Bab 20 Istinja dengan Batu

dokumen-dokumen yang mirip
مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

KITAB KELENGKAPAN BAB DZIKIR DAN DO'A

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Bab 21 Tidak Boleh Beristinja dengan Kotoran Hewan

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Alhamdulillah washshalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'd Shalat Sunnat Tasbih

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

ISLAM IS THE BEST CHOICE

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

BOLEHKAH AIR MUSTA'MAL DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI? Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

KUNCI MENGENAL ISLAM LEBIH DALAM

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

MENTASHARUFKAN DANA ZAKAT UNTUK KEGIATAN PRODUKTIF DAN KEMASLAHATAN UMUM

Bacaan Tahlil Lengkap

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

BULUGHUL MARAM KITAB SHIYAM

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Syarah Istighfar dan Taubat

Oleh: M. Taufik. N.T

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH)

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Seputar Mandi Jum'at

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

Edisi: 11/9/1/1437 KHUTBAH PERTAMA م ع اش ر ال م س ل م ي ن ر ح م ن ي ور ح م ك م الل ه. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berkata di dalam Al-Qur'an:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

HUKUMAN MATI DALAM TINDAK PIDANA TERTENTU

DO'A-DO'A IFTITAH. Publication : 1436 H_2015 M DOA-DOA IFTITAH

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

PERAYAAN NATAL BERSAMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

Al Qur an dan Ilmu Kimia

GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL

Kajian Bahasa Arab KMMI /12 Shafar 1433 H 1

TAFSIR AYAT PUASA. Oleh: Download ± 300 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi.

Transkripsi:

- 20 باب الا س ت ن ج اء ب ال ح ج ار ة Bab 20 Istinja dengan Batu Penjelasan : Istinja, menurut Imam Ibnu Bathoh dalam Syaroh Bukhori adalah : الاستنجاء هو إزالة النجو من المخرج بالا حجار أو بالماء Membersihkan sesuatu dari tempat keluarnya dengan batu atau air. Maksud Imam Ibnu Bathoh adalah membersihkan sesuatu kotoran yang keluar dari qubul dan dubur (kemaluan depan dan belakang). Kemudian masih dalam kitab yang sama, Imam Ibnu Bathoh menukil perbedaan para ulama tentang hukum beristinja, apakah ia sunnah atau wajib? Imam Malik dan sebagian ulama Kufah berpendapat bahwa hal tersebut adalah sunnah, namun tidak selayaknya ditinggalkan, jika ia sholat tanpa beristinja, maka tidak perlu mengulangi sholatnya. Namun Imam Malik menyukai orang tersebut mengulanginya jika masih tersisa waktunya. Imam Syafi I, Imam Ahmad dan Imam Abu Tsaur berpendapat bahwa istinja adalah wajib, tidak sah sholatnya orang yang buang hajat tidak beristinja dengan menggunakan air atau batu, mereka berdalil bahwa Nabi memerintahkan beristinja dengan 3 batu, maka setiap najis yang disyariatkan membersihkannya dengan jumlah tertentu, maka menunjukan bahwa membersihkannya adalah wajib. Pendapat terakhirlah yang kuat, Imam Majdudin kakeknya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, penulis kitab Muntaqol Akhbar yang kemudian disyarah oleh Imam Syaukani yang diberi judul Nailul Author menulis sebuah bab و ج وب الا س ت ن ج اء ب ال ح ج ر أ و ال م اء ب اب (Bab Wajibnya beristinja dengan batu atau air), kemudian beliau menurunkan hadits yang menguatkan hokum wajibnya beristinja, yakni : 1. Haditsnya Aisyah, bahwa Nabi bersabda : إذ ا ذ ه ب أ ح د ك م إل ى ال غ اي ط ف ل ي س ت ط ب ب ث لا ث ة أ ح ج ار ف ا ن ه ا ت ج ز ي ع ن ه Jika diantara kalian ada yang buang hajat, maka bersucilah dengan 3 batu, karena hal tersebut mencukupi (HR. Ahmad, Nasa I, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Daruquthni, ia berkata : sanadnya shahih hasan ).

