I. PENDAHULUAN. pembatasan tiap bab akan diuraikan sebagai berikut. makin memerlukan manusia yang berkualitas, kreatif, dan bertanggung jawab.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. secara rinci masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. Pendidik di SMK Negeri 1 Candipuro harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I PENDAHULUAN. sadar yang dibutuhkan untuk manusia menunjang perannya di masa mendatang.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KEWIRAUSAHAAN UNTUK MENJALANKAN USAHA KECIL KERAJINAN TANGAN 1) Oleh

1. PENDAHULUAN. antara seseorang dengan sumber belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran,

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 dikemukakan :

I. PENDAHULUAN. pengembangan, definisi istilah, dan ruang lingkup penelitian. konsep yang saling berkaitan yaitu belajar (learning) dan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha yang disadari untuk menumbuh-kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang dilakukan secara sadar dan penuh tanggung jawab untuk

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab I ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yaitu latar

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

I. PENDAHULUAN. sangat berperan adalah lembaga pendidikan. Dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENGANTAR. mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan menengah kejuruan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuaan dan teknologi (IPTEK) berkembang demikian pesat,

I PENDAHULUAN. SMP Negeri 4 Terbanggi Besar yang terletak di jalan Proklamator Raya Link.IV

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub-bab yang terdiri

2015 PENERAPAN PENGETAHUAN MENGOLAH KUE INDONESIA PADA PRAKTIK MEMBUAT KUE-KUE INDONESIA DARI BERAS SISWA SMKN 9 BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. secara kompetitif dalam mengembangkan pembangunan suatu negara. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

1. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu berupa rumusan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, kegunaan penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

I. PENDAHULUAN. Kondisi siswa SMA PGRI 2 Marga Tiga, kelas XI IPS, sebelum diadakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

I. PENDAHULUAN. Istilah pembelajaran dalam dunia pendidikan merupakan salah satu aspek

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan baik oleh individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. Pembahasan pada bab pendahuluan ini akan disampaikan beberapa hal pokok

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

I. PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang berupa latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. Untuk lebih jelasnya pembatasan tiap bab akan diuraikan sebagai berikut. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya mempunyai peranan penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran harus mendapat perhatian serius, karena pembangunan Indonesia dimasa mendatang makin memerlukan manusia yang berkualitas, kreatif, dan bertanggung jawab. Menurut Hamalik (2011: 36), belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas, yaitu mengalami. Proses pembelajaran guru merupakan ujung tombak pertama dalam penyampaian informasi di dunia pendidikan. Oleh karena itu gurudituntut harus kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran dikelas, yaitu dengan cara menggunakan bahan ajar dan model pembelajaran yang bervariasi agar peserta didik dapat menerima dengan suatu keadaan yang menyenangkan dan bermakna.

2 Sekolah Menengah Kejuruan 2 Ganesa Sekampung Lampung Timur merupakan salah satu sekolah kejuruan yang mempunyai tanggung jawab besar dalam pembentukan kualitas dan karakter bangsa, pendidikan di SMK 2 Ganesa Sekampung Lampung Timur harus mampu menciptakan pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan minat dan motifasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Tujuan SMK 2 Ganesa Sekampung Lampung Timur adalah sebagai berikut. 1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilih. 2. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 3. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih dalam berkompetensi beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang dipilih. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul maka peserta didik harus mempunyai nilai-nilai kewirausahaan yang terintergrasi dalam proses pembelajaran. Menanamkan nilai-nilai kewirausahaan merupakan suatu usaha pendidikan agar peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan saja, melainkan juga memiliki kepribadian yang baik.

