Berdasarkan hasil penelitian terhadap lima kasus kumulasi yang ditangani. Pengadilan Agama Barabai, Tahun 2006 diambil dua kasus perkara kumulasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUMULASI GUGATAN. Secara istilah, kumulasi adalah penyatuan; timbunan; dan akumulasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengadilan Agama sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman. memiliki tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta

BAB IV. ANALISIS PELAKSANAAN PUTUSAN No. 0985/Pdt.G/2011/PA.Sm. TENTANG MUT AH DAN NAFKAH IDDAH

BAB I PENDAHULUAN. Hukum acara di peradilan agama diatur oleh UU. No. 7 Tahun yang diubah oleh UU. No. 3 tahun 2006, sebagai pelaku kekuasaan

BAB IV ANALISIS TIDAK DITERIMANYA KUMULASI GUGATAN PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

BAB IV MUTAH DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA. A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Menggunakan atau Tidak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi khalifah Allah di bumi, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur an surat

BAB I PENDAHULUAN. berdampingan dan saling mengasihi untuk dapat menurunkan keturunan.

BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 718 K/AG/2012 TENTANG BIAYA KEHIDUPAN (NAFKAH) BAGI BEKAS ISTRI YANG DIBERIKAN OLEH SUAMI PASCA PERCERAIAN

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

P U T U S A N Nomor 0424/Pdt.G/2014/PA.Pas.

BAB IV. memuat alasan-alasan putusan yang dijadikan dasar untuk mengadili agar

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PA PURWODADI TENTANG KUMULASI GUGATAN. A. Analisis terhadap Putusan PA Purwodadi tentang Kumulasi Gugatan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

P U T U S A N. Nomor 0891/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0784/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 1359/PDT. G/2013/PA. MLG DENGAN ALASAN GUGATAN OBSCUUR LIBEL DALAM PERKARA CERAI GUGAT

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH

BAB IV. memutuskan dan mengadili perkara Nomor: 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. tentang

P U T U S A N. Nomor 0444/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N Nomor 0074/Pdt.G/2016/PA.PKP DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0008/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N SALINAN. Nomor 1330/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1419/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA. Drs. H. Masrum M Noor, M.H EKSEPSI

1. Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon / suami atau kuasanya :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI

P U T U S A N. Nomor 1862/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1292/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

Nomor : 1171/Pdt.G/2012/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S AN Nomor 0149/Pdt.G/2016/PA.Pkp. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 1755/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor: 0171/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg

Kecamatan yang bersangkutan.

P U T U S A N. Nomor 1156/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

P U T U S A N. Nomor: 1846/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor 1597/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N SALINAN. Nomor 1782/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1791/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N. Nomor: 1225/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor: 0016/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

P U T U S A N. Nomor: 1700/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor: 0265/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor: 1426/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

PUTUSAN. Nomor : 0015/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :

P U T U S A N SALINAN. Nomor : 69/Pdt.G/2011/PTA.Bdg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TENTANG DUDUK PERKARANYA

P U T U S A N. Nomor 0649/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

PUTUSAN Nomor : 200/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

BAB IV. ANALISIS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt

P U T U S A N. Nomor 1984/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

BAB IV ANALISIS KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI, ISBAT NIKAH DAN PENETAPAN ANAK

P U T U S A N. Nomor: 0068/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

PUTUSAN Nomor : 0127/Pdt.G/2012/PA.Pas

BAB I PENDAHULUAN. zoon politicon, yakni sebagai makhluk yang pada dasarnya. selalu mempunyai keinginan untuk berkumpul dengan manusia-manusia lainnya

P U T U S A N. Nomor: 1150/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

bismillahirrahmanirrahim

P U T U S A N. Nomor 0656/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0145/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

TENTANG DUDUK PERKARA

TENTANG DUDUK PERKARA

TENTANG DUDUK PERKARA

P U T U S A N. Nomor: 0073/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor: 0856/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor: 0921/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkawinan mempunyai nilai-nilai yang Sakral dalam agama, karena

P U T U S A N. Nomor 0361/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor 0524/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0570/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