2. Hadits Ibnu Abbas, beliau berkata : أ ن الن ب ي ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م م ر ب ق ب ر ي ن ف ق ال : إن ه م ا ي ع ذ ب ان و م ا ي ع ذ ب ان ف ي ك ب ير أ م ا أ ح د ه م ا ف ك ان لا ي س ت ت ر م ن ب و ل ه و أ م ا الا خ ر ف ك ان ي م ش ي ب الن م يم ة Bahwa Nabi pernah melewati 2 kuburan, lalu Beliau berkata : keduanya sedang diadzab, mereka tidak diadzab karena suatu perkara yang dianggap tidak besar. Yang satu karena tidak bersuci setelah kencing, sedangkan yang kedua melakukan adu domba (Muttafaqun Alaih). 3. Hadits Anas, dari Nabi bahwa Beliau bersabda : ت ن ز ه وا م ن ال ب و ل ف ا ن ع ام ة ع ذ اب ال ق ب ر م ن ه Bersucilah karena kencing, karena kebanyakan adzab kubur, berasal dari masalah ini (HR. Daruquthni, dishahihkan oleh Imam Al Albani). Imam Syaukani dalam Nailul Author berkata ketika mensyaroh haditsnya sahabat Anas diatas : و ال ح د يث ي د ل ع ل ى و ج وب الا س ت ن ز اه م ن ال ب و ل م ط ل ق ا م ن غ ي ر ت ق ي د ب ح ال الص لا ة و إ ل ي ه ذ ه ب أ ب و ح ن يف ة و ه و ال ح ق ل ك ن غ ي ر م ق ي د ب م ا ذ ك ر ه م ن اس ت ث ن اء م ق د ار الد ر ه م ف ا ن ه ت خ ص يص ب غ ي ر م خ ص ص. و ق ال م ال ك : إز ال ت ه ف ي غ ي ر و ق ت الص لا ة ل ي س ت ب ف ر ض و اع ت ذ ر ل ه ع ن ال ح د يث ب ا ن ص اح ب ال ق ب ر إن م ا ع ذ ب لا ن ه ك ان ي ت ر ك ال ب و ل ي س يل ع ل ي ه ف ي ص ل ي ب غ ي ر ط ه ور لا ن ال و ض وء لا ي ص ح م ع و ج ود ه و ه و ت ق ي يد ل م ي د ل ع ل ي ه د ل يل و ق د أ م ر الل ه ب ت ط ه ي ر الث ي اب و ل م ي ق ي د ه ب ح ال ة م خ ص وص ة. Hadits ini menunjukan wajibnya bersuci kerena kencing secara mutlak, tidak dibatasai hanya ketika akan sholat, demikian pendapat Imam Abu Hanifah dan ini yang benar, namun tanpa adanya pembatasan, seperti yang disebutkan oleh Imam Abu Hanifah, dikecualikan kalau bekasnya seukuran uang dirham, karena ini adalah pengkhususan tanpa adanya dalil yang mengkhususkannya. Imam Malik berkata : membersihkanya selain untuk mengerjakan sholat, tidak wajib, beliau mentakwil hadits ini bahwa penghuni kubur tersebut hanyalah dihukum karena membiarkan kencingnya yang mengenainya, lalu ia sholat tanpa membersihkannya, karena wudhu tidak sah, selama masih ada bekas kencingnya. Ini adalah pembatasan yang tidak ditunjukan oleh dalil, Allah telah memerintahkan membersihkan pakaian dan tidak membatasinya pada kondisi yang khusus.