3 Menurut Suherman (2001: 22), tujuan pembelajaran kewirausahaan diantaranya harus memuat hal-hal yang berhubungan dengan sebagai berikut. 1. Pemahaman terhadap konsep kewirausahaan. 2. Pembentukan jiwa kewirausahaan. 3. pengembangan diri. 4. Teknik-teknik kewirausahaan. 5. Aspek manajemen bisnis (usaha). 6. Pemasaran, penjualan, dan teknik optimalisasi resiko. 7. Kreatif, inovatif, kepemimpinan dan komunikasi. 8. Langkah-langkah memasuki dunia usaha. 9. Dasar-dasar ilmu ekonomi. 10. Pengembangan usaha. 11. Studi kelayakan. 12. Etika bisnis. Berdasarkan tujuan pembelajaran kewirausahaan yang telah dikemukakan, dapatlah diketahui bahwa tujuan pembelajaran kewirausahaan tidak hanya diarahkan untuk menghasilkan pembisnis atau business entrepreneur, tetapi profesi yang didasari oleh nilai-nilai kewirausahaan. Nilai-nilai kewirausahaan dapat diajarkan melalui mata pelajaran kewirausahaan. Pembelajaran kewirausahaan memang tidak hanya berkontrubusi untuk membentuk peserta didik menjadi seorang wirausaha. Karena pada dasarnya kewirausahaan sudah melekat pada diri seseorang. Untuk itu, pembelajaran kewirausahaan lebih diarahkan untuk membentuk jiwa wirausaha dan nilai-nilai kewirausahaan dalam diri peserta didik. Hal ini seperti diungkapkan Suherman (2008: 22), bahwa tujuan utama pembelajaran kewirausahaan adalah membentuk jiwa kewirausahaan peserta didik, sehingga yang bersangkutan menjadi individu yang kreatif, inovatif, dan produktif.

4 Namun, nilai-nilai kewirausahaan yang ada di dalam diri peserta didik di SMK 2 Ganesa Sekampung masih belum tertanam dengan baik. Peserta didik masih belum menyadari bahwa didalam dirinya ada pontensi untuk mengembangkan jiwa wirausaha yang baik. Misalnya dalam pembelajaran siswa tidak terlibat dalam proses pembelajaran yang menghasilkan karya siswa. Apabila indikasi tersebut tidak ditindak lanjuti, maka dapat menurunkan kualitas pendidikan terutama menurunkan nilai-nilai kewirausahaan pada diri peserta didik. Untuk itu harus ada pembaharuan dalam proses pengajaran, yaitu dengan mengembangkan bahan ajar atau pendekatan dalam pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan nilai-nilai kewirausahaan pada peserta didik yang dapat dimulai dari proses pembelajaran di dalam kelas. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui intraksi komunikasi dalam proses pembelajaran. Fasilitas sekolahan salah satu penujang keberhasilan guru dalam proses pembelajaran di dalam Sekolahan. Namun di SMK 2 Ganesa Sekampung terdapat banyak fasilitas yang kurang terpenuhi sebagai berikut. 1. Perpustakaan yang seadanya. 2. Jaringan internet yang terbatas. 3. Ruang kelas tidak mendukung (musim hujan banjir). Keadaan kegiatan pembelajaran akan mengalami tidak tercapainya tujuan pembalajaran yaitu meningkatkan penanaman nilai-nilai kewirausahaan. Di lembaga pendidikan SMK yang didalamnya terdapat banyak mata pelajaran yang

5 dihubungkan kedalam mata pelajaran produktif, mata pelajaran adaptif, dan mata pelajaran normatif. Demikian pula sejak kurikulum 2013 dilaksanakan, mata pelajaran Kewirausahaan di SMK Ganesa 2 Sekampung diberikan 2 jam pelajaran per minggu yaitu pada kelas X, XI, dan XII. Kewirausahaan yang merupakan mata pelajaran adaptif dengan tujuan menghasilkan karya siswa. Terciptanya semua itu diperlukan guru yang mampu mengembangkan pembelajaran dan adanya sarana dan prasarana yang lengkap, seperti guru mengembangkan bahan ajar dan model pembelajaran yang menarik. Sangat sulit bagi pihak-pihak yang terkait khususnya guru masih menggunakan bahan ajar yang kurang tepat dan seadanya untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dengan keadaan seperti ini dapat terlihat hasil belajar siswa yang belum mencapai kreteria ketuntasan minimum dalam mata pelajaran kewirausahaan. Tabel 1.1 Hasil Belajar Kewirausahaan Kelas XII Semester Ganjil SMK 2 Ganesa Sekampung Tahun Pelajaran 2012/2013. No Kelas KKM Jumlah Siswa Tinggi Sedang Rendah 85-100 70-84 >70 Jml % Jml % Jml % 1 XII AK 1 78 34 5 14,7 8 23,5 21 61,8 2 XII AK 2 78 34 6 17,7 7 20,6 21 61,8 3 XII P 78 33 5 15,2 10 30, 3 18 54,5 Jumlah 101 16 47,6 25 24,8 60 59,4 Sumber: Dokumentasi guru mata pelajaran. Berdasarkan Tabel 1.1, dapat diketahui bahwa sebagian besar hasil belajar pada mata pelajaran kewirausahaan tergolong rendah, karena siswa yang memperoleh nilai di atas Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan skor 70 ke atas ada sebanyak 41 siswa dari 101 siswa atau sebanyak 41,6% artinya hanya sebesar

