PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

BAB I PENDAHULUAN. dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer bahan pangan, pakan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi yang keberadaanya dialam terbatas dan akan habis. dalam kurun waktu tertentu, yaitu minyak bumi, gas alam, dan

Lampiran 1. Perbandingan nilai kalor beberapa jenis bahan bakar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

BAB III METODE PENELITIAN

ALAT PIROLISIS TEMPURUNG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET BIOMASSA

Briket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells)

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

Analisis Variasi Suhu Tekan Pada Karakteristik Briket Arang Ampas Tebu sebagai Bahan Bakar Alternatif

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea) DENGAN AKTIVATOR ASAM SULFAT

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

Prarancangan Pabrik Karbon Aktif Grade Industri Dari Tempurung Kelapa dengan Kapasitas 4000 ton/tahun BAB I PENGANTAR

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

KARAKTERISTIK API SYNGAS PADA GASIFIKASI DOWNDRAFT DENGAN BAHAN BIOMASSA SEKAM PADI. Nasrul Ilminnafik 1, Frenico A.O. 2 ABSTRACT

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN JERAMI

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

Gasifikasi - Pirolisis Pembakaran

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

MAKALAH PENYEDIAAN ENERGI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 GASIFIKASI BATU BARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

Transkripsi:

TURBO Vol. 5 No. 1. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI Kemas Ridhuan, Joko Suranto Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Metro, Lampung kmsridhuan@yahoo.co.id, jokosuranto123@yahoo.com Abstrak Kebutuhan energi yang terus meningkat dan ketersediaan bahan bakar yang menipis memaksa manusia untuk mencari sumber alternative bahan bakar. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu penelitian untuk memperoleh bahan bakar alternative yang dapat diperbarui seperti kulit durian, limbah kulit durian yang selama ini tidak termanfaatkan dengan baik, karena karakternya yang sukar terurai sehingga berpotensi menjadi salah satu limbah hayati yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh karenanya diperlukan usaha untuk memanfaatkan sampah kulit durian sebagai bahan bakar alternative menggunakan metode pirolisis dan karbonisasi pada waktu penelitian ini dilakukan perlakuan yang sama untuk mengetahui perbedaanya. Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas, sedangkan karbonisasi ialah proses pembakaran yang dilakukan tanpa titik temperatur tertentu udara yang masuk tidak terbatas, tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh proses pirolisis dan karbonisasi pada sampah kulit durian terhadap nilai kalori yang dihasilkan. Penelitian dilakukan di Kampus II Universitas Muhammadiyah Metro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pirolisis dan karbonisasi, dalam proses pirolisis dengan menambahkan tabung pitot dan karbonisasi tanpa menggunakan tabung pitot. Hasil penelitian dengan metode pirolisis didapatkan temperatur tertinggi pada pitot sebesar 398 0 C pada menit ke 90 lamanya bahan bakar habis 90 menit dari 3 kg bahan baku menghasilkan arang 1 kg ( 33,33% ) dan dari 12 kg bahan bakar menyisakan arang 4 kg ( 33,33% ) dihasilkan nilai kalor sebesar 5609,453 Cal/gr, sedangkan pada penelitian dengan metode karbonisasi dihasilkan temperatur pada api sebesar 443 0 C pada menit ke 90 lamanya bahan bakar habis 90 menit dari 12 kg bahan baku menghasilkan arang 3,5 kg ( 29,16% ) pada proses karbonisasi menghasilkan nilai kalor sebesar 3418,9846 Cal/gr. Kata Kunci: Pirolisis, Karbonisasi, Kulit Durian, kalor Latar Belakang Dalam ragam teknologi di era sekarang mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan sehari hari. Namun, seiring dengan teknologi teknologi baru yang bermunculan, timbul masalah yang seharusnya tidak muncul, yang dapat berakibat kepada kehidupan di masyarakat luas. Sebagai contoh, dampaknya saat ini yang dirasakan yaitu kelangkaan bahan bakar sampai pada isu kenaikan harga bahan bakar fosil. Ranah baru yang mampu menggantikan fungsi dari bahan bakar fosil tersebut, sebagai upaya untuk mengendalikan konsumsi bahan bakar fosil. Bahan bakar merupakan suatu material yang apabila diberi sifat panas dapat terbakar dan mengeluarkan energi panas. Sumber energi digolongkan menjadi dua kelompok besar antara lain energi konvensional yaitu energi yang diambil dari sumber yang ketersediannya sangat terbatas di bumi yang tidak dapat digenerasi, misal bahan bakar fosil. Selain itu terdapat juga energi terbarukan yaitu 50

