2014 EKSPERIMEN WARNA ALAM MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK EKSPLORASI ZAT PEWARNA ALAM DARI TANAMAN DI SEKITAR KITA UNTUK PENCELUPAN BAHAN TEKSTIL Noor Fitrihana,ST Jurusan PKK FT UNY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah salah satu tekstil tradisi yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Warna memiliki peranan dan fungsi penting dalam kehidupan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. Nama daerah :tahi kotok (Sunda), kenikir (Jawa)

PENCELUPAN PADA KAIN SUTERA MENGGUNAKAN ZAT WARNA URANG ARING (ECLIPTA ALBA) DENGAN FIKSATOR TAWAS, TUNJUNG DAN KAPUR TOHOR

PENGARUH KONSENTRASI TAWAS TERHADAP PEWARNAAN KAIN MENGGUNAKAN EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH

PENGARUH FIKSATOR PADA EKSTRAK AKAR MENGKUDU TERHADAP PEWARNAAN JUMPUTAN

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

Emy Budiastuti dan Kapti Asiatun ( Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana FT UNY)

TEKNIK PENGOLAHAN ZAT WARNA ALAM (ZPA) UNTUK PEWARNAAN BATIK

Bayu Wirawan D. S. 1, Hazbi As Siddiqi 2. Dosen Program Studi Teknik Batik, Politeknik Pusmanu

e-journal. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Mei 2014, Hal 65-70

Dosen Program Studi Teknik Batik Politeknik Pusmanu Pekalongan 2) Program Studi D3 Teknik Batik Politeknik Pusmanu Pekalongan

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. diperlukan analisis pada permasalahan tersebut ; analisa yang pertama diperoleh

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN MANGGA SEBAGAI PEWARNA ALAM PADA KAIN KATUN DAN SUTERA

BAB II METODE PERANCANGAN. A. Analisis Permasalahan. harus diselesaikan dalam proyek perancangan karya tekstil dengan eksplorasi eco

PEMANFAATAN EKSTRAK WARNA DAUN ALPUKAT SEBAGAI ZAT PEWARNA ALAM (ZPA) TEKSTIL PADA KAIN SUTERA

SENI KERAJINAN BATIK TEKNIK/PROSES MEMBATIK. Oleh: ISMADI PEND. SENI KERAJINAN JUR. PEND. SENI RUPA FBS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SENI KERAJINAN BATIK. Oleh : Ismadi Pendidikan Seni Kerajinan Jur. Pend. Seni Rupa FBS UNY

PENGEMBANGAN TEKNIK PEWARNAAN ALAMI PADA KERAJINAN SERAT ALAMI DI CV BHUMI CIPTA MANDIRI SENTOLO, KULON PROGO, YOGYAKARTA

UJI COBA PENGGUNAAN DAUN SIRIH GADING SEBAGAI BAHAN PEWARNA ALAMI PADA KAIN KATUN

ALAT PENGERING BERKABUT UNTUK MENGHASILKAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI, JAMBAL, DAN TINGI GUNA MENGGANTIKAN SEBAGIAN WARNA SINTETIK BATIK

PENGARUH TAWAS PADA PENCELUPAN BAHAN KATUN MENGGUNAKAN ZAT WARNA ALAM EKSTRAK DAUN PETAI CINA (LEUCAENA LEUCOCEPHALA) YULIANTI

KEWIRAUSAHAAN (Kode : G-02)

PENGARUH TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL JADI PEWARNAAN ALAMI PADA JILBAB BERBAHAN SUTERA DENGAN EKSTRAK GAMBIR MENGGUNAKAN TEKNIK TIE DYE

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN DAN APLIKASI ZAT WARNA ALAMI DARI BUAH MANGROVE JENIS Rhizophora stylosa

OPTIMASI SERBUK PEWARNA ALAMI INSTANDAUN SIRSAK (AnnonamuricataL.)DITELAAH DARIWAKTU PEMANASAN DAN PENAMBAHAN MALTODEKSTRIN

A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB IV KAJIAN KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA TEKSTIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dian Ramadhania, Kasmudjo, Panji Probo S. Bagian Teknologi Hasil Hutan,Fakultas Kehutanan, UGM Jl. Agro No : 1 Bulaksumur Yogyakarta.

e-journal. Volume 03 Nomor 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Pebruari 2014, Hal

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

PERBEDAAN TEKNIK MORDANTING TERHADAP HASIL PENCELUPAN ZAT WARNA ALAM EKSTRAK DAUN KELADI HIAS (Philodendron) DENGAN MORDAN AIR TAPAI PADA BAHAN SUTERA

PENGARUH JENIS FIKSATIF TERHADAP KETUAAN DAN KETAHANAN LUNTUR KAIN MORI BATIK HASIL PEWARNAAN LIMBAH TEH HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. kepala, kecuali pada bibir, telapak tangan dan telapak kaki. Batang-batang

Titiek Pujilestari dan Irfa ina Rohana Salma Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No.7 Yogyakarta

APLIKASI KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI PEWARNA ALAMI PADA KAIN KATUN SECARA PRE-MORDANTING.

