HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI NON-VERBAL PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KARIER PERAWAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PEMENUHAN TANGGUNG JAWAB PERAWAT TERHADAP PROFESI DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Komunikasi Terapeutik Perawat Berhubungan dengan Kepuasan Pasien. Nurse s Therapeutic Communications is Related with The Patient s Satisfaction

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN TINGKAT KINERJA PERAWAT DI UNIT KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Wati

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MUTU DAN FASILITAS PELAYANAN DI RUANG PERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS KELAS III DI RUMAHSAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan nasional untuk peningkatan mutu dan kinerja pelayanan. kuantitas. Tenaga keperawatan di rumah sakit merupakan tenaga

EVALUASI PELAKSANAAN PERENCANAAN PULANG

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK INTRAPERSONAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 2 Juni 2012

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RS NUR HIDAYAH BANTUL

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RSUD SETJONEGORO KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA DI YAYASAN SLB BAKTI LUHUR MALANG ABSTRAK

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: IIS HAFIZOH

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

HUBUNGAN KOMUNIKASI VERBAL PERAWAT DALAM PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP INTERNE RSI IBNU SINA BUKITTINGGI TAHUN 2014

DENNY KURNIAWAN NIM I

BAB 1 PENDAHULUAN. dan profesional kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses interaksi

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 3, Oktober 2011

HUBUNGAN PERILAKU ASERTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG TERATAI RSUD dr. SOEGIRI LAMONGAN. Puguh Jaya*,Suratmi** ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP PROFESIONAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANG DENGAN TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT DALAM PENGGUNAAN GLOVE PADA TINDAKAN INJEKSI DI RSUD WONOSARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

RELATIONSHIP CHARACTERISTICS, KNOWLEDGE AND ATTITUDE OF COMMUNICATION WITH NURSES IN THE THERAPEUTIC INPATIENT

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI IBU TENTANG PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN IBU DENGAN ANAK YANG DI RAWAT DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN OLEH PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT BANDA ACEH NURSING CARE PRACTICE OF NURSES IN BANDA ACEH HOSPITAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN KETEPATAN PELAKSANAAN TRIASE DENGAN TINGKAT KEPUASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUP PROF. DR. R. D.

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PENERAPAN POSTCONFERENCE PERAWAT DI RUANG CENDANA IRNA I RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU PERAWAT DALAM MEMBERIKAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI POLI UMUM PUSKESMAS PANJATAN 1 KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

Transkripsi:

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun Oleh: PENTI SARI NINGSIH 201110201119 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015 i

ii

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II THE CORRELATION BETWEEN NURSES THERAPEUTIC COMMUNICATION AND THE LEVEL OF PATIENT SATISFACTION IN PATIENT WARDS CLASS III PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL UNIT II YOKYAKARTA Penti Sari Ningsih, Syaifudin Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: chza_chqzae@yahoo.com Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap kelas III RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjumlah 48 orang dengan menggunakan purposive sampling. Analisis data menggunakan kendall tau. Berdasarkan uji Kendall Tau Corelation, didapatkan hasil bahwa nilai τ = 0,354 dan nilai p = 0,001 karena nilai p< 0,05 berarti hipotesis diterima, artinya ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap kelas III di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Saran untuk Manajer keperawatan PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II perlu merencanakan program peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik perawat melalui pelatihan. Kata Kunci: Kepuasan Pasien, Komunikasi Terapeutik Perawat Abstract: The purpose of this study was to determine the correlation between nurses therapeutic communication and the level of patient satisfaction in patient wards class III PKU Muhammadiyah Hospital Unit II Yogyakarta. This study was a correlational descriptive method. The data collection used a questionnaire. The respondents in this research totaled 48 people using an purposive sampling technique. Data analysis used Kendall Tau. Based on the Kendall Tau correlation test, results show that value τ = 0.354 and value p = 0.001 because the value of p = < 0.05 means the hypothesis is accepted, which means there is correlation between therapeutic nurse communication the level of patient satisfaction in patient wards class III PKU Muhammadiyah Hospital Unit II Yogyakarta. Suggestions it is expectes that the nursing manager PKU Muhammadiyah Hospital Unit II Yogyakarta need to plan improvement ability nurses therapeutic communication through training Keywords : Patient Satisfaction, Therapeutic Nurse Communication. iii