Bersuci dengan batu, diistilahkan juga dengan Istijmar dan istilah ini diberikan langsung oleh Rasulullah, seperti dalam riwayat Bukhori-Muslim berikut, Nabi bersabda : و م ن اس ت ج م ر ف ل ي وت ر Barangsiapa yang beristijmar, maka hendaknya dengan jumlah yang ganjil. Dalam riwayat Imam Muslim, Nabi bersabda : Istijmar dengan jumlah yang ganjil. الا س ت ج م ار ت و Kemudian timbul pertanyaan, apakah istijmar hanya dapat diaplikasikan dengan batu atau boleh selainnya, asal benda tersebut berfungsi seperti batu yang dapat membersihkan najis?. Imam Syaukani dalam Nailul Author menyebutkan pendapat sebagian ulama tentang ini, katanya : و ق د ق ال ب ع ض أ ه ل الظ اه ر : إن الا س ت ج م ار ب ال ح ج ر م ت ع ي ن ل ن ص ه ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م ع ل ي ه ا ف لا ي ج ز ئ غ ي ر ه و ذ ه ب ال ج م ه ور إل ى أ ن ال ح ج ر ل ي س م ت ع ي ن ا ب ل ت ق وم ال خ ر ق ة و ال خ ش ب و غ ي ر ذ ل ك م ق ام ه ق ال الن و و ي : ف لا ي ك ون ل ه م ف ه وم ك م ا ف ي ق و له ت ع ال ى : } و لا ت ق ت ل وا أ و لا د ك م م ن إم لا ق {. و ي د ل ع ل ى ع د م ت ع ي ن ال ح ج ر ن ه ي ه ص ل ى الل ه ع ل ي ه و س ل م ع ن ال ع ظ م و ال ب ع ر و الر ج يع و ل و كان م ت ع ي ن ا ل ن ه ى ع م ا س و اه م ط ل ق ا و ع ل ى ال ج م ل ة ك ل ج ام د ط اه ر م ز يل ل ل ع ي ن ل ي س ل ه ح ر م ة ي ج ز ئ الا س ت ج م ار ب ه Sebagian ulama dhohiriyah berpendapat, istijmar dengan batu adalah sesuatu yang khusus, berdasarkan nash dari Nabi, maka selain batu tidak mencukupi. Namun mayoritas ulama berpendapat, bahwa batu tidaklah dikhususkan, namun kayu dan selainnya dapat berfungsi seperti batu. Imam Nawawi berkata : hal ini tidak berlaku mafhum, sebagaimana firman Allah : {Janganlah kalian membunuh anak kalian, karena takut kemiskinan]. Yang menunjukan tidak adanya pengkhususan batu adalah larangan Nabi untuk menggunakan tulang, kotorang hewan dan tinja, sekiranya hanya dikhususkan dengan batu, tentu Nabi akan melarang selain batu secara mutlak. Kesimpulannya, semua benda padat yang suci yang dapat menghilangkan najis, yang tidak memilki kemulian, cukup digunakan untuk beristijmar. Dari penjelasan Imam Syaukani, maka pendapat yang rajih adalah istijmar dapat menggunakan benda selain batu, seperti ranting pohon, kayu, tisu, kertas atau selainnya, dengan syarat benda tersebut tidak memiliki kandungan yang mulia, misalnya kertas yang ada ayat Al Qur an atau