PENDAHULUAN Batik merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang saat ini telah berkembang pesat, baik lokasi penyebaran, teknologi maupun desainnya.

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon

TANAMAN INDIGOFERA TINCTORIA SEBAGAI INSPIRASI PERANCANGAN BATIK TULIS UNTUK PAKAIAN EKSKLUSIF WANITA

Titiek Pujilestari Balai Besar Kerajinan dan Batik, Jl. Kusumanegara No.7 Yogyakarta

PEMANFAATAN ZAT WARNA ALAM DARI EKSTRAK KULIT AKAR MENGKUDU (Morinda citrifolia Linn) PADA KAIN KATUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ZAT WARNA BEJANA/INDHANTHREN UNTUK PEWARNAAN BATIK

USULAN PENELITIAN DOSEN PEMULA

HASIL PENCELUPAN PADA BAHAN SUTERA MENGGUNAKAN EKSTRAK BIJI KESUMBA

PENGARUH PEWARNAAN TERHADAP KELUNTURAN WARNA RAMBUT MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI LIMBAH BIJI PEPAYA TERHADAP PENCUCIAN

PENGARUH EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DAN FIKSASI TERHADAP KETAHANAN LUNTUR WARNA PADA KAIN BATIK KATUN

PENGARUH EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DAN FIKSASI TERHADAP KETAHANAN LUNTUR WARNA PADA KAIN BATIK KATUN

LUKISAN DENGAN TEKNIK PEWARNAAN ALAM DI PERUSAHAAN PRAM S BATIK NATURAL COLOUR YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

produk batik fractal

PENGARUH FIKSASI TERHADAP KETUAAN WARNA DENGAN MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI BATIK DARI LIMBAH MANGROVE

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan buah cengkeh untuk pewarna kain PEMANFAATAN BUAH CENGKEH UNTUK PEWARNA KAIN

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUALITAS PEWARNAN BATIK YANG DIHASILKAN DARI PERBEDAAN KONSENTRASI dan BAHAN FIKASI BAHAN PEWARNA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera Indica LINN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

POTENSI DAUN KETAPANG, DAUN MAHONI DAN BUNGA KECOMBRANG SEBAGAI ALTERNATIF PEWARNAAN KAIN BATIK YANG RAMAH LINGKUNGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)

PENGARUH GARAM TERHADAP HASIL PENCELUPAN BAHAN SUTERA DENGAN EKSTRAK KULIT POHON MAHONI DERISA

Ahmad Kamil 1), Arfan Bakhtiar 2), Sriyanto 3)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat maupun hubungan manusia dengan lingkungannya. makan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

ABSTRAK PENERAPAN HASIL BELAJAR MEWARNA PADA KAIN DAN SERAT DALAM PRAKTIKUM PEWARNAAN BATIK

MODEL PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA MOTIF BATIK JEMBER SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL TRADISIONAL ABSTRAK

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

Ekstraksi Zat Warna dari Kulit Kayu Galam (Melaleuca leucadendron Linn) dan Evaluasi dalam Pewarnaan Kain Satin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PEMANFAATAN LIMBAH SERBUK KAYU MAHONI SEBAGAI PEWARNA ALAMI BATIK

bahwa ternyata zat warna sintetis banyak mengandung azodyes (aromatic

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : 1. Lita Indriyani (I ) 2. Widak Asrianing (I )

PEMANFAATAN TANAMAN KEMBANG TELEKAN SEBAGAI PEWARNA ALAM BATIK PADA KAIN MORI PRIMA SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PERBEDAAN JUMLAH MASSA MORDAN KAPUR TERHADAP PEWARNAAN KULIT KECAMBAH KACANG HIJAU PADA BAHAN SUTERA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nur Akmalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kebudayaan, museum menjadi

