nyamuk bio.unsoed.ac.id

dokumen-dokumen yang mirip
II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. jumlah tempat perindukan nyamuk yang mempengaruhi populasi larva Aedes

Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. SURVEI ENTOMOLOGI MALARIA dan DBD

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. peroleh dari lahan pertanian organik dan lahan pertanian intensif di Desa

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Pengamatan Tempat Perindukan Aedes

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Gondanglegi Kulon kecamatan

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

III. MATERI DAN METODE Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi Nyamuk

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian Gambar 3.2 Waktu Penelitian 3.3 Metode Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

3 BAHAN DAN METODE. Sarmi. Kota. Waropen. Jayapura. Senta. Ars. Jayapura. Keerom. Puncak Jaya. Tolikara. Pegunungan. Yahukimo.

III. METODE PENELITIAN. Penentuan Titik sampel. Mengukur Sudut Duduk Daun Pemeliharaan Setiap Klon

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi a. Bahan

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desember hingga Maret. Eksplorasi berupa pengumpulan koleksi Bryophyta

3 BAHAN DAN METODE. Kecamatan Batulayar

Lampiran 1. Spesifikasi bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Tahapan Penelitian Persiapan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian penentuan daya tolak ekstrak daun sirih (Piper bettle L.) terhadap

3 BAHAN DAN METODE. Lokasi penelitian di Desa Riau Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung. Lokasi Penelitian. Kec.

No Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

BAB III METODOLOGI PENELITAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan

LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan di Pusat Konservasi Gajah (PKG), Taman

3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Metode Kerja Bahan dan peralatan pada pengamatan morfometri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi 1. Materi Penelitian

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Lokasi Pengambilan Sampel

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian adalah indeks keanekaragaman (H ) dari Shannon, indeks

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

3 BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Nyamuk Aedes Agypti merupakan vektor virus dengue penyebab penyakit

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

BAB III METODE PENILITIAN. Penelitian ini telah dilakukan selama 3 bulan (Januari - Maret 2012).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan acak lengkap. Penelitian ini menggunakan empat kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Molekuler Jurusan

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

III. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Flock Mating dan Pen Mating secara Mikroskopis ini dilaksanakan pada tanggal

3. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bagan Alir Penelitian Persiapan alat dan bahan penelitian di Lab. Parasitologi dan Entomologi Mengamati keadaan rumah yang akan diambil sampel nyamuk Aedes spp. meliputi: suhu, intensitas cahaya, dan kebersihan outdoor dan indoor rumah. Pengambilan sampel nyamuk Dihitung, dicatat jumlah nyamuk berdasarkan berdasarkan indoor dan outdoornya Diidentifikasi nyamuk berdasarkan spesies dan kelamin Menghitung kepadatan nyamuk Pembedahan ovarium nyamuk menggunakkan ( parous/nulliparous) rumus MHD (Man Hour Density) Menghitung prousitas dengan rumus 9

2.2 Materi Penelitian 2.2.1 Bahan Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah nyamuk Aedes spp., Diethyl eter, dan aquades. 2.2.2 Alat Alat-alat yang digunakan adalah kantong plastik, jarum dissect, beaker glass, pipet tetes, mikroskop cahaya, mikroskop stereo, object glass, cover glass, cawan petri, baki, kamera digital, mikroskop, dan alat bedah. Peralatan untuk membedah nyamuk meliputi botol specimen, pinset, jarum bedah. 2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penangkapan nyamuk dilakukan di daerah Kelurahan Teluk Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas. Waktu yang dibutuhkan yaitu selama 6 bulan. Sampel diambil secara acak di dekat rumah penderita DBD. Jarak maksimal 100 meter dari rumah yang diambil sampel dengan rumah penderita DBD (menyesuaikan jarak maksimal terbang nyamuk). Pembedahan ovarium nyamuk dilakukan di Laboratorium Parasitologi dan Entomologi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. 2.4 Metode Penelitian 2.4.1 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode survei dengan purposive sampling. Sampel diambil dari beberapa rumah warga yang paling dekat dengan rumah penderita penyakit demam berdarah di kelurahan Teluk. Rumah yang diambil sampelnya diulang dua kali pada pengambilan sampel. Pengambilan sampel nyamuk Aedes spp. dilakukan cara menangkap nyamuk pada saat nyamuk hinggap pada umpan manusia atau man landing place (dimana nyamuk hinggap pada bagian tubuh manusia) 10

di luar rumah (outdoor) dan di dalam rumah (indoor) dengan waktu nyamuk Aedes spp., aktif mencari makan yaitu jam 08.00-10.00 WIB dengan kriteria jam 08.00-09.00 jam pertama dan jam 09.00-10.00. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak atau random sampling dengan pengambilan sebanyak dua kali ulangan. 2.4.2 Variabel penelitian Variabel yang diteliti adalah kepadatan dan parousitas nyamuk Aedes spp. Parameter yang diamati yaitu, jumlah nyamuk yang ditangkap per umpan per jam di rumah warga yang diambil, baik outdoor ataupun indoornya, sedangkan untuk parameter parousitas yaitu jumlah nyamuk yang parous perspesies dari seluruh nyamuk betina yang dibedah. 2.5 Cara Kerja 2.5.1 Cara menangkap sampel Nyamuk Aedes spp. a. Nyamuk Aedes spp. ditangkap menggunakan umpan manusia dengan cara menunggu nyamuk hinggap pada kulit (seperti tangan atau kaki) kemudian ditangkap dengan kantong plastik. Cara tersebut dilakukan di dalam rumah (indoor) dan di luar rumah (outdoor) dan nyamuk yang lolos dari tangkapan tidak dihitung. b. Setelah nyamuk masuk plastik kemudian di ikat agar nyamuk tidak keluar dengan diberikan sedikit ruang udara agar nyamuk tidak mati. 2.5.2 Cara mengidentifikasi nyamuk Aedes spp. (WHO,2007) a. Pengamatan morfologi nyamuk Aedes spp. dilakukan di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 100-400x. Nyamuk dibius dengan menggunakan kapas yang telah diberi dengan larutan eter sebelumnya hingga nyamuk tersebut terlihat lemas dan tidak bergerak lagi saat kantong plastik digoyangkan. b. Setelah nyamuk benar benar tidak bergerak, nyamuk tersebut diletakkan pada object glass meja preparat mikroskop stereo. 11

c. Selanjutnya nyamuk diamati di bawah mikroskop stereo dan diidentifikasi berdasarkan morfologi luar tubuh nyamuk d. Identifikasi kelamin berupa nyamuk jantan atau betina. e. Berbeda dengan nyamuk betina, jika nyamuk Aedes jantan didapatkan dengan ciri panjang palpus maxillaries lebih panjang daripada proboscis serta memiliki antenna yang lebat. f. Nyamuk Aedes betina memiliki ciri panjang palpus maxillaries lebih pendek daripada proboscis serta memiliki antenna yang tidak lebat. g. A. albopictus memiliki ciri khusus yang membedakan dengan nyamuk Aedes lainnya yaitu terdapat garis putih lurus pada bagian tengah thorax dengan tubuh berwarna hitam dan putih berselang seling dan memiliki panjang palpus maxillaries yang tidak sama panjang dengan proboscis. 2.5.3 Cara menentukan Parousitas Nyamuk a. Setelah memastikan jenis kelamin betina dan spesies Aedes spp., nyamuk dipindahkan pada object glass dan diberi setetes aquades menggunakan pipet tetes. b. Nyamuk dalam object glass tersebut dilakukan pembedahan menggunakan jarum dissect untuk mengisolasi bagian ovarium pada nyamuk dengan cara menarik secara perlahan dan hati hati bagian segmen terakhir pada abdomen nyamuk dengan jarum dissect lalu ditarik hingga memperoleh ovarium yang berwarna putih. c. Setelah didapatkan ovarium nyamuk, kemudian bagian ovarium tersebut ditutup dengan cover glass dan dipindahkan pada mikroskop cahaya untuk pengamatan selanjutnya. d. Pengamatan yang dilakukan pada mikroskop cahaya berupa tingkat parousitas dengan mengetahui parous atau nulliparous saat melihat pada bagian ovarium yang telah diisolasi dari tubuh nyamuk. e. Apabila ovarium tersebut parous maka terdapat dilatasi pada bagian ovariole dan jika ujung pipa udara sudah terurai/terlepas gulungannya sedangkan apabila ujung pipa pipa udara (tracheolus) pada ovarium 12

masih menggulung menunjukkan bahwa nyamuk tersebut belum pernah bertelur (nulliparous) dan tidak terdapat dilatasi pada ovariole. 3. Metode analisis Data kepadatan nyamuk Aedes spp. berdasarkan angka MHD kemudian dihitung kepadatannya menggunakan rumus MHD (Man Hour Density). Rumus Angka Kepadatan Populasi (MHD= Man Hour Density) Parousitas nyamuk dihitung menggunakan rumus Parous rate, yaitu jumlah nyamuk parous dibagi seluruh nyamuk yang dibedah dan dikalikan 100%. Rumus Parous rate nyamuk x 100% Hasil penelitian akan menunjukan nilai Kepadatan dan Parousitas. Semakin tinggi angka atau nilai Kepadatan dan Parousitas semakin tinggi pula potensi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue di Wilayah tersebut. 13

Tabel 2.1. Kategori kepadatan Aedes spp. berdasarkan nilai atau angka MHD MHD (Man Hour Density) Kategori Kepadatan 2 Rendah 4 Sedang 6 Sedang 8 Sedang 10 Sedang 12 Tinggi 14 Tinggi 16 Tinggi 18 Tinggi (WHO 1983 dalam anonim c, 2014) dan (Santoso dan Budiyanto, 2008) 14