BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Susilowati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam diri siswa. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. mengacu dan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku. Namun, hal ini. hal itu memerlukan pemahaman dan kemampuan yang mumpuni untuk

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Yanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dan disesuaikan dengan materi yang diajarkan dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional diarahkan (1) untuk mengembangkan kemampuan dan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN TEKNIK BERMAIN PERAN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 NGALI KECAMATAN BELO KABUPATEN BIMA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa memiliki potensi yang sangat besar untuk menulis. Namun perlu

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 KADUNGORA KECAMATAN KADUNGORA

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model, pendekatan, strategi pembelajaran dan media pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) universitas juga diberikan mata pelajaran bahasa Indonesia.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan. Pendidikan berperan penting dalam perubahan ke arah perbaikan dimana merupakan tuntutan alamiah yang menjadi kebutuhan setiap insan dalam setiap kehidupan. Manusia telah dibekali akal dan rasa untuk berkreasi, menciptakan inovasi, agar segalanya berubah ke arah yang lebih baik dengan ikhtiar mulai dari diri sendiri. Begitu pula dalam pembelajaran, penciptaan suasana kondusif perlu dilakukan, karena unsur rasa dalam berpikir selalu turut serta dan tak bisa dipisahkan. Penciptaan suasana kondusif perlu dilakukan sehingga dalam belajar siswa tidak lagi merasa cemas, tidak lagi takut dalam berpartisipasi tidak lagi dirasakan sebagai kewajiban, melainkan menjadi kesadaran dan kebutuhan dalam suasana perasaan yang nyaman dan menyenangkan. Salah satu cara untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan serta terhindar dari kebiasaan adalah dengan memahami dan melaksanakan metode belajar yang dilakukan siswa, komunikasi positif yang efektif dan metode pembelajaran yang inovatif.

2 Pembelajaran diartikan sebagai kegiatan belajar-mengajar ditinjau dari sudut kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar-mengajar (Sanjaya, 2006). Pertama, proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Kedua, berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Ketiga, proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial, sebab melalui lingkungan sosial adanya hubungan untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan individu lainnya dalam berbagi pengalaman dan lainnya yang memungkinkan mereka berkembang. Beberapa lembaga pendidikan mencoba mencari dan menerapkan sistem pembelajaran baru yang diusahakan mampu memberikan yang terbaik bagi para siswanya. Beberapa diantaranya adalah pembelajaran konstruktif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran terpadu, pembelajaran aktif, pembelajaran konstektual (CTL), pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran interaksi dinamis dan pembelajaran kuantum (Quantum Learning). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terkadang menemukan titik kejenuhan dan kebosanan. Dalam proses pembelajaran ada empat komponen penting yang berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu bahan ajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai subjek pembelajaran. Komponenkomponen tersebut sangat mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Jika salah

3 satu komponen tidak mendukung maka proses pembelajaran tidak akan memberikan hasil yang optimal. Pada setiap permasalahan situasi belajar, selalu ada jalan keluar untuk sebuah solusi yang bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang sedang kita hadapi. Metode belajar Kuantum (Quantum Learning) yang digagas oleh Bobbi DePorter bisa dijadikan rujukan. Secara sederhana, Quantum Learning menguraikan beberapa teknik atau caracara baru yang akan lebih memudahkan dalam melakukan proses belajar mengajar lewat pemaduan seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Apapun mata pelajaran yang diajarkan akan lebih mudah ketika menggunakan metode Quantum Learning. Melalui penggunakan metode Quantum Learning, guru akan menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pengajaran yang akan melejitkan prestasi siswa. Selain itu juga dapat memperbaiki metode pengajaran guru dalam rangka meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Melihat penerapan metode Quantum Learning bisa menjadi alternatif dalam metode mengajar yang diterapkan guru dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa. Pada metode Quantum Learning terdapat beberapa teknik mengajar, salah satunya adalah teknik peta pemikiran, yaitu teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainya untuk membentuk kesimpulan. Peta pemikiran (Mind Map) bisa juga dikatagorikan sebagai teknik mencatat kreatif. Dikategorikan ke dalam teknik kreatif kerena pembuatan peta

