LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN SPEKTROFOTOMETRI NAMA PRAKTIKAN : Ramadhan Bestari Melviana Lubis GRUP PRAKTIKAN : Grup Pagi (8.-.) KELOMPOK : HARI/TGL. PRAKTIKUM : Kamis, Oktober I. TUJUAN PRAKTIKUM Agar praktikan mampu:. Melakukan pengenceran doubling dan decimal dilution dengan benar. Memahami prinsip dasar spektrofotometri. Melakukan pengambilan dan pengukuran kadar glukosa, trigliserida dan urea darah 4. Menggunakan alat sentrifuge untuk mendapat plasma 5. Menggunakan alat vortex untuk proses pengenceran. Menggunakan alat spektrofotometer dengan benar untuk mendapat nilai serapan 7. Membuat dan menginterpretasi grafik kalibrasi 8. Membandingkan hasil pengukuran/mengkalibrasi antara pengukuran hasil pengenceran dan pengukuran hasil serapan sprektrofotometri 9. Membuktikan hukum Beer Lambert II. HASIL DAN PEMBAHASAN Larutan stok urea ml pada kadar g/l atau. Jumlah urea yang dibutuhkan = x / =. g. Larutan stok glukosa ml pada kadar mm. Jumlah glukosa yang dibutuhkan =. x 8 x / =.8 g Pengenceran Doubling Dilution Nomor tabung 4 5 7 8 Pengenceran Stok : : :7 :5 : : :7 Urea dan Glukosa Faktor 4 8 4 8 Cara Sediaan glukosa/urea ditambah air ml ml larutan + ml air ml larutan + ml air ml larutan + ml air ml larutan 4 + ml air ml larutan 5 + ml air ml larutan + ml air ml larutan 7 + ml air
Pengenceran Decimal Dilution Nomor Tabung 4 5 Faktor Cara Sediaan,7 ml lar. +, ml lar. +, ml lar. +, ml lar. +, ml lar. 4 + ditambah air, ml air,8 ml air,8 ml air,8 ml air,8 ml air ml Pemeriksaan Urea, Glukosa & Trigliserida Darah GLUKOSA TRIGLISERIDA UREA Vol. Reagensia Kit l reagensia glukosa l reagensia R l reagensia A, inkubasi lalu l reagensia B Vol. Sampel/ Standar l l l Standar 4 Periode dan Temperatur min @ 7 C 5 min @ 7 C 5 min @ 5 C Inkubasi Periksa pada 5 nm 5 nm 5 nm Tabel a : Urea data untuk kalibrasi doubling dilution stok urea Faktor Grup Meja Grup Meja Yang Diinginkan. 9. 944.88 5. 88.98.5 498.4 4 5.85.5.5 55.4 8 5.485 7.8.74..5.77 4..54 55.75.5..4. 4.9 4 5..9.87.8 8.58 8 7.8.4.77.78.8 Blanko Sampel 4.54 4.54 4
.4..8..4... Hasil Pemeriksaan Urea Grup.85.485.77..9.4 9. 88.98.5 7.8 4..4.87.77 () Urea Doubling Dilution 7 5 Hasil Pemeriksaan Urea Grup 4.5.5.74.54..8.78 Urea Doubling Dilution 944.88 498.4 55.4. 55.75 4.9 8.58.8 (). Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa larutan stok urea yang dibuat tidak ada yang benar-benar mencapai konsentrasi yang diinginkan, yang paling mendekati konsentrasi yang diinginkan () adalah larutan stok urea dari grup yaitu 944.88 dibandingkan dengan larutan stok urea dari grup yaitu 9... Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pengenceran yang dilakukan oleh grup lebih baik dibandingkan dengan pengenceran yang dilakukan oleh grup di mana terlihat pada grafik yang melandai pada grup, sedangkan pada grup terlihat adanya kesalahan pada pengenceran faktor menjadi faktor 4 di mana nilal absorben yang didapat pada faktor 4 malah lebih kecil dari nilai absorben pengenceran faktor 8.. Setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan spektrofotometri ternyata tidak ada satupun larutan yang konsentrasinya sesuai dengan konsentrasi yang seharusnya.
