Hidrokinon dalam Kosmetik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik berasal dari kata Yunani kosmein artinya berhias. Kosmetik digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan suatu organ yang berada pada seluruh permukaan luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

Waspada Keracunan. Akibat Kandungan Logam Berat pada Kosmetik

Bahan Pemutih (Bleaching Agent)

merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari sumbersumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).

MEKANISME KERJA WHITENING AGENT MAKALAH

I. PENDAHULUAN. yang lalu (Iswari, 2007). Bahan yang dipakai dalam usaha mempercantik diri. maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat digemari terutama oleh kalangan remaja-remaja, baik pria maupun wanita.

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. Bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai jenis kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur dan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. merubah warna kulit sehingga menjadikan kulit putih bersih dan bersinar

BAB I PENDAHULUAN. Yunani, melas yang berarti hitam. Melasma merupakan kelainan hiperpigmentasi didapat, berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempercantik wajah. Kosmetik yang berbahaya mengandung komposisi dari

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK

Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar. matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

Proses Menua Intrinsik Proses Menua Ekstrinsik

RANCANGAN, 28 SEPTEMBER 2017 NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

WASPADAI ASAM RETINOAT DALAM KOSMETIK

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias. meningkatkan kecantikan (Wasitaatmadja, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB I PENDAHULUAN. yang esensial dan vital (Tortora dan Derrickson, 2009). Warna kulit ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Minyak canola (Brasicca napus L.) adalahminyak yang berasal dari biji

Masalah Kulit Umum pada Bayi. Kulit bayi sangatlah lembut dan membutuhkan perawatan ekstra.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Acara Serta Kendala Implementasinya. Cet.1(Jakarta: Kencana 2008). Hal.1.

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Bedak Dingin Beras dan Air Sari Bengkoang

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan tingkat ekonomi di Indonesia menyebabkan banyak

KRIM I M P EMU M TI T H I Bleaching Cream Dra. a N. az a liln i i n w i at a y t,m,. M S. i S. i,. A, p A t p

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan penggunanya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan dapat dilihat dari perubahan beberapa organ terutama

BAB I PENDAHULUAN. manusia berbeda-beda ada yang terang, kuning langsat, sawo matang, coklat,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan penggunanya dalam kehidupan seharihari.peranannya. pun menjadi semakin penting karena terkait dengan

,Jurnal Karya Tulis Ilmiah

KEAMANAN Beberapa pertimbangan keamanan diperlukan dalam low-level laser. Namun, berbagai macam jenis laser telah berkembang dan kegunaannyapun

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat banyak keuntungan dari penyampaian obat melalui kulit, seperti

PUBLIC WARNING / PERINGATAN. No : KH Tanggal : 7 September 2006 TENTANG KOSMETIK YANG MENGANDUNG BAHAN DAN ZAT WARNA YANG DILARANG

DEFINISI Ketombe (juga disebut sindap dan kelemumur; dengan nama ilmiah Pityriasis capitis) adalah pengelupasan kulit mati berlebihan di kulit

BAB II LANDASAN TEORI

2011, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemer

I. PENDAHULUAN. Selama ribuan tahun telah disadari bahwa aktivitas manusia dan urbanisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan wrinkle/kerutan kulit, kulit yang kasar, kulit kering,

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG BAHAN KOSMETIK

BAB I PENDAHULUAN. Vitiligo merupakan penyakit yang tidak hanya dapat menyebabkan gangguan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti

Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh total.

I. PENDAHULUAN. pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat. bebas dapat dicegah oleh antioksidan (Nova, 2012).

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Siti Fitrah I H 2 Poppy M. Lintong 2 Lily L. Loho.

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan makanan jajanan. Makanan jajanan (street food) merupakan makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. contohnya wajah dan leher (Wolff et al., 2008). Lesi melasma ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TENTANG KOSMETIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan bisa menjerumuskan ke dalam hal-hal yang negatif bagi yang

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dan kosmetik adalah dua hal yang saling berkaitan. Kosmetik

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Saat ini kosmetik merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan, terutama

MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

GAMBARAN ZAT WARNA RHODAMIN B PADA KOSMETIK PEMERAH BIBIR YANG BEREDAR DIPASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERACUNAN AKIBAT PENYALAH GUNAAN METANOL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

BAB I PENDAHULUAN. muda sampai coklat tua mengenai area yang terpajan sinar. pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung, dan dagu. 2

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui penghambatan reaksi oksidasi

Tips Menghilangkan Flek Hitam di Wajah

PT. BINA KARYA KUSUMA

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

ANALISIS KUALITATIF MERKURI PADA KRIM PEMUTIH WAJAH TANPA NOMOR REGISTRASI YANG DIJUAL DI PASAR TAMBAN KABUPATEN BARITO KUALA

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III INFORMASI PENGGUNAAN BARANG PADA PRODUK KECANTIKAN. A. Gambaran Umum Produk Kecantikan yang Masuk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang penampilan seseorang, bahkan bagi masyarakat dengan gaya

BAB I PENDAHULUAN. dan Latifah, 2007; Bariqina dan Ideawati, 2001). Batang-batang rambut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

Transkripsi:

Hidrokinon dalam Kosmetik Kita ketahui bahwa kosmetik sangat beragam jenisnya, mulai dari kosmetik untuk wajah, kulit, rambut, hingga kuku. Namun diantara ragam jenis kosmetik tersebut, yang sering menjadi perhatian adalah kosmetik untuk kulit. Ditinjau dari struktur dan fungsinya, kulit merupakan bagian penting bagi tubuh dimana efek yang muncul pada kulit tidak hanya di permukaan kulit namun juga pada bagian dalam kulit. Efek yang muncul dapat permanen atau temporer tergantung dari jenis bahan aktif yang digunakan pada produk kosmetik tersebut. Produk kosmetik untuk mempercantik kulit terdiri dari berbagai jenis tergantung pada fungsinya, antara lain pelembut kulit, pembersih, pelembab, tabir surya, dan pencerah atau pemutih kulit (skin bleaching). Pemutih/pencerah kulit adalah produk yang ditujukan untuk mencerahkan atau menghilangkan pewarnaan kulit yang tidak diinginkan. Produk ini didesain untuk bekerja dengan cara berpenetrasi ke dalam kulit dan mengganggu produksi pigmen oleh sel kulit. Di beberapa negara produk ini digolongkan sebagai obat dan bukan sebagai kosmetik yang digunakan dengan bebas. Sedangkan di negara Asia seperti di Jepang, kosmetik yang berfungsi sebagai pemutih/pencerah kulit masih beredar sebagai kosmetik yang digemari, oleh karena itu bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pemutih/pencerah banyak diteliti dan dikembangkan. Salah satu bahan pemutih/pencerah yang terkenal dan telah banyak digunakan adalah hidrokinon. Penggunaan Hidrokinon Hidrokinon adalah senyawa kimia yang bersifat larut air, padatannya berbentuk kristal jarum tidak berwarna, jika terpapar cahaya dan udara warnanya akan berubah menjadi lebih gelap. Karena sifatnya sebagai zat pereduksi Hidrokuinon dimanfaatkan pada proses cuci cetak foto, penghambat polimerisasi pada beberapa senyawa kimia seperti asam akrilik dan metil metakrilat, sebagai antioksidan karet dan zat-zat penstabil dalam cat, pernis, bahan bakar motor dan minyak.

Hidrokinon juga banyak digunakan pada produk kosmetik karena sifatnya sebagai antioksidan dan sebagai depigmenting agent (zat yang mengurangi warna gelap pada kulit). Dalam kosmetik, selain sebagai pemutih/pencerah kulit, hidrokinon digunakan sebagai bahan pengoksidasi pewarna rambut dan penghambat polimerisasi dalam lem untuk kuku artifisial (kuku palsu). Cara kerja hidrokinon dalam mencerahkan kulit adalah melalui mekanisme efek toksik hidrokinon terhadap melanosit (sel tempat sintesis melanin/pigmen hitam pada kulit) dan melalui penghambatan melanogenesis (proses pembentukan melanin). Efek toksik hidrokinon terjadi karena hidrokinon berkompetisi dengan tirosin sebagai substrat untuk tirosinase (enzim yang berperan dalam pembentukan melanin), sehingga tirosinase mengoksidasi hidrokinon dan menghasilkan benzokinon yang toksik terhadap melanosit. Penggunaan hidrokinon sebagai bahan pengoksidasi pewarna rambut dengan kadar maksimal 0,3% dianggap aman, karena meskipun dapat terabsorpsi pada rambut, kadar yang terabsorpsi dibatasi oleh adanya penurunan konsentrasi hidrokinon setelah proses perubahan warna dan lamanya paparan pewarna rambut sebelum dibilas. Pada kosmetik untuk kuku, hidrokinon digunakan sebagai salah satu bahan dalam perekat untuk melekatkan kuku artifisial, yang umumnya terbuat dari bahan akrilat, dengan kuku asli. Kadar maksimal penggunaan hidrokinon pada kuku artifisial adalah sebesar 0,02% setelah pencampuran bahan sebelum digunakan. Kadar tersebut sangat kecil dan hilang dengan cepat selama proses polimerisasi (5-15 menit). Kandungan hidrokinon yang tersisa juga sulit berpenetrasi melalui kuku karena terjebak dalam matriks polimer yang mengeras, sehingga tidak menimbulkan dampak sistemik. Dampak mungkin terjadi, jika saat penggunaan campuran yang mengandung hidrokinon terpapar pada kulit atau kutikula sekitar kuku. Untuk itu penggunaannya dibatasi hanya boleh dilakukan oleh tenaga profesional. Dampak Penggunaan Hidrokinon Efek samping yang umum terjadi setelah paparan hidrokinon pada kulit adalah iritasi, kulit menjadi merah (eritema), dan rasa terbakar. Efek ini terjadi segera setelah pemakaian hidrokinon konsentrasi tinggi yaitu diatas 4%. Sedangkan

untuk pemakaian hidrokinon dibawah 2% dalam jangka waktu lama secara terusmenerus dapat terjadi leukoderma kontak dan okronosis eksogen. Leukoderma kontak/vitiligo Vitiligo atau leukoderma adalah penyakit kulit yang dicirikan dengan hilangnya pigmen kulit akibat disfungsi atau matinya melanosit. Leukoderma kontak dapat terjadi jika kulit terpapar senyawa kimia dengan struktur mirip tirosin. Leukoderma akibat hidrokinon paling sering terjadi setelah bersentuhan dengan cairan untuk cuci cetak foto. Pada satu kasus, dampak ini terjadi pada seorang pria kulit hitam yang terpapar larutan hidrokinon 0,06% setelah 8-9 bulan. Penggunaan krim untuk menghilangkan pigmen atau mencerahkan kulit dapat menyebabkan hilangnya pigmen secara keseluruhan di area yang dioleskan. Kondisi ini menyebabkan noda-noda depigmentasi atau tanpa pigmen dengan area hiperpigmentasi berupa bintik-bintik hitam (leukoderma-en-confetti). Okronosis Eksogen Okronosis merupakan diskolorisasi kulit berwarna biru kehitaman yang biasanya disebabkan penyakit alkaptonuria (penumpukan homogentisic acid / HGA). Alkaptonuria juga berhubungan dengan efek sistemik lainnya seperti gejala osteoartritis dini, urin yang berwarna gelap dan warna kehitaman yang tampak pada sklera dan telinga. Tidak ada gejala sistemik yang berhubungan dengan okronosis eksogen. Okronosis eksogen akibat hidrokinon terjadi setelah pajanan terhadap hidrokinon secara terus-menerus dan dalam waktu yang panjang (kronik). Pada beberapa kasus, pasien mengalami okronosis setelah menggunakan hidrokinon dalam konsentrasi rendah sekitar 2% selama 10-20 tahun. Pada kasus lain, pasien yang menggunakan hidrokinon dengan konsentrasi tinggi (6%) mulai mengalami okronosis setelah pemakaian beberapa tahun. Karena hidrokinon menyerap sinar ultraviolet, adanya sinar matahari akan memperburuk dan mempercepat terjadinya okronosis eksogen. Sejak tahun 1982, oleh lembaga pengawasan obat dan makanan di Amerika FDA (Food and Drug Administration), produk obat bebas atau kosmetik pemutih/pencerah kulit yang mengandung 1,5 2 % hidrokinon dikategorikan sebagai produk yang secara umum diakui aman dan efektif (Generally Recognized As Safe and Effective/GRASE). Penggunaan hidrokinon dalam

