dapat dimaknai bahwa berdasarkan UU 17/2003 kondisi saat itu standar akuntansi pemerintahan berbasis kas dan pada masa yang akan datang (setelah tahun UU 17/2003 diundangkan) akan diterapkan standar akuntansi pemerintahan yang berbasis akrual. Istilah berbasis akrual diatur pula dalam UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara yang ditetapkan setelah UU 17/2003 berlaku. Sebagaimana diketahui, bahwa ketentuan mengenai pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaan APBN dan APBD ditetapkan dalam undang-undang yang mengatur perbendaharaan negara 4. Dalam UU 1/2004 diatur beberapa hal yang terkait dengan implementasi standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual, dalam beberapa ketentuan sebagai berikut: Pasal 12 UU 1/2004 (1) APBN dalam satu tahun anggaran meliputi: a. hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih; b. kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih; 3 Pasal 1 angka 13 s.d. angka 16, Pasal 32, dan angka 9 Penjelasan Umum UU 17/2003. 4 Pasal 29 UU 17/2003. Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 4

c. penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. (2) Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui Rekening Kas Umum Negara. Pasal 13 UU 1/2004 (1) APBD dalam satu tahun anggaran meliputi: a. hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih; b. kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih; c. penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. (2) Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah. Pasal 70 ayat (2) UU 1/2004 Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13 Undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun anggaran 2008 dan selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas. Berdasarkan ketentuan dalam Bab III tentang Pelaksanaan Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (Pasal 12 dan Pasal 13) dan dikaitkan dengan Bab XIII tentang Ketentuan Peralihan (Pasal 70 ayat (2)) UU 1/2004 tersebut, dapat diketahui bahwa pada saat undang-undang perbendaharaan ditetapkan, yang sedang berlaku yaitu standar akuntansi pemerintahan berbasis kas, dan untuk waktu yang mendatang akan ditetapkan standar yang berbasis akrual. Hal ini sejalan dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 13 s.d. angka 16, Pasal 32, Pasal 36 ayat (1), dan angka 9 Penjelasan Umum UU 17/2003. Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 5

Istilah standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual terdapat dalam UU 17/2003 dan UU 1/2004, namun demikian kedua undang-undang tersebut tidak mendefinisikan apa yang dimaksud dengan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Untuk mendukung pelaksanaan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintah yang mengatur tentang penerapan SAP dari berbasis kas menuju akrual (cash toward acrual), khusus untuk tingkat pemerintah daerah, telah disahkan beberapa peraturan yang terkait dengan keuangan instansi pemerintah, antara lain yaitu: PP 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, PP 56/2006 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah, Permendagri 13/2006 jo. Permendagri 59/2007 jo. Permendagri 21/2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dan PP 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta Permendagri 64/2013 tentang Penerapaan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah 5. Peraturan Pemerintah PP 71/2010 yang mengatur tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) menjelaskan bahwa Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi atau peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar 6. Bila dibandingkan dengan penerapan basis kas menuju akrual, kelebihan akuntansi berbasis akrual antara lain menyajikan informasi dengan lebih lengkap dan memenuhi fungsi manajerial pengawasan. 7 Selanjutnya dalam Pasal 4 PP 71/2010 diatur bahwa: (1) Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual. (2) SAP Berbasis Akrual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam bentuk PSAP. (3) SAP Berbasis Akrual sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. 5 Dadang Suwanda, Sistem Akuntansi Akrual Pemerintah Daerah - Berpedoman SAP Berbasis Akrual, PPM Manajemen, Jakarta, 2015, hal. 17-20. 6 Definisi Basis Akrual, sebagaimana dalam bagian Definisi Lampiran I.02 PSAP 01, Halaman ke-3, Baris ke-6. 7 Op.cit. hal. 20 Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 6

