BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peranan yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah kualitatif, menurut Denzin dan Lincoln (2006:46)

MEDIA TRADISIONAL. A. Pengertian Media Tradisional

Psikologi Komunikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dasarnya pada realitas adalah konstruksi sosial dari Berger dan Luckmann.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai

BAB II LANDASAN TEORI. Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

Kelompok 3. Edwin septian yusuf ( ) Iva marviana s ( ) Sindy ( ) Roxanne ( ) Reza

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

BAB IX. Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, W.J.S. 1989:675) disebutkan persepsi adalah :

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TEORI KOMUNIKASI PERTEMUAN KETUJUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya

BAB II KAJIAN TEORITIK. menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi,

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

PENDAHULUAN. (feedback) dan respon yang sesuai dengan keinginan atau tujuan komunikator.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan budaya yang sangat luar biasa.

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB II DESKRIPSI TENTANG TANGGAPAN, TAYANGAN DAN TELEVISI Deskripsi Teoritik Tentang Tangapan. gambaran ingatan dari pengamatan.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau. Tradisi ini dapat ditemui dalam upacara perkawinan, batagak gala

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB II LANDASAN TEORITIS. perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, karena fungsinya yang sangat penting untuk menjaga

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

3. Karakteristik tari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan unsur atau bagian dari kebudayan yang hidup di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sastra secara nyata memang berbeda dengan psikologi. Psikologi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sastra tidak terlepas dari kehidupan manusia karena sastra merupakan bentuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kelompok wanita selama masa reproduksinya. Indikator Anak Lahir Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara memiliki kebudayaan yang beragam. Kebudayaan juga

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB II LANDASAN TEORI

Pengertian komunikasi Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kontes pendidikan seni untuk sekolah dasar tidak menuntut siswa

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Multimodal merupakan salah satu cabang kajian Linguistik Sistemik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Persepsi 1. Pengertian Persepsi Menurut Desdereto, yang dikutip oleh Jalaluddin Rahmat (1999 : 51) menyatakan bahwa Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi atau pesan. Kemudian Mar at (1984 : 21-22), memberikan penjelasan persepsi sebagai berikut: Persepsi merupakan proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen kognisi. Aspek kognisi merupakan aspek penggerak perubahan karena informasi yang diterima akan menentukan perasaan dan kemauan berbuat. Jadi jelas bahwa komponen kognisi akan berpengaruh terhadap predisposisi seseorang untuk bertindak, terhadap suatu objek, yang merupakan jawaban atas pernyataan atas apa yang dipikirkan dan apa yang persepsikan tentang objek tersebut. Selanjutnya menurut Pringgodigdo, A.K. (1991 : 866) Persepsi diartikan, sebagai proses mental yang menghasilkan bayang-bayang pada diri individu, sehingga dapat mengenal suatu objek dengan ingatan tertentu, baik secara

9 indera penglihatan, indera peraba, dan sebagainya sehingga akhirnya bayangan itu dapat disadari. Kemudian Tim Penyusun kamus, Pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa Indonesia (1997) Persepsi didefinisikan sebagai berikut : 1) Tanggapan atau penerimaan langsung dari suatu serapan 2) Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indra. Selanjutnya menurut C.P. Chaplin (1989 : 358), persepsi diberi pengertian yang meliputi : 1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indra. 2) Kesadaran dari proses-proses organis. 3) (Tichener) satu kelompok pengindraan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman-pengalaman masa lalu. 4) Variable yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan untuk melakukan pembedaan diantara perangsangperangsang. 5) Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu. Selanjutnya William James yang dikutip oleh Isbandi Rukminto Adi (1994 : 105-106), menyatakan bahwa, Persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita serta sebagian lainnya dari pengolahan ingatan ( memory) kita (diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki).

