WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI)

dokumen-dokumen yang mirip
KEKUATAN HUKUM PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) SEBAGAI LEMBAGA SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

KEDUDUKAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB KONSULTAN HUKUM DALAM KEGIATAN PASAR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada nilai saham yang hendak diperjualbelikan di pasar modal. Undang-

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DENGAN NASABAH MELALUI MEDIASI PERBANKAN

PERAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF

KEPASTIAN HUKUM OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM PROSES KEPAILITAN PERUSAHAAN EFEK

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesejahteraan umum merupakan salah satu dari tujuan Negara Indonesia

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP GANTI KERUGIAN NASABAH BANK YANG BELUM DIBAYAR PIHAK BANK

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN SEKURITAS TERHADAP INVESTOR DALAM PERDAGANGAN SAHAM SECARA ELEKTRONIK

TANGGUNG JAWAB EMITEN DAN PROFESI PENUNJANG ATAS ADANYA PROSPEKTUS YANG TIDAK BENAR DALAM KEGIATAN DI PASAR MODAL

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP IKLAN YANG TIDAK MENGINFORMASIKAN BAHWA HARGA YANG DISAMPAIKAN DALAM IKLAN BELUM DITAMBAH DENGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

PERATURAN BAPMI TENTANG ARBITER BAPMI. BAB I. KETENTUAN UMUM Pasal 1

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVENTOR PICK UP GITAR ELEKTRIK DAN SANKSI TERHADAP PENDUPLIKASIAN INVENSINYA

HUBUNGAN HUKUM ANTARA PELAKU USAHA DENGAN KONSUMEN. Oleh: Dewa Gede Ari Yudha Brahmanta Anak Agung Sri Utari

PERAN DAN KEWENANGAN NOTARIS SEBAGAI PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DI INDONESIA

BAB II PERUSAHAAN GO PUBLIC DI INDONESIA. menjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan go public akan

HARMONISASI KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP BANK INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DARI PELAKU USAHA YANG TUTUP TERKAIT DENGAN PEMBERIAN LAYANAN PURNA JUAL/GARANSI

Oleh Ni Made Desika Ermawati Putri I Made Tjatrayasa Bagian Peradilan Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS INFORMASI SUATU PRODUK MELALUI IKLAN YANG MENGELABUI KONSUMEN

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP

AKIBAT HUKUM ATAS PELANGGARAN MEREK OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMEGANG LISENSI

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR BILA TERJADI INSIDER TRADING DALAM PASAR MODAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1/POJK.07/2014 TENTANG LEMBAGA ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

PASAR MODAL DAN TRANSAKSI EFEK SAHAM ERDIKHA ELIT

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PIHAK KETIGA AKIBAT MISLEADING INFORMATION

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: KEP 05/BAPMI/ TENTANG

KARAKTERISTIK REKSADANA DAN PENGATURANNYA DALAM PASAR MODAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelesaian Sengketa (APS) atau Alternative Dispute Resolution (ADR). 3 Salah satu

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN MELALUI MEKANISME GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK ( CLASS ACTIONS

PERAN DAN UPAYA BAPEPAM DALAM MENCEGAH KECURANGAN PADA LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN OLEH AKUNTAN PUBLIK

Arbiter Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS MEREK TERKENAL (WELL-KNOWN MARK) BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN MEREK

PENYELESAIAN SENGKETA PENANAMAN MODAL ASING DI BALI

BAB II PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM MENGAWASI PASAR MODAL DI INDONESIA. A. Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan dalam Mengawasi Sektor Jasa

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA TRANSPORTASI ONLINE UBER DAN GRAB DI INDONESIA

PELAKSANAAN MEDIASI SENGKETA KONSUMEN OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SEBAGAI WUJUD PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN

PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN APABILA TIDAK HANYA SATU KONSUMEN YANG MERASA TELAH DIRUGIKAN OLEH PRODUK YANG SAMA

BAB I PENDAHULUAN. sengketa yang terjadi diantara para pihak yang terlibat pun tidak dapat dihindari.

