BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. pertama, yaitu kategori kosakata dasar yang dikuasai siswa di sekolah dasar sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjang dalam kehidupan manusia. Peranan suatu bahasa juga sangat

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Sudah berabad-abad yang lalu manusia menggunakan bahasa, baik bahasa tubuh, tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

2014 MODEL PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR DI BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK TUNARUNGU USIA 7-10 TAHUN ( STUDI KASUS PADA TINA DAN VIKI )

BAB I PENDAHULUAN. Steiberg dan Sciarini (2013:3) mendefinisikan psikolinguistik sebagai ilmu

PEMEROLEHAN KOSAKATA DASAR BAHASA INDONESIA PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN

2015 FAKTOR-FAKTOR PREDIKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA PEMAHAMAN

KESALAHAN EJAAN DAN KETIDAKBAKUAN KATA PADA KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Tahun Pelajaran 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa selalu melibatkan unsur-unsur seperti materi, guru, siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Dengan bahasa, seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semenjak bayi, kemampuan berbicara erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemerolehan dan pembelajaran bahasa sasaran, siswa sering menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa seseorang memiliki sifat serta pengetahuan yang baik. memadukan kalimat-kalimat yang kita tulis dan ucapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan produktif meliputi kemampuan berbicara dan menulis, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses. perkembangan kognitif anak-anak secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan berbahasa Inggris adalah kemampuan dasar yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mereka pahami (dalam ilmu dan aplikasi pendidikan, 2011: 19). Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa merupakan periode seorang individu memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG EFEKTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB VII FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI SISWA SEKOLAH DASAR DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang dengan pesatnya. Untuk itu manusia dituntut cepat pula

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selalu berkaitan dengan menggunakan referensi yang berhubungan, sehingga

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif ditunjang oleh metode kuantitatif. Metode

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari yakni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya

BAB I. dibedakan dari pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. seorang anak. Untuk berbahasa, anak-anak harus menghubungkan leksikon yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

PROSES PEMBENTUKAN KOMPETENSI BAHASA

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

Dimensi Pemerolehan Bahasa

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari segi fonologi, gramatikal, dan semantik kemampuan seorang anak dalam memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi neurologi bahasa, proses dan perilaku berbahasa lebih bersifat dua arah, yaitu antara penutur dan pendengar yang semua dikendalikan oleh otak yang merupakan alat pengatur dan pengendali gerak semua aktivitas manusia. Pada otak manusia ada bagian-bagian yang sifatnya disebut manusiawi, seperti bagian-bagian yang berkenaan dengan pendengaran, ujaran, dan pengontrolan alat ujaran (Chaer, 2003: 116). Anak-anak dalam menguasai bahasa tentu lebih mudah memahami dan membuat kalimat dalam bahasa ibu dibandingkan dengan menguasai bahasa kedua (bahasa Inggris, misalnya). Hal pertama yang dikuasai oleh anak-anak dalam berbahasa adalah komponen tata bunyi, tata kata, dan tata kalimat yang merupakan proses pemerolehan berbahasa (Chaer, 2003). Dalam memeroleh bahasa anak tidak saja melalui fitur-fitur natural (alamiah), tetapi juga ditentukan oleh perkembangan kognitif. Pemerolehan bahasa kedua khususnya bahasa asing yang dilakukan di kelas tentunya lebih banyak dilakukan dengan sistem pembelajaran. Pembelajaran bahasa Inggris mulai jenjang sekolah dasar (SD) memberikan kesempatan kepada peserta didik sejak dini untuk belajar bahasa Inggris. Pemerintah secara khusus memberikan perhatian pada pembelajaran bahasa Inggris dengan memberlakukan kurikulum 2004 melalui kurikulum muatan lokal, tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

2 Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompentensi Kelulusan (Chodidjah, 2007: 5). Aktivitas pembelajaran berbasis bahasa secara mendasar akan bergantung pada pemahaman siswa terhadap kosakata. Para siswa harus mempunyai akses pada makna kata yang digunakan oleh guru dan lingkungan sekitarnya. Keterbatasan pemahaman kosakata siswa mengakibatkan terhambatnya pencapaian kompetensi berbahasa. Mengacu pada penguasaan bahasa kedua pada pendidikan formal, yaitu melalui pendidikan di sekolah, menurut Ellis (dalam Chaer. 2003: 243), ada dua tipe pembelajaran bahasa, yaitu tipe naturalistik dan tipe formal di dalam kelas. Tipe naturalistik bersifat alamiah, tanpa guru dan tanpa sengaja. Pembelajaran berlangsung dalam kehidupan keluarga dan kehidupan masyarakat. Tipe kedua bersifat formal dalam kelas, namun kenyataannya hasilnya masih belum memuaskan. Penyebabnya banyak faktor yang memengaruhi meskipun telah diadakan berbagai penataran dan pelatihan yang diberikan pada tenaga pendidik. Rivers (dalam Nunan, 1991: 117) menyatakan bahwa kosakata merupakan hal yang penting agar dapat menguasai bahasa kedua (second language). Tanpa kosakata yang luas, seseorang tidak dapat menggunakan struktur dan fungsi bahasa dalam komunikasi secara komprehensif. Tarigan (1986: 2) menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas berbahasa seseorang bergantung pada kualitas kosakata yang dimiliki. Makin kaya kosakata yang dimilikinya maka makin besar pula kemungkinan ia terampil berbahasa. Dalam pemerolehan bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa asing, diperlukan proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural (alami) dan belajar di dalam kelas, yaitu siswa yang diajar oleh guru. Apabila diperhatikan dengan saksama, ditemukan kesalahankesalahan yang dibuat siswa. Kesalahan tersebut disebabkan, antara lain, oleh