Tabel b : Urea data untuk kalibrasi decimal dilution stok urea Faktor Yang Diinginkan Grup Meja Grup Meja.8.7 944.88 5.99 5..8 57.48.49 7.5.88 8.58.5..4.7 57.8. 9..9 4.49.5...5.94 Blanko Sampel 4.54 4.54 4 Hasil Pemeriksaan Urea Grup..4..8..4..8.99.49....7 5. 7.5.4 9.. () Urea Decimal Dilution 7 5 Hasil Pemeriksaan Urea Grup 4.8.88.7.9.5 944.88 57.48 8.58 57.8 4.49.94 () Urea Decimal Dilution. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa larutan stok urea yang dibuat tidak ada yang benar-benar mencapai konsentrasi yang diinginkan, yang paling mendekati konsentrasi yang diinginkan () adalah larutan stok urea dari grup yaitu 944.88 dibandingkan dengan larutan stok urea dari grup yaitu.7, tetapi di sini terlihat bahwa larutan stok urea yang dibuat oleh grup lebih 4
konsisten di mana nilai absorben larutan stok urea untuk decimal delution memiliki nilai yang sama dengan larutan stok ura doubling dilution.. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pengenceran yang dilakukan oleh grup lebih baik dibandingkan dengan pengenceran yang dilakukan oleh grup di mana terlihat pada grafik yang melandai pada grup, sedangkan pada grup terlihat adanya sedikit kesalahan pada pengenceran faktor di mana nilai absorben pada pengenceran faktor yang didapat malah lebih kecil dari nilai absorben pengenceran faktor.. Setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan spektrofotometri ternyata tidak ada satupun larutan yang konsentrasinya sesuai dengan konsentrasi yang seharusnya. Tabel a : Glukosa data untuk kalibrasi doubling dilution stok glukosa mm = 8 Faktor Yang Diinginkan Grup Meja Grup Meja 4. mm 8.9 78.5.9 85.4 5. mm 9.99.7.99 8.75 4 5. mm 45.8 44.4.885 4.7 8.5 mm 5.98 9.8.959 4..5 mm.5.5.5.4 4.8. mm 5.5. 7.5.85 85.94 4.5 mm 8..5 47.99. 8.7 8.78 mm 4.. 47.. 5.45 Blanko Sampel.448.448 Hasil Pemeriksaan Glukosa Grup.5.5.5.5.9.99.8.98.5..5. 78.5.7 44.4 9.8.5 7.5 47.99 47. () Glukosa Doubling Dilution 5
Hasil Pemeriksaan Glukosa Grup 4.5.9.99.5.5.5.885.959.4.85.. Glukosa Doubling Dilution 85.4 8.75 4.7 4. 4.8 85.94 8.7 5.45 (). Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa larutan stok glukosa yang dibuat tidak ada yang benar-benar mencapai konsentrasi yang diinginkan (8)baik larutan stok glukosa dari grup yaitu 78.5 maupun dengan larutan stok glukosa dari grup 4 yaitu 85.4.. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pengenceran yang dilakukan oleh grup hampir sama dibandingkan dengan pengenceran yang dilakukan oleh grup 4 di mana terlihat pada grafik yang melandai baik pada grup maupun pada grup 4, walaupun tidak ada satupun pengenceran yang benarbenar sesuai dengan faktor pengenceran yang seharusnya.. Setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan spektrofotometri ternyata tidak ada satupun larutan yang konsentrasinya sesuai dengan konsentrasi yang seharusnya. Tabel b : Glukosa data untuk kalibrasi decimal dilution stok glukosa mm = 8 Faktor Yang Diinginkan Grup Meja Grup Meja 4 mm 8.9 5..57 8.7.5 mm.7 5.. 49.5 mm 8.95..8 49.55.5 mm..84 85.7. 7.9 mm 8. 49.78.78 9.7.5 mm..4 75.89.4 7.8 Blanko Sampel.448.448
Hasil Pemeriksaan Glukosa Grup.5.5.5.5.9.7.95.84..4 5. 5.. 85.7 49.78 75.89 () Glukosa Decimal Dilution Hasil Pemeriksaan Glukosa Grup 4.5.5.5.5.57..8..78.4 8.7 49.5 49.55 7.9 9.7 7.8 () Glukosa Decimal Dilution. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa larutan stok glukosa yang dibuat tidak ada yang benar-benar mencapai konsentrasi yang diinginkan (8) baik larutan stok glukosa dari grup yaitu 5. maupun dengan larutan stok glukosa dari grup 4 yaitu 8.7, dan juga terlihat bahwa larutan stok glukosa yang dibuat baik oleh grup maupun grup 4 tidak ada yang konsisten di mana nilai absorben larutan stok untuk decimal delution tidak memiliki nilai yang sama dengan larutan stok doubling dilution.. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pengenceran yang dilakukan oleh grup 4 lebih baik dibandingkan dengan pengenceran yang dilakukan oleh grup di mana terlihat pada grafik yang melandai pada grup 4, sedangkan pada grup terlihat adanya sedikit kesalahan pada pengenceran faktor di mana nilai absorben pada pengenceran faktor yang didapat malah lebih kecil dari nilai absorben pengenceran faktor, bahkan lebih kecil dari absorben pengenceran faktor dan faktor, dan dapat dilihat juga kesalahan pengenceran pada faktor di mana nilai absorben pada pengenceran faktor yang didapat malah lebih kecil dari nilai absorben pengenceran faktor maupun faktor.. Setelah dilakukan pemeriksaan menggunakan spektrofotometri ternyata tidak ada satupun larutan yang konsentrasinya sesuai dengan konsentrasi yang seharusnya. 7