hadits, atau peci dan sejenisnya. Begitu juga tidak boleh menggunakan bekas kotoran binatang atau hewan, karena itu adalah benda najis. Adapun pendapat madzhab dhohiri yang mengkhususkan batu, karena menurut mereka nashnya hanya berbicara batu, maka ini adalah suatu kejumudan. Imam Nawawi telah membantah mereka, dengan berdalil ayat Allah yang melarang seseorang membunuh anaknya karena factor kemiskinan, maka tentu akal yang sehat tidak akan mengatakan bahwa membunuh anaknya karena selain factor kemiskinan tidak dilarang oleh Allah. Begitu juga dalam kasus ini, ketika Nabi hanya menyebutkan batu untuk beristijmar, tentu maksud beliau tidak hanya dibatasi dengan batu, hal ini dikuatkan juga bahwa Nabi melarang penggunaan selain batu, yaitu yang berupa kotoran dan tulang, seandainya istijmar khusus batu, tentu Nabi akan melarang selain batu untuk digunakan istijmar secara mutlak, sebagaimana telah dikatakan oleh Imam Syaukani. Berkata Imam Bukhori : - 155 ح د ث ن ا أ ح م د ب ن م ح م د ال م ك ى ق ال ح د ث ن ا ع م ر و ب ن ي ح ي ى ب ن س ع يد ب ن ع م ر و ال م ك ى ع ن ج د ه ع ن أ ب ى ه ر ي ر ة ق ال ات ب ع ت الن ب ى - صلى االله عليه وسلم - و خ ر ج ل ح اج ت ه ف ك ان لا ي ل ت ف ت ف د ن و ت م ن ه ف ق ا ل» اب غ ن ى أ ح ج ار ا أ س ت ن ف ض ب ه ا - أ و ن ح و ه - و لا ت ا ت ن ى ب ع ظ م و لا ر و ث «. ف ا ت ي ت ه ب ا ح ج ار ب ط ر ف ث ي اب ى ف و ض ع ت ه ا إ ل ى ج ن ب ه و أ ع ر ض ت ع ن ه ف ل م ا ق ض ى أ ت ب ع ه ب ه ن 21). Hadits no. 155 Haddatsanaa Ahmad bin Muhammad Al Makkiy ia berkata, haddatsanaa Amr bin Yahya bin Sa id bin Amr Al Makkiy dari kakeknya dari Abu Huroiroh ia berkata : aku mengikuti Nabi, lalu Beliau keluar untuk buang hajat. Nabi tidak melihatku, maka aku mendekati Beliau, lalu Beliau berkata : Tolong bawakan batu untuk aku gunakan bersuci atau semisalnya- dan jangan bawakan tulang dan kotoran hewan. Maka aku membawakan untuk Beliau batu, dengan menggunakan ujung bajuku, aku melatakkannya disamping Beliau, setelah selesai hajatnya, Nabi menggunakan batu tersebut untuk bersuci. Penjelasan biografi perowi hadits : 1. Nama : Abul Muhammad Ahmad bin Muhammad Ibnul Waliid Kelahiran : Wafat tahun 217 atau 222 H

Negeri tinggal : Mekkah Komentar ulama : Ditsiqohkan oleh Imam Abu Hatim dan Imam Ibnu Hibban. Hubungan Rowi : Amr bin Yahya adalah gurunya dan tinggal senegeri dengannya. 2. Nama : Abu Umayyah Amr bin Yahya bin Sa id bin Amr Kelahiran : - Negeri tinggal : Mekkah Komentar ulama : Ditsiqohkan oleh Imam Daruquthni dan Imam Ibnu Hibban. Imam Ibnu Ma in menilainya, Laa ba sa bih. Hubungan Rowi : Sa id bin Amr adalah kakeknya, sekaligus gurunya dan tinggal senegeri dengannya. 3. Nama : Abu Utsman Sa id bin Amr bin Sa ad Ibnul Ash Kelahiran : Wafat setelah 120 H Negeri tinggal : Mekkah Komentar ulama : Tabi I wasith. Ditsiqohkan oleh Imam Abu Zur ah, Imam Nasa I dan Imam Ibnu Hibban. Imam Abu Hatim menilainya, shoduq. Hubungan Rowi : Abu Huroiroh adalah diantara deretan gurunya. (Catatan : Semua biografi rowi dirujuk dari kitab tahdzibul kamal Al Mizzi dan Tahdzibut Tahdzib Ibnu Hajar) Penjelasan Hadits : 1. Disyariatkannya bersuci dengan batu atau semisalnya, yang diistilahkan dengan istijmar. Imam Syaukani dalam Nailul Author menukil perkataan penulis kitab Al Bahr bahwa terjadi ijma ulama tentang disyariatkannya Istijmar. 2. Sebagian salaf tidak menyukai beristinja dengan air, mereka lebih menyukai beristinja dengan batu. Imam Syaukani dalam Nailul Author berkata : و ال ح د يث ي د ل ع ل ى ث ب وت الا س ت ن ج اء ب ال م اء و ق د أ ن ك ر ه م ال ك و أ ن ك ر أ ن ي ك ون الن ب ي ص ل ى الل ه عل ي ه و س ل م اس ت ن ج ى ب ال م ا ء. ق د ر و ى اب ن أ ب ي ش ي ب ة ب ا س ان يد ص ح يح ة ع ن ح ذ ي ف ة ب ن ال ي م ان أ ن ه س ي ل ع ن الا س ت ن ج اء ب ال م اء ف ق ا ل : إذ ا لا ي ز ال ف ي ي د ي ن ت ن. و ع ن ن اف ع أ ن اب ن ع م ر ك ان لا ي س ت ن ج ي ب ال م ا ء. و ع ن اب ن الز ب ي ر ق ال : م ا ك ن ا ن ف ع ل ه. و ذ ك ر اب ن د ق يق ال ع يد أ ن س ع يد ب ن ال م س ي ب س ي ل ع ن الا س ت ن ج اء ب ال م اء ف ق ال : إن م ا ذ ل ك و ض وء الن س اء. ق ال : و ع ن غ ي ر ه م ن الس ل ف م ا ي ش ع ر ب ذ ل ك.

و الس ن ة د ل ت ع ل ى الا س ت ن ج اء ب ال م اء ف ي ه ذ ا ال ح د يث و غ ي ر ه ف ه ي أ و ل ى ب الا ت ب اع ق ال : و ل ع ل س ع يد ا ر ح م ه الل ه ف ه م م ن أ ح د غ ل و ا ف ي ه ذ ا ال ب اب ب ح ي ث ي م ن ع الا س ت ن ج اء ب الا ح ج ار ف ق ص د ف ي م ق اب ل ت ه أ ن ي ذ ك ر ه ذ ا الل ف ظ لا ز ال ة ذ ل ك ال غ ل و و ب ال غ ب ا ير اد ه إي اه ع ل ى ه ذ ه الص يغ ة. و ق د ذ ه ب ب ع ض م ن أ ص ح اب م ال ك إل ى أ ن الا س ت ج م ار ب ال ح ج ار ة إن م ا ه و ع ن د ع د م ال م اء و إ ذ ا ذ ه ب إل ي ه ب ع ض ال ف ق ه اء ف لا ي ب ع د أ ن ي ق ع ل غ ي ر ه م م م ن ف ي ز م ان س ع يد ر ح م ه الل ه ان ت ه ى. Hadits menunjukan atas tetapnya istinja dengan air. Imam Malik mengingkari bahwa Nabi beristinja dengan air. Imam Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Khudzaifah ibnul Yaman, bahwa ia ditanya tentang beristinja dengan air?, maka jawabnya : kalau begitu, nanti tanganku tetap bau. Dari Naafi bahwa Ibnu Umar tidak beristinja dengan air. Dari Ibnu Zubair, ia berkata : kami tidak pernah beristinja dengan air. Ibnu Daqiiqil Ied menyebutkan bahwa Sa id ibnul Musayyib, pernah ditanya tentang istinja dengan air, lalu beliau menjawab : itu adalah wudhunya wanita. Katanya lagi, demikian juga dari selainnya, dari ulama salaf dinukil seperti itu. Namun Sunnah menunjukan atas istinja dengan air pada hadits ini dan hadist semisalnya, maka ini lebih utama untuk diikuti. Katanya, mungkin Sa id mengatakannya kepada orang yang berlebihan dalam masalah ini, dimana ia melarang beristinja dengan batu, maka Imam Sa id menyanggahnya dan mengungkapkannya dengan lafadz tersebut untuk menepis sifat berlebihan tadi, sehingga hal ini lebih mengena kepada mereka jika diungkapkan dengan lafadz seperti ini. Sebagian sahabatnya Malik berpendapat bahwa istijmar dengan batu adalah ketika tidak adanya air, jika demikian pendapat sebagian fuqoha, maka hal ini tidak terlepas bahwa pendapat tersebut dikatakan pada zamannya Imam Sa id. 3. Hadits ini menunjukan kelengkapan dan kemudahan syariat Islam, dimana syariat Islam tetap cocok diterapkan pada tempat, kondisi dan waktu yang berbeda, seandainya ada suatu daerah atau pada musim tertentu, terjadi kekurangan air, maka mereka masih tetap dapat bersuci dengan benda lain, selain air. Maha Suci Allah yang telah memberikan kenikmatan kepada negeri kita yang melimpah airnya, Allah berfirman: ق ل أ ر أ ي ت م إ ن أ ص ب ح م اؤ ك م غ و ر ا ف م ن ي ا ت يك م ب م اء م ع ين Bagaimana pendapat kalian, jika pada keesokanya air kalian kering-kerontang? Siapakah yang dapat mendatangkan air tersebut (QS. Al Mulk (68) : 30).