(4) PSAP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini. Adapun yang dimaksud dengan SAP dan SAP Berbasis Akrual yaitu sebagaimana telah didefinisikan dalam Pasal 1 angka 3 dan angka 8 PP 71/2010 sebagai berikut: 3. Standar Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. 8. SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Sebelum SAP Berbasis Akrual, telah diterapkan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yang bermakna yaitu SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual 8. Akuntansi pemerintahan berbasis kas menuju akrual disebut juga dengan cash toward accrual 9. PP 71/2010 mempunyai 3 lampiran, yaitu 10 : a. Lampiran I tentang SAP berbasis akrual yang berisikan: 1) Kerangka konseptual akuntansi pemerintahan. 2) PSAP Nomor 01 penyajian laporan keuangan. 3) PSAP Nomor 02 laporan realisasi anggaran berbasis kas. 4) PSAP Nomor 03 laporan arus kas. 5) PSAP Nomor 04 catatan atas laporan keuangan. 8 Pasal 1 angka 9 PP 71/2010 9 Dadang Suwanda, Sistem Akuntansi Akrual Pemerintah Daerah - Berpedoman SAP Berbasis Akrual, PPM Manajemen, Jakarta, 2015, hal. 20. 10 Ibid, hal. 19. Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 7

6) PSAP Nomor 05 akuntansi persediaan. 7) PSAP Nomor 06 akuntansi investasi. 8) PSAP Nomor 07 akuntansi aset tetap. 9) PSAP Nomor 08 akuntansi konstruksi dalam pengerjaan. 10) PSAP Nomor 09 akuntansi kewajiban. 11) PSAP Nomor 10 koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan operasi yang tidak dilanjutkan. 12) PSAP Nomor 11 laporan keuangan konsolidasian. 13) PSAP Nomor 12 laporan operasional. b. Lampiran II tentang SAP berbasis kas menuju akrual. c. Lampiran III tentang proses penyusunan SAP berbasis akrual. SAP yang dikembangkan oleh KSAP merupakan acuan untuk penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam PSAP. Interpretasi PSAP, yang selanjutnya disingkat IPSAP adalah penjelasan, klarifikasi, dan uraian lebih lanjut atas PSAP 11. Pasal 4 ayat (1) PP 71/2010 menyatakan bahwa Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual. Bagaimana dengan Pemerintah Daerah, apakah termasuk juga menerapkan SAP Berbasis Akrual? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu dirujuk mengenai definisi pemerintah sebagaimana telah ditegaskan dalam Pasal 1 angka 1 PP 71/2010, yang menyatakan bahwa dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan Pemerintah adalah pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dengan demikian berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (1) jo. Pasal 1 angka 1 PP 71/2010, pemerintah daerah juga menerapkan SAP Berbasis Akrual. 11 Dadang Suwanda, Sistem Akuntansi Akrual Pemerintah Daerah - Berpedoman SAP Berbasis Akrual, PPM Manajemen, Jakarta, 2015, hal. 19. Secara normatif istilah SAP, KSAP, PSAP, dan IPSAP telah didefinisikan dalam Pasal 1 angka 3, angka 10, angka 4, dan angka 6 PP 71/2010. Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 8

Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah Berdasarkan uraian di atas, bahwa PP 71/2010 mensyaratkan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah disusun berdasarkan basis akuntansi akrual. Dalam Paragraf 60 Lampiran I.01 Kerangka Konseptual dinyatakan bahwa unsur laporan keuangan pemerintah terdiri dari tujuh komponen yaitu dua komponen Laporan Pelaksanaan Anggaran (budgetary reports) yang terdiri dari LRA dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Empat komponen Laporan Finansial, yaitu: Neraca, Laporan Operasional, LAK, Laporan Perubahan Ekuitas. Dan satu komponen Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial. Pada tingkat pemerintah daerah, penerapan SAP Berbasis Akrual diatur lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri dengan ditetapkannya Permendagri 64/2013 yang mengatur mengenai penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah daerah. Konsiderans menimbang Permendagri 64/2013 yaitu bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (3) PP 71/2010 12, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Definisi SAP Berbasis Akrual sendiri telah diatur dalam ketentuan umum, yaitu Pasal 1 angka 4 Permendagri 64/2013 sebagai berikut: 4. SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD. Definisi SAP Berbasis Akrual tersebut, sinkron dengan yang sebagaimana telah diatur/didefinisikan dalam Pasal 1 angka 8 PP 71/2010. Pada intinya, dalam Permendagri 64/2013 diatur hal-hal sebagai berikut: 12 Pasal 7 ayat (3) PP 71/2010: Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 9

