KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 147/0/2004 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK NEGERI MALANG MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI INTELIJEN NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 62 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1, 2007 DEPARTEMEN AGAMA. Sekolah Tinggi. STAIN. Organisasi. Sorong

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 031/0/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI PAPUA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PERTAHANAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGEMBANGAN MULTIMEDIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

2 Memperhatikan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Nega

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

No.1688, 2014 KEMENDIKBUD. Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat. Pendirian. Organisasi. Tata Kerja.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.19/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Polimdo. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 360/KA/VII/2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS JAMBI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 101 TAHUN 1998 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PARIWISATA PALEMBANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 393/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK TANAMAN MENTERI PERTANIAN,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN Draft hasil pembahasan 14 Juni 2016

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76 Tambahan Lembaran Neg

2 Teknologi Kimia Industri Medan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indone

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS TERBUKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Nomor : 04/P/M.KOMINFO/5/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERS

INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

2016, No Pemasyarakatan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Ilmu Pemas

, No Tinggi tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Trunodjoyo Madura; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/PERMEN-KP/2014 TENTANG

2014, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon.

2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 5 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PELAYARAN SUMATERA BARAT

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tamb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No.1392 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS SILIWANGI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 402/Kpts/OT.210/6/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU ALAT DAN MESIN PERTANIAN

2 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Repub

2 2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

2017, No Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4.

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/O/2004 TENTANG PERUBAHAN BALAI PELATIHAN TEKNOLOGI GRAFIKA MENJADI BALAI GRAFIKA

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/O/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menlmbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan administrasi sesuai dengan perkembangan beban kerja, perlu menata kembali organisasi dan tata kerja politeknik negeri; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tentang Organsasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Jakarta; Mengingat ; 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989, Nomor 6, Tambahan Lembar Negara Nomor 3390); 2. Peraturan Pemehntah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembar Negara Nomor 3859); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 177 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Departemen sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 mengenai Pembentukan Kabinet Gotong Royong; 6. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 207/O/1998 tentang Pendirian Politeknik Negeri Jakarta;

2 Memperhatikan: Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 164/M.PAN/6/2002 tanggal 17 Juni 2002; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Politeknik Negeri Jakarta selanjutnya dalam Keputusan ini disebut Politeknik merupakan perguruan tinggi di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri Pendidikan Nasional. (2) Pembinaan Politeknik secara fungsional dilakukan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Pasal 2 Politeknik mempunyai tugas menyelenggarakan program pendidikan profesional. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Politeknik mempunyai fungsi: a. pelaksanaan dan mengembangan pendidikan professional. b. pelaksanaan penelitian di bidang pendidikan profesional; c. pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat; d. pelaksanaan pembinaan sivitas akademika; e. pelaksanaan kegiatan pelayanan administrasi. BAB II SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu Umum Pasal 4 Susunan Organisasi Politeknik terdiri atas : a. Direktur dan Pembantu Direktur; b. Senat; c. Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan; d. Bagian Administrasi Umum dan Keuangan;

e. Jurusan; f. Laboratorium/Studio; g. Kelompok Dosen; h. Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat; i. Unit Pelaksana Teknis meliputi: 1. Perpustakaan; 2. Komputer; 3. Bengkel/Laboratorium; 4. Unit Pemeliharaan dan Perbaikan; 5. Unit pelaksana teknis lainnya; j. Dewan Penyantun. Bagian Kedua Direktur dan Pembantu Direktur Pasal 5 (1) Direktur merupakan pembantu Menteri Pendidikan Nasional di bidang yang menjadi tugas dan kewajibannya. (2) Direktur mempunyai tugas : a. memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi dan hubungannya dengan lingkungan; b. membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta dan masyarakat untuk memecahkan persoalan yang timbul terutama yang berakitan dengan bidang yang menjadi tanggungjawabnya. Pasal 6 (1) Direktur dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 (tiga) orang Pembantu Direktur yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur. (2) Pembantu Direktur terdiri atas : a. Pembantu Direktur bidang akademik, selanjutnya disebut Pembantu Direktur I; b. Pembantu Direktur bidang Administrasi Umum dan Keuangan, selanjutnya disebut Pembantu Direktur II; c. Pembantu Direktur bidang Kemahasiswaan, selanjutnya disebut Pembantu Direktur III. (3) Pembantu Direktur I mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. (4) Pembantu Direktur II mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum dan keuangan. (5) Pembantu Direktur III mempunyai tugas membantu Direktur dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.