PEMANFAATAN EKSTRAK KULIT AKAR MENGKUDU SEBAGAI PEWARNA TEKSTIL PADA KAIN KATUN. Rameyza Arohman

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

BAB I PENDAHULUAN. di segala sektor, salah satunya di sektor industri. Pembangunan di sektor

PENGARUH FIKSATOR PADA EKSTRAK DAUN MANGGA DALAM PEWARNAAN TEKSTIL BATIK DITINJAU DARI KETAHANAN LUNTUR WARNA TERHADAP KERINGAT

BAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah

TEKNIK PEMBUATAN IKAT CELUP DAN PEWARNAAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Zat Warna Alami dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora stylosa sebagai Pewarna Batik dalam Skala Pilot Plan

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU NANGKA UNTUK BAHAN PEWARNA TEKSTIL

PENGARUH VARIASI ph DAN FIKSASI PADA PEWARNAAN KAIN KAPAS DENGAN ZAT WARNA ALAM DARI KAYU NANGKA TERHADAP KUALITAS HASIL PEWARNAANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

ANALISIS CITRA PEWARNA ALAMI DARI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada awalnya proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun, seiring kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk tekstil, maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. Keunggulan zat warna sintetis adalah lebih mudah diperoleh, ketersediaan warna terjamin, jenis warna bermacam-macam, dan lebih praktis dalam penggunaannya. Meskipun dewasa ini penggunaan zat warna alam telah tergeser oleh keberadaan zat warna sintesis, namun penggunaan zat warna alam yang merupakan kekayaan budaya warisan nenek moyang masih tetap dijaga keberadaannya khususnya pada proses pembatikan dan perancangan busana. Rancangan busana maupun kain batik yang menggunakan zat warna alam memiliki nilai jual atau nilai ekonomi yang tinggi karena memiliki nilai seni dan warna khas, ramah lingkungan sehingga berkesan etnik dan eksklusif. Zat-zat warna pada waktu dulu sampai kira- kira abad 18 diperoleh dari tumbuh-tumbuhan di antaranya: a) Daun pohon nila; b) Kulit pohon soga; c) Kayu pohon soga; d) Akar mengkudu; e) Temulawak; f) Teh (Susanto, 1973, hal. 71) Selain berdaya jual tinggi, pewarna alam juga ramah lingkungan karena tidak adanya zat- zat berbahaya yang dapat memberi limbah berbahaya pada alam. Maka dari itu penulis ingin meneliti pewarna alam dari tiga jenis mangga. Mangga merupakan buah yang populer di kalangan pecinta buah-buahan. Rasanya yang manis, berdaging tebal menjadi ciri khasnya. Pohon mangga sendiri memiliki ciri berbatang tegak, bercabang banyak dan berdaun rindang. Karena daun mangga yang rindang ini maka tidak sedikit daun mangga yang berguguran. Hal ini yang membuat tidak sedikit orang memangkas ranting-ranting pohon mangga bahkan memotong batangnya.

2 Maka dari itu penulis ingin melakukan penelitian guna mencari salah satu keuntungan daun mangga yang banyak tersebut. Penelitian ini berupa eksperimen warna alam sebagai pewarna kain sutra. Pewarna ini yang nantinya dapat bermanfaat untuk pewarnaan kain batik. Menurut Natural Dyes Institute of Batik and Handicraft Jogjakarta (2007) disebutkan bahwa di lab Pharmacology di Bogor, dari kulit batang dan daun mangga dapat dipisahkan suatu persenyawaan berwarna kuning dalam keadaan kristal yang dapat dipandang sebagai zat pewarna. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang Zat Pewarna Alam. Peneliti ingin mengangkat topik penelitian ini, untuk membandingkan warna alam dari tiga jenis mangga yang berbeda. Melihat permasalahan di atas peneliti akan mencoba meneliti dengan judul EKSPERIMEN WARNA ALAM DARI DAUN MANGGA ARUMANIS, MANGGA GEDONG GINCU DAN MANGGA SIMANALAGI SEBAGAI PEWARNA KAIN SUTERA. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah membandingkan warna alam dari tiga jenis mangga yang berbeda. Dengan demikian, peneliti akan bereksperimen melalui beragam mordanting (proses perendaman kain atau penyerapan bahan kain di dalam larutan mordan) di antaranya adalah mordanting awal, dan mordanting iring, menggunakan bahan ekstrak hanya pada bagian daun mangga tua degar dengan media kain sutra. Agar permasalahan yang ditinjau tidak terlalu luas dan agar sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai, maka perlu adanya pembatasan masalah yang menjadi aspek penelitian. Penelitian ini menitikberatkan pada arah warna atau kelompok warna yang dihasilkan dari ketiga jenis daun mangga. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam perbandingan warna yang dihasilkan masing-masing daun mangga.