PENDAHULUAN Menurut Depkes RI (2009) rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah sakit memeiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Paradigma baru pelayanan kesehatan mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan dan keinginan pasien dengan tetap mengacu pada kode etik profesi. Perkembangan teknologi yang pesat dan persaingan yang semakin ketat, maka rumah sakit dituntut untuk terus melakukan peningkatan kualitas pelayananya (Depkes RI, 2007). Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2007). Kepuasan akan tercapai apabila diperoleh hasil yang optimal bagi setiap klien dan keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan tanggap kepada atau memprioritaskan kebutuhan klien (Supranto, 2006). Kepuasan pasien akan memberikan dampak yang baik bagi institusi. Keberhasilan hubungan profesional terapeutik antara perawat dan klien sangat menentukan hasil tindakan yang di harapkan. Kepuasan pasien terdiri dari beberapa sapek. Kinerja dan komunikasi merupakan aspek yang paling berkaitan erat dengan perawat karena memiliki intensitas interaksi dengan pasien paling tinggi dibandingkan petugas kesehatan lain di rumah sakit. Kedua aspek tersebut seharusnya menjadi fokus perhatian perawat ketika menolong pasien. kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa banyak perawat yang belum menunjukkan sikapsikap tersebut. Perawat bukan hadir untuk melayani, namun terkesan menyelesaikan tugas saja (Simamora, 2012). Perawat perlu memiliki ketrampilan khusus untuk menambah nilai plus pada dirinya. Salah satunya adalah dengan menguasai komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah pendekatan secara psikologis yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi Damaiyanti (2010). Keberhasilan perawat dalam melaksanakan 1

komunikasi terapeutik merupakan representative dari rumah sakit yang baik. Perawat sebagai pelaksana asuhan keperawatan selama 24 jam berada di dekat pasien, sehingga perawat memegang peranan yang cukup dominan dalam memberi kepuasan kepada pelanggan atau pasien. Kepuasan pasien merupakan nilai subjektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Walaupun subjektif tetap ada dasar objektifnya yang didasari kebenaran dan kenyataan objektif yang ada (Sabarguna, 2005) Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di bangsal Aroyan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II dengan wawancara terhadap 6 orang pasien, 4 diantaranya mengatakan sudah cukup puas dengan komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat namun mereka mengatakan ada beberapa perawat yang ketika melakukan tindakan tidak menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan hanya menjawab apabila ditanya dan mereka juga mengatakan ada beberapa perawat yang kurang ramah dan sering cemberut. Menurut bagian humas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II didapatkan 15% komplain ditujukan kepada perawat. Sementar itu untuk mengetahui kepuasan pasien, terdapat program yang sudah dilakukan oleh Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II adalah dengan memberikan kuesioner kepada pasien, kotak kritik dan saran, dan pengaduan melalui hotline dan web. Meskipun sudah ada SOP tentang komunikasi terapeutik perawat tapi masih ada beberapa perawat yang ketika melakukan tindakan keperawatan hanya berfokus pada formalitas dan tugas saja. Customer satisfaction index (CSI) 2014 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II berada di posisi 4,1 dan nilai maksimal yaitu 5. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap kelas III di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode deskriptif korelasional yaitu bentuk penelitian yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pasien ruang rawat inap kelas III di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan waktu cross sectional yaitu pengukuran 2

