ALUMINIUM HIDROKSIDA ALUMINUM HYDROXIDE

dokumen-dokumen yang mirip
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

RHODAMIN B RHODAMINE B

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

MINYAK JARAK CASTOR OIL

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

N - Heptana. N - heptane

Asam Maleat MALEIC ACID

BENDIOKARB BENDIOCARB

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

Polietilen Tereftalat (PET)

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

Material Safety Data Sheet

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

Material Safety Data Sheet. : Gliserin Mentah

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

ALUMUNIUM N a m a Golongan Sinonim / Nama Dagang Nomor Identifikasi : Sifat Fisika Kimia Nama bahan Deskripsi

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

BARIUM SULFAT BARIUM SULFATE

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet Alumunium Sulfat

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

SAFETY DATA SHEET. MSDS #: 394 Tanggal Revisi: 15/03 BAGIAN 1 IDENTIFIKASI PRODUK

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

AMONIUM NITRAT AMMONIUM NITRATE

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

LEMBAR DATA KESELAMATAN

BENOMIL BENOMYL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Karbamat heterosiklik. Sinonim / Nama Dagang

: Prevathon 50 SC Insektisida

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

Material Safety Data Sheet. : Stearin Sawit RBD Terhidrogenasi

TIMBAL ASETAT LEAD ACETAT

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Asam Laurat

Data Keracunan Rumah Sakit Tahun

BESI (II) GLUKONAT ANHIDRAT FERROUS GLUCONATE, ANHYDROUS

Material Safety Data Sheet Asam Stearat

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

Material Safety Data Sheet Getah Rosin

LEMBAR DATA KESELAMATAN

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

Lenkote Alkali Resisting Primer

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

PT. BINA KARYA KUSUMA

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

KALSIUM SIANAMIDA CALCIUM CYANAMIDE

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

Lembar Data Keselamatan Bahan

KARBON HITAM CARBON BLACK

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

Lembaran Data Keselamatan Bahan

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

TITANIUM DIOKSIDA TITANIUM DIOXIDE

ASAM ASETAT ACETIC ACID

2,3,7,8 TETRAKLORODIBENZO P - DIOKSIN 2,3,7,8 TETRACHLORODIBENZO P DIOXIN

Lembaran Data Keselamatan Bahan

ALUMINIUM OKSIDA ALUMINUM OXIDE

Mengendalikan Gulma pada Tanaman Padi secara Tuntas

ASAM BORAT BORIC ACID

Transkripsi:

ALUMINIUM HIDROKSIDA ALUMINUM HYDROXIDE 1. Nama Golongan Garam anorganik; garam basa lemah (5) ; basa anorganik (8) Sinonim / Nama Dagang (2,6,7,8,11) Aluminum hydrate; Aluminum trihydrate; Hydrated alumina; Alumina trihydrate; Hydrated aluminum oxide; Alumina hydrate; Aluminic acid; Aluminum (III) hydroxide; Aluminum hydroxide dried gel; Aluminum oxide-3h 2 O; Aluminum oxide hydrate; Aluminum oxide trihydrate; Alpha-alumina trihydrate; Aluminum trihydoxide; Alusal; Amphojel; Higilite; Hydral; AlH 3 O 3 ; Aluminum hydroxide powder reagent; Aluminum trihydroxide; Trihydroxyaluminum; Alumigel; Amphogel; Almogastrin; Hychol 705; Hydrafil; Hydral 705; Hydral 710; Liquigel; Martinal; Reheis F 1000; Ascriptin; Trihydrated alumina; Alhydrogel; Alugelibye; Boehmite; Amorphous alumina; Alcoa 331; Alcoa C 30BF; AF 260; Alpha-alumina trihydrate; Amberol ST 140F; Baco AF 260; British aluminum AF 260; P 30 BF; PGA Nomor Identifikasi (2,3,4,5,6,7,8,11) Nomor CAS : 21645-51-2 Nomor OHS : 00934 Nomor (EC) EINECS : 244-492-7 Nomor RTECS : BD0940000 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Alumunium hidroksida Deskripsi (5,6,8,11) Padatan berbentuk serbuk kristal, granul, atau gel berwarna putih, tidak berbau; Berat molekul 78,01 g/mol; Rumus molekul Al(OH) 3 ; Titik lebur 300 o C (572 F); Berat jenis (air=1) 2,423; Larut dalam pelarut alkali, asam klorida,

