III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa Pasir

METODE PENELITIAN. daerah Rawa Sragi, Lampung Timur. Lokasi pengujian dan pengambilan. sampel tanah dapat dilihat pada Gambar 5

III. METODOLOGI PENELITIAN. melakukan penelitian di laboratorium. Persiapan penelitian terdiri dari:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah tanah yang diambil dari Desa Rawa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak (soft clay) yang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang terdapat yang. 1. Lokasi : Desa Margakaya, Jati Agung, Lampung Selatan

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini seperti mengumpulkan hasil dari penelitian terdahulu yang berkaitan

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lanau yang diambil dari Desa

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah tidak terganggu (undistrub soil).

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

METODOLOGI PENELITIAN. berasal dari Desa Karang Anyar, Lampung Selatan. Tanah yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah organik yang diambil dari daerah

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lempung lunak dari Rawa

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturbed soil) yaitu

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan pada penelitian kali ini antara lain, adalah : 6. Mesin pencetak paving block dengan sistem getaran

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengamatan dan pengambilan sampel tanah pada penelitian ini

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lanau

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Uraian Umum

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

III. METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah jenis tanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR GAMBAR Nilai-nilai batas Atterberg untuk subkelompok tanah Batas Konsistensi... 16

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

BAB 3 METODE PENELITIAN

buah benda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat

III. METODE PENELITIAN. Lampung Timur dengan titik koordinat lintang (-5 o 71 84,26 ) dan bujur

percobaan, perhitungan rencana tiang cerucuk, hasil,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Pengambilan sampel tanah lempung dan pasir. 2. Persiapan alat. Pengujian Pendahuluan (ASTM D422-63)

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Studi literatur, Studi Pendahuluan dan Pengambilan Sampel. Persiapan Sampel untuk Pengujian Laboratorium

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. langsung terhadap obyek yang akan diteliti, pengumpulan data yang dilakukan meliputi. Teweh Puruk Cahu sepanajang 100 km.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI KONSOLIDASI CONSTANT RATE OF STRAIN DENGAN BACK PRESSURE PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH BATUNUNGGAL (BANDUNG SELATAN)

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

4. ANALISA UJI LABORATORIUM

KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Sampel Tanah Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubstitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang digunakan dari desa Belimbing sari kec. Jabung, Lampung Timur dengan titik koordinat 105 o 39 10.74 T dan 5 o 31 44.26 S. Sedangkan pasir yang digunakan sebagai bahan substitusi pada penelitian ini yaitu pasir dari daerah Gunung Sugih. B. Cara Pengambilan Sampel Tanah 1. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Terlebih dahulu membersihkan dan mengupas permukaan tanah lalu tabung ditekan perlahan-lahan sampai kedalaman kira-kira 50 cm, kemudian diangkat ke permukaan sehingga terisi penuh oleh tanah dan ditutup dengan plastik agar terjaga kadar air aslinya. Sampel yang sudah diambil ini selanjutnya digunakan sebagai sampel untuk pengujian awal, dimana sampel ini disebut tanah tidak terganggu. 2. Pengambilan sampel untuk tanah terganggu, dilakukan dengan cara penggalian dengan menggunakan cangkul kemudian dimasukkan ke dalam karung.

55 C. Pelaksanaan Pengujian Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian sifat fisik, pengujian pemadatan sebelum proses pencetakan benda uji, pengujian triaksial dan pengujian kuat geser langsung pada tanah lempung. Tahap pengujian tersebut dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Dilakukan 3 kali percobaan pada masing-masing pengujian dan campuran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keakuratan data. 1. Pengujian Sifat Fisik Tanah Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain: a. Kadar air (Moisture Content) Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air suatu sampel tanah, yaitu perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat butir kering tanah tersebut yang dinyatakan dalam persen. Pengujian berdasarkan ASTM D 2216-98. Perhitungan: Berat air (Ww) = Wcs Wds Berat tanah kering (Ws) = Wds Wc Ww Kadar air (w) = x100% Ws Dimana: Wc = Berat cawan yang akan digunakan Wcs = Berat benda uji + cawan Wds = Berat cawan yang berisi tanah yang sudah di oven.