10 Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan dilihat dari isinya maka persepsi adalah kemampuan seseorang membeda-bedakan antara objek yang satu dengan objek yang lain. Dalam proses tersebut didahului dengan pandangan dan pegangan yang berasal dari komponen kognisi sehingga seseorang dapat dinyatakan dalam prilaku terhadap objek tertentu. 2. Proses Terjadinya Persepsi 1) Sensasi (Sensasion) Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis atau konseptual dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera. 2) Perhatian (Attention) Dalam menentukan perhatian ini ada 2 faktor yang harus dijadikan pertimbangan, yaitu : a. Faktor situasional disebut juga sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau menarik perhatian. Stimulan diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol seperti gerakan, intensitas dan perulangan. b. Faktor personal bersifat internal atau menarik perhatian. faktor ini merupakan faktor yang mengandalkan kemampuan alat indera masingmasing individu untuk berkonsentrasi terhadap suatu obyek rangsangan. Apa yang menjadi perhatian seseorang akan lolos dari perhatian orang lain atau sebaliknya. Ada kecendrungan kita melihat apa yang ingin kita lihat.

11 Menurut Sendjaja (1994: 55), persepsi mensyaratkan tiga hal yaitu: a. Orang yang mempersepsi b. Objek persepsi c. Suatu persepi atau makna yang merupakan hasil dari tindakan persepi. Persepsi meliputi proses yang dilakukan seseorang dalam memahami informasi mengenai lingkungannya. Proses pemahaman ini melalui penglihatan, pendengaran, dan penciuman. Dengan demikian persepsi merupakan suatu proses pengamatan terhadap sesuatu objek yang terdiri dari: a. Stimulasi pada alat ngindra (sensory stimulation Pada tahap ini, alat-alat indra distimulassi atau dirangsang akan keberadaan sesuatu hal, akan tetapi meskipun manusia memiliki kemampuan pengindran untuk merasakan Stimulus, manusia tidak selalu menggunakannya, sebagai contoh pada saat seseorang melamun. b. Stimulasi terhadap alat indra di atur Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip, salah satu prinsip yang digunakan adalah prinsip Proximitas atau kemiripan. Sebagai contoh kita mempersepsikan pesan yang datang segera setelah pesan yang lain sebagai suatu unit dan menganggap bahwa keduanya tentu saling berkaitan. Prinsip lain adalah prinsip kelengkapan (closure). Manusia cendrung mempersepsikan gambar atau pesan yang dalam yang dalam kenyataan tidak lengkap sebagai gambar atau pesan yang lengkap, dengan melengkapi bagianbagian gambar atau pesan yang tampak logis untuk melengkapi gambar ataupun pesan tersebut.

12 c. Stimulasi alat indra ditafsirkan-dievaluasi Langkah ketiga adalah penafsiran-evaluasi kedua istilah tersebut digabungkan guna menegaskan bahwa keduanya tidak dapat dipisahkan. Langkah ketiga ini merupakan proses subyektif yang melibatkan evaluasi dari pihak penerima. Penafsiran tersebut tidak semata-mata dirasakan pada rangsangan luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyakinan tentang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat tersebut dan lain sebagainya. Selanjutnya menurut Sendjaja (1994: 55), sifat-sifat persepsi adalah: a. Persepsi adalah pengalaman Untuk mengartikan makna dari seseorang, objek atau peristiwa, kita harus memiliki dasar untuk melakukan interpretasi. Dasar ini biasanya kita temukan pada pengalaman masa lalu kita dengan oran, objek atau persitiwa tersebut atau dengan hal-hal yang menyerupainya. Tanpa landasan pengalaman sebagai pembanding, tidak mungkin untuk mempersepsikan suatu makna sebab ini akan membawa kita pada suatu kebingungan. b. Persepsi adalah selektif Ketika kita mempersepsikan sesuatu, kita cenderung memperhatikan hanya bagian-bagian tertentu dari suatu objek atau orang. Dengan kata lain, kita melakukan seleksi hanya pada karakteristik tertentu dari objek persepsi kita dan mengabaikan yang lain.