terhadap variabel bebas maupun variabel terikat pada waktu yang sama Notoatmodjo (2010). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap dewasa dalam satu bulan di bangsal kelas III RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dengan tujuan tertentu Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : keterangan: N= besar populasi n= besar samel N n = 1+N (d 2 ) d= tingkat kepercayaan/ ketetapan yang diinginkan: 10% (0,10), 5% (0,05) atau 1% (0,01). Jumlah sampel yang berdasarkan rumus tersebut jika diketahui: N= 376 d= 0,10 n = 211 1 + 376 ( 0,10 2 ) n = 48,28 n = 48 orang Sampel minimal pasien rawat inap kelas III yang diperlukan sebanyak 48 orang. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik responden yang diperhatikan pada penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, dan pendidikan pasien. Karakteristik responden tersebut selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.1 Karakteristik Responden Penelitian Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%) Jenis kelamin Perempuan 18 37,5 Laki-laki 30 62,5 Usia Dewasa awal (26-35 tahun) 3 6,3 Dewasa akhir (36-45 tahun) 1 2,1 Lansia awal (46-55 tahun) 38 79,2 Lansia akhir (56-65 tahun) 6 12,5 Pendidikan SMP 7 14,6 SMA/SMK 35 72,9 Universitas (D3/S1/S2) 6 12,5 Jumlah 48 100 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ditinjau dari jenis kelaminnya, sebagian besar atau 30% responden pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki. Ditinjau dari usianya, mayoritas atau 79,2% responden pada penelitian ini diketahui berada pada rentang usia lansia awal (46-55 tahun). Adapun ditinjau dari pendidikannya, mayoritas atau 72,9% responden pada penelitian ini berlatar belakang pendidikan SMA/SMK. Potter & Perry (2009) menunjukkan bahwa laki-laki cenderung mengkomunikasikan sesuatu secara langsung tanpa banyak pertimbangan dan melihat hubungan sebagai tugas saja, sedangkan wanita cenderung lebih hati-hati dan teliti dalam melakukan penilaian terhadap sesuatu yang dianggap baik dan kurang baik dengan menggunakan perasaan. Laki-laki lebih mudah memberikan penilaian kepuasan tinggi, dari pada wanita yang cenderung memerlukan banyak pertimbangan dalam memberikan penilaian. Kepuasan pasien berdasarkan karakteristik umur, jumlah terbanyak dalam kategori kepuasan tinggi adalah responden yang berusia 46-55 tahun yaitu 38 orang (79,2%). Pasien pada usia ini adalah lansia awal, dalam tahap lansia awal adalah tahap anak-anak mulai meninggalkan rumah, pasien memasuki tahap keluarga pasca orangtua. Pada saat di rumah sakit pasien ini akan menerima dan menghargai 4

perawat yang memenuhi harapan dan berkomunikasi secara efektif tentang masalah kesejahterahan lansia. Lansia yang terpisah dari keluarga dan teman akan jarang mengalami sentuhan (Potter & Perry, 2009). Saat berada di rumah sakit mereka akan merasa diperhatikan dan dihargai oleh perawat yang setiap hari datang ke ruang mereka, akibatnya mereka akan cenderung mudah mengatakan puas terhadap pelayanan keperawatan yang mereka terima karena merasa memiliki teman selama berada di rumah sakit. Terkait dengan pendidikan, Rahmqvist (2011) dan Kelarijani, dkk. (2014) menyatakan bahwa pasien yang berpendidikan universitas sulit merasa puas terhadap kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan. Hal ini terjadi karena pasien yang berpendidikan universitas umumnya memahami dengan baik hak-hak pasien/konsumen dalam pelayanan kesehatan. Pada penelitian ini persentase responden yang berpendidikan universitas adalah 12,5% saja. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Lestari (2008, dalam Putra, 2011) bahwa tingkat pendidikan akan cenderung mambantu seseorang dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Komunikasi Terapeutik Perawat Rawat Inap Kelas III di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Tabel 4.2 Komunikasi Terapeutik Perawat Rawat Inap Kelas III RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Komunikasi Terapeutik Frekuensi (f) Persentase (%) Selalu 5 10,4 Sering 36 75 Kadang 7 14,6 Jumlah 48 100 Pada tabel 4.2 komunikasi terapeutik perawat rawat inap kelas III RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dapat diketahui bahwa mayoritas atau 75% responden pasien pada penelitian ini menyatakan bahwa perawat sering memberikan pelayanan komunikasi terapeutik. Adapun 10,4% responden menyatakan bahwa perawat selalu memberikan pelayanan komunikasi terapeutik dan 14,6% responden lainnya menyatakan bahwa perawat hanya kadang-kadang memberikan komunikasi terapeutik. 5

