BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi (2006:160) Metode penelitian adalah cara yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sungguhan (true experimental research) dan semu (quasi experimental research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen. Menurut Sugiyono (2013:107), model penelitian ekperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan agar memperoleh data yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal 20 September 2013 sampai dengan 11 Oktober 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan pada satu kelompok yaitu kelompok

HALAMAN SAMPUL BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

BAB III METODE PENELITIAN. metode kuasi eksperimen adalah metode yang dalam pelaksanaannya tidak

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III DESAIN PENELITIAN. Bandung. Variabel bebas atau independent varabel dalam penelitian ini yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitianya. Penelitian ini menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Syaodih (2011:59), bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam mencapi satu tujuan. Penetapan metode yang digunakan merupakan hal

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksprimen semu (quasi eksprimen ),

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen (experimental research).metode penelitian eksperimen ini digunakan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pengembangan Multimedia Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SDN Gegerkalong KPAD yang tepatnya terletak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran dengan metode konvensional sebagai kelas control. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti tidak mampu mengontrol sepenuhnya variabel-variabel yang mungkin

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek atau variabel dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X di SMA Negeri 5 Cimahi. 3.2.Metode Penelitian Menurut Suharsimi (2006:160) metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi, metode eksperimen kuasi yaitu penelitian yang memberikan kesempatan untuk meneliti perlakuan-perlakuan di dalam masyarakat yang tidak ditempatkan dengan sengaja, melainkan terjadi secara alami (Suharsimi, 2006:160). Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek penelitian menjadi dua kelompok yaitu kelompok kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. 3.3 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Pre-test and Post-test Design. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan membagi kelompok penelitian menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol yang belajar dengan pembelajaran konvensional.

38 Rancangan penelitian yang digunakan adalah : Pretest posttest control group design. Rancangan tersebut berbentuk seperti berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes test Perlakuan Post test Eksperimen O 1 X 1 O 3 kontrol O 2 - O 4 (Sugiyono,2010:78) Keterangan: X 1 : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode diskusi teknik make a match - : Tidak dikenakan perlakuan O 1 : Hasil pretest kelompok kelas ekperimen O 2 : Hasil prestest kelompok kelas kontrol O 3 : Hasil posttest kelas eksperimen O 4 : Hasil posttest kelas kontrol Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah perlakuaan. Observasi yang dilakukan sebelum perlakuan (O 1 ) dan (O 2 ) disebut pretest dan observasi sesudah perlakuan (O 3 ) dan (O 4 ) disebut posttest. Perbedaan antara O 1 dan O 2 dengan O 3 dan O 4 yakni O 3 O 4 diasumsikan merupakan efek dari perlakuan atau eksperimen.

39 3.4 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.2 Operasional Variabel Konsep Teoritis Suatu model pembelajaran yang bertujuan untuk mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Variabel Definisi Operasional Skala Model Teknik make a match yang diterapkan - Pembelajaran Kooperatif metode diskusi dengan teknik make a dalam mata pelajaran ekonomi dengan langkah sebagai berikut : Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sesi review. match (X) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu. Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. Peserta didik bisa bergabung dengan dua atau tiga peserta didik lain yang memegang kartu yang cocok. Pemahaman adalah Kemampuan seseorang untuk mengerti suatu konsep dan dapat menerjemahkan Pemahaman (Y) Aspek pemahaman diantaranya : Translasi (kemampuan menerjemahkan) ialah : kemampuan menerjemahkan menduduki satu tempat diantara kemampuan yang dikelaskan dalam katagori pengetahuan dan jenis-jenis kemampuan yang di uraikan dibawah kemampuan

