PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN DALAM NEGERI OLEH : BUDI PRASETYO,SH,MM SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM MAKASAR, 28 OKTOBER 2015

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TANGGAL

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN OLEH SEKRETARIS DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM

P E L A K S A NA URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

POKOK-POKOK PIKIRAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DI DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN PADA:

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005 Nomor 89, Tambaha

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pem

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI PIMPINAN DI DAERAH DAN DI KECAMATAN

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indo

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

2015, No Gubernur selaku wakil pemerintah ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

POKOK-POKOK PIKIRAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI 2016 DALAM RANGKA PERSIAPAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DI DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

IMPLEMENTASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.210, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Pelimpahan. Gubernur. TA 2013.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERCEPATAN PELAKSANAAN ANGGARAN DAN PELAPORAN DANA DEKONSENTRASI

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

2016, No Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 200

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM DISAMPAIKAN PADA:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 04/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 95/Perrrentan/ar.140/12/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37/M-DAG/PER/9/

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 42 TAHUN No. 42, 2016 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Ind

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 02/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PERMEN/M/2010 TENTANG KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

2012, No sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 01/Permentan/KU.410/1/2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

GAMBARAN KEBUTUHAN DAN ROAD MAP PERSIAPAN PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DI DAERAH

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No dalam Rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 01/PRT/M/2013

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

Transkripsi:

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA DI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2016 SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA JAVA KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2

P A R A D I G M A B A R U U R U S A N P E M E R I N T A H A N BERDASARKAN UU NO. 23 TAHUN 2014 U R U S A N P E M E R I N T A H A N ABSOLUT KONKUREN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM 1. PERTAHANAN 2. KEAMANAN 3. AGAMA 4. YUSTISI 5. POLITIK LUAR NEGERI 6. MONETER & FISKAL NASIONAL Pusat Provinsi Wajib Otonomi Daerah Kab/Kota Pilihan KEWENANGAN PRESIDEN SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN Kesehatan, Pendidikan, Pekerjaan Umum, dll. Periwisata, Perdagangan, Pertanian dll. 3

KEWENANGAN PRESIDEN SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN a. Pembinaan wawasan kebangsaan dan ketahanan nasional dlm rangka memantapkan pengamalan Pancasila, pelaksanaan UUD tahun 1945, pelestarian Bhinneka Tunggal Ika serta pemertahanan dan pemeliharaan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. Pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa; c. Pembinaan kerukunan antarsuku dan intrasuku, umat beragama, ras,dan golongan lainnya guna mewujudkan stabilitas keamanan lokal, regional dan nasional; d. Penanganan konflik sosial sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; e. koordinasi pelaksanaan tugas antar instansi pemerintahan yang ada di wilayah Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota untuk menyelesaikan permasalahan yg timbul dgn memperhatikan prinsip demokrasi,hak asasi manusia, pemerataan,keadilan,keistimewaan dan kekhususan,potensi serta keanekaragaman daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; f. pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila; dan g. pelaksanaan semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan Daerah dan Instansi Vertikal. GUBERNUR dilaksanakan : dibiayai APBN BUPATI/WALIKOTA Secara Operasional Dibantu Oleh Instansi Vertikal Perangkat Kemendagri CAMAT Tingkat kecamatan dilimpahkan 4

5

Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum. (PS 1 ANGKA 9 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah & BELUM ADA PP PELAKSANAAN) 6

Instansi Vertikal adalah perangkat kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian yang mengurus Urusan Pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah otonom dalam wilayah tertentu dalam rangka Dekonsentrasi (PS 1 ANGKA 10 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah) 7

KEKHUSUSAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL KEMENDAGRI PASAL 19 (3) UU NO 23 TAHUN 2014 Pembentukan Instansi Vertikal untuk melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan pembentukan Instansi Vertikal oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak memerlukan persetujuan dari gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2). 8

Forum Koordinasi Pimpinan di Daerah yang selanjutnya disebut Forkopimda adalah forum yang digunakan untuk membahas penyelenggaraan urusan pemerintahan umum (PS 1 ANGKA 18 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah) 9

Dekonsentrasi Program Pembinaan Politik dan Pemerintahan Umum kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya TUJUAN Memberikan acuan/pedoman bagi pelaksana kegiatan Dekonsentrasi Dalam Rangka Pelaksanaan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Umum dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Provinsi Tahun Anggaran 2016. Memfasilitasi dan memantapkan proses vertikalisasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan umum khususnya terkait persiapan pengalihan sumber daya yang menyangkut personil, pembiayaan, peralatan, dan dokumentasi (P3D) Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri menjadi instansi vertikal Kementerian Dalam Negeri. Memfasilitasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi dalam mendukung penyelenggaraan urusan pemerintahan umum. 10

