BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. II.1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN TAHAPAN PENCALONAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1080, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Pengawasan Pemilu. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

No.849, 2014 BAWASLU. Kampanye. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II DISKRIPSI ORGANISASI

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

2 Mengingat : Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG MEKANISME PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG MEKANISME PENGAWASAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGAWASAN DANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAWASLU. Pemungutan Suara. Perlengkapan. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT KETETAPAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN RAYA WILAYAH FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Nomor : 003/TAP/P3W-DPMFEM/IX/2016

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum tentang Pengawasan Tahapan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA PENYELENGGARA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan.

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

2011, No Daftar Pemilih Tetap Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAROLANGUN

PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambaha

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

BAB II PELAKSANA PENGAWASAN

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 1 TAHUN 2010

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN II.1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota Dalam mengawasi pelaksanaan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2014 maka dibentuk Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Bawaslu merupakan Badan pengawas pemilihan umum yang selanjutnya membentuk Bawaslu Provinsi dan selanjutnya Bawaslu Provinsi membentuk Panwaslu Kabupaten/Kota untuk mengawasi Pemilihan Umum diwilayah Provinsi dan dan Kabupaten/Kota. 2.1.1. Visi dan Misi Panwaslu Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten/Kota adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu diwilayah kabupaten/kota. Panwaslu Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota Kabupaten/Kota. Adapun visi dan misi Panwaslu Kabupaten/Kota adalah visi dan misi Bawaslu itu sendiri, yaitu 18 : a. Visi Bawaslu Terciptanya pengawasan Pemilu yang efektif dan efisien melalui pengawas Pemilu yang berintegritas dan professional untuk mewujudkan pemilu yang demokratis. 18 Pedoman Pengawasan Pemilu 2013

b. Misi Bawaslu 1. Melaksanakan pengawasan Pemilu secara taat azas dan taat aturan; 2. Membangun dan meningkatkan integritas dan kapasitas Pengawas Pemilu; 3. Menjalin sinergi dengan para pemangku kepenyingan dan lembaga penegak hukum; 4. Menggalang partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu.

II.2. Susunan Organisasi, Struktur dan Fungsi Sekertariat Panwaslu Kabupaten/Kota Medan KETUA/ DIVISI UMUM Drs. Masa Padang ANGGOTA/DIVISI PENGAWASAN Irfan Fadila Mawi, S.H ANGGOTA/DIVISI PENINDAKAN PELANGGARAN Helen N.M Napitupulu, S.H KEPALA SEKERTARIAT Ivaldo Fadillah, S.E BENDAHARA Lenawati Syah, S.H STAFF PNS 1. Jhon Marihot Sihombing 2. Erika TarigaN, S.E STAFF NON PNS 1. Agus Fitri, Amd 2. Dwi Purnama Rida, S.kom 3. Mayfini 4. Geofani 5. Ayu Wardah *Gambar 1: Gambar Struktur Panwaslu Kabupaten/Kota Medan

II.3. Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Sekretariat Pengawas Pemilihan Umum Provinsi tertuang dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum dan Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Pasal 3, yaitu: (1) Sekretariat Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, yang selanjutnya disebut Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota, adalah lembaga kesekretariatan Panwaslu Kabupaten/Kota yang di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berda dibawah dan bertanggung jawab kepada Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (Panwaslu Kabupaten/Kota). (2) Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota dipimpin oleh Kepala Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota. Kepala Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota diangkat oleh Kepala Sekretariat Bawaslu Provinsi atas nama Sekretariat Jenderal Bawaslu. Pegawai sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota berasal dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil. (3) Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota mempunyai tugas memberikan dukungan teknis dan administratif kepada Panwaslu Kabupaten/Kota. Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota menyelenggarakan fungsi: a. Membantu anggota Panwaslukada yang menyusun dan menetapkan program dan kegiatan pengawasan PemiluKada b. Menyiapkan bahan teknis untuk kebutuhan pengawasan PemiluKada;

c. Mengelola data dan bahan hasil pengawasan PemiluKada; d. Tugas yang ditetapkan oleh kepala sekretariat sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Divisi Pengawasan dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas, yaitu: a. Mempersiapkan rencana, langkah-langkah, dan strategi pengawasan PemiluKada; dan b. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk memperluas pengawasan partisipatif. Koordinator bidang pada Sekretariat Panwaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota bertanggungjawab kepada Kepala Sekretariat Panwaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai tingkatannya masing-masing. Koordinator bidang wajib menyampaikan laporan berkala dengan tepat waktu kepada Kepala Sekretariat Panwaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai tingkatannya masingmasing. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan antar unit organisasi maupun dengan instansi lain dan pemerintah daerah. Kepala sekretariat Panwaslu, wajib mengawasi pegawai sekretariat di lingkungan masing-masing dan mengambil langkah-langkah sesuai peraturan perundang-undangan dalam hal terjadi penyimpangan. Kepala sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota, bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan, serta memberikan bimbingan dan petunjuk bagi

pelaksanaan tugas pegawai sekretariat di lingkungan masing-masing. Kepala dan pegawai Sekretariat Panwaslu Kabupaten/Kota, mematuhi petunjuk atasan dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. II.4. Tugas dan Wewenang Panitia Pengawas Pemilihan Umum Dalam menjalankan tugasnya, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota bertanggung jawab kepada Bawaslu. Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota menyampaikan laporan kinerja dan pengawasan kepada Bawaslu sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan berdasarkan kebutuhan. Adapun tugas dan wewenang Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota disebutkan dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2011 dalam pasal 77 : a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilu di wilayah Kabupaten/Kota; 1. Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetpan daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap; 2. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan anggota dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan pencalonan bupati/walikota; 3. Proses penetapan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kabupaten/Kota dan calon Bupati/walikota;