13 c. Persepsi adalah penyimpulan Proses psikologi dari persespi mencakup penarikan kesimpulan melalui suatu proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas informasi yang tidak lengkap. Dengan kata lain, mempersepsikan makna adalah melompat kepada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarakan atas data yang dapat ditangkap oleh indra kita. d. Persepsi tidak akurat Setiap persepsi yang kita lakukan akan mengundang kesalahan dalam kadar tertentu. Hal ini antara lain disebakan oleh pengaruh pegalaman masa lalu, selektivitas dan penyimpulan. Biasanya ketidak akuratan ini terjadi karena penyimpulan yang terlalu mudah atau menyama ratakan. e. Persepsi adalah evaluatif Persepsi tidak akan pernah objektif karena kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap, nilai dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk memberi makna pada objek persepsi. Karena persepsi merupakan proses kognitif psikologi yang ada di dalam diri kita, maka hasil persepsi berupa baik (positif), biasa saja (netral), maupun tidak baik (negatif) bersifat subyektif atau tergantung pada individu yang mempersepsi.

14 B. Tinjauan Pemuda 1. Pengertian Pemuda Komunikasi dibidang budaya akan lebih terkait dengan para pemuda yang menjadi sasaran pokok objek penelitian. Untuk mengetahui pengertian Pemuda sering dijumpai kesamaan pengertian antara Remaja dan pemuda hal ini disebabkan kesamaan kriteria antara remaja dan pemuda. Berikut pengertian pemuda dari beberapa pendapat. Dilihat dari sudut pandang Psikologik dan Pedagogik, H.A.R Tilaar menyebutkan Pemuda ialah suatu masa yang identik dengan sifat pemberontak berani tetapi pendek akal, dinamik tetapi serampangan, penuh gairah tetapi sering berbuat yang aneh-aneh. Pendek kata Pemuda identik dengan romantik, masa yang menarik tetapi juga perlu dikasihani setidaknya dari kacamata orang dewasa. (LP3S : 1974 : 21). Dari segi Demografi, dan dari sudut kependudukan serta pandangan ekonomi dan yang tercantum dalam penetapan inter regional seminar an the traning of frofesural volountary yout leader (Denmark, 1969) maka Pemuda seperti yang dikutip M. Yasin adalah Putera-puteri yang telah masuk usia kerja antara 10-25 tahun (LP3S : 1974 : 21). 2. Kelompok Pemuda Sementara dalam buku Pola Dasar Pembisaan Generasi Muda (1979) bahwa pemuda dikelompokkan menjadi beberapa segi yaitu :

15 1) Dari segi budaya dan fungsional Berdasarkan dari segi ini, maka dikenal isilah anak-anak, remaja, dan dewasa kriterianya : a. Anak ialah mereka yang berumur antara 0 12 tahun b. Remaja ialah mereka berumur 13 18 tahun c. Dewasa ialah mereka yang berumur 18 22 tahun 2) Dilihat dari segi ideologi politik Berdasarkan ideologi politik maka generasi muda adalah calon pengganti terdahulu dalam hal ini yaitu : yang berumur 18 30 tahun, dan kadangkadang juga hingga 40 tahun. 3) Dilihat dari segi umur, lembaga, dan ruang lingkup tempat pemuda. Berdasarkan pengertian ini maka pengertian pemuda terbagi menjaditiga kategori yaitu : a. siswa berumur antara 6 18 tahun masih berada di bangku sekolah b. Mahasiswa 18 25 tahun dan berada di perguruan tinggi c. Pemuda di luar sekolah dan perguruan tinggi dan berumur 15 30 tahun. Dari berbagai pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa pemuda adalah masa pengembangan seseorang dimana terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikologis menuju kedewasaan. Sedangkan mengenai batas antara rentangan usia baik lelaki dan perempuan adalah umur 14 30 tahun.

16 C. Tinjauan Komunikasi Tradisional 1. Pengertian Komunikasi Tradisional Komunikasi tradisional menurut Effendy (1989 : 375) adalah gaya atau cara berkomunikasi yang berlangsung lama secara turun temurun pada suatu masyarakat tertentu yang berbeda dari masyarakat lainnya, disebabkan ciri-ciri khas masyarakat bersangkutan beserta tata nilai kebudayaan suatu masyarakat desa sangat ditentukan oleh faktor budaya setempat. 2. Bentuk Komunikasi Tradisional Menurut Arni Muhammad dalam (Joewono, 1998 : 122) komunikasi tradisional adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang sifatnya masih tradisional, misalnya bahasa daerah, budaya daerah, kesenian daerah, dan lainlain. Berdasarkan definisi tersebut, maka bentuk komunikasi tradisional dapat berupa bahasa daerah, budaya daerah ataupun simbol-simbol budaya daerah dengan menggunakan media yang bersifat tradisional. 2. Sifat-Sifat Media Tradisional Ranganath dalam (Jahi, 1999 : 103), misalnya, menuturkan bahwa media tradisional akrab dengan masa khalayak, kaya akan variasi dengan segera akan tersedia, dan biayanya rendah. Sedangkan menurut Eapen dalam (Jahi, 1999 : 103) menyatakan bahwa media ini secara komparatif murah, tidak perlu di impor, karena ia merupakan milik komunitas. Disamping itu, medianya tidak akan menimbulkan ancaman kolonialisme kebudayaan dan dominasi ideology asing.

17 Media tradisional dikenal juga sebagai media rakyat. dalam pengertian yang lebih sempit, media ini sering juga disebut sebagai media rakyat. dalam hubungan ini, Coseteng dan Fernandes dalam (Jahi, 1999 : 101) mendefinisikan media tradisional sebagai bentuk verbal, gerakan, lisan dan visual yang dikenal atau dipertunjukkan oleh mereka dengan maksud menghibur, memaklumkan, menjelaskan, mengajar dan mendidik. Sejalan dengan definisi ini, maka media rakyat tampil dalam bentuk nyanyian rakyat, tarian rakyat, musik instrumental rakyat, drama rakyat, pidato rakyat yaitu semua kesenian rakyat apakah berupa produk sastra visual ataupun pertunjukkan yang diteruskan dari generasi ke generasi Glovel dalam (Jahi, 1999 : 10) oleh karena sifat-sifat di atas, media ini berfungsi sebagai pembawa pesan yang lebih baik daripada media lainnya bagi kesejahteraan seluruh warga masyarakat dalam berbagai aspek pembangunan sosial, ekonomi dan budaya. Kesejahteraan ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia di daerah pedesaan secara menyeluruh. Dipihak lain, Dissanayake dalam (Jahi, 1999 : 104) menunjukan kelebihan media rakyat ini, jika dibandingkan dengan media massa yang ada di Negaranegara yang sedang berkembang. pertama, kredibilitas media tradisional lebih besar, karena ia telah lama dikenal. Media tersebut dapat mengekspresikan kebutuhan, kegembiraan, kesedihan, kesenangan atupun kekecewaan masyarakat yang mendalam karena menderita kekalahan. Kedua, media tradisional menggunakan ungkapan-ungkapan dan symbol-simbol yang mudah dipahami oleh rakyat dan mencapai sebagian dari populasi yang berada diluar

18 jangkauan pengaruh media massa, dan yang menuntut partisipasi aktif dalam proses komunikasi. D. Tinjauan Kesenian 1. Pengertian Kesenian Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat. Kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, normanorma, dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil manusia. Kuntjaraningrat Kesenian merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan seni. Sedangkan menurut pengertian awam, seni adalah keindahan yang diciptakan oleh manusia. Bunga mawar yang indah bukan suatu karya seni, tetapi jika bunga tersebut dilukis maka lukisan tersebut merupakan sebuah karya seni. Ki Hajar Dewantara memberi batasan yang lebih luas lagi dengan pendapatnya, bahwa seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah, sehingga dapat menggerakkan jiwa perasaan manusia.