56 Perbedaan kadar air diantara ketiga sampel tersebut maksimum sebesar 5% dengan nilai rata-rata. b. Berat Volume (Unit Weight) Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat volume tanah basah dalam keadaan asli (undisturbed sample), yaitu perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah. Pengujian berdasarkan ASTM D 2167. Perhitungan: 1) Berat ring (Wc). 2) Volume ring bagian dalam (V). 3) Berat ring dan tanah (Wcs). 4) Berat tanah (W) = Wcs Wc. 5) Berat Volume (γ). W (gr/cm 3 atau t/m 3 ) V c. Berat Jenis (Specific Gravity) Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kepadatan massa butiran atau partikel tanah yaitu perbandingan antara berat butiran tanah dan berat air suling dengan volume yang sama pada suhu tertentu. Pengujian berdasarkan ASTM D 854-02. Perhitungan : Gs W2 W1 ( W4 W1 ) ( W3 W2 ) Dimana : Gs = Berat jenis

57 W 1 = Berat picnometer (gram) W 2 = Berat picnometer dan tanah kering (gram). W 3 = Berat picnometer, tanah dan air (gram) W 4 = Berat picnometer dan air bersih (gram) d. Batas Cair (Liquid Limit) Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada batas antara keadaan plastis dan keadaan cair. Pengujian berdasarkan ASTM D 4318-00. Perhitungan : 1) Menghitung kadar air (w) masing-masing sampel sesuai dengan jumlah ketukan 2) Membuat hubungan antara kadar air dan jumlah ketukan pada grafik semi logaritma, yaitu sumbu x sebagai jumlah pukulan dan sumbu y sebagai kadar air. 3) Menarik garis lurus dari keempat titik yang tergambar. 4) Menentukan nilai batas cair pada ketukan ke-25 atau x = log 25 e. Batas Plastis (Plastic Limit) Tujuannya adalah untuk menentukan kadar air suatu jenis tanah pada keadaan batas antara keadaan plastis dan keadaan semi padat. Pengujian berdasarkan ASTM D 4318-00.

58 Perhitungan : 1) Nilai batas plastik (PL) adalah kadar air rata-rata dari ketiga benda uji 2) Indeks Plastisitas (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis tanah yang diuji, dengan rumus: PI = LL PL f. Analisis Saringan (Sieve Analysis) Tujuan pengujian analisis saringan adalah untuk mengetahui persentasi butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang tertahan di atas saringan No. 200 (Ø 0,075 mm). Pengujian berdasarkan ASTM D 422. Perhitungan : 1) Berat masing-masing saringan (Wci). 2) Berat masing-masing saringan beserta sampel tanah yang tertahan di atas saringan (Wbi). 3) Berat tanah yang tertahan (Wai) = Wbi Wci. 4) Jumlah seluruh berat tanah yang tertahan di atas saringan ( Wai Wtot.). 5) Persentase berat tanah yang tertahan di atas masing-masing saringan (Pi) Pi Wbi Wci W total x100%

59 6) Persentase berat tanah yang lolos masing-masing saringan (q): qi 100% pi% q 1 1 qi p i 1 Dimana : i = l (saringan yang dipakai dari saringan dengan diameter maksimum sampai saringan nomor 200). g. Uji Hidrometer Tujuan pengujian analisis hidrometer adalah untuk mengetahui persentasi butiran tanah dan susunan butiran tanah (gradasi) dari suatu jenis tanah yang lolos saringan No. 200 (Ø 0,075 mm). Perhitungan: υ = s 18 w x D 2 D = 30 ( G 1) s w x L( cm) t( menit) Dimana: υ = Kecepatan mengendap γ s = Berat volume partikel tanah γ w = Berat volume air η = Kekentalan air D = Diameter partikel tanah G s = Berat jenis K = fungsi dari G s yang tergantung temperatur uji t = waktu pengendapan

60 2. Pengujian Utama a. Pencampuran Sampel Tanah Tanah yang telah diketahui karakteristiknya yaitu yang sesuai dengan karakteristik dari tanah lempung akan digunakan dalam pencampuran. Kemudian langkah selanjutnya adalah pelaksanaan pencampuran dari tanah dan pasir. Pada penelitian ini digunakan benda uji dalam 3 variasi campuran yang berbeda yaitu yaitu Sampel A, Sampel B, Sampel C, dan Sampel D yang masing-masing terdiri dari 3 sampel yang bertujuan untuk melihat pengaruh dari jumlah komposisi tanah dan pasir dengan nilai kohesi dan sudut geser dari benda uji. Pencampuran dan pencetakan dilakukan di laboratorium mekanika tanah fakultas teknik universitas lampung. Untuk kebutuhan bahan tanah lempung dan pasir pada masing-masing campuran dimisalkan satu buah benda uji seberat 2500 gram. Berikut ini adalah jumlah kebutuhan bahan pada masing-masing campuran. Tabel 3.1. Jumlah Kebutuhan Bahan Masing- masing Campuran Benda uji Berat benda uji (gram) Kebutuhan tanah lempung (gram) Kebutuhan pasir (gram) A 2500 2250 250 B 2500 2000 500 C 2500 1750 750 D 2500 1500 1000

61 Keterangan : A : benda uji dengan campuran yang terdiri dari tanah lempung 90 % dan pasir 10 %. B : benda uji dengan campuran yang terdiri dari tanah lempung 80 % dan pasir 20 %. C : benda uji dengan campuran yang terdiri dari tanah lempung 70 % dan pasir 30 %. D : benda uji dengan campuran yang terdiri dari tanah lempung 60 % dan pasir 40 %. Adapun metode pelaksanaan dari pencampuran dan pembuatan benda uji untuk masing-masing komposisi campuran : a. Setelah dijemur dan dihancurkan tanah lempung di saring dengan saringan no. 4 ( 4,75 mm ) untuk memisahkan antara material kasar dan halus kemudian diambil material yang lolos saringan. b. Kemudian mencampur tanah lempung dengan pasir yang lolos saringan no.40 (0,43 mm) sesuai dengan presentase yang di butuhkan tiap variasi campuran agar merata pencampuran di lakuan menggunakan alat mixer.

62 b. Pengujian Pemadatan Tanah Standar (Standard Compaction Test) Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan kadar air optimum dengan cara : a. Menyiapkan sampel tanah asli seberat 2500 gr b. Menyiapkan gelas ukur yang berisi air sebanyak 1000 ml c. Mencampur tanah yang telah disubtitusi pasir dengan air sampai didapatkannya kadar air optimum rencana. d. Setelah air dicampur dengan sampel tanah diamkan selama ± 24 jam. e. Setelah didiamkan atau diperam ± 24 jam masukkan sampel tanah ke dalam mol untuk dilakukannya pemadatan standar. f. Pemadatan dilakukan dengan 3 lapisan dimana pada setiap masingmasing lapisan ditumbuk atau dipadatkan sebanyak 25 kali tumbukan. g. Setelah ditumbuk dan dipadatkan, menimbang berat mol + tanah lalu ambil beberapa untuk melihat kadar air mula-mula sampel tersebut. c. Pengujian kuat geser langsung Tujuan dari percobaan geser langsung adalah untuk menentukan sudut geser (ϕ) dan nilai kohesi (C). Pengujian menggunakan Direct Shear Apparatus Tipe 50-520 CV 2-1.

63 Gambar 3.1. Direct Shear Apparatus Tipe 50-520 CV 2-1 a. Bahan bahan 1. Sampel tanah asli yang di ambil melalui tabung. 2. Air secukupnya. b. Alat alat yang digunakan 1. Frame alat geser langsung beserta proving ring. 2. Shear box (sel geser langsung) 3. Extruder ( alat untuk mengeluarkan sampel) 4. Cincin (cetakan benda uji) 5. Pisau pemotong 6. Dial Penggeseran 7. Stopwatch c. Rangkaian Kerja 1. Mengeluarkan sampel tanah dari tabung, memasukkan cetakan benda uji dengan menekan sampel tanah.

64 2. Memotong dan meratakan kedua permukaan cetakan dengan pisau pemotong. 3. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dengan extruder, menimbang benda uji dengan timbangan. 4. Memasukkan benda uji ke dalam cincin geser yang masih terkunci dan menutup kedua cincin geser hingga menjadi satu bagian. Posisi benda uji berada diantara dua batu pori. 5. Meletakkan cincin geser serta sampel tanah pada shear box dan mengatur stang penekan dalam posisi vertical dan tepat menyentuh bidang penekan. 6. Mengatur kecepatan geser pada layer yang telah dikonsolidasikan. 7. Membuka cincin geser dan memberikan beban pertama sebesar 3320 gram dan mengisi shear box dengan air sampai penuh sehingga benda uji terendam. Untuk pengecekan, dilakukan juga pengujian tanpa rendaman. 8. Menekan tombol start/run dan setiap 15 detik sambil membaca dial proving ring sampai pembacaan terjadi penurunan. 9. Menekan tombol stop bila pembacaan proving ring maksimum telah tercapai. 10. Percobaan dihentikan bila pembacaan proving ring maksimum dan mulai menurun dua atau tiga kali pembacaan.

65 11. Membersihkan cincin geser dan shear box dari kotoran sampel tanah. 12. Mengulangi langkah kerja 3 sampai 10 untuk melakukan percobaan kedua seberat dua kali beban pertama (6640gram) dan sampel ketiga seberat tiga kali beban pertama (9960gram). d. Pengujian Triaksial Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh parameter-paremeter kekuatan geser yaitu sudut geser dalam (ϕ), kohesi (c), dan modulus elastisitas sampel (Modulus Young) pada kondisi tanpa konsolidasi dan tanpa drainase. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian triaksial unconsolidated undrained. Pengujian ini dapat dilakukan dengan cepat dan waktu yang digunakan sangat singkat dibandingkan dengan pengujian triaksial consolidated undrained dan pengujian triaksial consolidated drained karena tanah tidak diberi kesempatan untuk mengalami proses konsolidasi. Sedangkan pada pengujian triaksial consolidated undrained dan pengujian triaksial consolidated drained, benda uji dikonsolidasi terlebih dahulu sehingga memakan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu.

66 Alat triaksial yang digunakan merupakan model MIS-235-1-03 dengan spesifikasi sebagai berikut: Tabel 3.2. Specification of Triaxial Test Model MIS-235-1-03 Standards Vertical loading Lateral pressure loading Back pressure loading Control method Triaxial cell Measurement items JGS 0520 / JGS 0521 / JGS 0522 / JGS 0523 / JGS 0524 Electrically operated Air regulator : 0.6 Mpa Air regulator : 0.3 Mpa Displacement control : 0.1-1.0 mm/min - One-touch clamp type - Specimen size : ϕ50 x H100 mm - Axial pressure : 2 Kn - Displacement : 30 mm - Lateral pressure : 1 Mpa - Pore pressure : 1 Mpa - Volume change : 50 cc Gambar 3.2. Triaxial Test Model MIS-235-1-03

