BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri khususnya dalam bidang telekomunikasi akhir-akhir ini marak diperbincangkan. Bukan hanya fokus pada alat-alat komunikasi seperti : satelit, media massa, handytalky maupun telephone rumah, melainkan handphone juga merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat banyak diperbincangkan. Hal ini menjadi salah satu bentuk contoh kecil saja bahwa handphone sekarang merupakan suatu alat komunikasi yang penting bagi kehidupan manusia. Atau dapat juga disebut sebagai salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dan dimiliki oleh setiap masyarakat, baik itu pria maupun wanita, tua maupun muda bahkan golongan atas maupun menengah. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang berkecimpung dalam bisnis alat komunikasi, dalam hal ini khususnya handphone. Dengan adanya perusahaan-perusahaan yang yang memproduksi alat komunikasi handphone ini menyebabkan adanya persaingan yang sangat ketat diantara perusahaan-perusahaan tersebut.dalam hal ini merek sangat mempunyai peranan yang sangat besar dalam melakukan persaingan. Merek itu sendiri merupakan salah satu bentuk salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh setiap perusahaan dalam melakukan persaingan yang sehat sehingga perusahaan tesebut dapat menang atau dengan kata lain perusahaan tersebut dapat merauk keuntungan yang besar tanpa harus mengabaikan kepuasan konsumen. Brand loyalty disini merupakan inti dari brand equity yang dapat juga dikatakan bahwa brand loyalty ini merupakan eleman terpenting dalam brand equity. PT. Nokia adalah salah satu perusahaan yang menciptakan dan menghasilkan produk alat komunikasi. PT.Nokia disini sudah 1
mempunyai nama yang dikenal oleh konsumennya.. Hal ini dapat dibuktikan melalui setiap produk yang dihasilkan, misalnya saja melalui fitur/fasilitas yang diberikan pada setiap produk yang berbeda ( layar warna, nada dering polyponik, GPRS, radio dan masih banyak fitur-fitur yang lainnya ), kestabilan harga, ketepatan waktu, penyaluran ( pendistribusian ) barang yang teratur dan terarah, pemberian garansi service gratis, penyediaan spareparts, kesediaan memberikan informasi, mengenali setiap konsumen dengan baik, dan masih banyak cara-cara yang dapat dilakukan okeh PT. Nokia.yang juga sama diberikan oleh perusahaan lain. Disini kita akan melihat bagaimana kesetian konsumen pada merek handphone Nokia. Hal inilah yang mendorong diadakannya penelitian ini yang berjudul Analisis Kesetiaan Konsumen Terhadap Merek Dagang Handphone Nokia Di Kota Yogyakarta 1.2. Perumusan Masalah Bagaimana kesetiaan konsumen terhadap produk handphone Nokia pdi kota yogyakarta? 1.3. Batasan Masalah Disini saya memberikan batasan atas penelitian yang saya lakukan. Ruang lingkupnya adalah konsumen yang tidak acuh terhadap merek yang satu dengan merek yang lainnya ( switcher ), kesetiaan yang terbagi ( habitual buyer ), kesetiaan beralih ( satisfied buyer ), peralihaan sewaktuwaktu ( liking the brand ) dan kesetiaan terhadap merek yang tidak terbagi (comitted buyer). Tetapi disini saya akan lebih memfokuskan pada loyalitas konsumen terhadap merek yang tidak tidak terbagi (commited buyer). Sedangkan untuk atribut produk nokia ini terdiri dari antara lain kualitas produk (Product Quality), fitur (features), dan rancangan. Untuk kualitas produk (Product Quality), nokia memberikan kualitas produk yang terjamin yang salah satu cara yang digunakan adalah dengan 2