energi yang dihasilkan dari sumber alami yang ketersediaannya akan terus melimpah dan dapat dipulihkan setelah digunakan, misal matahari, air dan angin serta biomassa. Sebenarnya terdapat banyak alasan untuk memilih energi terbarukan dibandingkan bahan bakar fosil, tetapi perlu dipahami bahwa energi terbarukan masih belum cukup siap untuk sepenuhnya menggantikan bahan bakar fosil. Hal ini terutama dikarenakan energi terbarukan masih menjadi pilihan energi yang dimungkinkan secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan bahan bakar fosil, dan dengan demikian banyak negara, terutama negara berkembang, tetap menggunakan bahan bakar fosil yang lebih murah seperti batubara. Landasan Teori 1. Energi Biomassa Biomassa adalah campuran material organik yang kompleks, biasanya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan beberapa mineral lain yang jumlahnya sedikit seperti sodium, fosfor, kalsium dan besi. Komponen utama tanaman biomassa adalah karbohidrat (berat kering kira-kira 75%), lignin (sampai dengan 25%) dimana dalam beberapa tanaman komposisinya bisa berbeda-beda. Keuntungan penggunaan biomassa untuk sumber bahan bakar adalah keberlanjutannya, diperkirakan 140 juta ton matrik biomassa digunakan pertahunya. Keterbatasan dari biomassa adalah banyaknya kendala dalam penggunaan untuk bahan bakar kendaraan bermobil. 2. Pembakaran Pembakaran adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan suatu oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam bentuk pendar atau api. Pembakaran dapat didefinisikan sebagai proses atau reaksi oksidasi yang sangat cepat antara bahan bakar (fuel) dan oksidator dengan menimbulkan panas atau nyala : Bahan bakar padat + O2 Gas buang + abu - ΔH. Noncarbonisasi merupakan proses pembakaran sempurnah karena terjadi dengan pemberian udara atau adanya udara yang masuk, pembakaran metana merupaka reaksi pembakaran sempurna, karena menghasilkan karbon dioksida dan air. Dalam suatu reaksi pembakaran akan menghasilkan panas dan menaikkan suhu, besar suhu yang dihasilkan pada pembakaran nonkarbonisasi dari berbagai limbah pertanian dapat mencapai suhu 430 C. Sementara itu Jamilatun (2013) mengatakan proses pirolisis dilaksanakan dalam suatu reaktor pada suhu 350 C 400 C diikuti dengan kondensasi dalam kondensor berpendingin air, sehingga dihasilkan asap cair. 3. Pirolisis Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Proses dekomposisi pada pirolisis ini juga sering disebut dengan devolatilisasi. Pirolisis atau bisa di sebut thermolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Proses pirolisis menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon, cairan berupa campuran tar dan beberapa zat lainnya. Produk lain adalah gas berupa karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan beberapa gas yang memiliki kandungan kecil. Hasil pirolisis berupa tiga jenis produk yaitu padatan (charcoal/arang), gas (fuel gas) dan cairan (bio-oil). Dan umumnya proses pirolisis berlangsung pada suhu di atas 300 C dalam waktu 4-7 jam. Namun keadaan ini sangat bergantung pada bahan baku dan cara pembuatannya, Demirbas (2005). Temperatur pirolisis untuk mereduksi sampah dicapai secara optimal 4. Karbonisasi Karbonisasi merupakan metode atau teknologi untuk memperoleh arang sebagai produk utama dengan memasukan biomassa padat seperti kulit durian, kayu, TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016 51