4. Proses penetapan calon bupati/walikota; 5. Pelaksanaan kampanye; 6. Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya; 7. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu; 8. Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara; 9. Pergerakan surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK; 10. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota dari seluruh kecamatan; 11. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu lanjutan, dan Pemilu susulan; dan 12. Proses penetapan hasil Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan pemilihan bupati/walikota; b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan pemilihan mengenai Pemilu; c. Menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan Pemilu yang tidak mengandung unsur tindak pidana; d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Kabupaten/Kota untuk ditindaklanjuti;

e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang; f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu oleh Penyelenggara Pemilu di tingkat Kabupaten/Kota; g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Kabupaten/Kota, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya Pemilu yang sedang berlangsung; h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu; dan i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Panwaslu Kabupaten/Kota juga memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan, adapun yang menjadi kewajiban Panwaslu Kabupaten/Kota yakni : a. Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya; b. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas Panwaslu pada tingkat di bawahnya;

c. Menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan melalui Pemilu; d. Menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Bawaslu Provinsi sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau berdasarkan kebutuhan; e. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Bawaslu Provinsi berkaitan dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh KPU Kabupaten/Kota yang mengakibatkan terganggunya penyelenggaraan tahapan Pemilu di tingkat Kabupaten/Kota; f. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. II.5. Ruang Lingkup Pengawasan Pemilihan Umum Kegiatan yang dilakukan panitia pengawas pemilihan umum adalah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemilihan umum, seperti yang tercantum dalam Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pengawas Pemilu Kada dalam melaksanakan pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilu Kepala Daerah da Wakil Kepala Daerah berpedoman pada asas: a. Mandiri;

b. Jujur; c. Adil; d. Kepastian hukum; e. Tertib penyelenggara Pemilu; f. Kepentingan hukum; g. Keterbukaan; h. Proporsionalitas; i. Profesionalitas; j. Akuntabilitas; k. Efisiensi; dan l. Efektivitas. Pengawasan pencalonan peserta Pemilu Kada bertujuan untuk memastikan: a. Seluruh proses dan tata cara pencalonan peserta Pemilu Kada dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. Kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan pengajuan bakal pasangan calon dalam Pemilu Kada sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. Integritas dan netralitas penyelenggara Pemilu dalam menyelenggarakan tahapan pencalonan Pemilu Kada dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. Pengawasan Pemilu Kada Provinsi dilaksanakan oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, dan Pengawas Pemilu Lapangan. Didalam Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Pengawasan Tahapan Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pasal 5 Nomor 3 disebutkan, Panwaslu Kabupaten/Kota melakukan pengawasan penyelenggaraan Pemilu Kada Provinsi dan Pemilu Kada Kabupaten/Kota untuk wilayah Kabupaten/Kota. Ruang lingkup pengawasan tahapan pencalonan meliputi: a. Persyaratan pencalonan; b. Tata cara pendaftaran bakal pasangan calon; c. Tata cara penelitian dan verifikasi persyaratan bakal pasangan calon; dan d. Penetapan dan pengumuman pasangan calon. Ruang lingkup pengawasan terhadap persyaratan pencalonan meliputi persyaratan pengajuan bakal pasangan calon dan persyaratan bakal pasangan calon. Pengawasan terhadap tata cara pendaftaran bakal pasangan calon meliputi pengajuan bakal pasangan calon oleh parpol dan/ atau gabungan parpol dan pengajuan bakal pasangan calon meliputi: 1. Tata cara pendaftaran;

2. Tata cara verifikasi dukungan; dan; 3. Tata cara pengajuan bakal pasangan calon. Pengawasan terhadap tata cara penelitian dan verifikasi persyaratan bakal pasangan calon meliputi pengawasan terhadap penelitian persyaratan administrasi dengan melakukan klarifikasi kepada instansi pemerintah yang berwenang, dan menerima masukan dari masyarakat terhadap pasangan calon. Pengawasan terhadap penetapan dan pengumuman pasangan calon meliputi pengawasan terhadap: a. Proses penetapan pasangan calon yang telah memenuhi syarat sebagai peserta Pemilu Kada; b. Proses pengumuman terhadap hasil penetapan pasangan calon; c. Proses pengundian nomor urut pasangan calon yang telah ditetapkan oleh psangan Pemilu. II.6. Hubungan Kerja Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah Prioritas Bawaslu adalah membentuk Bawaslu di tingkat Provinsi, untuk selanjutnya Bawaslu Provinsi membentuk Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kabupaten/Kota selanjutnya membentuk Panwaslu tingkat kecamatan. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten/Kota bertanggung jawab terhadap Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi.

