FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 3/MUNAS VII/MUI/7/2005 Tentang DO A BERSAMA

dokumen-dokumen yang mirip
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH)

PERAYAAN NATAL BERSAMA

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

PENETAPAN PRODUK HALAL

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

HUKUMAN MATI DALAM TINDAK PIDANA TERTENTU

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

SMS BERHADIAH. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 9 Tahun 2008 Tentang SMS BERHADIAH

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

TERORISME FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Bacaan Tahlil Lengkap

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH PILIHAN DOA IFTITAH MENURUT PUTUSAN TARJIH MUHAMMADIYAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

Ada Dua Kali Hari Kebangkitan.. اقتباس المشاركة: من الموضوع: Kebangkitan Ada Dua Kali Hari

Post

<المصدر> ] لمتابعة رابط المشاركة. ikuti postingan asal keterangan ini. الا مام ناصر محمد اليماني Al-Imam Naser Mohammed Al-Yamani.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir.

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

JABATAN PELAJARAN TERENGGANU SUMATIF 2 SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2013 PENDIDIKAN ISLAM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

NIKAH MUT AH. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah :

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Iman Kepada KITAB-KITAB

: 1. Al-Quran al-karim: a. Firman Allah SWT yang menerangkan tentang kesempuranaan ajaran agama, antara lain :

Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB 7 ASPEK AL-QUR AN

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Imam Nasser Muhammad Al-Yamani:

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

PENGGUNAAN VAKSIN POLIO KHUSUS (IPV)

Yang berhak disembah hanya Allah SWT semata, dan ibadah digunakan atas dua hal;

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Oleh: M. Taufik. N.T

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Hukum mengingkari kehidupan akhirat

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Nilai-nilai Ramadhan dalam Membangun Karakter. Oleh Dr. KH. Tulus Musthofa, MA

SIKSA N E R A KA. Muhammad Ahmad al-'amari. Publication 1437H/2016M. SIKSA NERAKA Dari Buku ADA APA DI HARI KIAMAT

Khutbah Idul Fitri Topik Khutbah tentang Lima Cara Memperlakukan Hati

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

Murtadin,Halalkah Darahnya?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

ة س ى اهو اهر خ اهر خ ى

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

Imam Mahdi yang ditunggu Nasser Mohamed Al Yamani ingin mengajak kalian untuk mengikuti ajaran Yesus anak Maria.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

Transkripsi:

27 Do a Bersama FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 3/MUNAS VII/MUI/7/2005 Tentang DO A BERSAMA Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional MUI VII, pada 19-22 Jumadil Akhir 1426 H. / 26-29 Juli 2005 M., setelah : MENIMBANG : a. bahwa dalam acara-acara resmi kemasyarakatan maupun kenegaraan terkadang dilakukan do a oleh umat Islam Indonesia dalam bentuk do a bersama dengan penganut agama lain pada satu tempat yang sama; b. bahwa hal tersebut telah menimbulkan pertanyaan di kalangan umat Islam tentang hukum do a bersama menurut hukum Islam; c. bahwa oleh karena itu, MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang do a bersama tersebut untuk dijadikan pedoman oleh umat Islam. 230

HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA MENGINGAT : 1. Firman Allah swt, antara lain: الس وء و ي ك ش ف د ع اه ا ذ ا ال م ض ط ر ي ج يب ا م ن ( و ي ج ع ل ك م خ ل ف اء ال ا ر ض ا ا ل ه ع م الل ه ق ل يل ا ا م ت ذ ك ر ون (النمل: ( Atau siapakah yang memperkenankan (do`a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo`a kepada-nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya). (QS. al-naml [27]: 62). ل ق د ك ف ر ال ذ ين ق ال وا ا ن الل ه ث ال ث ث ل اث ة و م ا م ن ا ل ه ( ا ل ا ا ل ه و اح د و ا ن ل م ي ن ت ه وا ع م ا ي ق ول ون ل ي م س ن ال ذ ين ك ف ر وا م ن ه م ع ذ اب ا ل يم (الماي دة: ( Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (QS. al-ma idah [5]: 73).... و م ا د ع اء ال ك اف ر ين ا ل ا ف ي ض ل ال (غافر ( : ( Dan do`a orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka. (QS. Ghafir [40]: 50). ي ق ت ل ون و ل ا ء اخ ر ا ل ه ا الل ه ع م ي د ع ون ل ا و ال ذ ين ( الن ف س ال ت ي م ر ح الل ه ا ل ا ب ال ح ق و ل ا ي ز ن ون ن م و ي ف ع ل ذ ل ك ي ل ق ا ث ام ا (الفرقان: ( Dan orang-orang yang tidak menyem- 231