1. Ketentuan umum 2. Tujuan 3. Ruang lingkup 4. Kebijakan akuntansi pemerintah daerah 5. Sistem akuntansi pemerintah daerah 6. Bagan akun standar 7. Ketentuan lain-lain 8. Ketentuan peralihan 9. Ketentuan penutup Tujuan Permendagri 64/2013 yaitu merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam rangka penerapan SAP berbasis akrual 13. Adapun ruang lingkup Permendagri dimaksud yaitu sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 3 sebagai berikut: Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi: a. Kebijakan akuntansi pemerintah daerah; b. SAPD; dan c. BAS. Lebih rinci tentang kebijakan akuntansi pemerintah daerah, SAPD, dan BAS yaitu sebagaimana telah didefinisikan dalam Pasal 1 angka 7, angka 8, dan angka 37 Permendagri 64/2013 sebagai berikut: 7. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan praktikpraktik spesifik yang dipilih oleh pemerintah daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran, antar periode maupun antar entitas. 13 Pasal 2 Permendagri 64/2013. Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 10

8. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintahan daerah. 37. Bagan Akun Standar yang selanjutnya disingkat BAS adalah daftar kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun secara sistematis sebagai pedoman dalam pelaksanaan anggaran dan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Implementasi Permendagri 64/2013 membawa beberapa konsekuensi yang dituangkan dalam ketentuan peralihan, yaitu dalam Pasal 10 sebagai berikut: Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: (1) Peraturan kepala daerah yang mengatur kebijakan akuntansi pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) dan peraturan kepala daerah yang mengatur SAPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) ditetapkan paling lambat tanggal 31 Mei 2014. (2) Penerapan SAP berbasis akrual pada pemerintah daerah paling lambat mulai tahun anggaran 2015. Berdasarkan ketentuan Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) jo. Pasal 4 ayat (5) jo. Pasal 6 ayat (4) Permendagri 64/2013, terdapat mandat kepada para Gubernur, Bupati, dan Walikota untuk menetapkan peraturan kepala daerah yang mengatur kebijakan akuntansi pemerintah daerah dan SAPD paling lambat tanggal 31 Mei 2014. Namun demikian untuk penerapan SAP Berbasis Akrual pada pemerintah daerah paling lambat mulai tahun anggaran 2015. Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 11

IV. PENUTUP Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam pengaturan tingkat undang-undang, frasa SAP Berbasis Akrual atau bahkan istilah akrual belum dijelaskan atau didefinisikan. Namun demikian berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 8 PP 71/2010 jo. Pasal 1 angka 4 Permendagri 64/2013 bahwa yang dimaksud dengan SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. Dengan demikian definisi SAP Berbasis Akrual dalam Permendagri 64/2013 sinkron dengan yang sebagaimana telah diatur dalam PP 71/2010 sebagai peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Adapun yang dimaksud dengan Basis Akrual dalam Lampiran I.02 PSAP 01, adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi atau peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. 2. Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (5) jo. Pasal 6 ayat (4) jo. Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) Permendagri 64/2013, terdapat ketentuan yang memberikan mandat kepada para kepala daerah, dalam hal ini yaitu Gubernur, Bupati, dan Walikota, untuk menetapkan peraturan kepala daerah yang mengatur kebijakan akuntansi pemerintah daerah dan SAPD paling lambat tanggal 31 Mei 2014. Namun demikian untuk penerapan SAP Berbasis Akrual pada pemerintah daerah paling lambat mulai tahun anggaran 2015. Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 12

DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Dadang Suwanda, Sistem Akuntansi Akrual Pemerintah Daerah - Berpedoman SAP Berbasis Akrual, PPM Manajemen, Jakarta, 2015. http://www.ksap.org/pp%2071/pp_71_tahun_2010.pdf https://rizamarta.wordpress.com/2012/12/22/pokok-pokok-perbedaan-sap-basis-kasmenuju-akrual-dengan-basis-akrual/ http://www.ksap.org/sap/wp-content/uploads/2011/04/91805331.jpg Penulis: Tim Subbagian Hukum BPK Perwakilan Bengkulu Disclaimer: Seluruh informasi yang disediakan dalam Tulisan Hukum adalah bersifat umum dan normatif serta disediakan untuk tujuan pemberian informasi hukum semata dan bukan merupakan pendapat instansi/lembaga. Tulisan Hukum Subbagian Hukum, BPK Perwakilan Provinsi Bengkulu 13