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

PENGATURAN UPAYA HUKUM DAN EKSEKUSI PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK)

POLITIK HUKUM PEMBENTUKAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) HAERANI. Fakultas Hukum Universitas Islam Al-Azhar

I. PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh terhadap berkembangnya transaksi-transaksi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara modern. Hukum memiliki peran yang dominan dalam. ekonomi dan budaya pada masa pembangunan suatu negara.

SYARAT-SYARAT GO-PUBLIC DALAM RANGKA PENJUALAN EFEK DILIHAT DARI UNDANG-UNDANG PASAR MODAL. Oleh. I Gusti Bagus Yudhiswara Yoga Nyoman Mas Ariyani

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERKAIT DENGAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN SERVICE CHARGE DI RESTORAN

Lex Privatum, Vol. IV/No. 5/Juni/2016

Oleh L.P Hadena Hoshita Adiwati Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. dari aktivitas yang dilakukan. Tetapi beberapa di antara resiko, bahaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. * Dosen Pembimbing I ** Dosen Pembimbing II *** Penulis. A. Latar Belakang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

PERANAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN OBAT-OBATAN MELALUI INTERNET

Oleh : Ayu Diah Listyawati Khesary Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN MODAL VENTURA (VENTURE CAPITAL COMPANY) DALAM HAL PERUSAHAAN PASANGAN USAHA MENGALAMI PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA KECIL DALAM KEGIATAN BERUSAHA Oleh : I Putu Denny Pradnyana Putra Cokorde Dalem Dahana

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP MEREK TERKENAL ASING MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK

Keywords : Hukum Acara, Pelaksanaan Putusan, Upaya Paksa.

PELANGGARAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN TUNTUTAN GANTI RUGI MENGENAI HAK CIPTA LOGO DARI PENCIPTA

IMPLIKASI PEMBERLAKUAN UNDANG-UNDANG OTORITAS JASA KEUANGAN TERHADAP PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA KEUANGAN DIKAITKAN UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

AKIBAT HUKUM PENGGABUNGAN PERUSAHAAN (MERGER) PADA PERUSAHAAN PERSEROAN TERBATAS

KEBERADAAN RAHASIA DAGANG BERKAITAN DENGAN PERLIDUNGAN KONSUMEN

Modul 2 Modul 3 Modul 4

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisa mengenai penerapan alternatif

PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA. Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita

Otoritas Jasa Keuangan

Peran dan Tanggungjawab Notaris dalam Keputusan Pemegang Saham diluar Rapat Umum...

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP HAMBATAN PENEGAKAN HUKUM PERSAINGAN USAHA OLEH KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA (KPPU)

PASAR MODAL INDONESIA

PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR

2 Agen Penjual Efek Reksa Dana melalui pengaturan terkait kegiatan dan perilaku Agen Penjual Efek Reksa Dana. Peningkatan capacity building Agen Penju

TINJAUAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI MEDIASI DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 1999

LAYANAN PURNA JUAL PRODUK ELEKTRONIK DENGAN GARANSI. Oleh Dian Pertiwi Ketut Sudiarta Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP INVESTOR ASING JIKA TERJADI SENGKETA HUKUM DALAM PENANAMAN MODAL

KEGIATAN USAHA FOTOKOPI DALAM KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,

JURNAL. Peran BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen) dalam Menyelesaikan Sengketa Konsumen Melalui Proses Mediasi di Yogyakarta

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

Keywords: Financial loss of countries, corruption, acquittal, policy, prosecutor

BAB I PENDAHULUAN. sengketa dengan orang lain. Tetapi di dalam hubungan bisnis atau suatu perbuatan

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

KEABSAHAN PERMEN DALAM TRANSAKSI PEMBAYARAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS PENERAPAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU

Lex Privatum, Vol. IV/No. 6/Juli/2016. PENGAWASAN PASAR MODAL DI INDONESIA PASCA TERBENTUKNYA OTORITAS JASA KEUANGAN 1 Oleh : Samuel Mawei 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN SECARA MEDIASI TERHADAP PRODUK CACAT DALAM KAITANNYA DENGAN TANGGUNG JAWAB PRODUSEN