Nomor : 1280/Pdt.G/2012/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor 1380/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N. Nomor 0522/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N SALINAN. Nomor 1120/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0979/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0596/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 1102/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

ALASAN PERCERAIAN DAN PENERAPAN PASAL 76 UU NO.7 TAHUN 1989 YANG DIUBAH OLEH UU NO.3 TAHUN 2006 DAN PERUBAHAN KEDUA OLEH UU NOMOR 50 TAHUN 2009

P U T U S A N. Nomor: 0006/Pdt.G/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

P U T U S A N. Nomor 0376/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N Nomor 153/Pdt.G/2014/PA.Mtk

P U T U S A N. Nomor 1465/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N. Nomor 1491/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

1 Abdul Manan, Penerapan, h R.Soesilo, RIB/HIR Dengan Penjelasan, (Bogor: Politea, 1995). h. 110.

P U T U S A N. Nomor: 1332/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Melawan

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

Transkripsi:

56 B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap lima kasus kumulasi yang ditangani Pengadilan Agama Barabai, Tahun 2006 diambil dua kasus perkara kumulasi (kasus I dan III) dan pada tahun 2007 diambil tiga kasus perkara kumulasi (Kasus IV, VII dan VIII). 1. Praktik gugat kumulasi di Pengadilan Agama Barabai Berdasarkan hasil penelitian terhadap lima kasus yang ditangani Pengadilan Agama Barabai ada, yang mana kasus ini terdapat dua variasi gugatan: a. Cerai gugat dikumulasikan dengan nafkah anak (kasus I, II, dan III). b. Cerai gugat dikumulasikan dengan Hak Asuh Anak atau Hadhanah (kasus IV dan V). Ada kasus I, II dan III tentang Cerai gugat dikumulasikan dengan nafkah anak yang diajukan, penggugat meminta kepada Majelis Hakim memutuskan untuk membayar nafkah anak oleh tergugat telah dipertimbangkan dan dimusyawarahkan dengan hati-hati agar tidak merugikan para pihak. Maka atas dasar kemampuan tergugat Majelis Hakim memutuskan perkara tersebut. Dalam kitab Al-Muhazzab juz II Abu Ishaq Ibrahim menyatakan: 1 جيب على االب نفقة الولد Artinya: Wajib atas Bapak memberikan nafkah kepada anaknya. 1 Abu Ishaq Ibrahim, Al-Muhazzab, (Beirut: Darul Fikr, t.th) Juz II, h. 166

57 Demikian juga dengan kasus IV dan V tentang Cerai gugat dikumulasikan dengan Hak Asuh Anak atau Hadhanah, penggugat meminta kepada Majelis Hakim memutuskan untuk hak asuh anak kepada penggugat telah dipertimbangkan dan dimusyawarahkan dengan hati-hati agar tidak merugikan para pihak. Apabila terjadi perceraian, selama ibunya belum menikah lagi, maka ibu diutamakan untuk mengasuhnya, sebab dia lebih mengetahui dan lebih mampu mendidiknya. Juga karena ibu mempunyai rasa kesabaran untuk melakukan tugas ini yang tidak dimiliki oleh bapaknya. 2 Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda: عن عمروبن شعيب عن ابيو عن جده عبد اهلل بن عمرو: قالت: سقاء, يارسول اهلل, وحجرى حواء, ان ابىن ىذا كان بطىن لو وعاء, وان اباه طلقىن, رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم: وثدىي لو وارد ان ينتزعو مىن, انت احق بو مامل تنكحى. ان امرأة فقال هلا Artinya: Dari Amr Bin Syu aib dari ayahnya dari kakeknya Abdullah bin Amr bis Ash ra. Bahwa seorang wanita berkata: wahai Rasulullah! sesungguhnya anak saya ini, wadahnya adalah perut saya, susu saya minumannya dan pangkuan saya perlindungannya. Sedangkan ayahnya telah mentalak saya, dan dia hendak merampasnya dari saya. Maka Rasulullah saw bersabda: kamu lebih berhak kepada anak itu, selagi kamu belum menikah. 3 Sebagaimana hasil wawancara dengan 10 orang hakim Pengadilan Agama Barabai Kelas 1B mengenai praktik gugat kumulasi di Pengadilan 2 DRs. Slamet Abidin dan Drs. H. Aminuddin, Fiqih Munakahat, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 172. 3 Bey Arifin, dkk, Tarjamah Sunan Abu Dawud, (Semarang: CV. Asy-Syifa, 1992) Jilid III, h. 150-151.