4 pemikiran ini membutuhkan pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-an. Mind Map menggunakan warna, serta memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis, lengkungan, symbol, kata dan gambar yang sesuai dengan suatu rangkaian aturan yang sederhana, mendasar alami dan sesuai dengan cara kerja. Mind Map mempunyai banyak keunggulan yang di antaranya: proses pembuatan Mind Map menyenangkan, karena tidak semata-mata hanya mengandalkan otak kiri saja dan sifatnya unik sehingga mudah diingat serta menarik perhatian mata dan otak. Oleh karena itu metode peta pemikiran (Mind Map) ini akan sangat membantu memudahkan siswa dalam proses pembelajaran terutama digunakan dalam menyimak cerita pendek karena teknik peta pemikiran akan menambah pengetahuan siswa untuk mencari kronologi suatu peristiwa dan masalah. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkaian keterampilan. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan standar kompotensi antara lain sebagai berikut: 1. Mendengarkan: Peserta didik mampu mendengarkan karya sastra yang dikisahkan atau dibacakan dan memahami pikiran, perasan, dan imajinasi

5 yang terkandung di dalam karya sastra terbentuk dongeng, puisi, cerita, drama, pantun, dan cerita rakyat. 2. Berbicara: Peserta didik mampu menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan oikiran, perasaan, atas pemahaman mereka dalam membaca karya sastra anak berbentuk dongeng, pantun, drama, dan puisi. 3. Membaca: Peserta didik mampu menggunakan berbagai teknik membaca untuk memahami wacana karya sastra anak berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama. 4. Menulis: Peserta didik mampu menulis karangan sederhana untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk cerita, puisi, dan pantun (BSNP,2006: 26). Selaras dengan pendapat tersebut, menurut Henry Guntur Tarigan (1993: 4) bahwa, dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Menurutnya, keterampilan menulis merupakan ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa terpelajar. Oleh karena itu, pembelajaran menulis mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Keterampilan menyimak harus dikuasi oleh anak sedini mungkin dalam kehidupan. Keberhasilan seseorang dalam menyimak dapat diketahui dari bagaimana penyimak memahami dan menyampaikan informasi dari simakan secara lisan atau tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan menyimak cukup kompleks jika penyimak ingin menangkap makna yang sesungguhnya dari simakan yang mungkin tidak seutuhnya tersurat, sehingga penyimak harus berusaha mengungkapkan hal-hal yang tersirat.

6 Keterampilan menyimak cerita pendek merupakan keterampilan yang tidak mudah. Keterampilan ini menuntut kemampuan seseorang untuk mengindentifikasi ide, gagasan, pikiran, amanat dan perasaan dalam sebuah cerita pendek. Menurut hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 28 oktober 2013, Kenyataanya pembelajaran sastra dikelas VI SDN 6 Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat khusunya pada pembelajaran menyimak cerita pendek (cerpen) yang masih disampaikan secara konvensional serta sesekali menggunakan media Microsoft PowerPoint. Pembelajaran menyimak cerita pendek masih dijejali berbagai teori tentang cerita pendek dengan kegiatan mendengarkan yang kurang efektif. Akibatnya, siswa tidak terlatih untuk berkreasi mengidentifikasi cerita pendek. Proses pembelajaran pada survei awal masih dilakukan secara konvensional. Secara terinci, pembelajaran menyimak cerita pendek tersebut dilakukan guru dengan langkah langkah sebagai berikut: (1) guru menugaskan siswa untuk membaca cerita pendek yang ada dalam buku teks; (2) guru menjelaskan unsur unsur intrinsik cerita pendek menggunakan media Microsoft PowerPoint, siswa diharuskan mencatat; (3) guru menanyakan unsur intrinsik cerita pendek yang terdapat dalam cerita pendek yang telah dibaca; (4) guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi cerita pendek dengan satu tema yang telah ditentukan guru; (5) guru menilai cerita pendek siswa.

