BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016

PROVINSI JAWA TENGAH

URAIAN KEGIATAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

URAIAN KEGIATAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI.

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

- 1 - GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 140 / 26 / III /2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN INSPEKTORAT PROVINSI GORONTALO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

2016, No Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peratura

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.115, 2010 Kementerian Perumahan Rakyat. Pelimpahan wewenang. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi.

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

2015, No dan Usaha Kecil dan Menengah yang dilaksanakan dan dikelola secara efisien, efektif, berdaya guna dan berhasil guna yang dikelola Satua

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

TENTANG RAKYAT, tentang. Pembantuan, sebagian. Kementeriann. urusan. b. bahwa. Pemerintah. d dalam Menteri. Peraturan. Pelimpahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 51 TAHUN 2010 TENTANG

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - WALIKOTA GORONTALO,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DAERAH OTONOM BARU

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENATAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN ( PKPT ) TAHUN 2012

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); 2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Tahun 2009 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5050); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaha

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2009

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta. Organisasai. Tata Kerja.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

PERATURAN BUPATI OGAN HOMERING ULU TIMUR NOMOR S TAHUN 2016 TENTANG

Bagian Kedua Tugas dan Fungsi Pasal 3

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1745, 2014 KEMENDAGRI. Pengawasan. Pembinaan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Kebijakan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2015; Mengingat :1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2014, No.1745 2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Selaku Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015.

3 2014, No.1745 Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Kebijakan pembinaan dan pengawasan adalah acuan, sasaran dan prioritas pengawasan dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah. 2. Pembinaan dan Pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri adalah proses kegiatan agar penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian Dalam Negeri berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses kegiatan agar pemerintahan daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 2 Tujuan Kebijakan Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2015 untuk: a. mensinergikan pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian/Inspektorat Utama Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota; dan b. meningkatkan penjaminan mutu atas penyelenggaraan pemerintahan dan kepercayaan masyarakat atas pengawasan Aparat Pengawas Intern Pemerintahan. Pasal 3 Kebijakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan uraian kegiatan yang menjadi arahan dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dilakukan oleh: a. Inspektorat Jenderal Kementerian/Inspektorat Utama Lembaga Pemerintah Non Kementerian; b. Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri; c. Inspektorat Provinsi; dan d. Inspektorat Kabupaten/Kota.

2014, No.1745 4 Pasal 4 Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat wajib dan pilihan, dan pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Pasal 5 (1) Inspektorat Jenderal Kementerian/Inspektorat Utama Lembaga Pemerintah Non Kementerian melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap: a. pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan; b. pinjaman dan hibah luar negeri; dan c. pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai fungsi dan kewenangannya. (2) Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri selain melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di lingkungan Kementerian Dalam Negeri juga melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/kota, pembinaan dan pengawasan dalam rangka percepatan menuju good governance, clean government, dan pelayanan publik di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri serta kegiatan penunjang dan koordinasi pembinaan dan pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota. (3) Inspektorat Provinsi melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap: a. peningkatan kinerja SKPD/Unit Kerja lingkup Pemerintahan Provinsi; b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota di wilayahnya; dan c. percepatan menuju good governance, clean goverment, dan pelayanan publik pada pemerintahan provinsi dan Kegiatan penunjang pembinaan dan pengawasan lainnya. (4) Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap: a. peningkatan kinerja SKPD/Unit Kerja lingkup Pemerintahan Provinsi; b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota di wilayahnya. c. percepatan menuju good governance, clean goverment, dan pelayanan publik pada pemerintahan provinsi dan Kegiatan penunjang pembinaan dan pengawasan lainnya.