asam sulfat, asam kuat dengan adanya air; Tidak larut dalam air dingin, alkohol. Frasa resiko, frasa keamanan, dan tingkat bahaya Peringkat NFPA (skala 0-4) (4,5,6,7,8) Kesehatan 1 = Tingkat keparahan rendah Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar Reaktivitas 0 = Tidak reaktif Klasifikasi EC (7,11) : Xi = Iritan R36 = Menyebabkan iritasi pada mata S24/25 = Hindarkan terkena mata dan kulit S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis S36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat 3. Penggunaan Digunakan sebagai adsorbent, pengemulsi, penukar ion, digunakan pada kromatografi, mordan untuk pencelupan (10), dalam pembuatan kaca, kertas, tembikar, tinta cetak, bahan pelumas, deterjen, kain tahan air (10). Sebagai media penyaring (10). Digunakan sebagai serbuk pengering (11) dan sebagai gel kering dalam industri obat (10). Digunakan dalam pembuatan antiperspirant, pasta gigi (10). Digunakan sebagai pemurni komponen serum tertentu (1), antasida (9,10) dan antihiperfosfatemik (10). Di bidang veteriner digunakan sebagai vaksin adjuvant, antasida, dan pelindung saluran pencernaan anjing (10). 4. Identifikasi bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: Jika terkena mata dapat mengiritasi mata, jika terkena kulit dapat mengiritasi kulit, jika terhirup dapat mengiritasi saluran pernafasan, jika tertelan dapat mengiritasi saluran pencernaan (6,7). Organ sasaran : Tidak diketahui (4,8).

Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Iritasi saluran pernafasan (8). Kontak dengan kulit Iritasi (8). Kontak dengan mata Iritasi (8). Tertelan Tidak terdapat informasi efek merugikan yang berarti (8). Paparan jangka panjang Terhirup Kerusakan paru-paru (8). Kontak dengan kulit Tidak tersedia informasi (8). Kontak dengan mata Tidak tersedia informasi (8). Tertelan Tidak terdapat informasi efek merugikan yang berarti (8). 5. Stabilitas dan Reaktivitas Reaktivitas : Stabil pada suhu dan tekanan normal (8). Dapat menyerap karbon dioksida di udara (5,10,11). Dapat membentuk gel jika bahan terkena dengan air dalam jangka waktu panjang (5,10,11). Dapat menyerap asam (5,10,11). Kondisi yang harus dihindarkan : Hindarkan pembentukan debu (8),

kelembaban (5) Tidak tercampurkan (tancampurkan) : Halo karbon (8), bahan pengoksidasi kuat (11), asam kuat (11), air (11). Aluminium hidroksida dengan Karet terklorinasi : Pada pemanasan menimbulkan reaksi kuat atau ledakan (8) Bismut : Reaksi berbahaya (5) Bahaya dekomposisi : Terdekomposisi pada suhu >200 o C (1). Produk dekomposisi termal: Berbagai produk dekomposisi (8), membentuk oksida aluminium (5) Polimerisasi : Tidak akan terpolimerisasi (8) 6. Penyimpanan Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku (8). Simpan terpisah dari bahan yang tancampurkan (8,11). Simpan dalam wadah tertutup rapat (8). Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik (6,7,11). Jangan disimpan pada suhu di atas 24 o C (75,2 F) (6). Hindarkan dari kerusakan fisik (5). 7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia (8,11) TDL 0 oral- anak-anak 79 gm/kg/2 tahun intermittent; TDL 0 oral- anak-anak 122 gm/kg/4 hari; TDL 0 tidak dilaporkan-bayi 39 gm/kg/24 hari intermittent Data pada hewan (8,11) LDL 0 intraperitoneal-tikus 150 mg/kg; TDL 0 oral-tikus 8040 mg/kg/67 hari kontinyu

Data karsinogen Berdasarkan ACGIH, IARC, NTP atau CA Prop 65 tidak terdaftar sebagai bahan karsinogenik Data reproduksi Bahaya reproduktif: oral-wanita hamil (1-40 minggu) 84 gm/kg, menimbulkan gangguan fisik pada bayi baru lahir (3). Informasi ekologis Tidak terbiodegradasi (1). 8. Efek Klinis Keracunan akut Terhirup Aluminium hidroksida: Debu bahan ini dapat menyebabkan iritasi membran mukosa. Menghirup debu halus yang mengandung aluminium hidroksida dapat menyebabkan berkurangnya kapasitas paru-paru pada manusia serta menyebabkan pernafasan cepat dan dangkal yang akan tetap bertahan selama beberapa waktu setelah pasien berada di tempat yang berudara normal (8). Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dengan gejala batuk dan nafas pendek (5). Kontak dengan kulit (8) Aluminium hidroksida: Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi. Kontak dengan mata Aluminium hidroksida: Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi (8). Dapat menyebabkan mata merah dan nyeri (5). Tertelan Aluminium hidroksida: Menelan bahan ini dapat menyebabkan demam, konstipasi, dan perubahan warna pada feses. Aspirasi bahan ke dalam paruparu dapat menyebabkan pneumonitis kimiawi (8). Dapat menyebabkan osteomalakia, mempengaruhi metabolisme, darah, kontraksi otot, perubahan aktivitas motorik, dan mempengaruhi hati (6).