Fokus pengawasan proses pencalonan peserta Pemilu Kada adalah ketaatan pada peraturan perundang-undangan yang meliputi: a. Ketaatan terhadap prosedur; b. Kelengkapan dan kebenaran data, serta keabsahan dokumen persyaratan; c. Transparansi proses pencalonan; dan d. Perlakuan yang adil dan setara kepada semua pasangan calon. Mekanisme pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Pemilu Kada, yaitu: (1) Pengawas Pemilu Kada wajib melakukan pengawasan secara aktif terhadap tahapan pencalonan Pemilu Kada (2) Pengawasan secara aktif sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan: a. Melakukan indentifikasi dan pemetaan titik-titik rawan pelanggaran pada setiap tahapan pencalonan Pemilu Kada; b. Identifikasi dan pemetaan titik-titik rawan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada huruf a, berdasarkan pada: 1. Subyek atau pelaku yang berpotensi melakukan pelanggaran. 2. Wilayah pengawasan dengan tetap mempertimbangkan keterkaitan emosional dan sosiologis dengan bakal pasangan calon tertentu.

c. Menentukan fokus pengawasan pada tahapan pencalonan berdasarkan pemetaan titik-titik rawan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b; d. Mendapatkan secara optimal informasi dan data pencalonan yang dibutuhkan baik dari KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dan jajarannya, maupun dari pihak-pihak terkait lainnya; e. Melakukan pengawasan terhadap verifikasi administrasi dan verifikasi factual dengan menelusuri kelengkapan, kebenaran, keakuratan serta keabsahan data dan dokumen pencalonan Pemilu Kada; f. Melakukan konfirmasi kepada pihak para pihak terkait dalam hal terdapat indikasi awal terjadinya pelanggaran pada tahapan pencalonan Pemilu Kada; dan g. Melakukan kegiatan atau langkah-langkah lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Pengawas Pemilu Kada wajib membuat laporan hasil pengawasan tahapan pencalonan Pemilu Kada kepada jajaran Bawaslu Provinsi. Panwaslu Kabupaten/Kota menyampaikan laporan kinerja dan pengawasan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu Kada Provinsi kepada Bawaslu Provinsi selaku pemberi keputusan atas tindak lanjut temuan dan laporan. Dalam rangka memaksimalkan pengawasan secara aktif, seperti tertulis dalam Peraturan Bawaslu Nomor 3 Tahun 2012 pasal 12, Pengawas Pemilu Kada melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Mendorong peran serta masyarakat secara aktif dalam melakukan pengawasan tahapan pencalonan Pemilu Kada; b. Menyiapkan sarana atau fasilitas yang mudah bagi masyarakat untuk menyampaikan informasi, pengaduan dan/atau laporan pelanggaran dalam tahapan pencalonan Pemilu Kada; c. Menjalin kemitraan dan kerjasama dengan lembaga negara, lembaga pemerintahan, komisi/badan negara independen, organisasi pemantau Pemilu Kada, organisasi masyarakat sipil, dan kelompok strategis masyarakat lainnya dalam rangka menjaring dan memperluas dukungan terhadap proses dan hasil pengawasan tahapan pencalonan Pemilu Kada; d. Membangun komunikasi dan koordinasi dengan pasangan calon, tim kampanye, dan partai politikdalam rangka membangun ketatan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tahapan pencalonan Pemilu Kada; e. Membangun sinergitas dengan dengan media massa dalam rangka mengoptimalkan pengawasan tahapan pencalonan Pemilu Kada; f. Melakukan kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Kerjasama pengawasan yang diselenggarakan oleh Panwaslu berdasarkan prinsip-prinsip tanpa paksaan, saling menghormati, bermanfaat bagi kedua belah pihak, transparan dan akuntabel, tidak menimbulkan ketergantungan, terncana dan

terukur, kepastian hukum, profesionalitas, akuntabilitas efisiensi, dan efektifitas. Kerjasama dapat dilaksanakan dengan melibatkan Pengawas Pemilu Kada, lembaga pemerintahan, komisi/badan negara independen, dan juga organisasi masyarakat untuk memaksimalkan kinerja Panwaslu. Pentingnya kerjasama yang dijalin dalam penyelenggaraan Pemilu Kada bertujuan untuk: a. Mewujudkan pengawasan penyelenggaraan Pemilu Kada yang berintegritas dan berkredibilitas; b. Mengupayakan dukungan secara optimal dari lembaga pemerintahan dan komisi maupun badan negara independen dalam pengawasan penyelenggaraan Pemilu Kada; c. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan pentyelenggaraan Pemilu Kada; d. Mendukung pemberdayaan lembaga-lembaga independen dalam melaksanakan kegiatan pemantauan penyelenggaraan Pemilu Kada dan pendidikan Pemilih. Bab III