5 2014, No.1745 Pasal 6 Uraian kegiatan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, untuk tahun 2015 tercantum dalam Lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 7 (1) Pimpinan komponen di lingkungan Kementerian Dalam Negeri, kepala satuan kerja perangkat daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota wajib melaksanakan tindak lanjut hasil pengawasan. (2) Tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambatlambatnya 60 (enam puluh) hari kalender setelah tanggal diterimanya laporan hasil pengawasan. (3) Wakil Gubernur dan Wakil Bupati/Walikota bertanggungjawab atas pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan yang dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah. Pasal 8 (1) Pimpinan komponen di lingkungan Kementerian Dalam Negeri menyampaikan kepada Majelis Tuntutan Ganti Rugi untuk melakukan penyelesaian dalam hal tindak lanjut hasil pengawasan terkait indikasi kerugian keuangan negara tidak diselesaikan dalam waktu 60 hari kalender. (2) Dalam hal tindak lanjut hasil pengawasan tidak terkait indikasi kerugian keuangan negara tidak diselesaikan dalam waktu 60 hari kalender, Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri melaporkan kepada Menteri sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pasal 9 (1) Wakil Gubernur dan Wakil Bupati/Wakil Walikota memerintahkan kepada Majelis Tuntutan Ganti Rugi untuk melakukan penyelesaian dalam hal tindak lanjut hasil pengawasan terkait indikasi kerugian keuangan negara/daerah tidak diselesaikan dalam waktu 60 hari kalender. (2) Dalam hal tindak lanjut hasil pengawasan tidak terkait indikasi kerugian keuangan negara/daerah tidak diselesaikan dalam waktu 60 hari kalender, Wakil Gubernur dan Wakil Bupati/Wakil Walikota memberikan penilaian terhadap kepala SKPD untuk disampaikan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. (3) Dalam hal tindak lanjut hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu terkait Kepala Daerah penyelesaiannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2014, No.1745 6 Pasal 10 (1) Menteri melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Presiden. (2) Gubernur melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di provinsi dan Kabupaten/Kota kepada Presiden melalui Menteri. (3) Bupati/Walikota melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di kabupaten/kota dan desa kepada Menteri melalui Gubernur. Pasal 11 Pendanaan pelaksanaan kebijakan pembinaan dan pengawasan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan pembinaan dan pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 12 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, GAMAWAN FAUZI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN

7 2014, No.1745 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015 URAIAN KEGIATAN KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015 I. INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN/INSPEKTORAT UTAMA LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN. Kegiatan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah tahun 2015 dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian/Inspektorat Utama Lembaga Pemerintah Non Kementerian sesuai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan masing-masing setelah berkoordinasi dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri. II. INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI. A. Kegiatan pembinaan dan pengawasan dalam rangka peningkatan kinerja pelaksanaan tugas dilingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan meliputi: 1. Pengelolaan tugas dan fungsi, keuangan, barang, dan kepegawaian; 2. Reviu Rencana Kerja Anggaran; 3. Reviu Laporan Keuangan; 4. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 5. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal; 6. Keuangan dan aset; 7. Pengaduan masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu; 8. Pemeriksaan terpadu dengan Inspektorat Jenderal Kementerian/Inspektorat Utama/Inspektorat Lembaga Pemerintah Non Kementerian atau BPKP; 9. Pemeriksaan hibah; 10. Pendampingan, asistensi dan fasilitasi; dan 11. Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Dana Alokasi Khusus.

2014, No.1745 8 B. Kegiatan pembinaan dan pengawasan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah di provinsi meliputi: 1. Urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi : a. Inspektorat Provinsi dengan fokus perhatian: 1) Tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK-RI dan Itjen Kemendagri; 2) Pemantauan dan Evaluasi Inpres 6 Tahun 2013 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut. b. Biro Pemerintahan dengan fokus perhatian: 1) Kebijakan Urusan Pemerintahan yang merupakan Program Prioritas Daerah. 2) Fasilitasi Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Kerjasama. 3) Wilayah Perbatasan dan Khusus. c. Biro Umum dengan fokus perhatian: 1) Penggunaan, Pemeliharaan,Pengamanan dan Inventarisasi. 2) Pengadaan Barang dan Jasa. d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan fokus perhatian: 1) Rencana Kerja Pembangunan Daerah. 2) Perencanaan, Pengaturan, Pemanfaatan, Pembinaan dan Pengendalian Tata Ruang. e. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan fokus perhatian : 1) Pendaftaran Penduduk. 2) Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan. f. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dengan fokus perhatian: 1) Pembinaan Kerukunan Antar Suku dan Intra Suku, Umat Beragama, Ras dan Golongan. 2) Penanganan Konflik Sosial. g. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan fokus perhatian: 1) Penataan dan Kerjasama Desa. 2) Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga Adat, dan Masyarakat Hukum Adat.