40 dan menginterpresta sikan kembali. interpretasi,ekstrapolasi,analisis,sintesis dan evaluasi. Beberapa kemampuan translasi : 1.Menerjemahkan suatu abstraksi yang lain 2.Menerjemahkan suatu bentuk simbolik ke satu bentuk lain atau sebaliknya Interpretasi (kemampuan menafsirkan) ialah : kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi. Beberapa kemampuan interpretasi: 1.kemampuan untuk memahami dan menginterpretasikan berbagai bacaan secara dalam dan jelas 2.kemampuan untuk menafsirkan berbagai data sosial 3.kemampuan untuk membuat batasan yang tepat ketika menafsirkan suatu data 4.kemampuan untuk membedakan pembenaran atau penyangkalan suatu kesimpulan yang digambarkan oleh suatu data Ekstrapolasi (kemampuan meramalkan) ialah : kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah kelanjutan dari suatu temuan kemampuan pemahaman jenis ekstrapolasi ini menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi misalnya membuat telahan tentang kemungkinan apa yang akan berlaku. Beberapa kemampuan ekstrapolasi:

41 1.kemampuan menarik kesimpulan dari suatu pernyataan yang eksplisit 2.kemampuan menggambarkan kesimpulan dan menyatakannya secara efektif 3.kemampuan menyisipkan satu data dalam sekumpulan data dilihat dari kecenderungannya 4.kemampuan untuk memperkirakan konsekuensi dari suatu bentuk komunikasi yang digambarkan 5.kemampuan menjadi peka terhadap factor-faktor yang dapat membantu prediksi tidak akurat 6.kemampuan untuk membedakan konsekuensi yang mempunyai peluang kebenaran rendah dan tinggi 7.kemampuan membedakan nilai pertimbangan dari suatu prediksi Tahapan Eksperimen Model Pembelajaran Kooperatif tipe Make A Match Tahapan yang harus dilakukan guru dalam penerapkan teknik make a match menurut Lie (2008:55) adalah: 1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk sesi review. 2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu. 3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya. 4. Siswa bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.

42 Tahapan yang harus dilakukan guru dalam penerapkan teknik make a match menurut Sugiyanto (2010:50) adalah: 1. Guru menyiapkan beberapa kartu berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review 2. Setiap siswa mendapat sebuah kartu 3. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya 4. Siswa juga dapat bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok. 5. Setiap pasangan siswa mendiskusikan menyelesaikan tugas secara bersama-sama 6. Persentasi hasil kelompok atau kuis Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran dilapangan : 1. Guru menyiapkan kartu yang berisi beberapa konsep berupa kartu soal dan jawaban dimana kartu-kartu tersebut dibagikan ke 3 kelompok besar. 2. Setiap anggota kelompok saling berdiskusi untuk saling mencocokan kartu-kartu soal dan jawaban. Untuk kelompok yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan akan diberikan point 3. Setiap kelompok mempersentasikan hasil diskusian dari kartu-kartu soal dan jawaban tersebut. 3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2008:137). Tes dilakukan dua kali yaitu sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) penerapan treatment. Dan tes ini berlaku untuk dua kelas, yaitu satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen.

43 Dick dan Carey (Ngalim, 2012:28) pretest, yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) yang akan diajarkan. Sedangkan posttest, yaitu tes yang diberikan pada akhir program satuan pengajaran yang tujuannya yaitu untuk mengetahui sampai dimana pencapaian peserta didik terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) setelah mengalami suatu kegiatan belajar. 3.6 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan, adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan a. Menentukan masalah yang akan diteliti. b. Melaksanakan pra-penelitian untuk mengetahui data pemahaman konsep pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen. c. Berkonsultasi dengan guru mata pelajaran ekonomi yang bersangkutan untuk menentukan waktu, kelas, SK,KD, indikator dan tujuan pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian. d. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). e. Menyusun instrumen penelitian. 2. Tahap pelaksanaan a. Melakukan uji coba soal validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. b. Melakukan penelitian. 3. Pengolahan data a. Melakukan penskoran b. Merubah skor menjadi nilai. c. Melakukan uji normalitas, homogenitas dan hipotesis. 4. Kesimpulan a. Membuat intrepretasi hasil penelitian. b. Membuat kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.