58 Agama Barabai hakim. 4 Ada dua alternatif yang dapat dilakukan jalan keluar yang dapat ditempuh untuk melakukan pemeriksaan tersebut: 1) Pemeriksaan perkara perceraian dengan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak, mengacu pada Tri Asas Peradilan, Sederhana, Cepat, dan biaya ringan dengan urutan pemeriksaan sebagai berikut: a) Majelis Hakim terlebih dahulu harus mendudukan gugatan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak adalah acssesoir terhadap perkara perceraian. Oleh karena acssesoir maka dalam pemeriksaan mengikuti acara yang menjadi pokok perkara. b) Pemeriksaan dimulai dengan persidangan tertutup untuk umum baik pemeriksaan perkara perceraian maupum pemeriksaan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anaknya, semuanya tertutup untuk umum, sampai pemeriksaan dianggap selesai. 2) Dengan meletakkan asas hukum acara pada masing-masing pemeriksaan perkara perceraian dan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak, tanpa mengurangi sedikit pun hukum acara yang melekat pada gugatan tersebut dengan urutan pemeriksaan sebagai berikut: a) Mejelis Hakim terlebih dahulu mendudukan gugatan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak pemeriksaannya dalam sidang terbuka untuk umum dan pemeriksaan gugatan perceraian dalam sidang tertutup untuk umum. 4 Pengadilan Agama Kelas 1B Barabai, hakim, Wawancara Prinadi, Barabai Mei 2008.

59 b) Setelah itu, Majelis Hakim memeriksa gugatan perceraian dengan cara khusus (persidang tertutup untuk umum) sampai pemeriksaan gugatan perceraian dianggap cukup. Setelah pemeriksaan dianggap cukup, majelis hakim musyawarah tentang apakah gugatan perceraian itu dikabulkan atau tidak. Apabila ternyata gugatan penceraian itu ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima (Neet Ouvanklijk Verklaard), maka Majelis Hakim memutus perkara tanpa memeriksa gugatan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak, karena akan memperpanjang perkara, bila gugatan perceraian ditolak, gugatan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak dinyatakan tidak dapat diterima dan bila gugatan perceraian tidak dapat diterima, maka otomatis gugatan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak dinyatakan tidak dapat diterima pula. Namun demikian meskipun dalam musyawarah Majelis Hakim meskipun dalam musyawarah Majelis Hakim tersebut akan menolak atau menyatakan tidak dapat diterima gugatan penggugat tentang perceraian, tidak salah bila Majelis Hakim melanjutkan pemeriksaan materi gugatan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak. Hal ini tidak akan mubazir, karena bila para pihak melakukan upaya hukum banding dan ternyata Pengadilan Tinggi berpendapat lain, Pengadilan Tinggi dapat langsung memeriksa dan memutus tentang harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak, tidak perlu membuat

60 putusan sela yang memerintahkan Pengadilan tingkat pertama memeriksa tentang harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak tersebut. c) Tahapan berikutnya, bila dalam musyawarah Majelis Hakim tersebut, gugatan perceraian sebagai gugatan pokok dikabulkan, maka dilanjutkan dengan pemeriksaan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak dalam sidang terbuka untuk umum sampai pemeriksaan dianggap cukup, d) Rapat Permusyarawatan Hakim dilakukan secara rahasia, 5 e) kemudian perkara tersebut diputus bersama-sama dalam satu putusan. Pembacaan putusan mengenai permasalahan yang digabung tersebut dalam sidang terbuka untuk umum. 6 f) Dengan demikian keseluruhan pemeriksaan, baik gugatan perceraian maupun gugatan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak yang digabung kepadanya beserta penetapannya atau putusannya akan sah dan yuridis, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. UU. No. 7 Tahun 1989, khususnya pasal 66 ayat (5) dan Pasal 86 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut: 5 Pasal 17 ayat (3) UU. No. 14 Tahun 1970 jo. pasal 59 ayat (3) UU. No. 7 Tahun 1989. Rapat permusyawaratan Hakim bersifat Rahasia. 6 pasal 18 UU. No. 14 Tahun 1970 jo. pasal 60 UU. No. 7 Tahun 1989. Penetapan dan putusan Pengadilan hanya sahdan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.