Melakukan inventarisasi kebutuhan terkait dengan proses vertikalisasi (pengalihan Kesbangpol Provinsi, Kabupaten/Kota sebagai perangkat daerah menjadi instansi vertikal Kementerian Dalam Negeri) Meningkatkan koordinasi dalam rangka persiapan pelaksanaan urusan pemerintahan umum. SASARAN 1 2 3 4 Melakukan pengumpulan data dan informasi mengenai Personil, Pembiayaan, Peralatan dan Dokumentasi (P3D) yang terdapat pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Terfasilitasinya Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi (Forkopimda Provinsi) dalam mendukung penyelenggaraan urusan pemerintahan umum. 11

RUANG LINGKUP KEGIATAN A B C D E PERSIAPAN KEGIATAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENATAUSAHAAN KEGIATAN DAN KEUANGAN PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN 12

RUANG LINGKUP KEGIATAN A PERSIAPAN KEGIATAN 1. Penetapan Pejabat Perbendaharaan terdiri atas : 1.1 Kuasa Pengguna Anggaran dekonsentrasi yang selanjutnya disingkat KPA 1.2 Pejabat Pembuat Komitmen kegiatan dekonsentrasi yang selanjutnya disingkat PPK 1.3 Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar kegiatan dekonsentrasi yang selanjutnya disingkat PP-SPM 1.4 Bendahara Pengeluaran kegiatan dekonsentrasi 1.5 Staf pengelola kegiatan dekonsentrasi 13

RUANG LINGKUP KEGIATAN A PERSIAPAN KEGIATAN 2. Penetapan Tim Pelaksana Kegiatan 2.1 Gubernur menetapkan KPA pelaksana kegiatan dekonsentrasi dengan Keputusan Gubernur; 2.2 KPA menetapkan PPK, PP-SPM, Bendahara Pengeluaran, dan Staf Pengelola kegiatan dekonsentrasi dengan Keputusan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. 14

RUANG LINGKUP KEGIATAN A PERSIAPAN KEGIATAN 3. Penetapan Tim Pengelola a. Penanggungjawab adalah Kepala SKPD Provinsi yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri; b. Ketua adalah pejabat pada SKPD Provinsi yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi; c. Sekretaris adalah pejabat pada SKPD Provinsi yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang membantu ketua dalam penyelesaian administrasi pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi; d. Anggota adalah pejabat/pegawai pada SKPD Provinsi yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri yang berperan aktif dalam melaksanakan kegiatan dekonsentrasi. 15

RUANG LINGKUP KEGIATAN A PERSIAPAN KEGIATAN 4. Penetapan Tim Penyusun Dokumen untuk persiapan Vertikalisasi a.pengarah adalah Sekretaris Daerah Provinsi; b.penanggungjawab adalah Kepala SKPD Provinsi yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri; c.ketua adalah Sekretaris SKPD Provinsi yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri; d.wakil Ketua adalah Kepala Bidang yang membidangi pelaksanaan kegiatan Forkopimda dan membantu ketua dalam pengorganisasian pelaksanaan dekonsentrasi; e.sekretaris adalah pejabat Eselon IV yang membidangi Perencanaan/Keuangan pada SKPD Provinsi yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri; f.anggota adalah pejabat/pegawai pada SKPD yang menyelenggarakan urusan kesatuan bangsa dan politik dalam negeri atau pejabat/pegawai lain yang terkait dengan persiapan vertikalisasi. 16

RUANG LINGKUP KEGIATAN A PERSIAPAN KEGIATAN 5. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan (time schedule) dan rencana penarikan anggaran selama 1 (satu) tahun anggaran. 6. Menyusun dan menetapkan Perjanjian Kinerja (PK) kegiatan Dekonsentrasi. 7. KPA mengirimkan Surat Keputusan (SK) pengelola anggaran kegiatan dekonsentrasi kepada kantor wilayah perbendaharaan setempat dan spesimen tanda tangan pejabat pengelola keuangan satuan kerja pelaksana kegiatan dekonsentrasi. 17

RUANG LINGKUP KEGIATAN B PELAKSANAAN KEGIATAN Pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi meliputi: 1. Rapat/FGD/Seminar/Workshop dengan Kesbangpol Kabupaten/Kota dan SKPD terkait dalam rangka inventarisasi personil, pembiayaan, peralatan, dan dokumentasi (P3D) untuk mendukung proses vertikalisasi. 2. Rapat/FGD/Seminar/Workshop Forkopimda Provinsi dalam rangka mendukung penyelenggaraan urusan pemerintahan umum. 3. Sosialisasi regulasi dan kebijakan terkait penyelenggaraan urusan pemerintahan umum. 4. Dukungan pembinaan, koordinasi pelaksanaan dan administrasi pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi. 18

