BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

REPRESENTASI PENDIDIKAN KARAKTER NASIONALISME DAN. CERITA DARI TAPAL BATAS (Analisis Semiotik untuk Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. dan tanpa manusia, organisasi tidak akan berfungsi. Sumber daya manusia

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAHAN AJAR CHARACTER BUILDING BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini generasi penerus bangsa menghadapi tantangan yang sangat berat

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun rohani dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa Indonesia. Bangsa akan maju jika para pemuda memiliki karakter nasionalisme. Nasionalisme merupakan bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab merosotnya sikap nasionalisme pada diri anak karena berkembangnya zaman globalisasi, yaitu rasa nasionalisme dikalangan generasi muda semakin memudar. Hal ini dapat dibuktikan banyak generasi muda yang lebih memilih kebudayaan negara lain, dibandingkan dengan kebudayaan Indonesia. Sebagai contoh generasi muda selalu menganggap produk luar negeri lebih baik dari pada produk nasional, lebih senang memakai pakaian minim (tidak sopan) dari pada memakai pakaian batik yang mencerminkan budaya Indonesia. Sehingga karakter nasionalisme perlu ditanamkan sejak dini dalam diri anak agar dapat menjadi manusia yang dapat mencintai bangsa dan negaranya sendiri. Negara Indonesia berlandaskan pada Pancasila. Sikap nasionalisme juga harus dibarengi dengan usaha untuk memahami Pancasila yang mengandung nilainilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila merupakan dasar dan pedoman hidup bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai nasionalisme yang harus ditanamkan pada diri anak sebagai generasi penerus bangsa. Dengan memahami Pancasila tersebut maka dapat tumbuh karakter nasionalisme. Nasionalisme tidak terlepas dari dorongan untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, untuk itu perlu adanya penanaman pendidikan karakter kepada diri setiap individu khususnya para 1

2 generasi muda. Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan, maka diperlukan kepedulian dari pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Pendidikan karakter sendiri dapat diajarkan melalui lingkungan sekolah, masyarakat maupun di lingkungan keluarga. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menyimak dari pasal 3, bahwa pendidikan nasional berfungsi membentuk watak menuju peradaban bangsa yang bermartabat dan bermoral. Melalui pendidikan peserta didik dapat mengembangkan kepribadian, memiliki karakter yang tangguh, mandiri, bertanggung jawab, dan kuat dalam menghadapi tantangan zaman ke depan. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia. Menurut Djumali dkk. (2013:3), pendidikan adalah suatu kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam memantau individu atau sekelompok orang yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam dunia pendidikan formal untuk membina sikap dan moral peserta didik dapat ditempuh antara lain melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan jati diri atau karakter setiap pendidik yang beragam, baik dipandang

3 dari segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, ras, dan suku bangsa untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Adapun tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 dan No.23 tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Menengah SMA- MA- SMK- MAK adalah menciptakan manusia yang mampu: 1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (Badan Standar Nasional Pendidikan:110). Berdasarkan tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dilihat bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara Indonesia yang baik, maka dibutuhkan karakter nasionalisme untuk mewujudkan tujuan tersebut. Nasionalisme merupakan merupakan salah satu pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMA kelas X dengan standar kompetensi menunjukkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapakan generasi muda menjadi manusia

4 yang berkualitas dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Pelajar sebagai generasi muda penerus bangsa dituntut untuk memiliki karakter nasionalisme. Karakter nasionalisme dapat ditunjukkan dalam film Soegija. Film Soegija mengangkat kisah perjuangan Soegijapranata dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di masa perang kemerdekaan tahun 1940-1949. Soegijapranata adalah seorang uskup pribumi pertama di Indonesia dan juga pahlawan nasional dengan posisi sebagai pemimpin gereja katolik, Soegijapranata memang tidak ikut berperang untuk melawan penjajah tetapi perannya untuk Indonesia sangat besar. Soegijapranata membantu rakyat Indonesia dengan melalui jalan diplomasi agar dapat menghentikan penjajahan, memberi bantuan makanan, obat-obatan, selimut terlebih dahulu kepada rakyat kemudian yang terakhir baru diberikan untuk para imam, ikut langsung berinteraksi dengan masyarakat sekitar pada waktu dilanda perang dan membuka gereja sebagai tempat perlindungan untuk penduduk. Perjuangan yang dilakukan Soegijapranata juga dibantu oleh pejuang-pejuang Indonesia hingga akhirnya tercapai kemerdekaan tanggal 27 Desember 1949. Film Soegija dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam mencapai tujuan yang terdapat pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Selain itu, Film juga bersifat edukatif yang dapat menghibur sehingga dengan mudah menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara baik. Pesan yang terkandung dalam sebuah film Soegija mengandung konstruksi karakter nasionalisme terhadap bangsa dan negara. Film Soegija dapat menambah pengetahuan sejarah bagi generasi muda sehingga dapat menghargai arti kemerdekaan. Karakter nasionalisme itu sangat penting yang dapat menyadarkan generasi muda karena terbentuknya negara

5 Indonesia tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui tahapan yang panjang karena kemerdekaan Indonesia telah dibayar dengan tetes darah para pahlawan. Sebagai generasi muda harus lebih mencintai bangsa dan negara sendiri karena masa depan bangsa dan negara berada ditangan generasi muda. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dipandang cukup penting untuk mengadakan penelitian tentang Konstruksi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija, Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. B. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Permasalahan yang jelas maka proses pemecahannya akan terarah dan terfokus. Menurut Maryadi dkk. (2010:5), perumusan masalah adalah spesifikasi atau penajaman uraian di latar belakang terhadap hakikat masalah yang diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini yaitu: Bagaimanakah Konstruksi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija, Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan?. C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan titik puncak untuk merealisasikan aktifitas yang akan dilaksanakan sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Pada penelitian ini, perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan diteliti sehingga dapat bekerja secara terarah. Berdasarkan latar belakang dan

6 rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk Mendeskripsikan Konstruksi Karakter Nasionalisme pada Film Soegija, Analisis Isi untuk Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian sudah tentu diharapkan mempunyai manfaat yang dapat dikembangkan, begitu juga dengan penelitian ini diharapkan juga mampu memberikan manfaat terutama pada segi teoritik maupun praktisnya, manfaat tersebut secara terperinci adalah sebagai berikut: 1. Manfaat atau Kegunaan Teoritis a. Sebagai karya tulis ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan memberi konstribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, mengenai konstruksi karakter nasionalisme pada film Soegija. b. Sebagai dasar bagi kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam teori analisis isi untuk mengungkap karakter nasionalisme yang terkandung dalam film Soegija. 2. Manfaat atau Kegunaan Praktis a. Hasil penelitiaan ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk penanaman karakter nasionalisme dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

7 b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan yang bermanfaat bagi peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. E. Daftar Istilah Menurut Maryadi dkk. (2010:11), daftar istilah merupakan suatu penjelasan istilah yang diambil dari kata-kata kunci dalam judul penelitian. Adapun istilahistilah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Karakter Menurut Gunawan (2012:3), karakter adalah keadaan asli yang ada dalam individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain. 2. Nasionalisme Menurut Subadi (2010:53), nasionalisme adalah faham pendirian dan sekaligus keyakinan suatu bangsa dimana mereka merasa dalam satu ikatan kesatuan dan persatuan sebagai suatu bangsa baik ke luar maupun ke dalam. 3. Film Menurut Ardianto dan Erdinaya (2005:134), Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini.