PENDAHULUAN. penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Kurang kokohnya perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globaisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB V PENUTUP. seperti Indonesia. Penyerapan tenaga kerja dan perputaran perekonomian sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan industri saat ini mendapat tantangan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri asuransi jiwa di Indonesia saat ini semakin berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. UNIT USAHA Satuan Tahun 2009 Tahun 2010 A. Usaha Mikro, Kecil dan (Unit)

BAB VI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. omzet, namun karena jumlahnya cukup besar, maka peranan UMKM cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pengaruh Kondisi Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Terhadap Pembayaran Pajak Penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan kecil menengah adalah sebuah entitas yang memiliki skala

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (Bastian, 2001).Tingkatan kinerja organisasi dapat dilihat dari sejauh mana

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Porter Wachjuni 2014) (Departemen Perdagangan 2007). (Suaramerdeka, 2013)

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, persaingan di dunia bisnis juga mengalami

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1 Bungaran Saragih Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Produksi dan Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan pada kondisi ekonomi yang kurang baik. UMK menjadi sektor

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkembang secara mandiri dan pendapatan ekonomi daerah. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. semakin kuatnya gelombang globalisasi. Disinilah peran penting dari usaha kecil

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pendapatan nasional di era globalisasi seperti saat ini

BAB III TINJAUAN TEORI. A. Defenisi Usaha Mikro kecil menengah (UMKM) maupun dalam hal penyerapan tenaga kerja. UKM dianggap penyelamat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

SKRIPSI. Oleh : NOVANDRI PRAM ADITYA

BAB I PENDAHULUAN. harapan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi di lingkup Indonesia, akan tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Rivegamora Medan Gambar 3.1 Skema Jalur Distribusi PT. Rivegamora Medan...

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

PENGEMBANGAN UMKM MENGHADAPI EKONOMI GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak mampu bertahan dengan baik ketika krisis ekonomi yang mengarah pada krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

Transkripsi:

PENDAHULUAN Pada bab I akan dijelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan. Pada latar belakang dibahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan tema penelitian serta alasan penulis mengangkat tema penelitian. Pada rumusan masalah akan ada pertanyaan-pertanyaan yang akan dibahas berkaitan dengan isu yang diteliti, sehingga nantinya akan terlihat gambaran mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian suatu negara, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari data Biro Pusat statistik (BPS), pada tahun 2009 total PDB Indonesia mencapai Rp. 5.294,8 triliun, dari jumlah tersebut UKM memberikan kontribusi sebesar Rp. 2.993,1 triliun atau sebesar 56,53% dari total PDB indonesia. Jumlah populasi UKM indonesia pada tahun 2009 mencapai 52,7 juta unit atau 99,99 % terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara itu jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor ini mencapai 96,2 juta orang atau 97,3 % terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Data tersebut menunjukkan bahwa UKM dalam perekonomian Indonesia memiliki peran yang penting dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan output yang berguna bagi masyarakat. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat diartikan usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria 9

usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Kemudian usaha kecil diartikan sebagai usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil. Serta usaha menengah diartikan sebagai usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Biro Perencanan Kementerian KUKM (2011) mengatakan bahwa UKM selalu mempunyai posisi penting, disebabkan sebagian besar jumlah penduduk Indonesia mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah dan hidup dari kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern. Pemerintah berharap dengan mengembangkan UKM dapat memberikan dampak positif pada perkembangan ekonomi rakyat Indonesia. Asmarani (2006) menjelaskan, secara nasional, usaha kecil dan menengah mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya. Peran ini dapat dilihat dalam hal penyediaan kesempatan usaha, lapangan kerja dan peningkatan ekspor. Selain itu, usaha kecil dan menengah lebih mampu bertahan dalam kondisi krisis ekonomi, karena mempunyai karakteristik yang lebih fleksibel dan lebih memanfaatkan 10

sumber daya lokal sehingga bisa diandalkan untuk mendukung ketahanan ekonomi (Sandee, 2002; Untari. 2005). Namun demikian usaha kecil menengah dalam perkembangannya masih menghadapi berbagai persoalan yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak seperti rendahnya produktivitas sumber daya manusia dan manajemen yang belum profesional, kurang tanggap terhadap perubahan teknologi dan kurangnya permodalan. Kemudian akses pasar yang belum memadai, termasuk di dalamnya jaringan distribusi yang berfungsi sebagai jalur pemasaran belum berjalan efisien dan belum adanya tanda-tanda membaiknya perekonomian nasional serta tantangan dari perkembangan perdagangan bebas. Kinerja UKM sebagai salah satu entitas bisnis juga terpengaruh oleh kondisi lingkungan, baik lingkungan internal maupun eksternal (David, 2006). Lingkungan internal terdiri dari berbagai dimensi yang lebih mudah dikontrol sedangkan lingkungan eksternal lebih sulit dikontrol. Pada lingkungan internal UKM perlu memperhatikan berbagai aspek seumberdaya yang dimiliki seperti karyawan, keunggulan bersaing, pengetahuan, dan sumberdaya lainnya. Pada lingkungan eksternal perlu diperhatikan berbagai aspek yang berada diluar organisasi seperti lingkungan sosial budaya, lingkungan politik, perkembangan teknologi, serta lingkungan industri. Lingkungan industri merupakan lingkungan luar yang paling dekat dan memiliki implikasi yang lebih langsung terhadap perusahaan. Lingkungan industri tidak diartikan secara terbatas sebagai sekumpulan perusahaan yang memproduksi produk/jasa yang sama, tapi berbagai dimensi eksternal yang berinteraksi secara langsung dengan perusahaan (Porter, 2007). Lebih jauh lagi Porter menjelaskan 11

tentang analisis lingkungan industri, terdapat lima aspek dalam lingkungan industri yaitu hambatan masuk ke dalam industri, keberadaan produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli dan pemasok, serta kondisi persaingan di dalam industri. Kelima dimensi ini diyakini mempengaruhi kinerja perusahaan termasuk kinerja perusahaan dengan skala kecil seperti UKM. Usaha Kecil Menengah adalah jenis usaha banyak berkembang di Indonesia, khususnya di provinsi Sumatera Barat. Kondisi ini bisa dilihat di provinsi Sumatera Barat, dimana perusahaan kecil lebih banyak dibanding dengan perusahan menengah dan besar. Jumlah perusahan menengah dan besar yang bertahan di Sumatera Barat hanya 0,74 % dari jumlah semua perusahaan di Sumatera Barat, sementara jumlah Usaha Kecil Menengah mencapai 99,26% (BPS, 2011). UKM juga merupakan sektor yang penting di provinsi Sumatera Barat, karena mampu memberikan dampak terhadap lapangan pekerjaan. Dilihat dari aspek jumlah tenaga kerja. UKM mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh UKM lebih besar dibanding dengan perusahaan perusahaan menengah dan besar. Perusahaan besar dapat menyerap 8,76 % dari semua jumlah tenaga kerja yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan Usaha Kecil dan Menengah mampu menyerap hingga 91,24 % (BPS, 2011). AzzwarS Perfume merupakan salah UKM yang bergerak di bidang penjualan perfume paris eceran di Sumatra Barat khususnya di kota Padang. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1999 ini telah berkontribusi dalam meningkatkan jumlah lapangan kerja di Sumatera Barat. AzzwarS memiliki 9 cabang yang mana setiap cabang setidaknya mempekerjakan tiga orang tenaga kerja. 12

Kinerja AzwarS, seperti kinerja perusahaan lainnya, juga ditentukan oleh lingkungan industri yang dihadapi. Lingkungan tersebut dapat menentukan posisi mereka di pasar serta bagaimana cara menghadapi persaingan (Porter, 2007). Penelitian ini ditujukan untuk mendiskripsikan lingkungan industri yang dihadapi oleh AzzwarS perfume sebagai salah satu UKM di Sumatera Barat yang mengacu kepada kerangka analisis industri yang diusulkan oleh Porter (2007). Porter (2007) mengatakan, keadaan persaingan suatu indusri bergantung pada lima kekuatan pokok, yaitu; masuknya pesaing baru; ancaman dari produk pengganti (subsitusi); kekuatan tawar menawar pembeli; kekuatan tawar menawar pemasok; dan persaingan diantara pesaing-pesaing yang ada. Masuknya pendatang baru pada suatu industri menyebabkan peningkatan persaingan di pasar, hal ini disebabkan karena biasanya pendatang baru membawa kapasitas baru, mempunyai sumber daya yang besar dalam usahanya untuk merebut pangsa pasar (Porter, 2007). Produk pengganti menempatkan batas atas dari harga produk yang dapat ditetapkan agar konsumen tidak pindah ke produk pengganti. Kekuatan tawar menawar pembeli merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawar-menawar konsumen akan lebih besar jika produk yang dibeli standar atau tidak berbeda, sehingga konsumen sering dapat melakukan negosiasi harga, jaminan dan konsumen samapai tingkat tertentu. Sama dengan kekuatan tawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok yang meningkat juga akan meningkatkan tingkat persaingan dalam industri. Persaingan di kalangan perusahaan yang ada berupa perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan berbagai strategi seperti persaingan 13

harga, perang iklan, pengenaan produk dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Dari penjelasan di atas dapat dilihat pengelolaan usaha perfume sebagai UKM tidak lepas dari pengaruh lingkungan industri. Berdasarkan penjelasan tersebut penulisan melakukan penilitian ini dengan tujuan untuk memahami fenomena lingkungan industri pada usaha perfume di kota padang khususnya AzzwarS perfume. 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana kondisi lingkungan industri dalam meningkatkan daya saing pada AzzwarS Perfume Padang? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kondisi lingkungan industri pada manajemen AzzwarS Perfume Padang dalam upaya meningkatkan daya saing perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini, maka diharapkan memperoleh manfaat antara lain: 1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi yang dapat memberikan informasi bagi kemungkinan adanya penelitian lebih lanjut. 2. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dijadikan acuan untuk penelitian serupa di masa yang akan datang. 14

3. Diharapkan dapat membantu untuk menambah wacana dan referensi baik secara teori maupun praktek khususnya mengenai analisis lingkungan industri sehingga dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya yang terkait dan sejenis. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan mendiskripsikan pengelolaan usaha perfume, dengan melakukan studi kasus pada AZZWARS PERFUME di kota Padang, menggunakan analisis lingkungan industri. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka disusunlah sistematika penulisan yang berisi tentang hal-hal yang dibahas dalam masing-masing bab. Pada bab pertama akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan. Pada bab kedua akan diuraikan beberapa teori-teori mengenai Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan teori analisis lingkungan industri yang akan digunakan sebagai dasar untuk mendeskripsikan lingkungan industri usaha perfume AzzwarS. Pada bab ketiga akan diuraikan prosedur yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan objek, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian. Pada bab keempat akan digunakan deskripsi objek penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian. Selain itu juga akan dibahas kecocokan antara data yang dikumpulkan dengan teori penjelas serta 15

berbagai fenomena baru yang mungkin diperoleh dari hasil pengumpulan data di lapangan. Pada bab kelima akan diuraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran dan implikasi yang diporeleh berkaitan dengan hasil penelitian. BAB II LANDASAN TEORI 16