61 Pasal 66 ayat (5): Permohonan soal Pengguasaa anak, nafkah anak, nafkah isteri, dan harta bersama suami-isteri, dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan cerai talak ataupun sesudah ikrar talak diucapkan. Pasal 86 ayat (1): Gugatan soal Penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri, dan harta bersama suami-isteri, dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan perceraian ataupun sesudah putusan perceraian memperoleh kekuatan hukum tetap. Kedua pasal tersebut membolehkan penggabungan gugatan perceraian dengan anak, nafkah anak, nafkah isteri, dan harta bersama, demi tercapainya prinsip peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan, 7 namun dalam prakteknya mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut terletak pada acara pemeriksaan perkara. Gugatan harta bersama, hak asuh anak dan nafkah anak acara pemeriksaannya dalam sidang terbuka untuk umum (pasal 17 ayat (1) 8 UU. No. 14 Tahun 1970 jo. pasal 59 ayat (1) 9 UU. No. 7 Tahun 1989). Ketentuan tersebut diikuti pula dengan ancaman pasal 59 ayat (2) UU. No. 7 Tahun 1989, bahwa tidak terpenuhinya ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) mengakibatkan seluruh pemeriksaan beserta penetapan atau putusannya batal menurut hukum. 7 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata (Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktiandan Putusan Pengadilan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), cet. II, h. 110. 8 Sidang pemeriksaan Pengadilan adalah terbuka untuk umum, kecuali apabila Undang- Undang menentukan lain. 9 Sidang pemeriksaan Pengadilan adalah terbuka untuk umum, kecuali apabila Undang- Undang menentukan lain atau jika Hakim dengan alasan-alasan penting yang dicatat dalam berita sidang, memerintahkan bahwa pemeriksaan secara keseluruhan atau sebagian akan dilakukan dengan sidang tertutup.

62 Sedangkan gugatan perceraian acara pemeriksaannya harus tertutup untuk umum (pasal 68 yat (2), 10 jo. Pasal 80 ayat (2) 11 UU. No. 7 Tahun 1989 dan pasal 33 PP. Nomor 9 Tahun 1975). 12 2. Faktor penyebab para pihak mengkumulasikan gugatannya Berdasarkan hasil temuan di lapangan, ditemukan ada faktor yang menyebabkan para pihak mengkumulasikan gugatannya, yaitu: biayanya lebih murah dan waktu penyelesaian perkaranya juga tidak terlalu lama. (Kasus I, II, III, IV dan V) Apalagi terjadinya gugat kumulasi (penggabungan gugatan) akan mempermudah jalannya pemeriksaan, akan menghemat biaya, tenaga dan waktu. Asas cepat, sederhana dan biaya ringan dapat dilaksanakan dalam penyelesaian suatu perkara. 13 Di satu segi dapat meyelesaikan semua persoalannya sekaligus dalam satu putusan dan dilain segi penggabungan gugatan akan mempermudah jalannya pemeriksaan, akan menghemat biaya, tenaga dan waktu. Sehingga tercapai apa yang diamanatkan pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 jo. Pasal 57 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 10 Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan dalam sidang tertutup 11 Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalam sidang tertutup. 12 Mimbar Hukum (aktulisasi Hukum Islam), (Jakarta: Al-Hikmah dan DITBINBAPERA Islam, 2001), No. 50, h. 87. 13 Ibid, h. 27.