19 1. Faktor-faktor Lahirnya Kesenian Seni dapat lahir dan berkembang karena pada umumnya manusia senang pada keindahan. Sampai dengan sekarang telah terdapat banyak macam seni yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa cabang seni. Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada media yang dipakai untuk mengungkapkannya. Macam-macam cabang seni adalah: 1) Seni suara, yaitu seni yang diungkapkan dengan media suara. Misalnya seni musik, seni vokal, seni baca Al Qur an. 2) Seni gerak, yaitu seni yang diungkapkan dengan media gerak. Misalnya seni tari, seni pantomim, senam irama. 3) Seni sastra, yaitu seni yang diungkapkan dengan media bahasa. Misalnya seni prosa, seni puisi. 4) Seni rupa, yaitu seni yang diungkapkan dengan media rupa. Misalnya seni lukis, seni patung, seni bangunan. 5) Seni drama, yaitu seni yang memperagakan suatu cerita dengan media suara, gerak dan rupa. Misalnya seni lenong, seni ludruk, seni opera. Pada waktu dulu penciptaan karya seni juga banyak terpengaruh oleh bentukbentuk alam, di samping faktor keindahan. Hal itu tampak jelas terutama pada karya-karya seni rupa. Pada zaman modern sekarang, karya-karya kontemporer (masa kini) lebih mengutamaka n pada ide atau gagasan baru, ujudnya tampak lebih bebas bahkan banyak yang tidak berujud bentuk alam atau abstrak. Kadang-kadang juga tidak menunjukkan adanya keindahan, tetapi tetap dapat menyentuh rasa.

20 Pengertian atau Definisi Kesenian diambil dari kata Seni yang berarti Proses dari manusia (menciptakan) atau intisari ekspresi dari kreativitas yang mengandung unsur keindahan dan keelokan, orang yang menciptakan sebuah kreativitas seni disebut Seniman. Definisi atau pengertian kesenian adalah bagian dari kebudayaan yang ada hubungannya dengan unsur keindahan dan keelokan, unsur itu adanya dalam batin dipikiran manusia yang termasuk unsur keindahan itu dan bisa juga definisi atau pengertian kesenian adalah proses penciptaan unsur-unsur yang membuat hati senang, puas buat melengkapi sisi bathin kehidupan manusiawi. E. Tinjauan Lempar Selendang 1. Sejarah Lahirnya Lempar Selendang Upacara adat pernikahan ini salah satunya adalah tari selendang/lempar selendang, yaitu sebuah tarian menggunakan kain selendang oleh muli mekhanai yang diringi oleh musik tradisional gong dan rebana. Secara bergantian muli mekhanai mencari pasangan hingga terbentuk dua pasangan lalu barulah tarian dimulai, proses pergantian antar muli mekhanai satu dengan yang lainnya adalah saat dihentikannya alunan musik ditengah pasangan muli mekhanai yang sedang menari lalu mereka masing-masing memilih dan memberikan selendang untuk penari selanjutnya secara berpasangan dan demikian seterusnya. Acara muda mudi ini bisa di bilang tradisi, turun temurun dari generasi ke generasi. Upacara adat pernikahan ini salah satunya adalah tari

21 selendang/lempar selendang, yaitu sebuah tarian menggunakan kain selendang oleh muli mekhanai yang diringi oleh musik tradisional gong dan rebana. Secara bergantian muli mekhanai mencari pasangan hingga terbentuk dua pasangan lalu barulah tarian dimulai, proses pergantian antar muli mekhanai satu dengan yang lainnya adalah saat dihentikannya alunan musik ditengah pasangan muli mekhanai yang sedang menari lalu mereka masing-masing memilih dan memberikan selendang untuk penari selanjutnya secara berpasangan dan demikian seterusnya. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Dahulu di Lampung Barat hanya ada alat musik gong dan rebana dan belum ada VCD Player maka sekarang sudah ada VCD Player yang lebih canggih, sehingga alat-alat musik tradisional tadi ditinggalkan dan digantikan dengan alat musik yang lebih canggih dan lebih mudah digunakan, kondisi yang demikian mau tidak mau berpengaruh terhadap kesenian tradisonal kita, padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Sebenarnya perubahan dan pergeseran nilai suatu kebudayaan adalah lumrah adanya, asalkan tidak bergeser terlalu jauh dari sifat dan nilai-nilai aslinya, karena pada dasarnya pun kebudayaan sebagai hasil cipta, rasa, dan karya manusia adalah bergerak secara dinamis.