6 41,6% yang dapat mencapai KKM mata pelajarankewirausahaan, sedangkan 59,4% atau sebanyak 60 siswa belum mencapai KKM. Hal tersebut yang mendasari penulis melakukan penelitian di SMK Ganesa Sekampung Lampung Timur. Sementara menurut Djamarah (2006: 121), untuk mengukur ketuntasan belajar sebagai berikut. 1. Istimewa/maksimal apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%. 2. Baik sekali/optimal apabila sebagaian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76%- 99%. 3. Baik minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60-%-76%. 4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar <60%. Hasil pengamatan pada penelitian pendahuluan terhadap bahan ajar yang dipakai didalam pembelajaran kewirausahaan di SMK 2 Ganesa Sekampung Lampung Timur terdapat banyak kekurangan, antara lain: (1) sistematika dan desain dalam bahan ajar kurang menarik, (2) uraian materi terlalu panjang dan tidak ada contoh gambar yang bersangkutan dengan materi, (3) uraian materi tidak sesuai dengan Indikator pencapaian yang telah dikembangkan guru dalam silabus, (4) tidak tersedia soal implementasi pembelajaran kewirausahaan yang menghasilkan karya siswa. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut disimpulkan bahwa buku ajar yang digunakan dalam pembelajaran belum memenuhi karakteristik, kebutuhan, dan keberagaman siswa serta belum dapat untuk memecahkan kesulitan belajar siswa.

7 Kekurangan-kekurangan tersebut diduga berpengaruh terhadap minat dan motivasi belajar kewirausahaan, yang berdampak pada hasil belajar siswa. Salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi dan hasil belajar peserta didik adalah pengembangan bahan ajar kewirausahaan. Menurut Widodo dan Jasmadi (2008: 40), bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematik dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan segala komplesitasnya. Dampak positif bahan ajar adalah guru akan mempunyai lebih banyak waktu untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran, membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari segala sumber atau referensi yang digunakan dalam bahan ajar dan peran guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan menjadi berkurang. Dalam hal ini, kemampuan guru dalam merancang ataupun menyusun bahan ajar menjadi hal yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan proses belajar dan pembelajaran melalu sebuah bahan ajar. Bahan ajar juga diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan rancang sesuai kurikulum yang berlaku. Adanya bahan ajar, guru akan lebih runtun dalam mengajarkan materi kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan sebelumnya.bahan ajar tidak hanya memuat materi tentang pengetahuan tetapi juga berisi tentang

8 keterampilan dan sikap yang perlu dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan pemerintah. Ketiga ranah kompetensi tertuang dalam sebuah bahan ajar. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Minimnya bahan ajar yang digunakan untuk acuan dalam proses pembelajaran kewirausahaan. 2. Guru belum dapat membuat bahan ajar yang melibatkan siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. 3. Sebagian besar siswa belum mencapai KKM. 4. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran kewirausahaan. 5. Sebagian besar siswa kurang antusias saat mengikuti pembelajaran kewirausahaan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dan identifikasi masalah, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah Desain dan Sintak bahan ajar kewirausahaan untuk melaksanakan usaha kecil yang akan dikembangkan di SMK 2 Ganesa Sekampung?

9 2. Bagaimanakah Implementasi menjalankan usaha kecil kerajinan tangan di SMK 2 Ganesa Sekampung? 3. Bagaimanakan Pengujian Efektifitas buku ajar untuk melaksanakan usaha kecil kelas XII semester ganjil Di SMK 2 Ganesa Sekampung Tahun Pelajaran 2013/2014? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian pengembanagan ini sebagai berikut. 1. Menghasilkan desain dan sintak bahan ajar kewirausahaan untuk melaksanakan usaha kecil di SMK. 2. Implementasi menjalankan usaha kecil kerajinan tangan. 3. Menguji efektifitas bahan ajar kewirausaan di kelas XII semester ganjil di SMK 2 Ganesa Sekampung tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan hasil belajar. 1.5 Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian dan pengembangan ini sebagai berikut. 1.5.1 Bagi siswa 1. Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa belajar kewirausahaan. 2. Pembelajaran lebih efektif dan efesien karena bahan ajar dilengkapi dengan pembelajaran yang menghasilkan karya siswa.

