ANGGARAN DASAR APMMI

dokumen-dokumen yang mirip
ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN RUMAH TANGGA APMMI

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A N G G A R A N D A S A R

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

K O M I S I I N F O R M A S I

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI GIZI INDONESIA (AIPGI)

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

BAB III KEANGGOTAAN Pasal 4 Syarat Keanggotaan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG

ANGGARAN DASAR ORGANISASI IKATAN ALUMNI STM PEMBANGUNAN/SMKN 26 JAKARTA JAKARTA (IASPEM26)

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASIAN LAW STUDENTS ASSOCIATION (ALSA) NATIONAL CHAPTER INDONESIA PERIODE BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN DASAR SINEMATOGRAFER INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Anggaran Dasar ASASI DEKLARASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

---Berhadapan dengan saya, YASEER ARAFAT, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kabupaten Bogor, dengan

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 SYARAT KEANGGGOTAAN

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 6A TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR RESIK KOTA TASIKMALAYA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN DASAR INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA TAHUN 2017

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN PERUSAHAAN INDONESIA PERIKLANAN INDONESIA. Pasal 1 KEANGGOTAAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA-AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS-AIPA PEMBUKAAN

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

PEDOMAN KERJA DIREKSI PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk. ("Perusahaan")

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA PADUAN ANGKLUNG INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADIMAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB II BADAN PENGURUS

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

ANGGARAN DASAR A P K L I N D O

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

Transkripsi:

ANGGARAN DASAR APMMI November 2000

DAFTAR ISI I. Daftar isi i II. Mukadimah 1 III. Nama, Tempat Kedudukan dan Sekretariat 2 IV. Pendirian 2 V. Visi dan Misi 2 VI. Tujuan 3 VII. Kegiatan 3 VIII. Keanggotan 3 - Penerimaan dan Evaluasi Anggota 3 - Hak dan Kewajiban Anggota 4 - Berakhirnya Keanggotaan 4 IX. Rapat Anggota 5 X. Refendum 6 XI. Dewan Normatif 7 XII. Pengurus 8 XIII. Keuangan 9 XIV. Perubahan Anggaran Dasar 10 XV. Pembubaran 10 XVI. Anggaran Rumah Tangga 11 XVII. Ketentuan-Ketentuan Tambahan 11

MUKADIMAH Menyadari pesatnya perkembangan ilmu dan praktek-praktek manajemen di Indonesia selama beberapa tahun terakhir dan peranannya yang semakin besar dalam mendukung kegiatan sector bisnis, publik dan kehidupan masyarakat lainnya serta antisipasi pengarung globalisasi terhadap perkembangan bidang manajemen di Indonesia, tumbuh kesadaran di kalangan pakar, praktisi, pendidik, dan pengamat di bidang manajemen untuk memberi perhatian yang lebih besar pada proses pendidikan manajemen di Indonesia. Respon pasar yang tecermin pada semakin maraknya pendidikan Magister Manajemen dengan orientasi praktis (Bisnis) dan / atau MBA, disatu sisi menunjukkan hal yang positif, yaitu meningkatnya minat, semangat dan perhatian yang semakin besar pada usaha untuk mengembangakan bidang ini. Di sisi lain fenomena diatas harus diimbangi dengan usaha-usaha untuk menjaga agar proses pendidikan manajemen di Indonesia dan lulusannya tetap memenuhi standar mutuminimal yang diharapkan. Menyikapi munculnya fenomena diatas, beberapa Program Magister Manajemen (Bisnis) di Indonesia mengambil inisiatif untuk berkumpul berdiskusi dan mendapatkan kesamaan pandang yang rumusannya tertuang dalam pernyataan prnyataan berikut: Bahwa penyelenggaraan pendidikan Magister Manajemen harus di laksanakan dengan selalu menjujung tinggi martabat, kehormatan, etika, dan norma-norma akademik. Bahwa penyelenggaraan pendidikan Magister Manajemen bercita-cita menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki integritas akademik dan wawasan yang luas. Bahwa terwujudnya hal di atas perlu dilakukan melalui upaya untuk menjaga terpenuhinya batas minimal mutu pendidikan Magister Manajemen dan lulusannya. Bahwa dalam rangka pembinaan tesebut diperlukan adanya suatu wadah sebagai forum kerjasama. Wadah kerjasama ini dimaksudkan pula sebagai sarana untuk mendorong peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan Magister Manajemen dan lulusannya di berbagai Program Magister Manajemen di Indonesia.