9 2014, No.1745 Lokus pembinaan dan pengawasan urusan penyelenggaraan pemerintahan provinsi sebagaimana dimaksud dalam angka 1, adalah sebagai berikut: a. Inspektorat Wilayah I. Pemerintah Provinsi Bangka Belitung, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Pemerintah Provinsi Bengkulu, Pemerintah Provinsi DI. Yogyakarta, Pemerintah ProvinsiSulawesi Selatan, dan Pemerintah Provinsi Papua Barat. b. Inspektorat Wilayah II. Pemerintah Provinsi Riau, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pemerintah Provinsi Maluku Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, Pemerintah Provinsi Bali, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. c. Inspektorat Wilayah III. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Provinsi Maluku UtaraPemerintah Provinsi Aceh, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Pemerintah Provinsi Jambi, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. d. Inspektorat Wilayah IV. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Pemerintah Provinsi Gorontalo, Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2. Pengaduan masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu; 3. Pengarusutamaan Gender; 4. Izin Usaha Jasa Pertambangan; 5. Pengelolaan anggaran pendidikan; 6. Pendampingan akuntabilitas keuangan dan asset provinsi daerah tertentu (Provinsi Papua dan Papua Barat). C. Kegiatan pembinaan dan pengawasan dalam rangka percepatan menuju good governance, clean government, dan pelayanan publik di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri: 1. Mengawal Reformasi Birokrasi melalui kegiatan :

2014, No.1745 10 a. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB); b. Evaluasi periodik pelaksanaan reformasi birokrasi (setiap triwulan); c. Pembangunan zona integritas; d. Penguatan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). 2. Pemantauan dan pelaksanaan Perpres 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 serta peraturan perundang-undangan tindak lanjutnya; 3. Penguatan Sistem Pengendalian Internal; 4. Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan; 5. Pemantauan perkembangan indikator kinerja; 6. Evaluasi perkembangan kinerja periodik (setiap triwulan). D. Kegiatan penunjang pembinaan dan pengawasan 1. Penyusunan peraturan perundang-undangan bidang pengawasan; 2. Penyusunan pedoman/standar di bidang pengawasan; 3. Koordinasi program pengawasan; 4. Tugas lain sesuai kebijakan Menteri Dalam Negeri, antara lain mengenai hal hal yang dianggap strategis di lingkup pusat dan daerah. III. INSPEKTORAT PROVINSI. A. Kegiatan Pembinaan dan pengawasan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja lingkup Pemerintah Provinsi, meliputi: 1. Pemeriksaan aspek pengelolaan tugas dan fungsi, kepegawaian, keuangan dan asetpada Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja; 2. Reviu Laporan Keuangan; 3. Reviu Rencana Kerja Anggaran; 4. Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahSatuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja; 5. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja; 6. Pengaduan masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu; 7. Pembinaan dan Pengawasan terpadu dengan Inspektorat Jenderal Kementerian/InspektoratUtama/Inspektorat Lembaga Pemerintah Non Kementerian atau BPKP dan Inspektorat Provinsi;

11 2014, No.1745 8. Pengarusutamaan Gender; 9. Pendampingan, asistensi dan fasilitasi. B. Kegiatan pembinaan dan pengawasan dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: 1. Penyelenggaraan urusan pemerintahan kabupaten/kota meliputi: a. Inspektorat Kabupaten/Kota dengan sasaran pemeriksaan tindak lanjut hasil pemeriksaan dengan fokus perhatian: 1) Tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK-RI dan Itjen Kemendagri; 2) Pemantauan dan Evaluasi Inpres 6 Tahun 2013 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut. b. Dinas Pendidikan, dengan fokus perhatian : 1) Kebijakan, standar pendidikan dan anggaran pendidikan; 2) Pengendalian mutu pendidikan. c. Dinas Kesehatan, dengan fokus perhatian : 1) Perbaikan gizi masyarakat; 2) Pencegahan dan pemberantasan penyakit. d. Dinas Pekerjaan Umum/Tata Ruang, dengan fokus perhatian : 1) Pembangunan drainase; 2) Pemukiman kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun yang berdiri sendiri; 3) Perencanaan, pemanfaatan, pengendalian tata ruang. e. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat dengan fokus perhatian: 1) Penegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah; 2) Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat. f. Dinas / Bagian Sosial dengan fokus perhatian : 1) Pemberian bantuan sosial kepada masyarakat/organisasi; 2) Penanganan penyandang masalah kesejahteraan. 2. Administrasi umumpemerintahan dengan fokus perhatian: a. Bagian Pemerintahan dengan sasaran pemeriksaan: 1) Kebijakan Urusan Pemerintahan yang merupakan Program Prioritas Daerah;

