BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan. Jika guru kurang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ciri atau karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran adalah dengan mengganti cara atau model pembelajaran yang selama

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Seorang guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan. belajar bagi siswa dan memperbaiki kualitas mengajar.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tugas untuk memberikan pengenalan dan pengetahuan dasar keagamaan kepada anak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Pengesahan Judul. ini didasari oleh pandangan al-qur an dalam surah Al-Mujadalah, ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. berkesimbungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1 Karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan manusia akan belajar mengenai hal hal baru sehingga

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk anak sesuai kebutuhan masyarakat dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah tingkat kedewasaan. Artinya anak dituntut agar dapat berdiri sendiri (mandiri) dalam hidupnya di tengah-tengah masyarakat. Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan agama adalah merupakan suatu merupakan suatu jalan untuk mendasari peserta didik dengan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa agar kelak mereka dapat menjadi manusia yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur guna memantapkan tujuan pendidikan nasional. Pendidikan agama Islam merupakan usaha yang lebih banyak ditekankan untuk mengembangkan fitrah keagamaan siswa agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam". 2 Seorang guru agama Islam dituntut untuk berupaya keras dalam memberikan motivasi dan bimbingan terbaik 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 7. 2 Abu Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 1996), h. 20. 1

2 kepada anak didiknya, sehingga mereka mampu menerima dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam materi pendidikan agama Islam. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut adalah melalui jalur pendidikan, terutama pendidikan agama Islam. Dengan demikian, secara teoritis, sumber pokok pendidikan Islam memiliki sejumlah konsep yang jelas tentang motivasi dan hasil belajar. Selanjutnya bagaimana dalam praktiknya, gurulah yang memegang peranan yang amat penting dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. 3 Menurut Moh. Uzer Usman, dalam bukunya Menjadi Guru Profesional menyebutkan bahwa: Secara umum dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu pembelajaran bergantung kepada guru dan juga anak didik. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentuan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Guru bertindak sebagai pengelola kelas, fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar. 4 Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru, salah satu peranannya yaitu guru sebagai motivator. Peran guru ini penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan serta penguatan untuk h. 21. 3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. ke-1, h. 114. 4 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1990),

3 mendinamisasikan siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar. 5 Untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif, guru mesti melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, peragaan dalam mengajar dan membangkitkan motivasi belajar siswa yang tentunya akan berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Apabila seorang guru telah berhasil mengaktifkan dan menggairahkan siswa dalam belajar, maka guru telah berhasil memotivasi siswa, yang pada gilirannya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. 6 Pada mata pelajaran pendidikan agama, kepribadian siswa dewasa ini cenderung menurun. Banyak siswa yang lemah terhadap materi akhlak terpuji yang salah satu penyebahnya adalah kurangnya hasil belajar terhadap materi pelajaran sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam. Keprofesionalan seorang guru sangat diperlukan. Kemampuan guru dalam memilih dan mengggunakan strategi pembelajaran yang tepat sangat penting dalam rangka penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Dengan strategi pembelajaran yang efektif dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak, mengarahkan perkembangan jasmani dan rohani untuk mampu menjalankan peranan dan tujuan hidupnya. 7 5 Sardiman AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), h. 142-143. 6 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), Cet. ke-1, h. 31. 7 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan. (Bandung: PT Al-Ma arif, 1992), h. 19.

4 Berdasarkan hal tersebut tergambar bahwa kemampuan dan keprofesionalan seorang guru sangat diperlukan dalam mengajar. Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional karena diperlukan kemampuan dalam memilih serta menggunakan metode. Pada dasarnya guru-guru yang mempunyai keahlian tentu berbeda dengan guru yang tidak memiliki keahlian sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur an Surah Az-Zumar ayat 9. Dari ayat di atas dapat diambil pelajaran bahwa tidaklah sama antara orang yang berpengetahuan dan yang tidak berpengetahuan. Orang yang berpengetahuan tentu akan lebih mudah dalam mempraktikkan pengetahuan yang dimilikinya dibandingkan dengan yang tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, tidak terkecuali guru yang profesional dalam penggunaan metode pembelajaran Strategi dan model pembelajaran yang tepat dapat menentukan kualitas pembelajaran yang lebih baik. Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan akan mampu menumbuhkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Pembelajaran yang bermutu sekaligus bermakna tercipta manakala mampu memberdayakan segenap kemampuan dan kesanggupan peserta didik. 8 8 Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Depag & Universitas Terbuka 1995), h. 1