Sebagai tidak lanjut terhadap kesamaan pandang di atas, maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa didirikan Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia (APMMI) yang berpedoman pada ketentuan-ketentuan berikut ini: NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN SEKRETARIAT Pasal 1 1. Asosiasi ini bernama Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia, disingkat APMMI, yang berkedudukan di Indonesia. 2. Sekretariat APMMI berada di Program Magister Manajemen tempat Ketua APMMI bertugas atau di tempat lain sesuai persetujuan anggota. PENDIRIAN Pasal 2 Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya terhitung mulai tanggal 27 September 2000 dan ditetapkan di Bandung di hadapan Notaris...dengan akta notaris No.... VISI & MISI Pasal 3 Visi Asosiasi (APMMI) adalah : 1. Menjadi organisasi yang mampu memberi rasa bangga & terhormat bagi program Magister Manajemen yang menjadi anggotanya. 2. Berfungsi sebagai media komunikasi yang efiktif dan efisien bagi anggota dalm rangka peningkatan kualitas akademik dan non akdemik. 3. menjadi wadah bagi anggota untuk berkiprah secara nasional, regional, internasional.

Misi Asosiasi (APMMI) adalah : 1. Meningkatkan semangat kebersamaan dalam menyelenggarakan Pendidikan Magister Manajemen yang berkualitas. 2. Mengadakan dan memelihara hubungan kerjasama dengan pemerintah dan pihak lain yang mempunyai tujuan sama, baik didalam maupun di luar negeri. 3. Memelihara dan mengembangkan kerjasama antar anggota. TUJUAN Pasal 4 Asosiasi bertujuan untuk: 1. meningkatkan kemampuan dan tanggung jawab profesional anggota 2. bersama-sama memajukan dan membangun Program Pendidikan Magister Manajemen di Indonesia, khususnya anggota agar dapat memenuhi standar Internasional KEGIATAN Pasal 5 Asosiasi melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan pengembangan ilmu serta keahlian manajemen yang tidak bertentangan denga peraturan hukum serta tujuan Asosiasi. KEANGGOTAAN Penerimaan dan Evaluasi Anggota Pasal 6 1. Asosiasi beranggotakan Program Magister Manajemen yang berorientasi (bisnis) berkedudukan dan berkantoran pusat di Indonesia. 2. Asosiasi tidak membedakan hak dan kewajiban anggota.

3. Asosiasi menerima anggota melalui persyaratan dan kriteria penilaian yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga. 4. Proses penerimaan anggota dilakukan melalui mekanisme yang melibatkan para Dewan Normatif, Pengurus Asosiasi, Panitia Penerimaan Anggota dan Rapat Anggota yang rinciannya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. 5. Status keanggotaan Asosiasi dievaluasi secara periodik sesuai dengan norma-norma etika kriteria dan persyaratan keanggotaan Asosiasi yang rinciannya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. 6. Keanggotaan Asosiasi bersifat Stelsel Aktif (Anggota harus proaktif dalam memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota Asosiasi.) Hak dan Kewajiban Anggota Pasal 7 1. Tiap anggota berhak untuk : a. Memberikan suara dalam Rapat Anggota b. Memilih dan dipilih untuk menjadi pengurus Asosiasi c. Mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Asosiasi d. Memperoleh informasi, menyampaikan pendapat dan pertanyan baik lisan maupun tulisan kepada Pengurus Asosiasi. 2. Tiap anggota berkewajiban untuk : a. Menjunjung tinggi nama baik Asosiasi dan mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan- Peraturan lain yang dikeluarkan oleh Asosiasi. b. Menjaga norma dan etika profesi serta keilmuan baik pada tingkat Nasional maupun Internasional c. Berpartisipasi pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Asosiasi. d. Membayar iuran keanggotaan dan kewajiban lainnya sesuai ketentuan dalam Anggaran Rumah Tangga maupun peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Asosiasi. e. Memenuhi semua ketentuan baik yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga, maupun Peraturan Asosiasi lainnya.