kosmetik pun masih berlangsung hingga hampir 30 tahun. Seiring dengan banyaknya efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaiannya, negaranegara lain seperti Jepang, Kanada, Australia, Inggris dan Uni Eropa telah melarang pemakaian hidrokinon sebagai pemutih/pencerah kulit. Di samping itu, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa hidrokinon dapat menyebabkan kanker pada tikus setelah pemberian oral dan juga dapat menyebabkan okronosis (kulit gelap dan noda hitam) jika dioleskan pada kulit. Karena itu, pada tahun 2006, FDA pun mengusulkan peraturan yang melarang penggunaan hidrokinon sebagai obat bebas, namun hingga kini belum ada keputusan untuk menarik peraturan tahun 1982 tersebut karena masih banyak ahli kulit yang mendukung penggunaan hidrokinon sebagai pemutih/pencerah. Meskipun tidak dilarang, namun saat ini penggunaan hidrokinon dalam kosmetik atau obat bebas di dalam negeri telah dibatasi. Di Indonesia, peraturan yang membatasi penggunaan hidrokinon dalam kosmetik telah dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI sejak tahun 2008, yaitu Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.42.1018 Tentang Bahan Kosmetik, dan melalui surat edaran Kepala Badan POM RI pada September 2008 semua kosmetik yang tidak memenuhi ketentuan ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa hidrokinon sebagai bahan kosmetik hanya boleh digunakan untuk bahan pengoksidasi warna pada pewarna rambut dengan ketentuan kadar maksimum sebesar 0.3% dan untuk kuku artifisial dengan kadar maksimum sebesar 0.02% setelah pencampuran sebelum digunakan dan hanya boleh digunakan oleh tenaga professional.

Tips Aman Menggunakan Kosmetik 1. Cermat dalam memilih dan membeli kosmetik sesuai kebutuhan Konsumen lebih rasional dan selektif dalam memilih kosmetik dan tidak mudah terbujuk iklan atau promosi yang berlebihan. Pilihlah kosmetik yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaatnya. Pertimbangkan untung-rugi dalam memilih kosmetik. 2. Cermat dalam menggunakan kosmetik Konsumen memperhatikan dengan baik kegunaan dan cara penggunaan produk. Jika konsumen sedang hamil, konsultasikan pemilihan kosmetik yang aman ke dokter kandungan atau dokter kulit. Sebelum menggunakan kosmetik, sebaiknya lakukan dahulu uji kepekaan kosmetik yang akan dipakai dengan cara sebagai berikut: a. Tempatkan beberapa tetes produk ke plester, lalu pasang plester pada kulit lengan bawah bagian dalam. b. Biarkan plester selama 24 jam, kemudian lepaskan dan periksa apakah terjadi reaksi. Selama periode tersebut, jaga jangan sampai plester menjadi basah. Jika terjadi kemerahan, gatal, melepuh atau nyeri pada bagian kulit yang ditutupi plester, maka kemungkinan pengguna produk sensitif atau alergi terhadap produk atau beberapa komponen dalam produk tersebut. Jika tidak terjadi reaksi, maka produk tersebut aman untuk digunakan. Jika kemerahan, gatal, melepuh, nyeri atau gejala lain yang terjadi tidak hilang atau memburuk setelah mencuci bagian yang diuji, segera konsultasikan dengan dokter. Jangan gunakan kosmetik milik orang lain, yang belum tentu cocok dengan jenis kulit kita. Simpan kosmetik dengan baik. Bila timbul iritasi atau efek samping lainnya, segera hentikan penggunaan kosmetik.

Konsultasikan ke dokter kulit bila efek samping yang terjadi semakin parah. 3. Cermat membaca informasi yang tercantum pada label/kemasan kosmetik konsumen memperhatikan informasi yang tersedia pada label seperti cara penggunaan, kegunaan, komposisi, tanggal kadaluarsa atau peringatan lain (bila ada). Dianjurkan pula untuk mencari informasi lengkap mengenai produk kosmetika tersebut. Untuk produk kosmetika yang teregistrasi diwajibkan mencantumkan nomor izin edar. Sedangkan produk yang ternotifikasi pencantuman nomor notifikasi tidak diwajibkan, namun nama dan alamat produsen harus tercantum dengan jelas pada label. Daftar produk kosmetik yang ternotifikasi/teregistrasi oleh Badan POM dapat dicek melalui website Badan POM.