BANTUAN HUKUM DI PENGADILAN AGAMA ENDE

dokumen-dokumen yang mirip
BANTUAN HUKUM DI PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT

PERJANJIAN KERJASAMA

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR'IYAH... DENGAN LEMBAGA PENYEDIA BANTUAN HUKUM...

LEMBAGA BANTUAN HUKUM PANGLIMA ( LBH - PANGLIMA };

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PENGADILAN NEGERI SRAGEN DENGAN LEMBAGA POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA (POSBAKUMADIN)

PERJANJIAAN KERJASAMA ANTARA PENGADILAN NEGERI GUNUNG SUGIH DENGAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM AMANAT PERJUANGAN RAKYAT (AMPERA) TENTANG

PERJANJIAN KERJASAMA

PERJANJIAN KERJASAMA

Pada hari ini, SENIN tanggal Enam Belas bulan Januari tahun 2Afi (dua ribu tujuh belas) di

Pada hari Rabu tanggal dua puluh dua bulan Pebruari tahun dua ribu sebelas ( ) bertempat yang bertanda tangan dibawah ini :

: Ketua Po$akum PW'Aisyiyah, dalam hal ini

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN NGULING DESA SUMBERANYAR

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010

2 c. bahwa untuk memberikan akses yang seluasluasnya kepada masyarakat yang tidak mampu maka Mahkamah Agung dan Badan-badan Peradilan yang berada di b

D O K U M E N S E L E K S I

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

ANTARA DI POS LAYANAN HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA DENGAN PENGADILAN TATA USAIIA NEGARA PALANGKA RAYA TENTANG PENYEDIAAN PEMBERI LAYANAN HUKUM

Jl. Jend. Basuki Rahmat No. 11Telp. (0735) Website: pa BENGKULU 3822L

BAB III PROFIL LEMBAGA PELAKSANA LAYANAN POS BANTUAN HUKUM. A. Lembaga Pemberi Pos Bantuan Hukum

TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

1. PERMA No. 1 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu Di Pengadilan.

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 4 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON UTARA NOMOR 4 TAHUN 2015 PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA DALAM PERKARA PIDANA DI PENGADILAN NEGERI SALATIGA SKRIPSI

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM FAKIR MISKIN

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA

Jakarta, 30 Agustus SURAT EDARAN Nomor : 10 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum

BUPATI BREBES PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Telepon (021) /79/(Hunting)

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 40 TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DAN PENYALURAN DANA BANTUAN HUKUM

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2016

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM PADA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT MISKIN

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

TENTANG. 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BADAN PERADILAN AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 0017/Dj.A/SK/VII/2011

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT KURANG MAMPU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR Nomor 7 Tahun 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA KUPANG

GUBERNUR PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 2 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

NOMOR 10 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2016 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)PEDOMAN PEMBERIAN LAYANAN HUKUM BAGI MASYARAKAT TIDAK MAMPU DI PENGADILAN

STANDAR PELAYANAN PERADILAN DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DENPASAR

- 1 - GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT MISKIN

PROPOSAL. Pusat Bantuan Hukum PERADI DPC KOTA BANDAR LAMPUNG. Jl. PERINTIS KEMERDEKAAN NO.11. Tanjung Gading, Bandar Lampung. Phone : ( 0721 )

WALIKOTA SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

2018, No Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum (Lembaran Negara Republik Tahun 2011 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Re

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DI KPPU KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 85 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PENYALURAN DANA BANTUAN HUKUM

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PENYALURAN DANA BANTUAN HUKUM MASYARAKAT MISKIN

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013

Pedoman Bantuan Hukum di Pengadilan Negeri

K O M I S I I N F O R M A S I

Transkripsi:

PERJANJIAN KERJASAMA antara, PENGADILAN AGAMA ENDE dengan, POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA ENDE tentang Penyediaan Pemberi Bantuan Hukum pada POS BANTUAN HUKUM DI PENGADILAN AGAMA ENDE Pada hari ini..., tanggal... bulan... tahun..., bertempat di..., yang bertanda tangan dibawah ini: I. NAMA..., Ketua Pengadilan Agama Ende, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PENGADILAN AGAMA ENDE, yang berkedudukan di... selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA, II. NAMA..., Ketua Pos Bantuan Hukum Advokat Indonesia Ende, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pos Bantuan Hukum Advokat Indonesia, yang berkedudukan di..., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA, Untuk selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA disebut PARA PIHAK untuk menindak-lanjuti Memorandum of Understanding tertanggal secara bersama-sama bersepakat menjalin kerjasama untuk penyediaan Pemberi Bantuan Hukum dengan ketentuan sebagai berikut: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Perjanjian Kerjasama ini yang dimaksud dengan: 1. Pos Bantuan Hukum adalah ruangan yang disediakan oleh dan pada setiap Peng adilan Agama Ende bagi pemberi bantuan hokum dalam memberikan layanan bantuan hukum kepada Pemohon Bantuan Hukum dalam hal pemberian advis atau konsultasi hukum, bantuan pembuatan surat gugatan/permohonan, dan pemberian rujukan lebih lanjut tentang Pemberi Bantuan Hukum. 2. Petugas Pemberi Bantuan Hukum adalah Advokat/ Sarjana Hukum/ Sarjana Syariah yang bertugas di Pos Bantuan Hukum berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerjasama kelembagaan Pengadilan Agama Ende dengan Lembaga Penyedia Bantuan Hukum. 3. Pemohon Bantuan Hukum adalah pencari keadilan yang terdiri dari orang perseorangan atau sekelompok orang yang secara ekonomis tidak mampu membayar jasa advokat sebagaimana diatur dalam Lampiran B Surat Edaran Mahkamah Agung No.10 tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum, yang memerlukan bantuan untuk menangani dan menyelesaikan perkara hukum di Pengadilan Ende. 4. Pos Bantuan Hukum Advokat Indonesia adalah lembaga bantuan dan konsultasi hukum dari unsur organisasi profesi Advokat, yang terdaftar di pada Kementerian Hukum dan Hak Azasi manusia R.I. Nomor : AHU-5026.AH.01.04 Tahun 2011. Halaman-1

BAB II TUJUAN DAN PRINSIP Pasal 2 (1) Perjanjian Kerjasama ini bertujuan untuk memberikan pelayanan hukum di Pos Bantuan Hukum pada Pengadilan Agama Ende sebagai bagian dari penyelenggaraan dan penggunaan anggaran bantuan hukum di lingkungan Peradilan Agama Ende, yang bertanggung jawab, berkualitas dan terkoordinasi, demi sebesar-besarnya pencapaian rasa keadilan. (2) Pelayanan Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada prinsip: a. keadilan; b. non-diskrirninasi; c. keterbukaan; d. akuntabilitas; e. kepekaan gender; f. perlindungan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan; g. perlindungan khusus bagi kelompok penyandang disabilitas dan perlindungan anak. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 3 (1) Pelayanan Pos Bantuan Hukum Advokat Indonesia dilakukan pada Ruangan Pengadilan Agama Ende. (2) Pos Bantuan Hukum Advokat Indonesia pada Pengadilan Agama Ende sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemberi Bantuan Hukum yang meliputi bantuan pengisian formulir permohonan bantuan hukum, bantuan pembuatan surat gugatan/permohonan, pemberian advis dan konsultasi hukum serta bantuan pendampingan Pemberi Bantuan Hukum di persidangan. (3) Pengaturan dan daftar Pemberi Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagaimana yang disusun dalam Perjanjian Kerjasama ini. BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 4 Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA: a. Menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk Pos Bantuan Hukum minimal berupa satu ruangan, meja dan kursi. b. Menyediakan anggaran untuk imbalan jasa bagi pemberi bantuan hukum, dengan ketentuan sebagai berikut: [1]. Ketentuan besarnya imbalan jasa ditetapkan berda sarkan kesepakatan bersama antara PARA PIHAK, sesuai dengan kemampuan PIHAK PERTAMA. dan [2]. Besarnya imbalan jasa didasarkan pada lamanya waktu yang digunakan oleh pemberi jasa bantuan hukum dalam memberikan layanan, bukan pada jumlah penerima jasa yang telah dilayani. c. Membuat jadwal hari dan jam kerja layanan bantuan hukum di Pos Bantuan Hukum. d. Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap proses layanan bantuan hukum di Pos Bantuan Hukum secara berkala minimal 3 (tiga) bulan sekali. e. Memberikan sanksi kepada PIHAK KEDUA apabila melanggar isi perjanjian ini, berupa: 1).Teguran lisan ; 2). Teguran Tertulis ; 3). Pemberhentian secara sepihak berupa pemumsan hubungan kerjasama. Pasal 5 Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA: Halaman-2