NASKAH PUBLIKASI SUSPENSI PERUSAHAAN EFEK OLEH BURSA EFEK INDONESIA. Diajukan oleh : CINTHYA CHRISTINA SIAHAAN NPM :

PERATURAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR: 01/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA PENDAPAT MENGIKAT

Transkripsi:

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA PASAR MODAL OLEH BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA (BAPMI) Oleh: Syaichul Adha AA Sri Indrawati Program Kekhususan Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana Abstract The title of this journal reads The Authority of Indonesia Financial Service Authority (OJK) Towards Capital Market Alternative Dispute Resolution, Conducted by Indonesian Capital Market Arbitration Board (BAPMI). This writing method uses the normative legal method through statute approach. From the legal writing conclusions below there were found two authority of OJK towards BAPMI. The first authority is capital market consumer and the people protection and the second is receives notification if there is party in dispute that is not performing according to BAPMI Arbitration Decision. Keywords : Authority, Indonesia Financial Services Authority (OJK), Alternatif Dispute Resolution (ADR), and Indonesian Capital Market Arbitration Board (BAPMI). Abstrak Judul daripada jurnal ini adalah Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Terhadap Penyelesaian Sengketa Pasar Modal oleh Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI). Tulisan ini menggunakan metode normatif melalui pendekatan undang-undang. Dari tulisan di bawah menyimpulkan, terdapat dua kewenangan OJK terhadap BAPMI. Kewenangan yang pertama adalah perlindungan terhadap konsumen pasar modal dan masyarakat dan yang kedua adalah penerimaan notifikasi jika ada pihak dalam sengketa tidak melaksanakan Putusan Arbitrase BAPMI. Kata Kunci : Kewenangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS), dan Badan Arbitrase Pasar Modal (BAPMI) I. Pendahuluan Dalam sistem keuangan terdapat 2 lembaga keuangan yakni bank dan non bank, dalam lembaga keuangan non bank terdapat pasar modal. Definisinya, Pasar modal merupakan satu bentuk kegiatan non bank sebagai sarana untuk memperluas sumbersumber pembiayaan perusahaan. 1 Pasar modal terdiri dari berbagai elemen pendukung yang kompleks dan saling berhubungan satu sama lain. Terpenting dari kumpulan elemen tersebut adalah adanya emiten sebagai perusahaan yang go public dan berhak Bogor, Hal. 2. 1 Adrian Sutedi, 2009, Segi-Segi Hukum Pasar Modal, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, 1

menawarkan sahamnya kepada masyarakat luas atau yang biasa disebut sebagai investor publik dalam bursa efek. Selain itu pula terdapat elemen lainnya seperti, Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal), Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), lembaga dan profesi penunjang pasar modal dan Badan Arbitrase Pasar Modal (BAPMI). Pilihan penyelesaian sengketa dalam pasar modal yang dilakukan secara non litigasi pada umumnya melalui lembaga arbitrase yakni BAPMI. Dengan adanya OJK, maka terdapat dua kewenangan yang dimiliki OJK terhadap Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) yang dilakukan oleh BAPMI. Tujuan tulisan ini adalah menguraikan tentang dua kewenangan yang dimiliki oleh OJK sebagai lembaga otoritas baru di pasar modal yang menggantikan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dalam hal APS yang dilaksanakan oleh BAPMI. II. Isi Makalah Metode penulisan ini adalah metode normatif melalui pendekatan undangundang (statute approach) yang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. 2 Penyelesaian sengketa litigasi memiliki kelemahan dalam mencapai keadilan antara lain, lamanya proses peradilan, konfidensial perkara yang sirna karena adanya publisitas pengadilan, biaya yang relatif mahal dan pengadilan litigasi dikatakan akan menghasilkan keputusan yang bersifat pemenangan untuk pihak pemenang lalu mengambil segalanya (winner takes all) yang non kooperatif di mana para pihak tidak merasa sama-sama menang (win-win solution). 3 Maka dari itu, APS menjadi preferensi. Preferensi APS daripada litigasi sebagai alternatif, antara lain karena proses yang lebih cepat, biaya lebih murah, sifatnya informal, kerahasiaan terjamin, adanya kebebasan memilih pihak ketiga yang memiliki keahlian di bidangnya, dapat menjaga hubungan persahabatan dalam pencapaian penyelesaian sengketa secara kooperatif, 2 Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Cetakan ke-6, Kencana Prenada Media, Jakarta, Hal. 53. 3 I Made Widyana, 2007, Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR), Cetakan Pertama, Indonesia Business Law Center bekerja sama dengan Kantor Hukum Gani Djemat partners, Jakarta, Hal. 21. 2