Berakhirnya Keanggotaan Pasal 8 Status keanggota an asosiasi dapat berakhir dikarenakan anggota yang bersangkutan: 1. mengajukan permohonan berhenti 2. melanggar etika profesi Asosiasi yang telah ditetapkan 3. tidak mematuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 4. tidak memenuhi persyaratan dan kriteria penilaian sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat 5 Anggaran Dasar. Keputusan ini mengenai berakhirnya status keanggotaan ditetapkan melalui mekanisme yang melibatkan peran Dewan Normatif, Pengurus, dan Rapat Anggota. RAPAT ANGGOTA Pasal 9 1. Rapat Anggota mempunyai kekuasan dan wewenang tertinggi dalam Asosiasi. 2. Rapat Tahunan Anggota diadakan satu kali setiap tahun. 3. Rapat Tahunan Anggota memuat acara pokok : a. Pembahasan laporan Tahunan Pengurus, Pertanggungjawaban Keuangan Asosiasi dan hal-hal lain yang dianggap perlu. b. Penetapan garis-garis besar program kerja dan ketetapan-ketetapan lainnya. c. Pemilihan Pengurus Baru setiap tiga tahun sekali. d. Pemilihan Dewan Normatif setiap tiga tahun sekali. e. Pemilihan Calon Ketua Asosiasi untuk perioda berikutnya (Chairman Elect atau Ketua Magang ) setiap dua tahun sekali Pengurus Baru terpilih. 4. Selain Rapat Tahunan Anggota, maka Pengurus : a. Berhak dan berwewenang untuk mengadakan Rapat Anggota apabila dipandang perlu. b. Berkewajiban menyelenggarakan Rapat Anggota bila sekurang-kurangnya sepertiga dari jumlah anggota mengajukan permintaan tentang hal tersebut,

atau karena menurut ketentuan Anggaran Dasar untuk sesuatu hal diperlukan keputusan dari Rapat Anggota. 5. Selain acara pokok diatas, jika dipandang perlu, Rapat Tahunan Anggota dan / atau Rapat Anggota dapat pula memuat acara : a. Pembentukan panitia Verifikasi yang rinciannya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. b. Pembentukkan Panitia Evaluasi Anggota yang rinciannya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. c. Pembentukan Panitia Penerima Anggota yang rinciannya diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. 6. Penerimaan atau penolakkan terhadap calon anggota untuk menjadi anggota Asosiasi ditetapkan oleh Rapat Anggota. 7. Status keangotaan yang sedang dievaluasi diputuskan oleh Rapat Anggota. Pasal 10 1. Rapat anggota dianggap sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota ditambah 1 (satu). 2. Apabila jumlah anggota yang hadir tidak mencukupi jumlah yang ditetapkan dalm ayat 1 pasal ini (kuorum), maka dapat diadakan rapat untuk kedua kalinya selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah rapat pertama, dengan ketentuan bahwa rapat kedua tersebut dihadiri sekurang-kurangnya ⅓ (sepertiga) jumlah anggota. 3. apabila jumlah anggota yang hadir pada rapat ke dua tersebut tidak mencukupi jumlah yang ditetapkan [⅓ (sepertiga) jumlah anggota], maka rapat dapat diteruskan tetapi keputusan rapat yang dihasilkan harus disahkan melalui proses referendum. 4. pemungutan suara dilakukan secara tertulis dan rahasia kecuali apabila rapat memutuskan lain. Apabila suara-suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka diadakan pemungutan suara sekali lagi. Jika suara-suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul dianggap ditolak.

REFERENDUM Pasal 11 Referendum dilakukan dengan cara mengirimkan formulir suara kepada seluruh anggota. Keputusan melalui referendum dianggap sah apabila : a. untuk keputusan rapat harus disetujui oleh sekurang-kurangnya setengah jumlah anggota ditambah satu. b. untuk perubahan Anggaran Dasar diperlukan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah suara anggota. c. untuk Pembubaran Asosiasi diperlukan sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) jumlah suara anggota. DEWAN NORMATIF Pasal 12 Dewan Normatif bertugas : a. mengkaji ulang, mengembangkan dan merumuskan kembali norma-norma, etika, kehormatan dan martabat yang sesuai dan harus selalu diperhatikan serta dijaga oleh setiap anggota dan Pengurus Asosiasi. b. mengkaji ulang, mengembangkan dan merumuskan kembali kriteria penerimaan anggota sesuai dengan perkembangan yang terjadi. c. Mengevaluasi secara berkala apakah norma, etika, kriteriaserta persyaratan keanggotaan masih tetap dapat dipenuhi dengan baik oleh anggota. Pasal 13 1. Dewan Normatif beranggotakan sekurang-kurangnya 3 orang dengan komposisi dua pertiga (2/3) dipilih dan diangkat dari orang-orang yang berasal dari anggota Asosiasi, serta sepertiga (1/3) dipilih dan diangkat dari orang-orang yang berasal dari anggota Asosiasi. 2. Dewan Normatif dipimpin oleh seorang Ketua.