memberikan garansi baik service maupun sparepart selama 1 tahun. Untuk fitur produk yang ditawarkan oleh nokia antara lain dengan memberikan kelebihan-kelebihan yang mungkin tidak ditawarkan oleh jenis handphone merek lain. Antara lain : layar warna, nada dering polyponik, dsb. Sedangkan untuk rancangan produk yang ditawarkan oleh handphone merek nokia ini adalah bentuknya yang unik dan penggantian casing yang mudah tanpa perlu membongkar segel yang ada. 1.4. Tujuan Untuk mengetahui kesetiaan konsumen terhadap merek produk handphone Nokia di kota Yogyakarta. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Perusahaan dapat mengetahui seberapa ukuran kesetiaan konsumennya terhadap baik merek dagangnya ataupun terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Dalam hal ini khususnya PT. Nokia itu sendiri. 2. Bagi Pihak lain Hal ini dapat menjadikan bahan pertimbangan lain untuk melakukan penelitian yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini maupun penelitian yang sejenis. 1.6. Hipotesis Penelitian ini saya lakukan untuk menghitung seberapa besar tingkat kesetiaan konsumen terhadap handphone merek nokia di kota Yogyakarta yang dikhususkan pada tingkat kesetiaan yang tidak terbagi ( comitted buyer ). 3
1.7. Metodologi Penelitian 1. Pengumpulan data a. Data Primer Data ini didapat langsung dari pemakai handphone Nokia dengan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan identitas responden yang berhubungan dengan tingkat kesetiaan konsumen terhadap merek Nokia ( ketidakacuhan merek/switcher, kesetiaan yang terbagi/habitual buyer, kesetiaan beralih/satisfied buyer, peralihan sewaktu-waktu/liking the brand dan kesetiaan yang tidak terbagi/comitted buyer ) b. Data Sekunder Data ini diperoleh dari membaca, mempelajari serta melakukan kegiatan yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini sebagai landasan teori. 2. Pengambilan sampel Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu tehnik nonprobability dengan cara memilih orang-orang yang diseleksi berdasar ciri-ciri khusus yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. ( Sugiyono, 988:61 ) 1.8. Alat Analisis 1. Validitas dan Reliabilitas a. Validitas Alat analisis ini mengukur sejauh mana ketepatan serta kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya ( Azwar, 1997 : 5 ). Jika validitasnya tinggi maka dikatakan dapat menjalankan fungsi ukurnya. Menggunakan rumus Teknik korelasi product moment rxy = N ( xy ) ( x. y ) [NΣx 2 -(Σx) 2 ][NΣy 2 -(Σy) 2 ] 4
rxy : korelasi product moment N : Jumlah Sampel x : skor butir y : skor total xy: hasil kali x dengan y Analisis ini dapat dikatakan valid apabila rxy lebih besar dari r ( rxy > r ) tabel dengan taraf signifikan α = 5 %. b. Reliabilitas Analisis ini digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, karena hasilnya konsisten dan stabil ( Azwar, 1997 : 4 ) Analisis ini mengunakan teknik koefisien alpha dari cronbach α = k 1+(k-1)r α : koefisien alpha k : jumlah item valid r : rerata korelasi antar item l : bilangan konstan Kuesioner ini dapat dipercaya apabila α hitung lebih besar daripada α tabel (α hitung > α tabel ) 5
2. Skala Likert Analisis dengan menggunakan skala likert ini dapat berupa skala pengukuran ordinal, hasilnya dapat dibuat ranking tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara suatu tanggapan dengan tanggapan yang lain (Darmadi, 2001 : 41) Dapat berupa ungkapan : setuju, puas, sering, suka maupun yang lainnya. Proses pemberian bobot nilai : Untuk liking the brand Sangat tidak suka bernilai 1 Tidak suka bernilai 2 Biasa saja bernilai 3 Suka bernilai 4 Sangat suka bernilai 5 Untuk satisfied buyer Sangat tidak puas bernilai 1 Tidak puas bernilai 2 Biasa saja bernilai 3 Puas bernilai 4 Sangat puas bernilai 5 Untuk habitual buyer Sangat tidak setuju bernilai 1 Tidak setuju bernilai 2 Ragu-ragu setuju bernilai 3 Setuju bernilai 4 Sangat setuju bernilai 5 Untuk switcher dan comitted buyer Tidak pernah bernilai 1 6