22 2. Makna Lempar Selendang Makna banyak yang terkandung dalam kesenian lempar selendang ini, selain makna keberamanaan, makna silaturhami, ajang perjodohan. Setiap jenis musik yang dilaksanakan dalam acara-acara sesuai dengan alunan musik yang dipakai dalam acara tersebut. misalnya dalam acara pernikahan maka yang digunakan adalah alat musik tradisional sedangkan pada saat acara muda-mudi digunakan alat musik modern VCD/CD. Makna simbolik lempar selendang ini bersifat objektif, artinya arti simbolik yang terkandung di dalamnya sudah menjadi tradisi yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat yang diteruskan dari gener. 3. Tahapan Kegiatan Seni Lempar Selendang Kesenian lempar selendang adalah suatu kegiatan acara pada upacara perkawinan yang sering dilakukan masyarakat Lampung Barat khususnya dan sebagian besar sumatra bagian selatan. Adapun tahapan kegiatan acara muli mekhanai dalam acara lempar selendang pada resepsi upacara perkawinan biasanya dilakukan dengan cara menyampaikan sebuah pesan dari tuan rumah kepada kepala bujang. Lalu pesan tersebut di sebarkan dari mulut kemulut sehinggga beritanya menyebar ke pada muli mekhanai di kampung tersebut dan bahkan menyebar sampai kampung- kampung tetangga.

23 Pada saatnya acara lempar selendang akan dilaksanakan mula-mula kepala bujang atau pembawa acara jenang akan berpidato, yang bermaksud menyampaikan tata acara dari kegiatan lempar seledang dan tata tertib yang harus dipatuhi perserta atau pemuda yang mengikuti acara tersebut, baik prilaku, bahasa, serta busana yang layak dipakai. Setelah pembawa acara menyampaikan pidato tata acara dan tata tertib peraturan kegiatan lempar selendang yang akan dilaksankaan, barulah pemuda/pemudi yang siap dan bersedia mengikuti peraturan tersebut dipersilahkan untuk memasuki rungan acara. Kemudian tahapan selanjutnya di dalam ruangan muda/mudi melakukan surat menyurat antara mereka sebagai awal mula perkenalan antara mereka dengan diiringi musik lempar selendang. Lalu lempar seledang dilakukan setelah kegiatan surat menyurat dilakukan sebagai tahap perkenalan selanjut antara mereka. Setelah beberapa rangkaian acara dilakukan masuklah pada tahapan kegiatan membakar rokok sesuahan khuku, yang mana pemuda yang telah melakukan perkenalan pada kegiatan sebelumnya meminta untuk rokok yang pemuda mekhanai punya dibakarkan oleh pemudi muli. Setelah kegiatan sesuahan khuk berakhir masuklah tahapan meminum kopi ngupi dan makanmakanan khas lampung cucur, rengginang,dodol, dll. Dengan telah berakhirnya beberapa kegiatan tahapan lempar selendang, tibalah untuk pemuda/pemudi makan bersama mengan bersama. Lalu pembawa acara jenang menyampaikan pesan penutup kepada pemuda/pemudi bahwa acara lempar selendang telah berakhir antara mereka, dan dengan itu berakhir pula acara pernikahan antara teman sebayanya yang telah tiba lebih dulu jodohnya.

24 F. Landasan Teori Teori persepsi yang melandasi penelitian ini ialah teori mengenai faktorfaktor yang menentukan persepsi yang dikemukakan oleh David Krech dan Ricard S. Crutchfield dalam Rakhmat (1994:4), yang terdiri dari faktor fungsional dua faktor struktural, yaitu sebagai berikut : 1. Faktor Fungsional Faktor Fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk dari faktor personal. Yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik yang memberikan respon pada stimuli tersebut. Krech dan Crutchfield merumuskan dalil persepsi yang pertama : persepsi bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini berarti bahwa objek- objek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi kita biasanya objek- objek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasanan emosional dan latar belakang budaya terhadap persepsi. Pengruh kebudayaan terhadap persepsi. Sudah merupakan disiplin tersendiri dalam psikologi antar budaya ( croos cultural psychology) dan komunikasi antar budaya ( intercultural communication). Faktor- faktor fungsional yang mempengruhi persepsi lazim disebut sebagai kerangka rujukan. Kerangka rujukan mempengaruhi bagaimana orang memberi makna pada pesan yang diterimanya. Mula- mula konsep ini berasal