63 Tahun 1989 bahwa peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan. 14 Dalam perkara perdata, kedudukan hakim adalah sebagai penengah di antara pihak yang berperkara. Dan dalam asas Hukum Acara Pengadilan Agama, Hakim Bersifat Menunggu (pasal 2 ayat (1) UU. No 1470). Inisiatif untuk mengajukan perkara ada pada para pihak yang berkepentingan (inde ne proeedat ex officio). Hakim hanya menunggu datangnya perkara, kalau sudah ada tuntutan maka yang menyelenggarakan proses itu adalah negara. 15 Sehingga hakim tidak berhak untuk turut campur atas apa-apa yang hendak digugat oleh penggugat, karena hakim pasif (pasal 118 ayat (1) HIR, pasal 142 ayat (1) R. Bg). Artinya ruang lingkup pokok sengketa ditentukan oleh pihak yang berkepentingan, bukan oleh hakim. 16 Penggugat diberikan hak sepenuhnya atas surat gugatan yang dibuatnya, artinya penggugat berhak menggugat apa saja selama yang digugat itu dalam hal-hal yang wajar dan masih berkaitan satu sama lain. Hakim hanya membantu, bukan ikut campur menentukan gugatan yang akan digugat oleh penggugat. 14 Mimbar Hukum (aktulisasi Hukum Islam), (Jakarta: Al-Hikmah dan DITBINBAPERA Islam, 1999), No. 38, h. 48. 15 Drs. H. A. Mukti Arto, SH, Praktik Perkara, Op. Cit, h. 11. 16 Ibid, h. 11.

64 3. Dampak positif dan dampak negatif (Pada Kasus Kumulasi) Berdasarkan hasil wawancara baik dengan para pihak maupun para hakim yang terlibat dalam 5 perkara kumulasi di atas, ada beberapa dampak yang dirasakan: a. Dampak Positif 1) Dua perkara dapat selesai bersama-sama sekaligus. 2) Pembuktian dan saksi-saksi dapat diajukan (dihadirkan) bersamaan. b. Dampak Negatif 1) Karena surat gugatan dibantu dibuatkan oleh pihak pengadilan, jadi pernyataan alasan-alasan mengenai kehidupan Rumah Tangga sehingga terjadi perceraian agak sulit diungkapkan Penggugat. 2) Karena gugatan ini kumulasi sehinnga sulit untuk melakukan banding, semuanya terkait dan tidak bisa berkekuatan hukum sebelum semuanya selesai, oleh sebab itu perkara ini tidak dibanding. Banding adalah salah satu upaya hukum, yang artinya mohon supaya perkara yang telah diputus oleh pengadilan pada tingkat pertama diperiksa ulang oleh pengadilan yang lebih tinggi (tingkat banding), karena merasa belum puas dengan keputusan pengadilan tingkat pertama. Solusi atau jalan terbaiknya adalah kalau mau banding, jangan perkara kumulasi karena semuanya terkait dan tidak bisa berkekuatan hukum sebelum semua selesai. Dan bisa jadi yang ingin untung malah jadi rugi.

65 Lebih baik terima dengan ikhlas dan hati lapang, dan nanti bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Setiap perbuatan pasti mempunyai dampak yang akan ditimbulkan baik itu positif ataupun negatif. Seperti halnya kasus kumulasi yang terjadi di Pengadilan Agama Barabai. Sebagaimana dimaklumi Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 memperbolehkan kumulasi (penggabungan gugatan) perceraian bersama dengan gugatan penguasaan anak (hadhanah 17 ), nafkah anak, nafkah isteri dan pembagian harta bersama suami-isteri 18. Apalagi terjadinya kumulasi (penggabungan gugatan) akan mempermudah jalannya pemeriksaan, akan menghemat biaya, tenaga dan waktu. Asas cepat, sederhana dan biaya ringan dapat dilaksanakan dalam penyelesaian suatu perkara. 19 Di satu segi dapat meyelesaikan semua persoalannya sekaligus dalam satu putusan dan dilain segi penggabungan gugatan akan mempermudah jalannya pemeriksaan, akan menghemat biaya, tenaga dan waktu. Sehingga tercapai apa yang diamanatkan pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 jo. Pasal 57 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 bahwa peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan. 17 Suara Uldilag, Op. Cit, h. 87. 18 Ibid., h. 264. 19 M. Yahya Harahap, SH., Hukum Acara Perdata, Op.Cit, h. 27.