sekam padi dll. Pada 400-600 0 C, hal ini dapat menghasilkan tar, asam pyroligneus dan gas mudah terbakar sebagai hasil samping produk. Dalam kasus diskriminisasi dari destilasi kering merupakan terminologi yang digunakan. Karbonisasi umumnya berati pembuatan arang meskipun itu merupakan istilah termasuk distilasi kering. karbonisasi merupakan suatu proses konversi dari suatu zat organik ke dalam karbon atau residu yang mengandung karbon dalam proses pembuatan arang berkarbon, karbonisasi dilakukan dengan membakar kulit durian untuk menghilangkan kandungan air atau content dan material-material lain dalam kulit durian yang tidak dibutuhkan oleh arang seperti hidrogen dan oksigen atau material yang menguap. 5. Nilai Kalor Kalor adalah energi yang dipindahkan melintasi batas suatu sistem yang disebabkan oleh perbedaan temperatur antara suatu sistem dan lingkungannya. Nilai kalor bahan bakar dapat diketahui dengan menggunakan kalorimeter. Bahan bakar yang akan diuji nilai kalornya dibakar menggunakan kumparan kawat yang dialiri arus listrik dalam bilik yang disebut bom dan dibenamkan di dalam air. Bahan bakar yang bereaksi dengan oksigen akan menghasilkan kalor, hal ini menyebabkan suhu kalorimeter naik. Untuk menjaga agar panas yang dihasilkan dari reaksi bahan bakar dengan oksigen tidak menyebar ke lingkungan luar maka kalorimeter dilapisi oleh bahan yang bersifat isolator. 6. Kadar Abu Abu dalam hal ini merupakan bagian yang tersisa dari hasil pembakaran briket. Salah satu penyusun abu adalah silika, pengaruhnya kurang baik terhadap nilai kalor briket arang yang dihasilkan. Jika bahan pembuatan briket dikarbonisasi terlebih dahulu, maka semakin banyak penambahan bahan dalam komposisi, maka nilai kadar abu briket yang dihasilkan akan semakin rendah. Ini disebabkan kandungan yang terdapat dalam bahan banyak yang terbuang pada proses karbonisasi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Gandhi (2010) menyebutkan bahwa walaupun kadar abu dari briket yang tanpa perekat atau 0% adalah yang paling tinggi, ternyata nilai kalornya yang paling tinggi. 7. Kadar Air Kadar air briket berpengaruh terhadap nilai kalor. Semakin sedikit kadar air dalam briket, maka semakin tinggi nilai kalornya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Gandhi (2010) yaitu semakin tinggi komposisi perekat maka nilai kalornya semakin rendah dan kadar airnya yang dihasilkan semakin tinggi pula, tetapi berat jenis dan kepadatan energi yang dihasilkan akan semakin rendah. Metode Penelitian Dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan ekperimen, pada tahapan pertama penelitian akan difocuskan kepada rincian alat yaitu mengenai temperatur tungku bakar, tabung pitot tabung utama dan kebutuhan udara yang masuk pada saat proses pembakaran. Selanjutnya tahapan kedua mengenai hasil dari pembakaran tersebut dengan melakukan perbandingan waktu massa jenis bahan awal dan akhir. Selanjutnya tahapan ketiga yaitu mengetahui pengaruh proses dan karakteristik pirolisis dan karbonisasi pada sampah kulit durian. Uji karakteristik produk dan melakukan perbandingan nilai kalor, adapun tahapan-tahapanya ialah sebagai berikut : 1) Persiapan alat dan bahan Melakukan instalasi sensor termokopel pada alat yang telah di tentukan titik-titiknya. Setelah peralatan instalasi selesai, kemudian siapkan bahan yang akan digunakan dan melakukan penimbangan bahan baku untuk penelitian. 52 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016

2) Tahapan pengujian a. Proses pertama isi tabung pitot dengan bahan baku kulit durian dan isi tabung reaktor sebagai bahan bakar dalam proses pirolisis. b. Proses kedua isi tabung reaktor sebagai bahan baku dan sebagai bahan bakar dalam proses karbonisasi. c. Kemudian lakukan pengaturan udara yang masuk melalui pintu tungku bakar. d. Setelah tabung reaktor terisi biomassa, siram sedikit minyak tanah untuk mempermudah saat proses pembakaran. e. Nyalakan api pada bagian yang telah tersiram minyak tanah f. Apabila api sudah telah dinyatakan benar-benar hidup membakar bahan bakar kemudian tuangkan seperempat bahan bakar dan masukan tabung pitot lalu tuang kembali bahan bakar sesuai kapasistas tabung reaktor tersebut hingga tabung pitot terselimuti oleh bahan bakar untuk proses pirolisis. g. Apabila api telah dinyatakan benarbenar hidup membakar bahan baku tuangkan semua semua bahan baku disamakan sesuai dengan kapasitas berat pada bahan bakar pada waktu proses pirolosis untuk yang karbonisasi. h. Lakukan pencatatan kenaikan temperatur pada tiap-tiap titik setiap kenaikan waktu per 10 menit. i. Setelah selesai proses pembakaran, keluarkan arang dari alat pembakaran kemudian timbang massa arang yang telah dihasilkan. telah diperoleh dengan berdasarkan pada ketentuan yang berlaku. Hasil dan Pembahasan Setelah melakukan penelitian maka di kumpulkan data-data yang di peroleh dari hasil pembakaran dengan menggunakan bahan bakar kulit durian, bahan bakar yang di gunakan untuk proses pembakaran sebanyak 12 kg, udara yang masuk ke dalam ruang bakar adalah udara tetap memakai bukaan 1 /2. Tabel 1. Hasil penelitian pirolisis Proses penelitian pirolisis menggunakan bahan bakar kulit durian dengan bukaan 1 /2 menghasilkan beberapa data yang paling tinggi temperaturnya pada dinding luar 238 0 C pada menit ke 90, temperatur pada dinding dalam sebesar 384 0 C pada menit ke 90, temperatur pada dinding luar pitot sebesar 415 0 C pada menit ke 90, temperatur dalam pitot sebesar 398 0 C pada menit ke 90, sedangkan temperatur pada api sebesar 429 0 C pada menit ke 90 lamanya bahan bakar habis 90 menit dari 3 kg bahan baku menghasilkan arang 1 kg ( 33,33% ) dan dari 12 kg bahan bakar menyisakan arang 4 kg ( 33,33% ). 3) Nilai kalor a. Uji kalor dilakukan dengan menggunakan bom kalorimeter. Hal tersebut digunakan untuk memperoleh keakurasian dari nilai. b. Melakukan perbandingan kualitas produk berdasarkan penelitian yang TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016 53