25 dari psikofisik yang berkaitan persepsi objek. Para psikolog sosial menerapkan konsep ini untuk menjelaskan persepsi sosial. Adapun faktor- faktor fungsional meliputi : 1) Kebutuhan sesaat dan kebutuhan menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi atau menentukan persepsi seseorang. Dengan demikian, kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi. 2) Kesiapan mental, suasana mental seseorang akan mempengaruhi atau menentukan persepsi seseorang. 3) Suasana emosi, suasana emosi seseorang baik dalam keadaan baik, sedih, bahagia, gelisah maupun marah akan sangat mempengaruhi persepsinya terhadap suatu objek rangsangan. 4) Latar belakang budaya, latar belakang budaya seseorang berasal, akan mempengaruhi dan menentukan persepsi seseorang pada suatu rangsangan. 2. Faktor Struktural Faktor Struktural semata-mata berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek syarat yang ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Krech dan Cruthfield dalam Rakhmat (2005: 59-60), merumuskan dalil persepsi : 1) Bahwa medan perseptual dan kognitif selalu diorganisasikan dan diberi arti dan manusia akan mengorganisikan tentang sebuah objek yang diterimanya enggan menginterpretasikan konteks petunjuknya. 2) Bahwa sifat- sifat perseptual dan kognitif dari sub struktur ditentukan pada umumnya oleh sifat- sifat struktur secara keseluruhan. Artinya bahwa sifat

26 struktur keseluruhan akan memberikan efek kontras atau asimilasi terhadap sub struktur. 3) Bahwa objek atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai saatu sama lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur. Dalam konteks penelitian ini, dari kedua faktor tersebut yang akan dikaji hanya pada faktor fungsional yaitu kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosi dan latar belakang budaya. Alasan pemilihan faktor ini adalah untuk pembatasan pembahasan agar tidak meluas dan berbagai faktor fungsional tersebut sesuai dengan kajian penelitan mengenai persepsi pemuda terhadap pergeseran musik pengiring kesenian lempar selendang asi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah, seperti kesenian lempar selendang. Hal ini disebabkan karena kesenian lempar selendang dapat menjalin silahturahim, mengumpulkan kebahagiaan dan semangat untuk muda-mudi yang belum menikah, bisa juga jadi ajang perkenalan atau perjodohan. G. Kerangka Pikir Bentuk komunikasi tradisional dapat berupa bahasa daerah, budaya daerah ataupun simbol-simbol budaya daerah dengan menggunakan media yang bersifat tradisional. Lempar selendang merupakan tradisi yang turun menurun hingga sekarang masih tetap dipertahankan dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya

27 informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah, seperti tradisi upacara pernikahan adat. Dalam hal ini Peneliti persepsi dan pemahaman pemuda, selaku orang yang bertanggung jawab dalam upacara penikahan adat yang akan dihadiri oleh muda-mudi dan para pemuda anggota sanggar seni Way Tippon Kelurahan Gedung Meneng Kecamatan Raja Basa Kota Bandar Lampung tentang kesenian lempar selendang serta dikaji lebih mendalam melalui teori makna simbolik. Dengan mengumpulkan data-data di lapangan baik secara pengamataan atau observasi serta melakukan wawancara terhadap informan yang telah ditentukan melalui teknik sample purposive.

28 Gambar Bagan Bagan Kerangka Pikir Kesenian Lempar Selendang Pergeseran Alat Musik Tradisional - Gong - Rebana - Gamolan - Gambus Persepsi Pemuda Modern - Tape - VCD - MP3 Ket: Pergeseran Alat Musik Kesenian Lempar Selendang