lebih mudah mengadakan perbaikan-perbaikan, bersifat final, pelaksanaan tatap muka yang pasti, dan tata cara penyelesaian sengketa diatur oleh para pihak sendiri. 4 Pilihan penyelesaian sengketa dalam pasar modal yang dilakukan secara non litigasi pada umumnya melalui lembaga arbitrase yang dilakukan oleh suatu badan arbitrase yang bersifat institusional atau badan arbitrase yang bersifat permanen, 5 seperti Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI). Menurut Keputusan BAPMI No. KEP-02/BAPMI/11.2009 tentang Peraturan Dan Tata Acara Pasar Modal Indonesia, sengketa atau perbedaan pendapat yang dapat diselesaikan melalui BAPMI adalah yang berhubungan dengan kegiatan di bidang pasar modal di Indonesia dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikuasai sepenuhnya oleh para pihak. Menurut Keputusan BAPMI No. KEP-02/BAPMI/11.2009 tentang Peraturan Dan Tata Acara BAPMI, Pasal 1 ayat 2c, subyek hukum atau pihak yang dapat menyelesaikan sengketa di BAPMI antara lain, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, emiten, perusahaan publik, perusahaan efek, lembaga penunjang pasar modal, orang perorangan pemegang izin, wakil penjamin emisi efek, wakil perantara pedagang efek, wakil manajer investasi, dan yang melakukan investasi di pasar modal di Indonesia, yang mempunyai maksud untuk mengajukan penyelesaian sengketa di BAPMI berdasarkan Peraturan dan Acara BAPMI. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan (UUOJK), wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan di pasar modal yang semula dimiliki oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sejak tanggal 31 Desember 2012 telah berpindah kepada OJK. Sebelum adanya OJK, maka Bapepam dalam penegakan hukum hanya dalam urusan pemberian sanksi adminstrasi dan dalam lingkup hukum pidana bertugas melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap tindak pidana di bidang pasar modal untuk selanjutnya berkas pemeriksaan dan penyidikan oleh Bapepam tersebut diberikan kepada kejaksaan untuk diperiksa kelengkapannya, apabila dianggap belum lengkap akan dikembalikan pada Bapepam untuk 4 Ibid, Hal 25. 5 Zaeni Asyhadie, 2011, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Cetakan Kelima, Rajawali Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 236. 3