Tabel : glukosa dan urea yang dibaca pada grafik a s/d b serta yang dihitung melalui rumus kit Urea Urea Glukosa Glukosa Rama Rama Ichwa Ichwa Seri Seri Aditya Aditya dhan dhan n n Serapan sampel.7.94.5. Dari grafik a/a. 5. 5. Dari grafik b/b.8. Dari rumus kit.45.54. 9.8.9.9.9. 7.5 4.7.9.57.55 78.79.8.448.448 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jika kita menggunakan nilai absorben dari grafik a/a maupun dari grafik b/b sebagai absorben larutan standar maka akan didapatkan hasil yang jauh berbeda bila dibandingkan jika kita menggunakan larutan standar dengan rumus kit, sebab jika kita menggunakan larutan dari grafik a/a maupun b/b sebagai larutan standar belum tentu larutan dari grafik a/a maupun b/b tersebut sesuai dengan konsentrasi awal yang diinginkan, sedangkan menggunakan larutan standar dengan rumus kit maka akan didapatkan larutan sampel sebagai larutan standar dengan konsentrasi yang sesuai dengan tertera pada blangko rumus kit di mana tentu hasilnya akan lebih akurat. Tabel 4 Hasil pemeriksaan glukosa, trigliserida, dan urea plasma mahasiswa Detil Mahasiswa (berapa lama sejak makan, rata-rata apa yang dimakan, jenis kelamin, umur). Ramadhan (laki-laki) 5 tahun pukul 7.45 WIB (Nasi putih piring + soto ayam + gelas teh manis hangat). Seri (perempuan) 7 tahun pukul 7.5 WIB (Nasi putih + ikan ekor + gelas bandrek susu). Aditya (laki-laki) tahun pukul 7. WIB (Nasi putih + ikan ekor +kue buah + gelas teh manis dingin) 4. Ichwan (laki-laki) tahun pukul 7. WIB (Roti abon buah) Glukosa Trigliserida Urea A Kadar A Kadar A Kadar.58.94.5. 9.9 5.59..5.7 87.95.98.55.4.94 78.79 54.7 7.7.9.9.8 45.4.9.57.85 4 5. Standar.448.5.54 8
Kadar () 5 5 5 Pemeriksaan Kadar Plasma.8 9.9 87.95 78.79 5.59 54.7 45.4.98.55 7.7.9. Ramadhan Seri Aditya Ichwan Plasma Praktikan Kadar Glukosa Kadar Trigliserida Kadar Urea Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pola makan masing-masing orang yang berbeda dapat menyebabkan kadar glukosa, trigliserida, dan urea dalam darah yang bervariasi antar tiap-tiap orang. III. KESIMPULAN. Spektrofotometri adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi zat terlarut yang terdapat pada suatu larutan yang mengalami perubahan warna setelah dicampur dengan menggunakan reagensia dengan mengukur jumlah cahaya yang melewati larutan tersebut.. Dari grafik-grafik di atas seluruhnya dapat dilihat bahwa adanya kesesuaian hukum Bert-Lambert di mana kita dapat menghitung konsentrasi larutan yang sebenarnya dari larutan yang telah kita buat yaitu dengan membandingkannya dengan larutan standar (larutan sampel yang telah disediakan).. Dari grafik-grafik di atas seluruhnya dapat dilihat bahwa tidak ada satupun larutan yang dibuat sesuai dengan konsentrasi larutan yang diinginkan. Hal ini dapat terjadi oleh karena berbagai hal, seperti pencampuran zat terlarut dengan pelarut dalam pembuatan larutan stok yang kurang homogen, pengambilan berat zat dan volume jumlah pelarut yang kurang tepat, pengambilan volume larutan dari tabung reaksi dengan pipet otomatik yang kurang dari µl, larutan yang tidak tercampur homogen dengan reagensia yang tersedia maupun karena larutan yang menempel di dinding-dinding kuvet, waktu maupun suhu inkubasi yang kurang sesuai, reagensia yang telah kadaluarsa, dan hal-hal lainnya. 4. Pemeriksaan kadar glukosa, trigliserida, dan urea dari plasma masing-masing praktikan dapat dilihat adanya variasi hasil pengukuran. Hal ini dikarenakan adanya variasi jenis makanan yang dimakan, umur yang berbeda, jenis kelamin yang berbeda, waktu makan yang berbeda, maupun faktor-faktor lainnya seperti menderita penyakit-penyakit tertentu sehingga membuat adanya variasi hasil pengukuran. IV. SARAN. Penambahan jumlah alat-alat untuk efisiensi kerja. Pada masing-masing meja kerja, pengambilan reagen glukosa, urea dan trigliserida disediakan pipet tersendiri agar tidak ada kontaminasi. Menu makanan mahasiswa praktikan perlu dibuat standar dan atau beda perlakuan, misalnya kelompok dirancang tinggi karbohidrat, kelompok tinggi protein, kelompok lain tinggi lemak, sehingga dapat dilihat metabolisme post prandial masing-masing komponen. 9