BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, mental dan sosial serta perlindungan dari segala

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

Upaya penerapan PHBS di Sekolah

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI

PENGETAHUAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SEBAGAI HASIL PELATIHAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN SEKOLAH SEHAT DI CIATER SUBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT DI KOTA PALU ABSTRAK

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kesehatan di Indonesia dilaksanakan dengan pembangunan kesehatan

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dikemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat (Ratna, 2011).

BAB I. PENDAHULUAN UKDW. hidup seoptimal mungkin (Depkes RI, 2006). Di bidang pencegahan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

Perbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat... (Celien Mamengki)

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN TEORI. diaplikasikan pada bidang kesehatan (Azmi, 2013). Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. secara langsung sehingga anak-anak sering mengabaikan kebersihan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD)

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perubahan perilaku dengan promosi

BAB I PENDAHULUAN. belum banyak diterapkan dalam kehidupan sehari hari (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

PENGETAHUAN DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TATANAN SEKOLAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN JABON 1 MOJOANYAR MOJOKERTO

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar dapat melakukan aktifitas. Kesehatan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam beraktifitas sehingga memberikan hasil yang maksimal. Dengan adanya kesehatan sumber daya manusia akan berkualitas secara fisik, mental, dan sosial serta mempunyai produktivitas yang optimal. Kesadaran akan pentingnya kesehatan perlu ditanamkan sejak usia sedini mungkin pada anak usia sekolah. Kesehatan pada anak usia sekolah dapat mempengaruhi hasil belajar yang optimal sehingga anak akan berprestasi serta dapat melakukan kegiatan sosial. Pemerintah memiliki peran dalam mengupayakan kesehatan bagi anak sehingga dapat tercipta masyarakat yang sehat salah satunya pada masyarakat sekolah. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu melalui program Promosi Kesehatan Sekolah atau Health Promoting School (HPS). Program promosi kesehatan sekolah merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah timbulnya penyakit di masyarakat sekolah. Program promosi kesehatan sekolah menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan kesehatan bagi anak sebagai salah satu anggota dari komuitas sekolah. HPS memiliki tujuan utama, yakni membina komunitas sekolah sehingga menjadi sekolah yang sehat atau Healthy School. Sekolah adalah salah satu tatanan yang sangat potensial dalam promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2012: 9). Promosi kesehatan sekolah bertujuan untuk mewujudkan hidup sehat tidak hanya untuk subjek tertentu, tetapi untuk seluruh warga di sekolah seperti siswa, guru dan karyawan, masyarakat sekitar sekolah maupun orang tua siswa. Upaya dalam promosi kesehatan di sekolah, yaitu menciptakan sekolah yang sehat bagi seluruh warga sekolah. Notoatmodjo (2012: 40) mengemukakan promosi kesehatan di sekolah adalah Suatu upaya menciptakan sekolah menjadi komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatannya melalui penciptaan lingkungan sekolah yang sehat, pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah

2 dan upaya pendidikan kesehatan yang berkesinambungan. Promosi kesehatan di sekolah diupayakan melalui pemeliharaan, pelayanan dan pendidikan kesehatan. Dengan upaya-upaya tersebut adanya promosi kesehatan sekolah sangat diperlukan di sekolah. Sekolah menjadi tempat yang cukup strategis dalam mengupayakan kesehatan. Sekolah sebagai tempat pendidikan bagi semua orang, dari usia anak-anak hingga usia remaja. Sekolah merupakan tempat aktivitas sosial sehingga mudah untuk mendapatkan informasi. Bentuk dari upaya promosi kesehatan di sekolah, yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). UKS mengupayakan kesehatan melalui pemeliharaan, pelayanan dan pendidikan (TRIAS UKS). Pendidikan kesehatan pada UKS dilakukan secara intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan pada saat jam mata pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pada umumnya pendidikan kesehatan secara intrakurikuler diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Kegiatan ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah, seperti melaksanakan penyuluhan tentang gizi dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orang tua. Selain itu, melaksanakan pelatihan UKS sekolah bagi peserta didik, guru pembina UKS, kader kesehatan serta melaksanakan kebiasaan hidup bersih. UKS memiliki tujuan dengan hasil akhir yang ingin dicapai yaitu membentuk kebiasaan untuk memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sedini mungkin pada anak serta anak dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungannya. Nilai-nilai PHBS didapatkan melalui pendekatan UKS. Terdapat indikator untuk mengukur PHBS di sekolah. Indikator PHBS digunakan sebagai acuan dalam menilai pencapaian dari perilaku yang diharapkan. Kholid (2011: 116-117) mengemukakan bahwa, Indikator PHBS pada program promosi kesehatan di sekolah, sebagai berikut : Mencuci tangan dengan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun, mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas

3 jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan, membuang sampah pada tempatnya. Terwujudnya PHBS pada tatanan sekolah perlu untuk diupayakan, terutama dalam meningkatkan kesadaran diri sasarannya, yaitu siswa dan warga sekolah serta didukung dengan adanya saran dan prasarana. Kesadaran diri tersebut timbul karena adanya pengetahuan yang didapat melalui program promosi kesehatan sekolah dalam bentuk UKS. Selain kesadaran diri, dukungan dari sarana dan prasarana yang ada dapat mempengaruhi maksimal atau tidaknya PHBS yang dilakukan. Sebagai contoh jika memiliki kesadaran diri sebelum dan sesudah makan harus mencuci tangan didukung dengan tersedianya tempat untuk mencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, maka PHBS dapat terwujud dengan baik. Kesadaran diri pada siswa menjadi yang utama dalam upaya dilakukannya PHBS di sekolah. Siswa merupakan sasaran yang sangat efektif dalam hal merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat. Selain itu, siswa atau anak usia sekolah merupakan usia yang rawan akan masalah kesehatan sehingga dapat mempengaruhi proses pertumbuan dan perkembangan serta prestasi belajar. Hal tersebut didukung oleh Dosen PSIK-FK UNAND, Nurdin yang mengemukakan alasan perlunya UKS pada anak usia skolah, sebagai berikut : Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah kesehatan, usia sekolah sangat peka untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat, sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi dengan baik, keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar yang dicapai, anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak-anak yang menerapkan wajib belajar dan pendidikan kesehatan melalui anak-anak sekolah sangat efektif untuk merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat umumnya. PHBS yang dilakukan warga sekolah terutama oleh siswa di sekolah diupayakan sepenuhnya optimal. Idealnya secara keseluruhan kedelapan indikator PHBS di sekolah terlaksana dengan baik. Data penelitian dilapangan menunujukan bahwa PHBS di lingkungan sekolah perlu diupayakan secara optimal salah satunya mengenai penyakit yang dapat ditimbulkan, seperti

4 kecacingan atau infeksi akibat cacing. Berikut ini data penelitian yang dikemukakan oleh Farida (2013: 125) terkait terjadinya kecacingan pada siswa sekolah dasar : Dari hasil penelitian Purba, diketahui bahwa siswa SD yang tidak membiasakan diri memotong kuku menderita kecacingan lebih tinggi yaitu 15,38 % dibandingkan dengan siswa yang memiliki kebiasaan memotong kuku yaitu sebesar 14,29 %. Hasil yang berbeda ditemukan di SDN Cempaka 1 dimana kebersihan kuku tidak memiliki hubungan dengan kejadian kecacingan yang terjadi. Perbedaan hasil ini dapat disebabkan oleh faktor lain dari aspek higiene perorangan siswa SDN Cempaka 1 selain kebersihan kuku. Aspek higiene perorangan lainnya yang dapat mengurangi resiko kecacingan pada siswa SDN Cempaka 1 yaitu kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, sesudah bermain dengan tanah dan setelah buang air besar. Terjadinya kecacingan pada siswa sekolah dasar dapat disebabkan karena kebiasaan tidak memotong kuku dan kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktifitas. Kebiasaan yang tidak dilakukan tersebut tidak sesuai dengan salah satu indikator PHBS, yaitu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Jika siswa memiliki kesadaran diri untuk membiasakan mencuci tangan didukung dengan adanya tempat mencuci tangan secara khusus di sekolah, maka kasus kecacingan pada siswa sekolah dasar secara perlahan dapat berkurang. Data penelitian yang telah diuraikan menujukan bahwa kesadaran siswa akan PHBS di sekolah perlu diupayakan sepenuhnya secara optimal. PHBS di sekolah dapat diupayakan melalui UKS. UKS merupakan program promosi kesehatan sekolah yang memiliki tujuan utama menjadi sekolah yang sehat dengan mengaplikasikan PHBS. Pada umumnya di sekolah dasar terdapat UKS. Salah satu sekolah dasar yang memiliki UKS di kecamatan Sukasari kota Bandung yaitu SDN Sukarasa 3. Berdasarkan data yang didapat dari SDN Sukarasa 3 dan bidang pendidikan di kecamatan Sukasari, SDN Sukarasa 3 merupakan salah satu SDN cukup baik dalam penyelenggaraan program UKS di tingkat kecamatan. Secara umum sarana maupun prasarana di SDN Sukarasa 3 cukup mendukung dalam pelaksanaan program UKS.