BIDANG IBADAH bah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya) (QS. al-furqan 25]: 68). و ا ن ت م ال ح ق و ت ك ت م وا ب ال ب اط ل ال ح ق ت ل ب س وا و ل ا ( ت ع ل م ون (البقرة: ( Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sem-bunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (QS. al-baqarah [2]: 42) ق ل ي اا ي ه ا ال ك اف ر ون ل ا ا ع ب د م ا ت ع ب د ون و ل ا ا ن ت م ( ع اب د ون م ا ا ع ب د و ل ا ا ن ا ع اب د م ا ع ب د ت م و ل ا ا ن ت م ع اب د ون م ا ا ع ب د ل ك م د ين ك م ي ل و د ين (الكافرون: ( - Katakanlah: Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukku-lah, agamaku. (QS. al-kafirun [109] : 1-6). 2. Hadis Nabi s.a.w.: Do a adalah otak (inti) ibadah. (HR. Tirmizi). 3. Qa idah fiqh: ا لد ع اء م خ ال ع ب اد ة (رواه الترمذي) 232

HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA الا ص ل ف ي ال ع ب اد ة الت و ق ي ف والات ب اع Hukum asal dalam masalah ibadah adalah tauqif dan ittiba (mengikuti petunjuk dan contoh dari Nabi). MEMPERHATIKAN : 1. Pendapat para ulama (lihat, a.l.: Hasyiyatul Jamal Fathul Wahhab, juz V, h. 226; Hasyiyatul Jamal, juz II, h. 119; Mughnil Muhtaj, juz I, h. 323; dan al-majmu, juz V, h. 72 dan 66): (و لا ي خ ت ل ط و ن ) ا ه ل الذ م ة و لا غ ي ر ه م م ن س اي ر ال ك ف ار (ب ن ا) ف ي م ص لا ن ا و لا ع ن د ال خ ر و ج ا ي ي ك ر ه ذ ل ك ب ل ي ت م ي ز و ن ع ن ا ف ي م ك ان لا ن ه م ا ع د اء االله ت ع ال ى ا ذ ق د ي ح ل ب ه م ع ذ اب ب ك ف ر ه م ف ي ص ي ب ن ا ق ال ت ع ال ى: و ات ق و ا ف ت ن ة لا ن ب ي ص ت ال ذ ي ن ظ ل م و ا م ن ك م خ اص ة (الا نفال: ق ال ه ك م ا د ع اي ه م ع ل ى ن م و ي ا ن ز و ج ي و لا ( الر و ي ان ي لا ن د عاء ال ك اف ر غ ي ر م ق ب و ل و م ن ه م م ن ق ال ق د ي س ت ج اب ل ه م ك م ا اس ت ج ي ب د ع اء ا ب ل ي س ب ا لا ن ظ ار (مغني المحتاج) Kaum zimmi dan orang kafir lainnya tidak boleh bercampur dengan kita, baik di dalam tepat salat kita maupun ketika keluar (dari kampung, tempat tinggal); dalam arti hal itu hukumnya makruh. Mereka di tempat terpisah dari kita, karena mereka adalah musuh Allah. Boleh jadi akan ada azab menimpa mereka disebabkan kekufuran mereka, dan azab tersebut dapat menimpa kita juga. Allah berfirman: Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orangorang yang zalim saja di antara kamu (QS. al-anfal [8]: 25). Tidak boleh pula mengamini do a mereka --sebagaimana dikemukakan oleh Imam Rauyani-- karena do a orang 233

BIDANG IBADAH kafir tidak diterima (dikabulkan). Sebagian ulama berpendapat, do a mereka bolehjadi dikabulkan sebagaimana telah dikabulkan do a iblis yang minta agar ditangguhkan. 2. Rapat Komisi Fatwa MUI pada Sabtu, 13 Ramadhan 1421/9 Desember 2000. 3. Pendapat Sidang Komisi C Bidang Fatwa pada Munas VII MUI 2005. Dengan bertawakkal kepada Allah SWT MEMUTUSKAN MENETAPKAN : FATWA TENTANG DO A BERSAMA Pertama : Ketentuan Umum Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan : 1. Do a Bersama adalah berdo a yang dilakukan secara bersama-sama antara umat Islam dengan umat non-islam dalam acara-acara resmi kenegaraan maupun kemasyarakatan pada waktu dan tempat yang sama, baik dilakukan dalam bentuk satu atau beberapa orang berdo a sedang yang lain mengamini maupun dalam bentuk setiap orang berdo a menurut agama masing-masing secara bersama-sama. 2. Mengamini orang yang berdo a termasuk do a. Kedua : Ketentuan Hukum 1. Do a bersama yang dilakukan oleh orang Islam dan non-muslim tidak dikenal dalam Islam. Oleh karenanya, termasuk bid ah. 2. Do a Bersama dalam bentuk Setiap pemuka agama berdo a secara bergiliran maka orang Islam HARAM mengikuti dan mengamini do a yang dipimpin oleh non-muslim. 3. Do a Bersama dalam bentuk Muslim dan nonmuslim berdo a secara serentak (misalnya mereka membaca teks do a bersama-sama) hukumnya HARAM. 234

HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA 4. Do a Bersama dalam bentuk Seorang non- Islam memimpin do a maka orang Islam HARAM mengikuti dan mengamininya. 5. Do a Bersama dalam bentuk Seorang tokoh Islam memimpin do a hukumnya MUBAH. 6. Do a dalam bentuk Setiap orang berdo a menurut agama masing-masing hukumnya MUBAH. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 21 Jumadil Akhir 1426 H. 28 J u l i 2005 M MUSYAWARAH NASIONAL VII MAJELIS ULAMA INDONESIA Pimpinan Sidang Komisi C Bidang Fatwa Ketua ttd K.H. Ma ruf Amin Sekretaris ttd Drs. H. Hasanuddin, M.Ag 235

BIDANG IBADAH PENJELASAN ATAS FATWA DO A BERSAMA Bagi umat Islam, Do a Bersama bukan merupakan sesuatu yang baru. Sejak belasan abad, bahkan sejak agama Islam disampaikan oleh Nabi Muhammad s.a.w., hingga sekarang, mereka sudah terbiasa melakukannya, baik dilakukan setelah salat berama ah maupun pada event-event tertentu. Do a adalah suatu bentuk kegiatan berupa permohonan manusia kepada Allah SWT semata (lihat antara lain QS. al-naml [27]: 62). Dalam sejumlah ayat al-qur an (lihat antara lain QS. al-mu min [40]: 60) Allah memerintahkan agar berdo a. Oleh karena itu, kedudukan do a dalam ajaran Islam adalah ibadah. Bahkan Nabi s.a.w. menyebutnya sebagai otak atau intisari ibadah (mukhkh al- ibadah). Sebagai sebuah ibadah, pelaksanaan do a wajib mengikuti ketentuan atau aturan yang telah digariskan oleh ajaran Islam. Di antara ketentuan paling penting dalam berdo a adalah bahwa do a hanya dipanjatkan kepada Allah SWT semata. Dengan demikian, di dalam do a sebenarnya terkandung juga unsur aqidah, yakni hal yang paling fundamental dalam agama (ushul al-din). Di Indonesia akhir-akhir ini, dalam acara-acara resmi kemasyarakatan maupun kenegaraan umat Islam terkadang melakukan do a bersama dengan penganut agama lain pada satu tempat yang sama. Do a dengan bentuk seperti itulah yang dimaksud dengan Do a Bersama. Sedangkan do a yang dilakukan hanya oleh umat Islam sebagaimana disinggung di atas tidak masuk dalam pengertian ini. Do a Bersama tersebut telah menimbulkan sejumlah pertanyaan di kalangan umat Islam, terutama tentang status hukumnya. Atas dasar itu, Majelis Ulama Indonesia dalam Musyawarah Nasional VII tahun 2005 telah menetapkan fatwa tentang Do a Bersama. Bagi sejumlah kalangan, Fatwa tersebut telah cukup dapat menjawab persoalan; akan tetapi bagi sebagian kalangan lain, Fatwa itu masih mengandung persoalan sehingga penjelasan lebih lanjut masih tetap diperlukan. Berikut adalah Fatwa dimaksud serta penjelasannya. A. Bentuk-bentuk Do a Bersama 1. Satu orang berdo a (memanjatkan do a) sedang yang lain mengamininya (megucapkan AMIN). 2. Beberapa orang berdo a sedang yang lain mengamininya. 3. Setiap orang berdo a menurut agama masing-masing secara 236

HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA bersama-sama. 4. Mengamini (megucapkan AMIN kepada) orang yang berdo a. Hal itu karena arti AMIN adalah istajib du a`ana (perkenankan atau kabulkan do a kami, ya Allah). B. Bentuk-bentuk Do a Bersama yang HARAM 1. Setiap pemuka agama berdo a secara bergiliran. Dalam bentuk ini orang Islam HARAM mengikuti dan mengamini do a yang dipimpin oleh non-muslim. a. Mengapa haram mengamini do a non-muslim? Karena, sebagaimana telah dijelaskan, mengamini sama dengan berdo a; dan ketika yang berdo a adalah non-muslim, maka orang Islam yang mengamini tersebut berarti ia berdo a kepada tuhan yang kepadanya non-muslim berdo a. Padahal konsep dan aqidah mereka tentang tuhan, menurut al-qur an, berbeda dengan aqidah orang Islam (lihat antara lain QS. al-ma idah [5]: 73). Dengan demikian, orang Islam yang megamini do a yang dipanjatkan oleh non-muslim dapat dikategorikan kafir atau musyrik. b. Orang Islam yang karena alasan tertentu harus mengikuti do a bersama, maka ketika non-muslim memanjatkan do a, ia wajib diam dalam arti haram mengamininya. 2. Muslim dan non-muslim berdo a secara serentak (misalnya mereka membaca teks do a bersama-sama). Do a Bersama dalam bentuk ini hukumnya HARAM. Artinya, orang Islam tidak boleh melakukannya. Sebab do a seperti itu dipandang telah mencampuradukkan antara ibadah (dalam hal do a) yang haq (sah, benar) dengan ibadah yang bathil (batal); dan hal ini dilarang oleh agama (lihat antara lain QS. al-baqarah [2]: 42). Do a Bersama dalam bentuk kedua ini pun sangat berpotensi mengancam aqidah orang Islam yang awam. Cepat atau lambat, mereka akan menisbikan status do a yang dalam ajaran Islam merupakan ibadah, serta dapat pula menimbulkan anggapan bagi mereka bahwa aqidah ketuhanan non-muslim sama dengan aqidah ketuhanan orang Islam. Di sini berlakulah kaidah; sadd al-zari ah dan daf u al-dharar. 237

BIDANG IBADAH 3. Seorang non-islam memimpin do a. Dalam Do a Bersama bentuk ketiga ini orang Islam HARAM mengikuti dan mengamininya; dengan alasan sebagaimana pada bentuk pertama. C. Bentuk-bentuk Do a Bersama yang MUBAH (Dibolehkan) 1. Seorang tokoh Islam memimpin do a. 2. Setiap orang berdo a menurut agama masing-masing. D. Penutup 1. Do a Bersama sebagaimana dimaksudkan dalam fatwa pada dasarnya tidak dikenal dalam Islam; dan karenanya termasuk bid ah (bagian kedua angka 1). Akan tetapi, tidak berarti semua bentuk Do a Bersama hukumnya haram. Mengenai status hukumnya dijelaskan pada angka 2 s-d 6). 2. Ada tiga bentuk Do a Bersama yang bagi orang Islam haram melakukannya. Dua bentuk (lihat B angka 1 dan 3) disebabkan orang Islam mengamini do a non-muslim, dan satu bentuk (lihat B angka 2) disebabkan mencam-puradukkan ibadah dan aqidah dengan ibadah Islam dan aqidah non-muslim. 3. Ada dua bentuk Do a Bersama yang hukumnya mubah (boleh dilakukan) oleh umat Islam (lihat C) hal ini karena yang berdo a adalah orang Islam sendiri dan tidak mengamini do a non muslim. 4. Larangan Do a Bersama dalam tiga bentuk di atas (huruf B) tidak dapat dipandang sebagai pemberangusan terhadap kebebasan untuk menjalankan ibadah menurut keyakinan masing-masing, melainkan untuk melindungi kemurnian aqidah dan ibadah umat Islam, serta merupakan penghormatan terhadap keyakinan setiap pemeluk agama. 5. Menghadiri Do a Bersama yang dipimpin oleh non-muslim tidak diharamkan dengan syarat tidak mengamininya. Namun demikian, sebaiknya orang Islam tidak menghadirinya. Jika terpaksa harus menghadirinya, ia wajib bersikap pasif (berdiam diri, tidak mengamini) ketika non-muslim berdo a. 6. Maksud kata Mengikuti dalam Fatwa, bagian kedua, angka 2 dan 4 adalah mengikuti do a yang dipimpin oleh 238

HIMPUNAN FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA non-muslim yang disertai mengamininya atau mengikuti gerakan-gerakan dan tata cara berdo a yang dilakukan oleh non-muslim walaupun tanpa disertai mengamininya. Oleh karena itu, bagi orang muslim mengikuti do a non-muslim haram hukumnya, karena hal itu sama dengan mengikuti gerakan atau tata cara beribadah yang dilakukan oleh nonmuslim. Sedangkan menghadiri semata do a non-muslim, tanpa mengikuti gerakan-gerakan dan tata caranya dan tanpa mengamininya, tidak diharamkan sebagaimana dijelaskan pada angka 5 di atas. 239