Ketua Dewan Normatif dipilih berdasarkan kesepakatan anggota Dewan Normatif. 3. Pemilihan anggota Dewan Normatif dilakukan melalui Rapat Anggota dengan mempertimbangkan kepakaran, wawasan, pengalaman, senioritas, dan kredibilitas calon di bidang Manajemen. 4. Anggota Dewan Normatif diangkat dan diberhentikan dari jabatannya oleh Rapat Anggota sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9 ayat 3 sub d Anggaran Dasar ini. 5. Masa jabatan Dewan Normatif adalah untuk 3 tahun lamanya dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 periode masa jabatan berikutnya. 6. Anggota Dewan Normatif dipilih dan diangkat tidak bersamaan dengan pemilihan dan pengangkatan pengurus baru Asosiasi yang dilakukan dalam Rapat Anggota. PENGURUS Pasal 14 1. Asosiasi dipimpin oleh Pengurus, yang dipilih dari anggota yang telah memberikan kesediaannya untuk dipilih. 2. Pengurus Asosiasi sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Ketua I, Ketua II. Ketua, Ketua I, dan Ketua II Asosiasi adalah Program Magister Manajemen yang terpilih sebagai Ketua, Ketua I, dan Ketua II Asosiasi, yang dalam hal ini diwakili oleh Ketua Program Magister Manajemen yang bersangkutan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua, Ketua I dan Ketua II Asosiasi, Ketua Program Magister Manajemen terpilih dapat diwakili oleh Pembantu Ketua Bidang Akademik Program Magister Manajemen yang bersangkutan, Pembantu Ketua Bidang Administrasi Umum atau Pejabat-Pejabat lain yang dianggap setara dalam Program Magister Manajemen yang bersangkutan. 3. Anggota Pengurus diangkat dan diberhentikan dari jabatannya oleh Rapat Anggota sebagai dimaksudkan dalam pasal 9 ayat 3 sub c. Pengangkatan tersebut adalah untuk masa jabatan 3 tahun lamanya dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 periode masa jabatan berikutnya.

4. Apabila terjadi suatu kekosongan dalam keanggotaan Pengurus yang menuru Pengurus perlu segera diisi dan tidak dapat ditangguhkan sampai diadakan Rapat Anggota berikutnya, maka Pengurus berhak/berwenang dalam menentukan calon untuk mengisi lowongan tersebut dan selanjutnya perlu disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya atau melalui Referendum. 5. Untuk menjaga kesinambungan program, Ketua Asosiasi perioda berikutnya harus dipilih melalui Rapat Anggota, satu tahun sebelum masa jabatan Ketua Lama berakhir. Waktu satu tahun tersebut dimaksudkan sebagai masa penyesuaian ( magang ) bagi Ketua Asosiasi terpilih untuk perioda berikutnya (Chairman Elect) dalam memahami program-program yang telah ditetapkan oleh Ketua Lama. Dengan demikian pemilihan Ketua Asosiasi untuk perioda berikutnya (Chairman Elect) harus dilakukan dalam waktu dua tahun setelah terbentuknya pengurus baru. Pasal 15 1. Pengurus, dalam hal ini Ketua, mewakili Asosiasi dalam hubungannya dengan pihak-pihak luar dan berhak/berwenang untuk mengambil tindakan yang dipandang perlu. 2. Dalam hal Pengurus melakukan tindakkan seperti meminjam atau meminjami uang, melepaskan / mengalihkan hak milik atas barang-barang tidak bergerak dan / atau mempertanggungjawabkan kekayaan Asosiasi, mengikatkan Asosiasi sebagai penjamin, maka Pengurus wajib meminta persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Anggota. 3. Apabila Ketua berhalangan, maka Ketua dapat mendelegasikannya kepada anggota pengurus lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat 2 untuk mewakilinya. Pasal 16 1. Pengurus berkewajiban menjalankan tugas-tugasnya dengan selalu berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan Rapat Anggota.