. a. Menunjuk petugas pemberi bantuan hukum di Pos Bantuan Hukum yang berasal dari lembaga bantuan hukum yang dipimpinnya. b. Melaksanakan pemberian bantuan hukum sesuai hari kerja yang telah ditentukan. c. Memerintahkan petugas pemberi bantuan hukum untuk hadir pada hari-hari yang telah ditentukan sesuai dengan jam kerja. d. Menentukan jumlah pemberi bantuan hukum yang ditugaskan di Pos Bantuan Hukum. e. Membuat daftar petugas pemberi bantuan hukum dan sistem pengaturan rotasi para petugas pemberi bantuan hukum, serta mengajukannnya ke Ketua Pengadilan. f. Berhak mendapatkan sarana dan prasarana serta imbalan jasa atas kinerja yang telah dilakukan dari PIHAK PERTAMA sebagaimana disebutkan pada Pasal-(4) Perjanjian Kerjasama ini. g. Membuat laporan bulanan terkait pelaksanaan tugas pelayanan hukum dan mela porkannya kepada Ketua Pengadilan. h. Menyiapkan berbagai sarana pendukung pelaksanaan tugas yang tidak menjadi kewa jiban PIHAK PERTAMA, seperti komputer atau laptop dan sarana pendukung lainnya. i. Melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini. BAB V MASA BERLAKU Pasal 6 Perjanjian Kerjasama ini berlaku untuk 1(satu) tahun anggaran terhitung sejak tanggal ditandatanganinya dan berakhir pada akhir tahun anggaran berjalan serta dapat ditinjau kembali berdasarkan kinerja PIHAK KEDUA yang tolok ukurannya diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini dan atau apabila di kemudian hari ditemukan kekeliruan dalam Perjanjian Kerjasama ini karena tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI KRITERIA PETUGAS PEMBERI BANTUAN HUKUM Pasal 7 PIHAK KEDUA menempatkan Petugas Pemberi Bantuan Hukum di Pos Bantuan Hukum yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. a. Advokat atau Sarjana Hukum atau Sarjana Syari'ah yang menguasai hukum Islam. b. Memiliki pengalaman minimal 1(satu) tahun dalam pemberian bantuan hukum. c. Memiliki integritas tinggi dalam membantu Pengadilan Agama Ende untuk mewujudkan pelayanan prima pengadilan. d. Menguasai tata cara beracara di Pengadilan Agama. BAB VII PROSEDUR PELAYANAN Pasal 8 (1) Petugas pemberi bantuan hukum memberikan layanan Bantuan Hukum kepada pemohon bantuan hukum setelah pemohon tersebut mengisi formulir permohonan bantuan hukum dan melampirkan: Halaman-3

a) Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang dikeluarkan oleh Kepala Desa/ Lurah/Banjar/Nagari/Gampong;atau ; b) Surat Keterangan Tunjangan Sosial lainnya seperti Kartu Keluarga Miskin (KKM), Kartu Jaminan kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), dan Kartu Bantuan Langsung Tunai (BLT); atau ; c) Surat Pernyataan tidak mampu membayar jasa advokat yang dibuat dan di tanda tangani oleh Pemohon Bantuan Hukum dan diketahui oleh Ketua Pengadilan. (2) Pemohon yang sudah mengisi formulir dan melampirkan surat-surat yang di perlukan langsung diberikan jasa layanan bantuan hukum berupa pemberian informasi, advis, konsultasi, pembuatan gugatan/permohonan dan atau pendampingan. (3) Dalam hal bantuan hukum berupa pembuatan surat gugatan/permohonan, Pemberi bantuan hukum membuatkannya secara utuh dan siap diajukan ke meja satu. (4) Surat gugatan/permohonan yang dibuat oleh pemberi bantuan hukum diserahkan ke meja satu dalam bentuk hard copy dan soft copy. (5) Biaya penggandaan surat gugatan/permohonan yang sudah jadi, dibebankan kepada pemohon bantuan hukum. (6) Apabila kedua belah pihak (penggugat dan tergugat/pemohon dan termohon) sama-sama mengajukan permohonan bantuan hukum, maka tidak dibenarkan bantuan dimaksud dilakukan oleh pemberi bantuan hukum yang sama. BAB VIII STANDAR PELAYANAN DAN INDIKATOR KINERJA Pasal 9 Standar Pelayanan yang diberikan petugas Pemberi Bantuan Hukum sebagai berikut : a. Pelayanan yang diberikan memperhatikan prinsip-prinsip non-diskriminsai tanpa melihat siapa dan latar belakang pemohon bantuan hukum. b. Pelayanan dilakukan secara cepat, efektif, efisien dan penuh tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan Pemberian Bantuan Hukum si Pemohon. Pasal 10 Indikator Kinerja petugas Pemberi Bantuan Hukum diukur melalui hal sebagai berikut : a. Tingkat kepuasan pemohon bantuan hukum terhadap pelayanan yang diberikan. b. Jumlah keluhan atas pelayanan yang diberikan. c. Perbandingan jumlah pemohon bantuan hukum yang dibantu dengan jumlah perkara yang masuk ke Pengadilan setiap bulannya. BAB IX KODE ETIK Pasal 11 Petugas pemberi bantuan hukum wajib mematuhi Kode Etik pelayanan pada Pos Bantuan Hukum sebagai berikut: a. Petugas pemberi bantuan hukum tidak dibenarkan memberikan pelayanan hukum sekaligus kepada penggugat dan tergugat atau pemohon dan termohon dalam perkara yang sama. Halaman-4