67 a. Bahan-bahan: 1. Sampel dengan diameter 47 mm, panjang 93 mm sebanyak 3 (tiga) buah untuk satu titik. 2. Air untuk media penyekapan secukupnya. b. Alat-alat yang digunakan: 1. Alat pembebanan. 2. Alat pengatur tekanan. 3. Sel triaksial tekan. 4. Alat ukur deformasi dan tegangan. 5. Kain lapisan. 6. Cetakan sampel 7. Membrane karet. 8. Exstruder. 9. Grease silicon untuk membuat sambungan yang kedap air. c. Rangkaian kerja: 1. Pekerjaan persiapan uji triaksial, dengan urutan: a. Menempatkan bagian dasar sel pada dudukan sel dari alat pembebanan. b. Membersihkan permukaan bantalan plat bagian atas dan bawah.membersihkan benda uji dan tempatkan benda uji pada pelat bawah. c. Menempatkan pelat atas pada benda uji dan mengatur posisi benda uji sehingga lurus.

68 d. Membungkus benda uji dan pelat-pelatnya dengan membran karet dan ikat membran dengan karet gelang pada pelat bagian bawah agar cairan sel tidak dapat merembes masuk ke benda uji. e. Memasang benda uji di dalam silinder sel dan pasang karet gelang yang cocok disekeliling bagian dasar sel agar tidak terjadi kebocoran. f. menghubungkan kabel atau pipa tekanan hidraulik. g. Memasang dan mengatur alat ukur deformasi dan isi sel dengan cairan. 2. Mengatur kalibrasi untuk deformasi peralatan, dengan urutan sebagai berikut: a. Masukkan silinder baja yang sifat elastisnya telah diketahui kedalam peralatan. b. Mengamati perbedaan deformasi antara yang terpasang dan pada alat pembebanan. c. Mengurangi deformasi total pada setiap pembebanan dengan deformasi alat untuk mendapatkan deformasi benda uji. 3. Mengerjakan tahapan uji triaksial, dengan urutan: a. Memberi beban kira-kira 0,5kg/cm 2 pada sel triaksial tekan dengan memakai alat pembebanan untuk mengatur posisi bagian bantalan peralatan.

69 b. Mencatat pembacaan awal pada alat ukur deformasi, apabila deformasi total dicatat selama pengujian maka harus dibuat kalibrasi yang tepat untuk deformasi peralatan seperti yang diuraikan. c. Tingkatkan tekanan air lateral perlahan lahan hingga batas uji yang ditentukan semula dan bersama pula beri beban aksial secukupnya untuk menghindari penyimpangan alat ukur deformasi terhadap hasil pembacaan awal. d. Apabila batas uji tekanan cairan yang ditentukan semula tercapai baca dan catat beban aksial pada alat pembebanan. e. Menggunakan beban ini sebagai beban nol atau sebagai beban awal untuk pengujian. f. Beri beban aksial secara menerus tanpa kejutan hingga beban konstan atau berkurang atau besar regangan yang ditentukan semula tercapai. g. Memberi beban dengan cara menjaga kecepatan regangan tetap konstan waktu pengujian. h. Menjaga tekanan keliling yang ditentukan semula tetap konstan waktu pengujian dan baca serta catat hasil pengukuran deformasi yang diinginkan. i. Setelah pengujian selesai periksa benda uji apakah tidak terembes cairan sel. j. Periksa membran karet apakah tidak retak atau tidak bocor setelah pengujian selesai.

70 k. Menimbang dan uji sifat fisik benda uji setelah selesai pengujian. D. Analisis Data Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengujian laboratorium kemudian dilakukan analisa untuk masing-masing pengujian sehingga didapatkan sifat fisik dan mekanik untuk tiap sampel tanah. Hasil data yang diperoleh dan didapatkan dari penelitian yang dilakukan diolah, kemudian hasil dari penelitian ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

71 Mulai Pengambilan Sampel Pengujian Sifat Fisik 1. Kadar Air 4. Berat Jenis 2. Berat Volume 5. Batas Atterberg 3. Analisa Saringan 6. Hidrometer tidak ya Uji Compact Test ya Uji Triaksial Uji Kuat Geser Langsung Analisis data tidak ya Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.3. Bagan Alir Penelitian