Jarang bernilai 2 Kadang-kadang bernilai 3 Sering bernilai 4 Selalu bernilai 5 3. Analisis Data Analisis yang dilakukan dengan cara menghitung jumlah responden dikalikan dengan bobot nilai pada tingkatan loyalitas merek yang sama. Kemudian dari data yang diperoleh dicari nilai rata-ratanya dan standar Deviasinya. a. Rata-rata dan Standart Deviasi Rata-rata = xi.fi n xi : nilai pengukuran ke-i fi : frekuensi kelas ke-i n : banyaknya pengamat Hasil ini kemudian dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval tersebut. Interval = nilai tertinggi nilai terendah Banyaknya kelas Untuk ukuran rentang skalanya : 1,00 1,80 = sangat jelek 1,80 2,60 = jelek 2,60 3,40 = cukup 3,40 4,20 = baik 4,20 5,00 = sangat baik 7
b. Pengukuran loyalitas terhadap merek Dalam pengukuran loyalitas merek ini switcher, habitual buyers, satisfied buyer, liking the brand dan commited buyer dijadikan sebagai item pertanyaan pada penelitian ini yang kemudian dihitung prosentase jumlah responden pada masing-masing tingkatan. Cara pengukuran dari loyalitas terhadap suatu merek tersebut dapat diambil dari tahap-tahap antara lain : I. Rata-rata II. Standar deviasi III. Loyalitas pada setiap tingkatan Gambar bentuk loyalitas konsumen Ada 2 macam bentuk pengukuran loyalitas konsumen, antara lain : Bentuk piramida terbalik Gambar 1.1 1 2 3 4 5 Keterangan : 1 : kesetiaan terhadap merek yang tidak terbagi (comitted buyer) 2 : peralihan sewaktu-waktu (liking the brand) 3 : kesetiaan beralih (satisfied buyer) 4 : kesetiaan yang terbagi (habitual buyer) 8
5 : ketidakacuhan merek (switcher) Gambar diatas memberikan keterangan bahwa switcher mendapatkan porsi yang paling kecil, yang kemudian disusul oleh habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand dan kemudian commited buyer yang mendapatkan porsi terbesar. Maka dapat disimpulkan bahwa merek memiliki brand loyalty yang kuat. Sehingga konsumen atau pembeli tidak akan berpaling pada produk-produk lain yang ditawarkan oleh perusahaan yang lain pula. Bentuk piramida Gambar 1.2 1 2 3 4 5 Keterangan : 1 : kesetiaan terhadap merek yang tidak terbagi (comitted buyer) 2 : peralihan sewaktu-waktu (liking the brand) 3 : kesetiaan beralih (satisfied buyer) 4 : kesetiaan yang terbagi (habitual buyer) 5 : ketidakacuhan merek (switcher) 9
Gambar tersebut memberikan keterangan bahwa switcher mendapatkan porsi yang paling besar yang kemudian disusul oleh habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand dan kemudian commited buyer yang mendapatkan porsi terkecil. Maka dapat disimpulkan bahwa merek belum memiliki brand loyalty yang kuat. Sehingga konsumen nampak jelas bahwa dia akan memilih produk sesuai dengan keinginannya sendiri tanpa memperhatikan mereknya. I.9. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Dalam bab ini saya memberikan sedikit uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, metodologi penelitian, alat analisis, serta sistematika penulisan. Bab II. Landasan Teori Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang menjadi landasan dan yang dipergunakan untuk mendukung penelitian ini. Bab III. Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisikan mengenai gambaran umum tempat dilakukannya penelitian dan mengenai gambaran umum produk yang akan diteliti. Bab IV. Analisis Data Bab ini berisikan analisis-analisis dari data hasil penelitian yang telah diperoleh dan dikumpulkan. Bab V. Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini berisikan mengenai kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan, serta memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat. 10