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat sering memberikan pelayanan komunikasi terapeutik. Adapun 10,4% responden menyatakan bahwa perawat selalu memberikan pelayanan komunikasi terapeutik dan 14,6% responden menyatakan bahwa perawat hanya kadang-kadang memberikan komunikasi terapeutik. Tingginya persentase responden yang memberikan jawaban sering pada pelayanan komunikasi terapeutik pada penelitian ini juga terlihat pada pola jawaban dari hasil analisis butir jawaban yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab sering pada 13 item dari 17 item kuesioner komunikasi terapeutik perawat. Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Tabel 4.3 Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Tingkat Kepuasan Frekuensi (f) Persentase (%) Sangat puas 3 6,3 Puas 36 75 Tidak puas 7 14,6 Sangat tidak puas 2 4,2 Jumlah 48 100 Pada tabel 4.3 tingkat kepuasan pasien rawat inap kelas III RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dapat diketahui bahwa mayoritas atau 75% responden pasien pada penelitian ini menyatakan puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Hanya 4,2% responden saja yang menyatakan sangat tidak puas atas pelayanan keperawatan yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas atau 75% responden pasien pada penelitian ini menyatakan puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan. Hanya 4,2% responden saja yang menyatakan sangat tidak puas atas pelayanan keperawatan yang diberikan. Tingginya persentase responden yang menyatakan puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan juga terlihat pada pola jawaban dari hasil analisis butir jawaban yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab puas pada 14 item dari 18 item kuesioner kepuasan pasien rawat inap. Hasil Uji Pengujian Kendall s Tau pada penelitian ini dilakukan melalui teknik tabulasi silang untuk menggambarkan kecenderungan hubungan yang terjadi. 6

Tabel 4.4 Hasil Tabulasi Silang komunikasi terapeutik dan tingkat kepuasan pasien rawat inap kelas III RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II Komunikasi Selalu Sering Kadangkadang Jumlah f % F % f % f % Kepuasan Sangat puas 0 0 3 8,3 0 0 3 100 Puas 5 13,9 31 86,1 0 0 36 100 Tidak puas 0 0 2 28,6 5 71,4 7 100 Sangat tidak 0 0 0 0 2 100 2 100 puas Jumlah 5 10,4 36 75 7 14,6 48 100 Hasil tabulasi silang pada tabel 4.5 komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien menunjukkan kecenderungan bahwa pasien yang sangat puas dan puas dengan pelayanan keperawatan sering mendapatkan komunikasi terapeutik dari perawat. Sementara itu pasien yang tidak puas dan sangat tidak puas hanya kadangkadang mendapatkan komunikasi terapeutik. Tabel 4.5 Hasil Uji Kendall s Tau Korelasi (r) Signifikansi (p) Keterangan 0,354 0,001 Ada hubungan signifikan Hasil korelasi Kendall s Tau pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa hasil uji korelasi menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,001. Nilai uji signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 mengindikasikan ada hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien rawat inap kelas III di PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Nilai korelasi yang besarnya 0,354 dan bersifat positif mengindikasikan bahwa hubungan yang terjadi bersifat positif dan hubungan yang terjadi adalah hubungan yang rendah karena nilainya berada pada rentang 0,200 sampai 0,399 (Dahlan, 2013). Disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dan kepuasan pasien rawat inap kelas III RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Hasil pengujian korelasi Kendall s Tau menemukan adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien Rawat Inap Kelas III di PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II p = 0,001; p < 0,05. 7

Nilai korelasi yang besarnya 0,354 dan bersifat positif mengindikasikan bahwa hubungan yang terjadi bersifat positif dan hubungan yang terjadi adalah hubungan yang rendah karena nilainya berada pada rentang 0,200 sampai 0,399. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dan kepuasan pasien Rawat Inap Kelas III di PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II (Dahlan, 2013). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Darmawan (2009) serta Husna dkk. (2014) yang juga mendapatkan data adanya hubungan signifikan yang antara komunikasi terapeutik perawat dan kepuasan pasie. Dermawan (2009) mendapatkan data bahwa 54,6% perawat telah melakukan komunikasi terapeutik dan 66,7% klien merasa puas atas perawatan yang telah diberikan sehingga hasil analisis Chi square menemukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat kepuasan pasien dengan komunikasi terapeutik perawat pada tahap orientasi p = 0,002; P < 0,05, kerja p=0,023;p<0,05 dan terminasi p=0,002;p<0,05 di IGD RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Husna dkk. (2014) dalam penelitiannya juga mendapatkan data adanya hubungan signifikan antara kepuasan pasien dengan penerapan komunikasi terapeutik di RS Siti Khodijah Sepanjang dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,550 atau hubungan sedang dan nilai signifikansi sebesar 0,007 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wijono (2010) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik merupakan hal yang sangat penting bagi perawat untuk mendukung proses keperawatan yang meliputi pengkajian diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Hal tersebut didukung oleh Sulistiyaningsih (2007) yang menyebutkan bahwa dimensi mutu pelayanan rumah sakit yang mempengaruhi mutu pelayanan salah satunya merupakan dimensi hubungan perawat dengan pasien. Wiyana (2008) mengungkapkan bahwa salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah kepuasan pasien. 8