5 Berdasarkan kondisi kondisi objektif di lapangan yang penulis ketahui bahwa hasil belajar siiswa kelas II pada Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pulau Pinang Utara Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin dalam pembelajaran pendidikan agama Islam masih rendah. Kurangnya pemahaman siswa dalam materi akhlak terpuji berperilaku hormat kepada guru yang berpengaruh rendahnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Dalam pembelajaran ini penulis berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran agama Islam terutama pada materi akhlak terpuji berperilaku hormat dan santun kepada guru melalui penerapan strategi True or False (Benar atau Salah) di kelas II Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pulau Pinang Utara Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin. Melalui strategi True or False tersebut diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada materi akhlak terpuji berperilaku hormat dan santun kepada guru yang akan berpengaruh kepada peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran. True or False (benar atau salah) adalah suatu strategi pembelajaran aktivitas kolaboratif yang dapat mengajak peserta didik untuk terlibat ke dalam materi pelajaran dengan segera. Strategi ini menumbuhkan kerjasama tim, berbagi pengetahuan dan belajar secara langsung 9 Strategi ini ini menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Buatlah list pernyataan yang berhubungan dengan materipelajaran, separuhnya adalah benar, separuhnya lagi salah. 2. Tulislah masing-masing pernyataan pada selembar kertas yang berbeda sejumlah peserta didik yang ada. 3. Beri setiap peserta didik satu kertas kemudian mereka diminta untuk mengidentifikasi mana pernyataan yang benar dan mana yang salah. 9 Mudhiah, Course Design, (Banjarmasin: Antasari Press, 2010), h. 95.

6 4. Jelaskan bahwa peserta didik bebas menggunakan cara apa saja untuk menentukan jawaban. 5. Jika proses ini selesai, bacalah masing-masing pernyataan dan mintalah jawaban dari forum apakah pernyataan tersebut benar atau salah 6. Beri masukan untuk setiap jawaban, sampaikan cara kerja peserta didik adalah bekerja bersama dalam tugas. 7. Tekankan bahwa kerjasama kelompok yang positif akan sangat membantu kelas karena ini adalah metode belajar aktif. 10 Untuk mengetahui lebih lanjut penerapan strategi belajar True or False tersebut apakah mampu dalam upayanya meningkatkan hasil belajar siswa di kelas, penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut secara lebih mendalam dengan mengadakan penelitian ilmiah yang dituangkan dalam sebuah karya ilmiah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI BERPERILAKU HORMAT DAN SANTUN KEPADA GURU MELALUI STRATEGI TRUE OR FALSE PADA SISWA KELAS II SDN PULAU PINANG UTARA KECAMATAN BINUANG KABUPATEN TAPIN B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Siswa masih pasif dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. 2. Siswa terlihat jenuh dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam dalam materi akhlak terpuji berperilaku hormat dan santun kepada guru. 10 Hisyam Zaini, dkk., Strategi pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD-Center for Teaching Staff Development, 2008), h. 97.

7 3. Pembelajaran materi akhlak terpuji masih berjalan monoton karena belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat. 4. Belum ada kolaborasi antara guru dan siswa sehingga menjadikan rendahnya kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. 5. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PAI pada materi akhlak terpuji, hal ini terlihat pada tahun ajaran 2010/2011 penguasaan siswa hampir 60% masih rendah sehingga nilai hasil belajar PAI menjadi tidak tuntas. C. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan strategi True or False dalam upaya meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam dalam materi akhlak terpuji berperilaku hormat dan santun kepada guru pada siswa kelas II SDN Pulau Pinang Utara Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin? 2. Apakah penerapan strategi True or False dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada materi akhlak terpuji berperilaku hormat dan santun kepada guru di kelas II SDN Pulau Pinang Utara Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin? D. Cara Memecahkan Masalah Dari permasalahan yang dihadapi siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka dilakukan tindakan kelas