Keracunan kronis Terhirup (8) Aluminium hidroksida: Paparan jangka panjang debu yang mengandung alumunium dapat menyebabkan fibrosis paru non-nodular, emfisema, pneumothoraks, dan enselofati (jarang terjadi). Kontak dengan kulit (8) Aluminium hidroksida: Tidak tersedia informasi. Kontak dengan mata (8) Aluminium hidroksida: Tidak tersedia informasi. Tertelan (8) Aluminium hidroksida: Dapat menyebabkan hipofosfatemia. Menelan senyawa aluminium secara berulang dapat menyebabkan konstipasi. 9. Pertolongan Pertama Terhirup (8,11) Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari tempat paparan ke tempat dengan udara bebas. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata (8,11) Segera cuci mata dengan air yang banyak selama 15 menit dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit (8,11) Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai tidak ada bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya selama 15-20 menit). Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan

Jangan dirangsang muntah. Jika pasien dalam keadaan sadar, dapat diberikan 2-4 gelas air atau susu. Jangan berikan apapun melalui mulut pada pasien yang tidak sadarkan diri (7,11). Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat (8). Catatan untuk dokter: Berikan pengobatan simptomatis dan penunjang (7). 10. Penatalaksaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 ml/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata - Dilakukan sebelum membersihkan kulit : - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air berdih atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurang-kurangnya satu liter setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kasa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat atau konsultasi dengan dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk kuku dan rambut) - Bawa segera pasien ke air bilasan terdekat - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat atau sabun minimal 10 menit - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok - lepaskan pakaian, arloji dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati agar tidak menghirupnya. - keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. c. Dekontaminasi saluran pencernaan : Tidak direkomendasikan (9). Antidotum: Tidak ada antidotum spesifik (9). 11. Batas Paparan dan Alat Perlindungan Diri (8) Batas paparan alumunium hidroksida: 6 mg/m 3 DFG MAK (debu halus) (8) 1,5 mg/m 3 MAK (11) TWA: 2 mg/m 3 USA ACGIH (3) Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan (8). Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja (8). Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia (8). Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia (8).

Respirator: Pada kondisi penggunaan yang sering atau paparan berat, kemungkinan diperlukan perlindungan saluran pernafasan. Perlindungan saluran pernafasan diurutkan dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan petunjuk peringatan sebelum penggunaan (8). Setiap respirator debu, kabut, dan uap (8). Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi penyaring partikulat berefisiensi tinggi (8). Setiap respirator pemurni udara, bertenaga yang dilengkapi penyaring debu, kabut, dan uap (8). Setiap respirator pemurni udara, bertenaga yang dilengkapi penyaring partikulat berefisiensi tinggi (8). Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan: Setiap respirator pemasok udara dengan pelindung wajah penuh dan dioperasikan dalam suatu mode perlu tekanan atau tekanan positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah (8). Setiap alat pernafasan serba lengkap dengan pelindung wajah penuh (8). 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran dapat diabaikan (8). Media pemadam kebakaran: Gunakan media pemadam kebakaran yang sesuai di sekitar api (4,8). Semprotan air, bahan kimia kering, karbon dioksida atau busa kimia (11). Pemadaman kebakaran: Pindahkan wadah dari daerah yang terbakar jika bisa dilakukan tanpa adanya risiko. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Tetaplah diam di tempat yang arah anginnya berlawanan dan hindari daerah yang lebih rendah (8). 13. Manajemen Tumpahan

Tumpahan yang banyak: Kumpulkan tumpahan bahan ke dalam wadah yang sesuai untuk dibuang. Hindarkan pembentukan debu. Bersihkan residu bahan menggunakan vacuum dengan penyaring partikulat berefisiensi tinggi (8). Tumpahan sedikit: Gunakan peralatan yang memadai untuk memasukkan tumpahan bahan ke dalam wadah yang sesuai. Gunakan air untuk membersihkan area tumpahan, lalu dibuang sesuai peraturan yang berlaku (6). 14. Daftar Pustaka 1. http://www.brenntagbiosector.com/en/downloads/msds/alhydrogel_85_2 EP MSDS_2_gen eration.pdf 2. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0373.htm 3. http://www.biobasic.com/product/pdf/msds/msds.ab0023 Aluminum%20Hydroxide.pdf 4. http://www.sciencestuff.com/msds/c1179.html 5. http://www.setonresourcecenter.com/msdshazcom/htdocs//msds/j/jtbake r/docs/wcd00002/wcd002db.htm 6. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsid=9922853 7. http://fscimage.fishersci.com/msds/00934.htm 8. OHS. 1997. MDL Information System. Inc Donelson Pike. Nashville 9. http://www.toxinz.com/spec/2377374 10. O Neil, M.J (Ed).2006. The Merk Index, 14th ed. USA: Merk&Co., Inc 11. http://www.guidechem.com/msds/21645-51-2.html Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Bidang Informasi Keracunan, Pusat Informasi Obat dan Makanan Badan POM RI, Tahun 2011