b. Petugas pemberi bantuan hukum dalam menjalankan tugasnya harus bersikap sopan dan ramah serta menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas. c. Petugas pemberi bantuan hukum tidak dibenarkan memberikan keterangan, saran, dan atau pendampingan yang dapat menyesatkan pemohon bantuan hukum dalam menyelesaikan perkaranya di pengadilan. d. Petugas pemberi bantuan hukum tidak dibenarkan memungut dan menerima biaya/imbalan apapun dari pemohon bantuan hukum. e. Petugas pemberi bantuan hukum dilarang mengarahkan pemohon bantuan hukum untuk menggunakan jasa advokat tertentu dan dari kantor hukum tertentu. f. Petugas pemberi bantuan hukum tidak dibenarkan melakukan pekerjaan lain selama menjalankan tugas pelayanan bantuan hukum di Posbakum, selain yang telah ditentukan dalam Perjanjian Kerjasama ini. g. Pemberi bantuan hukum dilarang melakukan perbuatan yang bisa merugikan citra dan martabat pengadilan. h. Petugas pemberi bantuan hukum tidak dibenarkan menyalah gunakan ruangan Pos Bantuan Hukum untuk kegiatan lainnya kecuali yang telah ditentukan dalam Perjanjian Kerjasama ini. i. Hubungan antara petugas pemberi bantuan hukum di Pos Bantuan Hukum harus dilandasi sikap saling menghormati, saling menghargai dan saling mempercayai. j. Petugas Pemberi bantuan hukum harus memberikan perhatian yang sama kepada semua pemohon bantuan hukum dengan sepenuh hati dan tanggung jawab. k. Petugas Pemberi Bantuan Bukum dilarang mengatasnamakan dirinya sebagai bagian/petugas pengadilan. l. Petugas pemberi bantuan hukum bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang sebenarnya terkait dengan pelaksanaan tugasnya di Pos Bantuan Hukum. BAB X KOORDINASI Pasal 12 (1) PARA PIHAK melaksanakan pertemuan koordinasi sekurang-kurangnya 2(dua) kali dalam setahun untuk membahas permasalahan dan perkembangan yang timbul dalam kaitannya dengan kerjasama yang dijalin. (2) Dalam melaksanakan pelayanan pos bantuan hukum secara optimal dan terpadu, PARA PIHAK akan berkoordinasi dengan para pengampu kepentingan di tingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota..BAB XI MONITORING DAN EVALUASI Pasal 13 (1) PARA PIHAK berkewajiban melakukan monitoring terhadap pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini secara periodik sedikitnya 1 (satu) kali dalam setahun. (2) PARA PIHAK berkewajiban melakukan evaluasi berkala mtnimal 3(tiga) bulan sekali terhadap pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini.. Halaman-5

BAB XII PEMBIAYAAN Pasal 14 (1) Biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini dibebankan pada Pendanaan Bantuan Hukum yang diperlukan dan digunakan untuk penyelenggaraan Bantuan Hukum sesuai dengan Undang-Undang Bantuan Hukum Nomor 16 Tahun 2011 dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Daerah dapat mengalokasikan anggaran penyelenggaraan bantuan hukum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (2) Pembayaran kepada PIHAK KEDUA dilakukan melalui KPPN melalui Rekening PIHAK KEDUA No...Bank... (3) Pembayaran imbalan jasa kepada pemberi bantuan hukum diberikan melalui PIHAK KEDUA setiap satu bulan sekali pada setiap akhir bulan. BAB XIII KETENTUAN LAIN Pasal 15 (1) Perjanjian Kerjasama ini didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Perjanjian Kerjasama ini disosialisasikan oleh PARA PIHAK baik secara mandiri maupun bersama-sama. (3) Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini atau perubahan perubahan yang dipandang perlu oleh PARA PIHAK, akan diatur lebih lanjut dalam naskah tambahan (addendum) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini. BAB XIV P E N U T U P Pasal 16 (1) Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap dua yang kesemuanya asli dan bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk masingmasing pihak setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK. (2) Perjanjian Kerjasama ini dibuat dengan semangat kerjasama yang baik, untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh PARA PIHAK, sesuai ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. PIHAK PERTAMA KETUA PENGADILAN AGAMA ENDE PIHAK KEDUA KETUA POSBAKUMADIN ENDE. Halaman-6