Tabel 2. Hasil penelitian karbonisasi Proses penelitian karbonisasi menggunakan bahan bakar kulit durian dengan bukaan 1 /2 menghasilkan beberapa data yang paling tinggi temperaturnya pada dinding luar 241 0 C pada menit ke 90, temperatur pada dinding dalam sebesar 437 0 C pada menit ke 90, temperatur pada udara sebesar 173 0 C pada menit ke 90, temperatur api sebesar 443 0 C pada menit ke 90, sedangkan temperatur pada cerobong sebesar 169 0 C pada menit ke 90 lamanya bahan bakar habis 90 menit dengan menyisakan arang 3,5 kg (29,16%). Gambar 1. Perbandingan Nilai Kalor Pirolisis dan karbonisasi Pengujian nilai kalor dilakukan untuk mengetahui nilai kalor yang terkandung dalam proses pirolisis dan karbonisasi, nilai kalor adalah nilai yang menyatakan jumlah panas yang terkandung dalam bahan bakar, nilai kalor tersebut merupakan kualitas utama untuk suatu bahan bakar. Dilihat dari hasil pengujian di atas bahwa perbandingan pirolisis dan karbonisasi, menghasilkan nilai kalor yaitu pirolisis 5726,1789 Cal/gr dan karbonisasi 3418,9846 Cal/gr jadi nilai kalor yang tertinggi adalah proses pirolisis. 1. Pirolisis Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya udara atau dengan udara terbatas. Proses dekomposisi pada pirolisis ini juga sering disebut dengan devolatilisasi. Produk utama dari pirolisis yang dapat dihasilkan adalah arang (char), minyak, dan gas. Sedangkan minyak yang dihasilkan dapat digunakan sebagai zat additif atau campuran dalam bahan bakar. Sedangkan gas yang terbentuk dapat dibakar secara langsung. Arang yang terbentuk dapat digunakan untuk bahan bakar ataupun digunakan sebagai karbon aktif. Proses pirolisis merupakan proses pengarangan dengan menggunakan udara terbatas. Artinya pada suatu sistem tertutup dengan panas tinggi. Proses pirolisis juga disebut sebagai metode dalam pengarangan briket, perbedaannya temperatur yang dipakai lebih dari 200 o C. Proses penelitian pirolisis menggunakan bahan bakar kulit durian menghasilkan beberapa data yang paling tinggi temperaturnya pada dinding luar 238 0 C pada menit ke 90, temperatur pada dinding dalam sebesar 384 0 C pada menit ke 90, temperatur pada dinding luar pitot sebesar 415 0 C pada menit ke 90, temperatur dalam pitot sebesar 398 0 C pada menit ke 90, sedangkan temperatur pada api sebesar 429 0 C pada menit ke 90 lamanya bahan bakar habis 90 menit dari 3 kg bahan baku menghasilkan arang 1 kg ( 33,33% ) dan dari 12 kg bahan bakar menyisakan arang 4 kg ( 33,33% ) dihasilkan nilai kalor sebesar 5609,453 Cal/gr. 2. Karbonisasi Karbonisasi merupakan suatu proses konversi dari suatu zat organik ke dalam karbon atau residu yang mengandung karbon dalam proses pembuatan arang 54 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016