8 dengan menerapkan strategi True or False. Tindakan kelas dilaksanakan di kelas II Sekolah Dasar Negeri Pulau Pinang Utara Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin selama 2 siklus dengan 2 kali pertemuan tatap muka per siklus. Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dalam materi akhlak terpuji berperilaku hormat dan santun kepada guru pada pembelajaran pendidikan agama Islam di kelas II SDN Pulau Pinang Utara Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin, perlu segera ditanggulangi. Guru perlu melakukan refleksi atas kinerjanya selama ini. Kondisi ini harus disikapi secara cepat, tepat dan bijaksana oleh guru. Untuk itu penelitian tindakan kelas dilakukan guna mencari solusi alternatif untuk menemukan strategi pembelajaran yang tepat, efektif dan efesien. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi akhlak terpuji berperilaku hormat dan santun kepada guru yang masih rendah terjadi karena guru jarang membimbing siswa untuk berkolaboratif. Pembelajaran yang ada lebih terpusat pada guru (teacher centered), bukan kepada siswa (student centered). E. Hipotesis Tindakan Untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan perlu dikemukakan dugaan sementara. Dugaan sementara itu sering dikenal dengan istilah hipotesis; sebagai suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbuktinya data yang terkumpul. 11 Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka hipotesis tindakan dalam PTK ini adalah sebagai berikut: Dengan diterapkannya strategi True or False 11 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 62.

9 diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa Kelas II pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Negeri Pulau Pinang Utara Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin, dengan beberapa indikator. 1. Rendahnya hasil belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada materi akhlak terpuji berperilaku hormat dan santun kepada guru disebabkan pembelajaran yang dilaksanakan bersifat monoton, kurang menarik dan tidak memotivasi untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap pendidikan agama. 2. Dengan penerapan strategi True or False diharapkan dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa serta membangkitkan minat, kecintaan dan kegairahan siswa dalam belajar sehingga tercipta suasana pembelajaran yang aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan. 3. Penggunaan strategi True or False dalam pembelajaran diharapkan meningkatkan partisipasi aktif siswa untuk mampu membangun suasana belajar yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembelajaran sebagaimana yang diharapkan. F. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan antara lain sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi True or False dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akhlak terpuji berperilaku hormat dan santun kepada guru di kelas II SDN Pulau Pinang Utara Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin.

10 2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama Islam pada materi akhlak terpuji berperilaku hormat dan santun kepada guru melalui strategi True or False di kelas II SDN Pulau Pinang Utara Kecamatan Binuang Kabupaten Tapin. G. Signifikansi Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaaan teoritis dan praktis sebagai berikut dan bermanfaat bagi: 1. Guru a. Memperoleh data hasil pembelajaran siswa; b. Meningkatkan cara belajar siswa aktif; c. Meningkatkan hubungan (interaksi) dengan siswa; d. Sebagai indikasi untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar; 2. Siswa a. Meningkatkan prestasi belajar siswa, seperti pemahaman, penguasaan, mutu proses dan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar; b. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran serta menumbuh kembangkan potensi dirinya, mampu belajar mandiri dan sendiri secara aktif dan kreatif; 3. Sekolah a. Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran dan mutu sekolah; b. Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan strategi True or False sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat membantu guru

11 dalam pembelajaran pendidikan agama Islam agar dapat memahami konsep tersebut dengan baik sehingga pembelajaran kelas menjadi lebih baik; c. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi sekolah tentang variasi pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu proses pembelajaran; 4. Bagi lembaga terkait, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk kebijakan dan upaya konstruktif dalam upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran, meningkatkan prestasi belajar siswa yang berdampak pada peningkatan mutu sekolah. Jalinan kerjasama yang baik antar siswa, guru dan kepala sekolah memiliki peran strategis dalam mencapai tujuan dan kualitas pembelajaran.