1.5.2 Bagi guru 10 1. Tersedianya sumber belajar, dan memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam upaya pencapaian standar kompetensi kewirausahaan di SMK. 1.5.3 Bagi sekolah 1. Untuk meningkatkan efektifitas dan memotivasi untuk bembinaan guru-guru mata pelajaran lain dan menghasilkan kualitas pembelajaran yang akan berdampak pada kualitas pendidikan. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian dan pengembangan ini sebagai berikut. 1. Ruang Lingkup Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah Pengembangan Bahan Ajar Kewirausahaan Untuk Melaksanakan Usaha Kecil di SMK Kelas XII. 2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian Adapun ruang lingkup tempat penelitian adalah di SMK 2 Ganesa Sekampung Lampung Timur. 3. Ruang Lingkup Ilmu Secara kajian ilmu ruang lingkup pengembangan bahan ajar kewirausahaan untuk melaksanakan usaha kecil merupakan pembelajaran kewirausahaan yang menghasilkan karya siswa. Menurut Woolever dalam Pargito (2010: 33-34) pendidikan ilmu pengetahuan sosial terdapat 5 (lima) perseptif, tidak saling

11 menguntungkan secara eksklusif, melainkan saling melengkapi. Menurut Natoinal Council for Social Studies (NCSS, 1988:11) mengemukakan bahwa karakteristik IPS adalah (1) involves a search for pattern in our liver; (2) involves both the content and processes of learning; (3) requires information processing; (4) social studies as sciences; (5) involves the development and analysis of one s own value and application requires problem solving and decision making of these values in social action. Kelima perspektif itu sebagai berikut. 1. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Transmisi Kewarganegaraan. 2. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengembangan Pribadi. 3. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Refleksi Inquiri. 4. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. 5. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengambilan Keputusan yangrasional dan aksi sosial. Pembelajaran Kewirausahaan bahan ajar kewirausahaan untuk melaksanakan usaha kecil menelaah perspektif kedua (2), dan kelima (5). Dalam proses pengembangan pribadi pada perspektif kedua (2) yang akan diciptakan suatu perkembangan dan perubahan perilaku pribadi lebih baik setelah melaksanakan pembelajaran bahan ajar kewirausahaan untuk melaksanakan Usaha Kecil adalah menuntut guru maupun peserta didik untuk mengeksplorasi kemampuan berfikir dan bertindak untuk meningkatkan hasil pembelajaran terhadap diri pribadinya. Perspektif kelima (5) guru dan peserta didik akan mendapatkan suatu

12 keterampilan yang mahir dalam pengambilan keputusan yang rasional dan aksi sosial. 1.7 Spesifikasi Produk yang Diharapkan Berdasarkan spesifikasinya dalam penelitian ini produk diharapkan berupa. 1. Buku ajar Kewirausahaan untuk menjalankan usaha kecil kerajinan tangan, format dalam buku ajar sebagai berikut: (1) cover, (2) petunjuk penggunaan buku, (3) pedoman buku bagi guru dan siswa, (4) pemetaan KI dan SK, (6) Silabus, (7) peta konsep, (8) tujuan pembelajaran, (9) materi, (10) ringkasan materi, (11) glosarium, (12) soal latihan dan soal praktik. 2. Kelebihan yang terdapat dalam pengembangan bahan ajar berbentuk buku ajar untuk SMK sebagai berikut: materi tersusun menurut urutan indikator misalnya inspirasi, menjalankan usaha kecil dan proposal, bahasa yang digunakan sederhana dan komunikatif misalnya bahasa yang mudah dipahami, dipelajari, diterapkan, dan dijalankan, model pembelajaran kooperatif, kontruktivistik, metode diskusi dan penugasan praktek, di dalam pembelajaran buku ajar terdapat pembangunan ide misalnya dalam menemukan kreatifitas kerajinan tangan, peserta didik terlibat aktif, materi, soal latihan, dapat dilihat dan dipraktikkan dalam kehidupan, ada umpan balik, ada praktik merencanaan dan melaksanakan usaha kecil untuk melihat ketercapaian KI, SK, dan Indikator.