2014, No.1745 12 2) Fasilitasi Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Kerjasama; 3) Wilayah Perbatasan dan Khusus. b. Bagian Umum dengan fokus perhatian: 1) Penggunaan, Pemeliharaan,Pengamanan dan Inventarisasi; 2) Pengadaan Barang dan Jasa. c. Badan Perencanaan dan PembangunanDaerah dengan fokus perhatian: 1) Rencana Kerja Pembangunan Daerah; 2) Perencanaan, Pengaturan, Pemanfaatan, Pembinaan dan Pengendalian Tata Ruang; d. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dengan fokus perhatian : 1) Pendaftaran Penduduk; 2) Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan. e. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dengan fokus perhatian : 1) Pembinaan Kerukunan Antar Suku dan Intra Suku, Umat Beragama, Ras dan Golongan; 2) Penanganan Konflik Sosial. f. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dengan fokus perhatian : 1) Keuangan dan asset desa; 2) Pemantapan data profil desa dan kelurahan. 3. Pengaduan masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. 4. Pengelolaan Anggaran Pendidikan; 5. Izin Usaha Jasa Pertambangan; C. Kegiatan pembinaan dan pengawasan dalam rangka percepatan menuju good governance, clean goverment, dan pelayanan publik pada pemerintahan provinsi : 1. Mengawal reformasi birokrasi melalui kegiatan : a. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB); b. Evaluasi periodik pelaksanaan reformasi birokrasi (setiap triwulan); c. Pembangunan zona integritas; d. Penguatan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP).

13 2014, No.1745 2. Pemantauan pelaksanaan Perpres 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 serta peraturan perundang-undangan tindak lanjutnya; 3. Penguatan Sistem Pengendalian Internal; 4. Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan; 5. Pemantauan perkembangan indikator kinerja; 6. Evaluasi perkembangan kinerja periodik (setiap triwulan). D. Kegiatan penunjang pembinaan dan pengawasan. 1. Penyusunan petunjuk teknis di bidang pengawasan; 2. Koordinasi program pengawasan; 3. Tugas lain sesuai kebijakan Gubernur antara lain mengenai hal hal yang dianggap strategis di lingkup daerah. IV. INSPEKTORAT KABUPATEN/KOTA A. Kegiatan Pembinaan dan pengawasan Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja lingkup Pemerintah Kabupaten/Kota meliputi : 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja; 2. Penyelenggaraan pemerintahan desa; 3. Reviu Laporan Keuangan pemerintah daerah; 4. Reviu Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah; 5. Evaluasi Laporan Akuntabiitas Kinerja Instansi Pemerintah Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja; 6. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Satuan Kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja; 7. Pengaduan masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu; 8. Pembinaan dan pengawasan terpadu dengan Inspektorat Kementerian/Provinsi/Lembaga Pemerintah Non Kementerian atau BPKP; 9. Pengarusutamaan gender; 10. Pendampingan, asistensi dan fasilitasi. B. Kegiatan Pembinaan dan pengawasan dalam rangka percepatan menuju good governance, clean government, dan pelayanan publik pada pemerintahan kabupaten/kota : 1. Mengawal reformasi birokrasi melalui kegiatan : a. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB);

2014, No.1745 14 b. Evaluasi periodik pelaksanaan reformasi birokrasi (setiap triwulan); c. Pembangunan zona integritas; d. Penguatan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP). 2. Pemantauan pelaksanaan Perpres 55 tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012-2025 serta peraturan perundang-undangan tindak lanjutnya; 3. Pemantauan dan Evaluasi Inpres 6 Tahun 2013 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut; 4. Pengawasan atas Pengelolaan Anggaran Pendidikan; 5. Pengawasan atas Izin Usaha Jasa Pertambangan; 6. Penguatan Sistem Pengendalian Internal; 7. Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan; 8. Pemantauan perkembangan indikator kinerja; 9. Evaluasi perkembangan kinerja periodik (setiap triwulan). C. Kegiatan penunjang pembinaan dan pengawasan 1. Penyusunan petunjuk teknis di bidang pengawasan; 2. Koordinasi pembinaan dan pengawasan; 3. Tugas lain sesuai kebijakan Bupati/Walikota antara lain mengenai hal hal yang dianggap strategis di lingkup daerah. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, GAMAWAN FAUZI