disempurnakan. 6 Dalam urusan keperdataan antar elemen di dalam sistem pasar modal, Bapepam tidak memiliki kewenangan yang pasti dan jelas yang sebaiknya dapat diselesaikan melalui mekanisme APS oleh BAPMI dalam bentuk pemberian pendapat, mediasi dan arbitrase. Dengan adanya APS di BAPMI, akan diperoleh keuntungankeuntungan bagi para pihak yang bersengketa maupun OJK dalam fungsinya mengawasi jalannya pasar modal. Kewenangan OJK terhadap BAPMI di dalam UUOJK dinyatakan dalam dua bentuk wewenang. Pertama, di dalam Bab IV UUOJK tentang perlindungan konsumen dan masyarakat. Dalam Bab IV UUOJK tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat mulai dari Pasal 28 sampai dengan Pasal 31, dinyatakan bahwasanya OJK menyiapkan perangkat, membuat mekanisme pengaduan, memfasilitasi penyelesaian, melakukan pembelaaan hukum, mengajukan gugatan, memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan dan memperoleh ganti kerugian. Keseluruhan daripada pasal-pasal yang tercantum dalam Bab IV UUOJK merupakan kesatuan wewenang yang dimiliki oleh OJK untuk melindungi atau melakukan pembelaan hukum terhadap hak atau kepentingan yang dimiliki oleh konsumen, yaitu pemodal dan masyarakat yang dirugikan akibat adanya aktivitas jasa keuangan dalam pasar modal. Kedua, wewenang yang dimiliki oleh OJK dalam penanganan sengketa yang diselesaikan melalui mekanisme APS oleh BAPMI tercantum dalam Keputusan BAPMI No. KEP-03/BAPMI/11.2002 tentang Arbiter BAPMI dalam Pasal 53 yang mengarahkan suatu pemberitahuan kepada pihak otoritas di pasar modal dalam hal ini tentunya OJK, terhadap adanya pihak yang tidak melaksanakan Putusan Arbitrase BAPMI yang sebelumnya jangka 30 hari sejak pendaftaran putusan BAPMI di kantor kepaniteraan Pengadilan Negeri ditambah 10 hari sejak pemberitahuan tertulis kepada asosiasi, himpunan, ikatan atau organisasi di mana pihak yang ingkar menjadi anggota tentang hal tidak dilaksanakannya Putusan Arbitrase BAPMI. Kewenangan OJK dalam menerima pemberitahuan tertulis seperti yang terdapat dalam Pasal 53 Keputusan BAPMI No. KEP-03/BAPMI/11.2002 tentang Arbiter BAPMI adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh OJK yang lebih menitikberatkan pada hubungan antar para pelaku yang bersifat kelembagaan di bidang pasar modal. 6 M. Irsan Nasarudin et. al. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Cetakan Ketujuh, Kencana Prenada Media, Jakarta, Hal. 278. 4

Dalam hal ini BAPMI tidak memiliki kewenangan seperti halnya pada perlindungan konsumen yang dapat mengambil tindakan untuk mengarahkan pada prosedur mekanisme APS oleh BAPMI, melainkan hanya sebatas menerima pengaduan bilamana salah satu pihak tidak melaksanakan Putusan Arbitrase dalam mekanisme BAPMI. III. Kesimpulan Dengan adanya UU RI Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan (UUOJK), wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan di pasar modal yang semula dimiliki oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) sejak tanggal 31 Desember 2012 telah berpindah kepada OJK. Dalam kewenangan tersebut OJK memiliki dua wewenang terhadap BAPMI. Kewenangan tersebut, pertama di dalam Bab IV UUOJK tentang perlindungan konsumen dan masyarakat dan kedua dalam Pasal 53 KEP- 03/BAPMI/11.2002 tentang Arbiter BAPMI mengarahkan suatu pemberitahuan kepada OJK terhadap adanya pihak dari anggota asosiasi, himpunan, ikatan atau organisasi di dalam pasar modal yang tidak melaksanakan Putusan Arbitrase BAPMI. IV. Daftar Pustaka Asyhadie, Zaeni, 2011, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Cetakan Kelima, Rajawali Grafindo Persada, Jakarta. Marzuki, Peter Mahmud, 2010, Penelitian Hukum, Cetakan ke-6, Kencana Prenada Media, Jakarta. Nasarudin, M. Irsan et. al. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Cetakan Ketujuh, Kencana Prenada Media, Jakarta. Sutedi, Adrian, 2009, Segi-Segi Hukum Pasar Modal, Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia, Bogor. Widyana, I Made, 2007, Alternatif Penyelesaian Sengketa (ADR), Cetakan Pertama, Indonesia Business Law Center bekerja sama dengan Kantor Hukum Gani Djemat partners, Jakarta. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Keputusan BAPMI No. KEP-02/BAPMI/11.2009 tentang Peraturan Dan Tata Acara Pasar Modal Indonesia. Keputusan BAPMI No. KEP-03/BAPMI/11.2002 tentang Arbiter BAPMI. 5

6