44 3.7 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih bai, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Ada dua macam instrumen, yaitu instrumen untuk tes dan nontes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis soal pemahaman mengenai konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen, yang sama-sama digunakan baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Tes ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat pretest dan pada saat posttest. Instrumen penelitian tersebut disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian yang mencakup pokok bahasan, aspek soal, nomor soal, dan jumlah item soal. 2. Menyusun soal (instrumen) berdasarkan kisi-kisi. 3. Mengkonsultasikan instrumen dengan dosen pembimbing dan guru bidang studi ekonomi kelas X. 4. Melakukan uji coba soal. 5. Menghitung item soal dengan tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. 6. Menggunakan soal untuk mengukur pemahaman konsep peserta didik pada standar kompetensi memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi konsumen dan produsen. 3.8 Analisis Uji Instrumen 3.8.1 Uji Validitas Menurut Arikunto (2006:168) validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau ketepatan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur.

45 Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi Product Moment dari Pearson. Adapun rumus untuk menghitung korelasi dengan persamaan : r xy = ( ) ( ) ( ( ) ))( ( )) (Suharsimi Arikunto, 2006:170) Keterangan : r xy N = Angka korelasi r product moment = Number of Cases (Jumlah peserta didik) XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y X = Jumlah skor X Y = Jumlah skor Y Dalam formula tersebut r xy diartikan sebagai koefisien korelasi dan kriterianya adalah sebagai berikut : r xy < : Korelasi sangat rendah 0,20-0,399 : Korelasi rendah 0,40-0,699 : Korelasi sedang atau cukup 0,70-0,899 : Korelasi tinggi 0,90-1,00 : Korelasi sangat tinggi Cara perhitungannya merupakan perhitungan setiap item, hasil perhitungan tersebut dikonfirmasikan ke dalam tabel harga product moment dengan taraf signifikasi atau pada tingkat kepercayaan 95%. R xy disebut juga dengan r hitung. Setelah harga koefisien korelasi (r xy ) diperoleh, kemudian dibandingkan dengan nilai r kritis product moment. Hasil r hitung kemudian dikonfirmasikan dengan harga distribusi r kritis dengan taraf signifikasi (α) = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan sebesar 5% setiap item akan terlihat tingkat kesalahannya apabila harga r hitung >r tabel dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n 2. Instrumen dinyatakan valid apabila r hitung >r tabel dengan tingkat signifikasi 0,05.

46 3.8.2 Uji Reliabilitas Keandalan reliability berasal dari kata rely yang artinya percaya dan reliabel yang artinya dipercaya. Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan gambaran yang benarbenar dapat dipercaya dan mempunyai tingkat ketepatan, keakuratan, keseimbangan dalam mengungkap suatu gejala tertentu dari sekelompok individu meskipun dilakukan pada waktu yang berlainan. Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah : 1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai belahan kedua. 2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu : N XY X Y 2 2 2 N X X N Y Y r xy (Suharsimi Arikunto,2006:183) Di mana: r xy = koefisien korelasi X = jumlah skor X 2 Y = jumlah skor Y XY = jumlah skor X dan Y N = jumlah responden 3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman- Brown, yaitu :

47 r 11 = 2006: 180) 2. r. 1 1 2 2 1 r1. 1 2 2 Keterangan: r 11 r 1 2 2 : reliabilitas instrumen (Suharsimi Arikunto, 1. : r xy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen. Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:167) kriterianya adalah sebagai berikut : 0,81-1,000 : sangat tinggi 0,61-0,800 : tinggi 0,41-0,600 : cukup 0,21-0,400 : rendah 3.8.2 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar (Daryanto, 2008:179). Menurut Crocker dan Algina (Purwanto, 2011:99) tingkat kesukaran didefinisikan sebagai proporsi peserta didik peserta tes yang menjawab benar. Dalam istilah evaluasi, indeks kesukran diberi simbol P, singkatan dari proporsi. Rumus Mencari P atau tingkat kesukaran adalah : P = B JS (Daryanto, 2008:186)