berkarbon, karbonisasi dilakukan dengan membakar kulit durian untuk menghilangkan kandungan air atau content dan material-material lain dalam kulit durian yang tidak dibutuhkan oleh arang seperti hidrogen dan oksigen atau material yang menguap, proses penelitian karbonisasi menggunakan bahan bakar kulit durian menghasilkan beberapa data yang paling tinggi temperaturnya pada dinding luar 241 0 C pada menit ke 90, temperatur pada dinding dalam sebesar 437 0 C pada menit ke 90, temperatur pada udara sebesar 173 0 C pada menit ke 90, temperatur api sebesar 443 0 C pada menit ke 90, sedangkan temperatur pada cerobong sebesar 169 0 C pada menit ke 90 lamanya bahan bakar habis 90 menit dari 12 kg bahan baku menghasilkan arang 3,5 kg ( 29,16% ) pada proses karbonisasi menghasilkan nilai kalor sebesar 3418,9846 Cal/gr. Dari hasil uji kalor dengan menggunakan kedua metode tersebut dengan perlakuan yang sama ternyata memberikan pengaruh antara besarnya nilai kalor yang dihasilkan, yaitu perbedaan nilai kalor antara metode pirolisis dan metode karbonisasi. Metode pirolisis menghasilkan nilai kalor lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kalor yang dihasilkan oleh metode karbonisasi. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian dapat di simpulkan bahwa: 1. Perbandingan pembakaran pirolisis dan karbonisasi a. Pembakaran pirolisis yang di dalam pitot menghasilkan temperatur tertinggi yaitu 398 0 C dari 3 kg bahan baku menghasilkan arang 1 kg ( 33,33% ) dan dari 12 kg bahan bakar menyisakan arang 4 kg ( 33,33% ) dihasilkan nilai kalor sebesar 5726,1789 Cal/gr. b. Pembakaran karbonisasi yang di api menghasilkan temperatur tertinggi 443 0 C dari 12 kg bahan baku menghasilkan arang 3,5 kg ( 29,16% ) pada proses karbonisasi menghasilkan nilai kalor sebesar 3418,9846 Cal/gr. 2. Karakteristik pirolisis dan karbonisasi a. Pirolisis menghasilkan dua arang yang berbeda yaitu dari tabung pitot dan bahan bakar sedangkan karbonisasi hanya menghasilkan satu jenis arang saja. b. Dari perbandingan pirolisis dan karbonisasi menghasilkan nilai kalor yang tertinggi adalah proses pirolisis. Saran Untuk penelitian selanjutnya, penulis memiliki beberapa saran yang mungkin bisa dikembangkan lebih baik lagi, diantaranya: 1. Pada alat pembuat arang yang harus di perhatikan pada tutup tabung karena dalam proses pembakaran agar asap tidak menyebar. 2. Alat Perlu di rapatkan pada tutup tabung supaya asap tidak keluar dari sela-sela. 3. Di harapkan asap yang dihasilkan pada saat proses pembakaran pirolisis di proses untuk dijadikan bio oil. Daftar Pustaka [1] Contained Energy Indonesia.2010. Buku Panduan Energi Yang Terbarukan, Pembangunan Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri.Kementrian Dalam Negeri; Indonesia. [2] Feri Puji Hartanto. 2012. Optimasi Kondisi Operasi Pirolisis Sekam Padi Untuk Menghasilkan Bahan Bakar Briket Bioarang Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Teknik Kimia, Universitas Diponegoro ; Semarang. TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016 55

[3] Gandhi Subroto dan Pangkerego. 2010. Pengaruh Kuantitas Bahan Perekat Pada Bahan Bakar Briket Bioarang. Teknik Kimia, Universitas Diponegoro ; Semarang. [4] Hartoyo. 1983. Pembuatan Briket Dari Limbah Pertanian. Jurusan Teknologi Industri, ITB ; Bandung. [6] Jalal Rosyidi Soelaiman. 2013. Perbandingan Karakteristik Antara Briket Briket Berbahan Dasar Sekam Padi Sebagai Energi Terbarukan. Jurusan Fisika, Universitas Jember. [7] Joko, Santoso,2010. Uji Sifat Minyak Pirolisis Dan Uji Performasi Kompor Berbahan Bakar Minyak Pirolisis Dari Sampah Plastik. [8] Ragil Purwaningsih. 2007. Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif Dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi. Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh November. [9] Yessung Allo Padang. 2008. Analisis Nilai Kalor Briket Bioarang Sampah Daun. Jurnal Teknik Mesin, Universitas Mataram. 56 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 1. 2016