2. Pengurus mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang berkaitan dengan Asosiasi kepada Rapat Anggota. 3. Dalam keadaan yang mendesak guna menyelamatkan Asosiasi, Pengurus berwenang mengambil tindakan yang dianggap perlu. Tindakkan yang dimaksud di atas, selanjutnya dalam waktu selambat-lambatnya dua bulan harus dimintakan pengesahan baik melalui refendum atau Rapat Anggota. Pasal 17 1. Rapat Pengurus diselenggarakan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 bulan. 2. Dalam Rapat Pengurus masing-masing anggota Pengurus berhak mengeluarkan satu suara. PENGURUS Pasal 18 1. Sumber keuangan Asosiasi berasal dari : a. Uang pangkal b. Iuran Anggota Tahunan c. Usaha lain yang sah dan tidak bertentangan dengan tujuan asosiasi serta perundang-undangan yang berlaku. d. Sumbangan yang tidak mengikat serta penerimaan lainnya yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan hukum serta tidak pula bertentangan dengan tujuan Asosiasi. 2. Besarnya uang pangkal dan iuran anggota ditentukan dalam Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan lain dari Pengurus. 3. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Asosiasi disusun oleh Pengurus dan disahkan oleh Rapat Anggota. 4. Pengeluaran keuangan dan penggunaan dana Asosiasi seluruhnya diperuntukkan bagi kepentingan Asosiasi yang ditentukan dalam Angaran Rumah Tangga atau Peraturan lain dari Pengurus.

Pasal 19 Laporan Keuangan dipertanggungjawabkan oleh pengurus kepada Rapat Anggota. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 20 1. Keputusan tentang perubahan Anggaran Dasar dapat diambil dengan sah oleh Rapat Anggota yang khusus diadakan untuk keperluan tersebut, yang dihadiri oleh sekurang-kurangan 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota dan keputusan tersebut sah jika disetujui oleh sekurang-kurang 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah yang dianggap hadir. 2. Jika dalam rapat tersebut jumlah anggota yang hadir tidak muncukupi jumlah yang ditetapkan dalam ayat ke-1 pasal ini (kuorum), maka dapat diadakan rapat untuk kedua kalinya sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari setelah rapat yang pertama. Jika pada rapat yang kedua ini jumlah anggota yang hadir tidak mencapai kuorum maka Pengurus berwenang untuk menentukan bahwa Perubahan Anggaran Dasar ini akan dilakukan dengan jalan Referendum sebagaimana tersebut dalam pasal 11. PEMBUBARAN Pasal 21 1. Asosiasi hanya dapat dibubarkan atas usul sekurang-kurangnya ½ (setengah) dari jumlah anggota ditambah 1(satu), yang disampaikan kepada Pengurus secara tertulis disertai alasan-alasan untuk kemudian diajukan dalam Rapat Anggota. 2. Keputusan Pembubaran Asosiasi dapat diambil dengan sah oleh Rapat Anggota yang khusus diadakan untuk keperluan tersebut, yang dihadiri oleh sekurangkurangnya ¾ (tiga perempat) dari jumlah anggota dan keputusan tersebut sah jika disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) bagian dari jumlah yang dianggap hadir.

3. Dalam hal diambil keputusan untuk membubarkan Asosiasi, keputusan likuidasi atau pengalihan kekayaan Asosiasi diserahkan pada keputusan Rapat Anggota. ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 22 1. Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan-Peraturan Lain dari Pengurus tidak boleh memuat ketentuan-ketentuan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar ini. 2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini. 3. Anggaran Rumah Tangga ditetapkan dan diubah oleh Rapat Anggota. KETENTUAN-KETENTUAN TAMBAHAN Pasal 23 1. Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia (APMMI) dideklarasikan untuk pertama kali pada tanggal 27 September 2000 di Hotel Papandayan, Jl. Gatot Subroto Bandung. 2. Deklarasi APMMI yang diselenggarakan pada tanggal 27 September 2000 di Hotel Papandayan, Jl. Gatot Subroto Bandung telah memilih, menetapkan dan mengangkat Pengurus APMMI perioda pertama ( Perioda 2001-2004) berikut ini : a. Program Magister Manajemen Institut Teknologi Bandung sebagi Ketua APMMI b. Program Magister Manajemen Universitas Gajah Mada sebagai Ketua I APMMI c. Program Magister Manajemen Universitas Indonesia sebagai Ketua II APMMI 3. Pengurus APMMI perioda pertama (2001-2003) bertugas untuk menjalankan dan meengkapi perangkat-perangkat organisasi dan hal-hal lain yang dianggap perlu sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Demikian Anggaran Dasar ini dibuat dan dideklarasikan dalam Rapat Anggota untuk pertama kalinya pada tanggal 27 September 2000 di Bandung.