Bagian Ketiga Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Pasal 7 (1) Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, adalah unsur pembantu pimpinan di bidang akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur. (2) Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 8 Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, mempunyai tugas memberikan layanan di bidang administrasi akademik, kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi di lingkungan Politeknik. Pasal 9 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, mempunyai fungsi: a. pelaksanaan administrasi akademik; b. pelaksanaan administrasi kemahasiswaan; c. pelaksanaan administrasi perencanaan dan sistem informasi. d. pelaksanaan administrasi registrasi; e. pelaksanaan administrasi kerjasama Pasal 10 Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan terdiri atas : a. Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan; b. Subbagian Perencanaan dan Sistem Informasi. Pasal 11 (1) Subbagian Akademik dan Kemahasiswaan mempunyai tugas melakukan urusan administrasi pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kerjasama pembinaan kemahasiswaan dan registrasi mahasiswa. (2) Subbagian Perencanaan dan Sistem Informasi mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan dan sistem informasi.

5 Bagian Keempat Bagian Administrasi Umum dan Keuangan Pasal 12 (1) Bagian Administrasi Umum dan Keuangan adalah unsur pembantu pimpinan di bidang kepegawaian, keuangan, ketatalaksanaan dan kerumahtanggaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur. (2) Bagian Administrasi Umum dan Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala. Pasal 13 Bagian Administrasi Umum dan Keuangan, mempunyai tugas memberi layanan di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan dan hubungan masyarakat di lingkungan Politeknik. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Bagian Administrasi Umum dan Keuangan mempunyai fungsi: a. pelaksanaan administrasi keuangan; b. pelaksanaan administrasi kepegawaian; c. pelaksanaan administrasi ketatalaksanaan dan kerumahtanggaan; Pasal 15 Bagian Administrasi Umum dan Keuangan, terdiri atas : a. Subbagian Tata Usaha; b. Subbagian Kepegawaian. Pasal 16 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, kearsipan, dokomentasi, kerumahtanggaan, perlengkapan, hukum dan ketatalaksanaan, hubungan masyarakat, dan keuangan. (2) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian. Bagian Kelima Jurusan Pasal 17 (1) Jurusan merupakan unsur pelaksana akademik Politeknik di bidang studi tertentu yang berada di bawah Direktur. (2) Jurusan dipimpin oleh seorang Ketua Jurusan yang dipilih diantara dosen dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur.

6 (3) Dalam rangka melaksanakan tugas sehari-hari, Ketua Jurusan dibantu oleh seorang Sekretaris Jurusan. (4) Penambahan Jurusan pada Politeknik ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Bagian Keenam Laboratorium/Studio Pasal 18 (1) Laboratorium/Studio merupakan sarana penunjang jurusan dalam satu atau sebagian cabang ilmu tertentu sesuai dengan keperluan dan program studi yang bersangkutan dan sumberdaya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. (2) Laboratorium/Studio dipimpin oleh seorang dosen senior atau seorang tanaga pengajar yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang ilmu tertentu dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Jurusan. Bagian Ketujuh Kelompok Dosen Pasal 19 (1) Kelompok dosen merupakan tenaga pengajar di lingkungan Politeknik yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur dan sehari-hari pembinaannya dilakukan oleh Ketua Jurusan. (2) Kelompok dosen terdiri atas : a. Dosen biasa; b. Dosen luar biasa. (3) Jenis dan Jenjang kepangkatan dosen sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedelapan Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Pasal 20 (1) Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah unsur pelaksana sebagian tugas Politeknik bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berada di bawah Direktur. (2) Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dipimpin oleh soerang Kepala yang bertanggungjawab kepada Direktur dan sehari-hari pembinaannya dilakukan oleh Pembantu Direktur I.

Pasal 21 Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan ikut mengusahakan sumber daya yang diperlukan. Pasal 22 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat mempunyai fungsi: a. pelaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; b. pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian; c. peningkatan relevansi program Politeknik sesuai dengan kebutuhan masyarakat; d. pelaksanaan pengembangan pola dan konsepsi pembangunan nasional, wilayah, dan/atau daerah melalui kerjasama antar perguruan tinggi dan/atau badan lainnya balk di dalam maupun dengan luar negeri; e. pelaksanaan urusan tata usaha Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Pasal 23 (1) Kelompok tenaga fungsional/tenaga teknis akademik terdiri atas sejumlah tenaga teknis akademik/tenaga peneliti dalam jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok program studi. (2) Jumlah tenaga fungsional/tenaga teknis akademik ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. (3) Jenis dan jenjang tenaga fungsional/tenaga teknis akademik diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kesembilan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasal 24 (1) UPT Perpustakaan adalah unit pelaksana teknis dibidang perpustakaan yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur dan sehari-hari pembinaannya dilakukan oleh Pembantu Direktur I. (2) UPT Perpustakaan dipimpin oleh seorang Kepala yang ditunjuk diantara pustakawan senior di lingkungan UPT Perpustakaan. Pasal 25 UPT Perpustakaan mempunyai tugas memberikan layanan bahan pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