5 Atas dasar pemikiran di atas peneliti sebagai Mahasiswa Prodi Pendidikan Tata Boga yang mempelajari tentang Sanitasi dan Hygiene tertarik untuk melakukan penelitian tentang PHBS di sekolah dasar, dengan judul studi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah dasar negeri Sukarasa 3. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan maka identifikasi masalah pada penelitian ini, sebagai berikut : a. Kesehatan perlu diupayakan pada anak usia sekolah karena anak usia sekolah rawan akan masalah kesehatan. b. Masalah kesehatan yang timbul pada anak usia sekolah dapat mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah. c. Upaya dalam mencegah masalah tersebut melalui program Promosi Kesehatan Sekolah atau Health Promoting School (HPS) dalam bentuk Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). d. Program UKS perlu mengupayakan hasil akhir berupa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasai masalah yang telah diuraikan maka rumusan masalah pada penelitian ini, ialah Bagaimanakah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa di SDN Sukarasa 3?. Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dapat dibatasi pada siswa kelas tiga SDN Sukaras 3 dengan mengacu pada indikator PHBS, sebagai berikut : 1) Mencuci tangan dengan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun. 2) Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah. 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat. 4) Olahraga yang teratur dan terukur. 5) Memberantas jentik nyamuk. 6) Tidak merokok di sekolah. 7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan.

6 8) Membuang sampah pada tempatnya. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : Tujuan secara umum dilakukannya penelitian ini, yaitu memperoleh gambaran mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa di sekolah SDN Sukarasa 3. 2. Tujuan Khusus : Tujuan secara khusus dilakukannya penelitian ini, sebagai berikut : a. Memperoleh gambaran penerapan PHBS pada siswa SDN Sukarasa 3, dibatasi dengan mengacu pada indikator PHBS, sebagai berikut : 1) Mencuci tangan dengan air mengalir yang bersih dan menggunakan sabun. 2) Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah. 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat. 4) Olahraga yang teratur dan terukur. 5) Memberantas jentik nyamuk. 6) Tidak merokok di sekolah. 7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap enam bulan. 8) Membuang sampah pada tempatnya. D. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Peneiliti maupun siswa dan guru SDN Sukarasa 3, sebagai berikut : 1. Sekolah : Dapat digunakan sebagai informasi terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada siswa sehingga dapat mengevaluasi yang perlu diperbaiki.

7 2. Peneliti : Diharapkan memberikan wawasan maupun pengalaman setelah melakukan penelitian mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN Sukarasa 3. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia 2012, sebagai berikut: BAB I Pendahuluan berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian Pustaka berisi mengenai teori-teori yang terkait dengan penelitian. BAB III Metode Penelitian menjabarkan mengenai lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan menjabarkan mengenai pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis hasil temuan. BAB V Kesimpulan dan Saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian dalam bentuk kesimpulan..