3 ketidakpahaman siswa terhadap bahasa kedua, khususnya bahasa Inggris dalam pembelajaran. Menurut Edward dan Rebecca (1977: 150), sebagian besar siswa mempelajari bahasa baru cenderung dipengaruhi oleh bahasa pertama, kemudian berangsur-angsur berkembang lebih akurat dan berstruktur. Pada pemerolehan bahasa kedua, bahasa Inggris siswa lebih terfokus dalam menguasai kosakata, dan sebelum mengusai bahasa lebih berstruktur, biasanya digunakan sebagai bahasa pasaran. Hal ini akibat siswa terpengaruh bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama dan selalu berdasarkan pada instruksi guru, dalam hal ini guru bukan penutur asli dan masih dipengaruhi tuturan bahasa pertama, fonologi dan struktur kalimat, sehingga pengajaran lebih terfokus pada kosakata. Pemerolehan kosakata kongkret atau nyata mudah untuk dipelajari oleh siswa. Tak satu pun siswa kesulitan dalam mempelajari angka, hari, warna, benda dan sejenisnya. Kesulitan muncul pada penggunaan kata dalam kalimat, kata kerja, dan kata sifat. Siswa cenderung lupa bentuk infleksi dari benda (noun), kata sifat (adjektive) dan kata kerja (verb), kecuali kalau mereka belajar gender dan plural dari kata benda atau bentuk yang benar dari kata sifat. Mereka akan kesulitan menempatkan kata benda atau kata sifat dalam kalimat kecuali kalau mereka mengetahui bentuk kata kerja. Mereka tidak dapat menggunakan kata kerja secara tepat dalam berbicara dan menulis (Tarigan, 1983: 10). Hubungan natural antara bahasa dan mekanisme psikologi seperti memori, percepstion, psyco-motor skill pada perubahan struktur bahasa anak dalam proses menghasilkan kalimat akan mengalami kesulitan, karena bentuk auxiliary dalam kalimat yang berterima sesuai dengan kaidah bahasa sangat kompleks. Seorang anak tidak seperti orang dewasa dalam menerima kaidah bahasa apakah kalimat tersebut berstruktur atau

4 sesuai dengan tata bahasa. Sebagai contoh, siswa sering mengucapkan Who your name? Kalimat tersebut tidak sesuai dengan kaidah bahasa Inggris karena hilangnya auxialiary is. Seorang anak dalam menerima dan menghasilkan tuturan berbeda dengan orang dewasa. Seorang anak memahami dan menghasilkan bentuk sintaksis, semantik, fonologi, dan tata bahasa sesuai dengan umur dan dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor yang memengaruhi umur adalah intelligence, emosional dan pengalaman pendidikan, sedangkan faktor lingkungan akan dipengaruhi oleh kehidupan sekitarnya. Hal ini berhubungan dengan respon anak terhadap sekitarnya (Menyuk, 1972: 8-9). Kurangnya pengetahuan mengenai bahasa Inggris dapat ditemukan pada saat siswa menyimak, berbicara, membaca, menulis dan dalam bidang bahasa meliputi tata bunyi, tata bentuk kata, dan tata kalimat. Hal ini bisa diatasi dengan mengajarkan siswa dengan berbagai teknik pengajaran untuk memudahkan siswa menguasai dan mengingat pelajaran yang sudah diberikan agar ketuntasan pembelajaran sesuai kurikulum. Di samping itu, juga belum pernah ada penelitian tentang penguasaan kosakata dan menempatkan pada kalimat sederhana secara berstruktur dan mempunyai makna di SDN 8 dan RSDBI Muhammadiyah 2 Denpasar. Keadaan ini sangat menarik untuk diteliti agar ditemukan fakta demi perbaikan proses pembelajaran, dengan demikian, proses belajar-mengajar berhasil dengan baik. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan rendahnya kemampuan kosakata siswa pada bahasa kedua (bahasa Inggris) dan kesalahan menempatkan kosakata menjadi kalimat sederhana dalam teknik pembelajaran untuk mencapai ketuntasan akademik, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian.