8 Pasal 26 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, UPT Perpustakaan mempunyai fungsi: a. penyediaan dan pengolahan bahan pustaka; b. pemberian layanan dan pendayagunaan bahan pustaka dan referensi; c. pemeliharaan bahan pustaka; d. pelaksanaan urusan tata usaha UPT Perpustakaan. Pasal 27 (1) Kelompok pustakawan terdiri atas sejumlah pustakawan dalam jabatan fungsional. (2) Kelompok pustakawan dipimpin oleh seorang pustakawan senior yang ditunjuk diantara pustakawan di lingkungan UPT Perpustakaan. (3) Jumlah pustakawan ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. (4) Jenis dan jenjang pustakawan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 28 (1) UPT Komputer adalah unit pelaksana teknis di bidang pengolahan data yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur dan sehari-hari pembinaannya dilakukan oleh Pembantu Direktur 1. (2) UPT Komputer dipimpin oleh seorang Kepala yang ditunjuk diantara tenaga akademik/tenaga teknis komputer senior di lingkungan UPT Komputer. Pasal 29 UPT Komputer mempunyai tugas memberikan layanan data dan informasi untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pasal 30 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, UPT Komputer mempunyai fungsi: a. pengumpulan dan pengolahan data dan informasi; b. penyajian dan penyimpanan data dan informasi; c. pelaksanaan urusan tata usaha UPT Komputer. Pasal 31 (1) Kelompok tenaga akademik dan tenaga teknis komputer terdiri atas sejumlah tenaga akademik dan tenaga teknis komputer dalam jabatan fungsional di bidang pengolahan data/komputer.

9 (2) Kelompok tenaga akademik dan tenaga teknis komputer dipimpin oleh seorang tenaga senior yang ditunjuk di antara tenaga akademik dan tenaga teknis komputer. (3) Jumlah tenaga akademik dan tenaga teknis komputer ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. (4) Jenis dan jenjang tenaga akademik dan tenaga teknis komputer diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 32 (1) UPT Bengkel/Laboratorium adalah unit pelaksana teknis di bidang bengkel/ laboratorium yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur dan pembinaannya dilakukan oleh Pembantu Direktur I. (2) UPT Bengkel/Laboratorium dipimpin oleh seorang Kepala yang ditunjuk diantara tenaga akademik dan tenaga teknis senior di lingkungan Bengkel/Laboratorium. Pasal 33 UPT Bengkel/Laboratorium mempunyai tugas melayani perbaikan, perawatan, dan memproduksi berbagai jenis barang sesuai dengan jurusan yang ada di Politeknik. Pasal 34 Dalam melaksanakan tugas sebagimana dimkasud dalam Pasal 33, UPT Bengkel/ Laboratorium mempunyai fungsi: a. pelayanan perbaikan dan perawatan; b. pelaksanaan produksi berbagai jenis bahan; 0. pelaksanaan urusan tata usaha UPT Bengkel/Laboratorium. Pasal 35 (1) Kelompok Teknis/laboran terdiri atas sejumlah teknisi/laboran dalam jabatan fungsional. (2) Kelompok teknisi/laboran dipimpin oleh seorang teknisi/laboran senior yang ditunjuk diantara tenaga teknis/laboran di lingkungan UPT Bengkel/Labortorium. (3) Jumlah teknisi/laboran ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. (4) Jenis dan jenjang teknisi/laboran diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 36 (1) UPT Unit Pemeliharaan dan Perbaikan adalah pelaksana teknis di bidang pemeliharaan dan perbaikan yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur dan pembinaannya dilakukan oleh Pembantu Direktur I.