RUANG LINGKUP KEGIATAN C PENATAUSAHAAN KEGIATAN DAN KEUANGAN 19

RUANG LINGKUP KEGIATAN D PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN 1. Pelaporan dan pertanggungjawaban kegiatan dekonsentrasi mencakup aspek manajerial dan aspek akuntabilitas. 1.1 Aspek manajerial meliputi penyusunan pelaporan berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 dan PMK Nomor 249 Tahun 2011. Pelaporan manajerial dimaksud menggunakan sistem aplikasi yang disediakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bapennas dan Kementerian Keuangan. Adapun substansi pelaporan terdiri atas perkembangan realisasi penyerapan dana, pencapaian target keluaran, kendala yang dihadapi dan saran tindak lanjut. 1.2 Aspek akuntabilitas kinerja berdasarkan Permen-PAN/RB Nomor 53 Tahun 2014. Laporan akuntabilitas kinerja dimaksud meliputi capaian kinerja yang diperjanjikan sebelumnya serta penjelasan atas capaian dimaksud. 20

RUANG LINGKUP KEGIATAN D PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN 2. Pelaporan Keuangan a. Penyusunan Laporan Keuangan mengacu pada PMK Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2013 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. b. Laporan Keuangan mengacu pada Sistem akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA), Meliputi: Laporan Realisasi Anggaran (LRA); Neraca; Laporan Operasional (LO); Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). c. KPA Wajib menyusun Laporan Keuangan Dana Dekonsentrasi secara Bulanan, Triwulanan, Semesteran, serta Tahunan setelah melakukan rekonsiliasi (berdasarkan Aplikasi SAIBA). d. KPA Wajib Menyampaikan Laporan Keuangan Dana Dekonsentrasi paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dalam bentuk hard copy dan soft copy. 21

RUANG LINGKUP KEGIATAN D PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN 3. Laporan persediaan dan Barang Milik Negara (BMN) melalui sistem aplikasi SIMAK BMN dan dapat berkoordinasi dengan Sekretariat Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum. 4. Kuasa Pengguna Anggaran wajib mempertanggungjawabkan keseluruhan hasil pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi kepada Menteri Dalam Negeri c.q. Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Politik; 22

RUANG LINGKUP KEGIATAN E PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN 1. Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan dekonsentrasi; 2. Pembinaan sebagaimana dimaksud poin 1 meliputi: Pemberian pedoman; Fasilitasi; Pelatihan; Bimbingan teknis dan asistensi; Supervisi; dan Pemantauan dan evaluasi; 3. Pembinaan sebagaimana dimaksud poin 2 dilakukan oleh Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum; 4. Pengawasan sebagaimana dimaksud poin 1 dilaksanakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan kegiatan dekonsentrasi. 5. Pengendalian kegiatan adalah tindakan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan dengan cara mengendalikan pencapaian target-target yang sudah ditetapkan dibandingkan dengan output yang akan dicapai. 23

OUTPUT/KELUARAN YANG DIHARAPKAN A. Tersedianya dokumen hasil inventarisasi kebutuhan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan umum ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. B. Tersusunnya dokumen mengenai data dan informasi Personil, Pembiayaan, Peralatan dan Dokumentasi (P3D) yang terdapat pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. C. Terlaksananya koordinasi antara Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka persiapan pelaksanaan urusan pemerintahan umum. D. Terlaksananya rapat/pertemuan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi (Forkopimda Provinsi) dalam mendukung penyelenggaraan urusan pemerintahan umum. 24

TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN 1.Waktu pelaksanaanya kegiatan Dekonsentrasi selama Satu Tahun Anggaran berjalan; 2.Kegiatan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016 dilaksanakan oleh 34 Provinsi seluruh Indonesia. 25

PEMBIAYAAN Biaya pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Kementerian Dalam Negeri Tahun Anggaran 2016 yang tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) petikan Dekonsentrasi pada masing-masing Provinsi. 26

KETENTUAN LAIN-LAIN Apabila pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016 tidak sesuai dengan petunjuk teknis ini, Menteri Dalam Negeri c.q. Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum dapat memberikan sanksi administratif berupa: a. Teguran tertulis; b. Penghentian sementara kegiatan; dan/atau c. Pengalihan/pemindahan alokasi dana dekonsentrasi kepada Provinsi lainnya. 27

Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2016, dapat berkoordinasi dengan Sekretariat Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum c.q. Bagian Perencanaan Jalan Medan Merdeka Utara No. 7 Jakarta Pusat melalui alamat email: perencanaan_kesbangpol@kemendagri.go.id atau telp/fax. 021-3521535. 28