7 Jika diperhatikan, pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru mendominasi pembelajaran dengan lebih banyak menerangkan materi di depan kelas. Hal ini mempengaruhi keaktifan siswa. Meskipun guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya atau memberikan tanggapan, tidak ada siswa yang menggunakan kesempatan tersebut. Hal ini yang mendorong peneliti untuk mencoba menggunakan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning dalam proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan menyenangkan bagi siswanya dengan begitu dapat membantu dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek siswa. Media merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang diperlukan pada implementasi metode pembelajaran manapun, termasuk Quantum Learning, media dapat membantu siswa dalam mengaktualisasikan konsep-konsep yang bersifat abstrak. Dengan media diharapkan bukan hanya yang bersifat makro yang diketahui siswa tapi juga hal yang bersifat mikro bisa dipahami siswa. Software pembelajaran merupakan medium yang berpeluang untuk didesain sebagai media dalam pembelajaran. Dari sisi teknologi, pengembangan software juga menuntut dilibatkannya bahasa pemprograman tertentu, yang masing-masing bahasa mempunyai ketentuan tersendiri dalam penggunaannya. Software Mind Map adalah perangkat lunak yang dibuat untuk bidang pendidikan yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam hal keterampilan berfikir, menulis dan berfikir visual. Perangkat ini juga berfungsi sebagai alat

8 kolaborasi antara siswa dan guru dalam mengutarakan atau mengajarkan konsep yang diperlukan dengan melatih keterampilan berfikir siswa, dapat membantu melatih siswa mendapatkan pemahaman yang efektif dan mengevaluasi diri sendiri. Dalam penggunaan software ini siswa dapat mencari intisari dalam proses pembelajaran, siswa juga dapat lebih mudah menuangkan ide kreatifnya karena software ini tidak perlu menggunakan alat tulis dan berdampak terhadap penggunaan waktu yag lebih efektif dalam proses pembelajaran. Melihat pentingnya pengajaran sastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya menyimak cerita pendek di Sekolah Dasar, maka perlu dilakukan penelitian untuk memecahkan masalah menyimak cerita pendek sebagai tujuan minimal dan mampu menuangkan hasil karya cerita pendek dalam bentuk penggunaan Software Mind Map dalam metode Quantun Learning dapat meningkatan hasil dan prestasi belajar siswa. Bedasarkan kajian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang Efektivitas Penggunaan Software Mind Map Dalam Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Pendek.

9 B. Rumusan Masalah Permasalahan yang ingin dijawab peneliti ini adalah: Apakah Penggunaan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning lebih efektif terhadap kemampuan siswa dalam menyimak cerita pendek dibandingkan dengan penggunaan media Power Point? Secara rinci permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan, yaitu: 1. Apakah penggunaan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning lebih efektif terhadap kemampuan siswa dalam menemukan latar cerita pendek dibandingkan dengan penggunaan media Power Point? 2. Apakah penggunaan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning lebih efektif terhadap kemampuan siswa dalam menemukan karakter tokoh cerita pendek dibandingkan dengan penggunaan media Power Point? 3. Apakah penggunaan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning lebih efektif terhadap kemampuan siswa dalam menyimpulkan tema, alur, amanat dan judul cerita pendek dibandingkan dengan penggunaan media Power Point? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah Penggunaan Software Mind Map dalam Quantum Learning lebih efektif terhadap kemampuan siswa dalam menyimak cerita pendek dibandingkan dengan penggunaan media Power Point

10 Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui apakah penggunaan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning lebih efektif terhadap kemampuan siswa dalam menemukan latar cerita pendek dibandingkan dengan penggunaan media Power Point? 2. Mengetahui apakah penggunaan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning lebih efektif terhadap kemampuan siswa dalam menemukan karakter tokoh cerita pendek dibandingkan dengan penggunaan media Power Point? 3. Mengetahui apakah penggunaan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning lebih efektif terhadap kemampuan siswa dalam menyimpulkan tema, alur, amanat dan judul cerita pendek dibandingkan dengan penggunaan media Power Point? D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi: 1. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih bagi pengembangan menyimak cerita pendek dengan menggunakan Software Mind Map. 2. Siswa

11 Memberikan kemudahan dan melatih siswa untuk berpikir imajinatif dan kreatif dalam menguasai dan memahami materi yang disampaikan. 3. Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada guru agar dapat meningkatkan kualitas pengajarannya secara optimal dengan menerapkan penggunaan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak cerita pendek. 4. Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan telaah dalam meneliti lebih jauh tentang pengaruh pengunaan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning terhadap hasil belajar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi menyimak cerita pendek pada siswa kelas VI SDN Cikidang Kec.Lembang Kab.Bandung Barat. 5. Peneliti Untuk memperdalam wawasan keilmuan dan memberikan gambaran jelas tentang pengunaan Software Mind Map dalam metode Quantum Learning oleh guru pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam materi menulis cerita pendek.