10 (2) UPT Unit Pemeliharaan dan Perbaikan dipimpin oleh seorang Kepala yang ditunjuk diantara teknisi senior di lingkungan UPT Unit Pemeliharaan dan Perbaikan. Pasal 37 UPT Unit Pemeliharaan dan Perbaikan mempunyai tugas melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana penunjang di lingkungan Politeknik. Pasal 38 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, UPT Unit Pemeliharaan dan Perbaikan mempunyai fungsi: a. pelayanan pemeliharaan sarana b. pelayanan perbaikan sarana; 0. pelaksanaan urusan tata usaha UPT Pemeliharaan dan Perbaikan. Pasal 39 (1) Kelompok teknisi pemeliharaan dan perbaikan terdiri atas sejumlah teknisi dalam jabatan fungsional. (2) Kelompok teknisi dipimpin oleh seorang teknisi senior yang ditunjuk diantara tenaga teknisi di lingkungan UPT Pemeliharan dan Perbaikan. (3) Jumlah teknisi ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. (4) Jenis dan jenjang teknisi diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 40 (1) Politeknik dapat mengadakan unit pelaksana teknis lainnya sesuai dengan kebutuhan. (2) Unit Pelaksana teknis lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Direktur Politeknik. Pasal 41 Bagan Politeknik tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. BAB III TATA KERJA Pasal 42 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Politeknik wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi balk di lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Politeknik serta dengan instansi lain diluar Politeknik, sesuai dengan tugas masing-masing.

11 Pasal 43 Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahan masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 44 Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Politeknik : a. bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan; b. wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala pada waktunya. Pasal 45 Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk kepada bawahan. Pasal 46 Direktur dan Pembantu Direktur, Ketua Jurusan, Kepala UPT, Kepala Bagian, dan Kepala Sub Bagian dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban mematuhi pedoman dan petunjuk teknis Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Pasal 47 (1) Para Pembantu Direktur, Ketua Jurusan, Kepala UPT, Kepala Bagian, dan Kepala Sub Bagian menyampaikan laporan kepada Direktur Politeknik. (2) Direktur menugaskan kepada Kepala Bagian Administrasi Umum, dan Keuangan untuk menyusun laporan Politeknik. Pasal 48 Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasannya, tembusan laporan lengkap dengan semua lampirannya disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

12 Pasal 49 Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh semua kepala satuan organisasi yang berada di bawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan dan petunjuk terhadap bawahan, wajib mengadakan rapat berkala dengan para bawahan. BAB IV TIPE POLITEKNIK Pasal 50 (1) Politeknik ini ditetapkan sebagai Tipe A. (2) Politeknik ini mempunyai Bagian yang bereselon IMA dan Subbagian yang bereselon IVA. BABV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 51 Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah Keputusan ini ditetapkan, Direktur Politeknik melakukan penataan organisasi Politeknik. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 52 (1) Perubahan eselon di Politeknik dapat dilakukan setelah dievaluasi beban kerja dan kinerjanya oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. (2) Perubahan organisasi dan tata kerja menurut Keputusan ini ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. Pasal 53 Dengan berlakunya Keputusan ini, Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Negeri Jakarta yang diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 207/O/1998 tentang Pendirian Politeknik Negeri Jakarta dinyatakan tidak berlaku.

13 Pasal 54 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 2002 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. A. MALIK FAD JAR Salinan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan Nasional; 3. Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional; 4. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional; 5. Kepala Balitbang Departemen Pendidikan Nasional; 6. Sekretaris Inspektorat Jenderal, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dan Sekretaris Balitbang Departemen Pendidikan Nasional; 7. Direktur Politeknik Negeri Jakarta; 8. Gubemur setempat; 9. Kepala Badan Kepegawaian Negara; 10. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara setempat; 11. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 12. Komisi VI DPR-RI. Salinan sesuai dengan aslinya. A.n. Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan, Kepala Subbagian Penggandaan Peraturan Perundang-undangan, Departemen Pendkiikan Nasional,

SALINAN LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 136 /O/2002 TANGGAL 31 JUL! 2002 BAGAN ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEWAN PENYANTUN DIREKTUR PUDIR 1 PUDIR II PUDIR III SENAT POLITEKNIK UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK DAN KEMAHASISWAAN BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN SUBBAG AKAD& KEMAHA SISWAAN SUBBAG PERENC& SISTEM INFORMASI 1 SUBBAG TATA USAHA 1 SUBBAG KEPEGA WAIAN JURUSAN UNIT PENELITIAN & PENGABDIAN PADA MASYARAKAT DOSEN & JABATAN FUNGSIONAL LAINNYA Salinan sesuai dengan aslinya. A.n. Kepala Bagian Penyusunan Rancangan Peraturan Perundang-undangan Kepala Subbagian Penggandaan Peraturan Perundang-undangar Departemen Pendijdfkan Nasional, MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, TTD. A. MALIK FADJAR itutptjjogiri, S.H. NIP 131661278