48 Keterangan : P= Indeks Kesukaran B= Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar JS= Jumlah seluruh peserta didik peserta tes Rentang TK Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran Kriteria 0,00-0,30 Sukar 0,30-0,70 Sedang 0,70-1,00 Mudah (Daryanto,2008:182) 3.8.3 Daya Pembeda Menurut Daryanto (2008:183) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus untuk menentukan Daya Pembeda adalah : D = - = - (Daryanto, 2008:186) Keterangan : D = daya pembeda butir J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

49 B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Rentang Daya Pembeda (Daryanto,2008:190) Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Kriteria 0,00-0,20 Jelek 0,20-0,40 Cukup 0,40-0,70 Baik 0,70-1,00 Baik Sekli 3.9 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data tes pemahaman konsep dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Tahap penskoran Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban peserta didik diberi skor terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk setiap tahap, sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada unsur subjektif. Skor setiap peserta didik ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar, pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : S = R Keterangan : S = skor peserta didik R = jumlah item yang dijawab benar b. Mengubah skor mentah menjadi nilai Pengolahan skor mentah menjadi nilai dapat dilakukan dengan mengacu pada Penilaian Acuan Patokan (PAP). c. Menghitung nilai maksimum, minimum dan rata-rata hasil pre test dan post test.

50 d. Setelah nilai pre test dan post test pada kedua kelas, kemudian dihitung peningkatan antara pre test dan post test untuk mendapatkan nilai gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut : N = Gain = ( ) ( ) (Suharsimi Arikunto, 2006:126) Keterangan : N Gain Pre test Post test = Gain yang dinormalisir = Nilai awal pembelajaran = Nilai akhir pembelajaran Skor Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain 3.10 Teknik Pengujian Data dan Uji Hipotesis (Metode Analisis Data) Sebelum dilakukan uji hipotesis, sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu, yaitu sebagai berikut : Kriteria (g) 0,70 Tinggi 0,30 (g) < 0,70 Sedang (g) < 0,30 Rendah 3.10.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdasarkan data sampel berdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan penyelidikan dengan menggunakan tes distribusi normal. Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan uji Chi Kuadarat yang diolah menggunakan SPSS 17.0. Kriteria pengujian adalah jika signifikasi lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut: a. Jika nilai signifikasi (sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal. b. Jika nilai signifikasi (sig) < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal. c. Jika nilai X 2 Hitung < X 2 Tabel, maka data berdistribusi normal. d. Jika nilai X 2 Hitung > X 2 Tabel, maka data tidak berdistribusi normal.

51 3.10.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah skor-skor pada penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Anova pada SPSS 17.0. Dengan kriteria sebagai berikut : Jika level signifikasi > α5%, maka data tersebut homogen. Jika level signifikasi < α5%, maka data tersebut tidak homogen. Jika F hitung < F tabel maka kedua sampel homogen. Jika F hitung > F tabel maka kedua sampel tidak homogen. 3.10.3 Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua arah (t-test independen). Uji t-test independen dua arah ini dugunakan untuk menguji signifikasi perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolahan data. Apabila data tes pemahaman bedistribusi normal dan homogen, maka untuk mengkaji hipotesis digunakan statistik parametrik yaitu uji t-test independen sesuai rumus berikut : t = { }{ } Keterangan : M = Nilai rata-rata hasil perkelompok N = Jumlah peserta didik (Arikunto, 2006:311) x = deviasi setiap nilai X 1 dan X 2 y = deviasi setiap nilai Y 1 dan Y 2 Hasil yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel distribusi t untuk tes dua sisi. Adapun caranya : a. Menentukan derajat kebebasan dk = (N 1 1) + (N 2 1) b. Lihat tabel distribusi t untuk tes dua arah pada taraf signifikan tertentu c. Bila t hitung t tabel maka H o ditolak dan H 1 diterima, dan sebaliknya.