3 Berdasarkan data di atas maka pembatasan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah apa arah warna atau kelompok warna alam dari daun mangga arumanis, gedong dan manalagi sebagai pewarna kain sutra? Sejalan dengan batasan di atas, rumusan masalah penelitian yang diajukan adalah 1. Kelompok warna apa yang dihasilkan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan mordan tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat? 2. Mordanting manakah yang menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutra, jika dicelup zat warna daun mangga dengan menggunakan fiksasi tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat? 3. Adakah perbedaan warna yang dihasilkan dari tiga jenis mangga yang berbeda? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian yang adalah 1. Menemukan kelompok warna yang dihasilkan mordanting awal, dan mordanting iring menggunakan mordan (zat pembangkit warna) tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat. 2. Menemukan mordanting yang menghasilkan warna paling baik secara visual pada kain sutra, jika dicelup zat warna daun mangga dengan menggunakan fiksasi (zat pengikat warna) tawas tawas, baking soda, jeruk nipis, dan ferro sulfat. 3. Menemukan perbedaan warna yang dihasilkan dari tiga jenis mangga yang berbeda. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat untuk Jurusan a. Menambah bahan pertimbangan bagi para pendidik sebagai pengetahuan tentang zat pewarna alam. b. Mengetahui warna yang dihasilkan dari buah mangga. 2. Manfaat untuk Universitas

4 a. Menambah bahan keterangan berwujud data otentik mengenai zat pewarna alam. b. Meningkatkan aplikasi keilmuan dalam bidang batik khususnya penggunaan warna alam. 3. Manfaat untuk Penulis a. Menambah pengetahuan tentang tehnik pengolahan data yang berhubungan dengan penganalisisan data. b. Menambah pengalaman dalam hal penelitian dan penganalisisan dalam pengolahan data. E. Struktur Organisasi Skripsi Urutan penulisan laporan penelitian ini terdiri dari lima bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I berisi pendahuluan tentang latar belakang penelitian eksperimen warna alam daun mangga arumanis, gedong dan manalagi, identifikasi dan perumusan masalah kelompok warna alam yang dihasilkan daun mangga, tujuan penelitian eksperimen warna alam daun mangga arumanis, gedong dan manalagi, manfaat penelitian yang dihasilkan dari penelitian eksperimen warna alam daun mangga arumanis, gedong dan manalagi, dan sistematika penulisan eksperimen warna alam daun mangga arumanis, gedong dan manalagi. BAB II berisi kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan dan mendasari usulan penelitian eksperimen warna alam yaitu tentang definisi zat warna, jenis zat warna tekstil baik itu dari segi definisi maupun bahan pembuatannya, sumber penghasil warna alam, kelebihan pewarna alam, bahan- bahan, sifat- sifat zat pembantu, ekstraksi, mordanting, fiksasi dan pencelupan zat warna alam. BAB III berisi penjabaran tentang metode penelitian eksperimen pada daun mangga arumanis, gedong dan manalagi, di dalam metode penelitian terdapat beberapa komponen diantaranya tentang lokasi penelitian eksperimen tiga jenis daun mangga, desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen tiga jenis daun mangga, instrumen penelitian dan proses

5 pengembangannya yang akan digunakan dalam eksplorasi warna alam tiga jenis daun mangga, juga teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan dalam penelitian eksplorasi tiga jenis daun mangga. BAB IV berisi temuan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari mendeskripsikan proses pengolahan warna alam, melalui proses mordanting, pencelupan zat warna alam dan fiksasi. Selanjutnya analisis data temuan hasil penelitian eksperimen warna alam tiga jenis daun mangga yaitu pada jenis kelompok warna dan membandingkan mordanting yang paling sesuai untuk kain sutera. BAB V berisi kesimpulan dari semua data yang diperoleh dan diolah penulis dari penelitian eksperimen warna alam tiga jenis daun mangga, serta beberapa saran yang ditujukan untuk pembaca agar hasil penelitian eksperimen warna alam tiga jenis daun mangga dapat diwujudkan sesuai dengan tujuan dan manfaat dari hasil penelitian eksperimen warna alam tiga jenis daun mangga ini.