5 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Kategori kosakata dasar apa sajakah yang telah dikuasai siswa di sekolah dasar, SDN 8 dan RSDBI Muhammadiyah 2, sesuai dengan kurikulum bahasa Inggris? 2) Kesalahan apa sajakah yang ditemukan pada pembelajaran bahasa Inggris dalam proses pemerolehan bahasa? 3) Kesalahan apa sajakah yang dibuat siswa di sekolah dasar, SDN 8 dan RSDBI Muhammadiyah 2, dalam pemakaian kosakata pada kalimat sederhana? 4) Faktor faktor kesulitan apa sajakah yang dialami siswa dalam menempatkan kosakata pada kalimat sederhana? 1. 3 Tujuan Penelitian Terdapat dua jenis tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut uraian keduanya secara lebih terperinci. 1. 3. 1 Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini ialah untuk memperoleh fakta dan informasi tentang tingkat kemampuan siswa dalam menguasai kosakata dan menempatkan kosakata yang telah dikuasai dalam kalimat bermakna pada pelajaran bahasa Inggris siswa sekolah dasar dan membantu guru-guru bahasa Inggris dalam pelaksanaan strategi pembelajaran, yaitu pengelolaan kelas, pemakaian waktu yang terbatas, bahan ajar yang digunakan, metode penyampaian materi pada siswa, agar ketuntasan pembelajaran tercapai.

6 Pengembangan pengetahuan berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris sebagai bahasa global, dan warga Denpasar kotamadya propinsi Bali telah berkembang menjadi masyarakat global. 3. 2. 1 Tujuan Khusus Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kategori penguasaan kosakata siswa pada pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar sesuai dengan kurikulum; memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa dalam pemerolehan bahasa ; memahami kesalahan dalam membuat kalimat sederhana pada siswa di sekolah dasar; menginterpretasi kesulitan siswa dalam menempatkan kosakata dalam membuat kalimat sederhana. 1. 4 Manfaat Penelitian Ada dua jenis manfaat penelitian ini, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Berikut uraian keduanya secara lebih terperinci. 1. 4. 1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis, yaitu sebagai berikut. 1) Hasil penelitian dapat menambah khasanah pengetahuan kelinguistikan tentang penguasaan kosakata pembelajaran bahasa Inggris pada siswa sekolah dasar. 2) Hasil penelitian dapat menambah referensi tentang ketepatan dan kesalahan dalam penempatan kosakata dalam kalimat sederhana pada pembelajaran bahasa Inggris pada siswa sekolah dasar.

7 1. 4. 2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini juga diharapkan bermanfaat sebagai 1) sumbangan pemikiran kepada para linguis dan khususnya pendidik dalam peningkatan penguasaan kosakata dan membuat kalimat yang bermakna pada pembelajaran bahasa Inggris sekolah dasar; 2) tuntunan bagi guru-guru yang lain tentang teknik-teknik pembelajaran kosakata; 3) memberikan tuntunan bagi para guru dalam menciptakan situasi belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan agar siswa dapat belajar berdasarkan kemampuan mereka, bukan memberikan paket informasi dalam mengajar bahasa Inggris, sebab mengajar bukan merupakan perpustakaan hidup, tetapi memberikan kesempatan siswa untuk berpikir yang berguna bagi perkembangan mereka. 4) bekal bagi guru yang mengajar bahasa Inggris agar memiliki persepsi dan pemahaman yang sama terhadap pengembangan standar kompetensi dan kompetensi dasar bahasa Inggris di SD, sesuai dengan apa yang diharapkan pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5) acuan untuk mengurangi kesalahan dalam membuat kalimat sederhana pada pembelajaran bahasa Inggris pada siswa sekolah dasar. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengkaji: pertama, kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata; data diperoleh melalui tes mengenai kosakata dasar sesuai kurikulum yang berstandar kompetensi sekolah dasar. Kedua, kesalahan yang sering ditemukan dalam pemerolehan bahasa pada saat proses pembelajaran bahasa Inggris. Ketiga, kesalahan yang sering dihadapi siswa dalam

8 kalimat sederhana yang terdiri atas gabungan kosakata berstruktur, data ini diperoleh melalui tes yang disusun berdasarkan lembar kerja siswa. Keempat, faktor - faktor yang memengaruhi kesulitan siswa dalam membuat kalimat sederhana; data ini diperoleh dengan wawancara terhadap guru dan pengamatan di kelas dan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah lingkungan sekolah, sedangkan factor internal adalah dalam lingkungan keluarga. Keterbatasan penelitian ini untuk menghindari interpretasi yang berbeda oleh pembaca.