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: Mayoritas atau 75% pasien di Ruang Rawat Inap Kelas III RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II menyatakan puas dengan pelayanan keperawatan yang diberikan perawat. Mayoritas atau 75% pasien di Ruang Rawat Inap Kelas III RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II menyatakan bahwa perawat sering memberikan komunikasi terapeutik. Ada hubungan signifikan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien Rawat Inap Kelas III di PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II karena nilai signifikansi uji Kendall s Tau menunjukkan nilai signifikansi di bawah 0,05 p = 0,001;p<0,05 dan keeratan hubungan adalah rendah karena nilai korelasinya adalah sebesar 0,354 yang nilainya berada pada rentang 0,200 sampai 0,399. Artinya Semakin sering seorang perawat memberikan komunikasi terapeutik maka komunikasi antara pasien dan perawat akan semakin sering terjadi, hubungan antara perawat dan pasien juga akan semakin dekat, dan kualitas pengkajian keperawatan juga semakin tinggi karena adanya rasa percaya dari pasien yang juga akan meningkatkan kepuasan pasien Saran Bagi ilmu pengetahuan keperawatan, hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi dan kajian untuk menambah khasanah di bidang ilmu pengetahuan keperawatan, khususnya di bidang manajemen keperawatan terkait dengan kepuasan pasien dan komunikasi terapeutik perawat. Bagi Manajer keperawatan PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II, perlu merencanakan program peningkatan kemampuan komunikasi terapeutik perawat melalui pelatihan. Bagi Diklat PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II, perlu memberikan kemudahan dalam pengurusan perizinan penelitian di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Bagi peneliti lanjut, hasil penelitian ini agar dapat menjadi sumber informasi dan bahan kajian untuk menambah wawasan dan pengembangan penelitian terkait dengan hubungan komunikasi terapeutik dan kepuasan pasien. Peneliti selanjutnya diharapkan mengkaji komunikasi terapeutik tidak hanya dari persepsi pasien melainkan juga dari persepsi perawat. 9

DAFTAR PUSTAKA Dahlan, M.S. 2013. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan Edisi 6, Salemba Medika, Jakarta. Damaiyanti, M. 2010. Komunikasi terapeutik dalam praktik keperawata.: PT Refika Aditama, Bandung. Darmawan, I. 2009. Hubungan Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik dengan Kepuasan Klien Dalam Mendapatkan Pelayanan Keperawatan di IGD RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Skripsi Dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro. Departemen Kesehatan RI. 2007. Standar pelayanan minimal rumah sakit. Jakarta. 2009. Sistem kesehatan nasional. Jakarta. Kelarijani, S.E.J. Jamshidi, R. Heidarian, A.R. dan Khorsidi, M. (2014). Evaluation of Factors Influencing Patient Satisfaction in Social Security Hospitals in Mazandaran Province Iran. Caspian Journal of International Medicine 5(4):232-234. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Potter dan Perry. 2009. Fundamental of nursing, EGC, Jakarta. Pohan, I, S. 2007. Jaminan mutu layanan kesehatan;dasar-dasar pengertian dan penerapan, EGC, Jakarta. Putra. 2011. Hubungan perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap kelas III di bangsal Marwah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi tidak di publikasikan. Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah. Yogyakarta Rahmqvist, M. 2011. Patient Satisfaction in Relation to Age, Health Status and Other Background Factors: A Model for Comparisons of Care Units. International Journal of Quality in Health Care 13(5): 385-390. Sabarguna, B. S. 2005. Analisis pemasaran rumah sakit, Konsorsium Rumah Sakit Islam Jateng, Yogyakarta. Supranto, J. M. A. 2006. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan untuk meningkatkan pangsa pasar, Rineka Cipta, Jakarta. Sulistyaningsih. 2007. Mutu pelayanan dan tingkat kepuasan pasien asuransi kesehatan keluarga miskin di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakart. Jurnal kebidanan dan keperawatan Aisyiyah. Simamora, R. 2012. Manajemen keperawatan, EGC, Jakarta. 10

Wijono. 2010. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Airlangga, Surabaya. Wiyana. 2008. Membangun pribadi caring perawat. Dalam http://www.akpermadiun.ac.id, diakses tanggal 13 November 20 11

12