DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 8 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 3 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL BUS UMUM ANGKUTAN ORANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN JAMBAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR 42 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 39 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN KAKUS

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 1 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN BIDANG PERHUBUNGAN LAUT DI KOTA AMBON

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA AMBON MEMUTUSKAN

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 7 TAHUN 2009 TENTANG

TENTANG BUPATI PATI,

L E M B A R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2000 NOMOR 44 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERIJINAN DAN PEMAKAIAN FASILITAS PADA TAMAN REKREASI KOTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM ADMINISTRASI NEGERI

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN LUMPUR TINJA DAN AIR KOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 37 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 8 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI GOWA RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 11 SERI B. 11 TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN PENGELOLAAN AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 37 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 26 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 9 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2012 NOMOR 133

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR 47 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

WALIKOTA SURABAYA TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN FAKFAK

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2010 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

- 2 - Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BURU Dan BUPATI BURU MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 21 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAN BERMOTOR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN TINJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat WALIKOTA AMBON, : a. bahwa pertumbuhan ekonomi daerah dan harga-harga pasar yang terus meningkat ternyata ikut mempengaruhi jasa penyedotan tinja di kota Ambon; b. bahwa tarif jasa penyedotan tinja yang diatur dalam pasal 7 ayat 2 Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 21 Tahun 2003 Tentang Retribusi Penyedotan Tinja (Lembaran Daerah Nomor 15 Tahun 2003 Seri C Nomor 15) sudah tidak sesuai lagi karena itu perlu diubah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan dalam huruf a dan huruf b dipandang perlu merubah Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 21 Tahun 2003 Tentang Retribusi Penyedotan Tinja (Lembaran Daerah Nomor 15 Tahun 2003 Seri C Nomor 15) yang ditetapkan dengan peraturan daerah; : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 Tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat II Dalam Daerah Swatantra Tingkat I Maluku (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 80,) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1645); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 1

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125; Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan menjadi Undang-undang dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); sebagaimana telah dirubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1955 Tentang Pembentukan Kota Ambon sebagai Daerah yang Berhak Mengatur dan Mengurus rumah Tangganya Sendiri (Lembaran Negara Tahun 1955 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Nomor 809); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Ambon (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3137); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139); 8. Peraturan Daerah Kota Ambon Nomor 21 Tahun 2003 Tentang Retribusi Penyedotan Tinja (Lembaran Daerah Nomor 15 Tahun 2003 Seri C Nomor 15); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA AMBON Dan WALIKOTA AMBON MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN TINJA 2

Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2003 tentang Retribusi Penyedotan Tinja (Lembaran Daerah Nomor 15 Tahun 2003 Seri C Nomor 15), diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan pasal 1, kata Daerah pada huruf a dan huruf b diubah dengan kata Kota dan kata-kata Kepala Daerah pada huruf c diubah dengan kata Walikota, dan huruf e diubah sehingga lengkapnya pasal 1 huruf a, b, c, dan e berbunyi : Pasal 1 a. Kota adalah Kota Ambon; b. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Ambon; c. Walikota adalah Walikota Ambon; e. Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 2. Ketentuan pasal 2 ayat (2) mengalami perubahan dengan menghapus katakata dan pihak swasta setelah kata-kata perusahaan daerah, sehingga lengkapnya pasal 2 ayat (2) berbunyi : Pasal 2 (2) Tidak termasuk objek retribusi adalah pelayanan penyedotan tinja/jamban dan penyediaan tempat pembuangan tinja oleh Pemerintah Daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh BUMD dan/atau pihak swasta. 3. Ketentuan pasal 3 mendapat tambahan satu ayat baru yaitu ayat (1), sedangkan 1 (satu) ayat lama dalam pasal 3 menjadi ayat (2) baru. Lengkapnya pasal 3 berbunyi : Pasal 3 (1) Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan jasa penyedotan tinja oleh Pemerintah Kota dan/atau orang pribadi atau badan yang menyediakan jasa penyedotan tinja. (2) Subyek retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikenakan kewajiban membayar retribusi menurut peraturan daerah ini. 4. Setelah pasal 3, ditambah 1 (satu) pasal baru yaitu pasal 3A yang berbunyi : Pasal 3A (1) Tinja yang disedot oleh Pemerintah Kota maupun orang pribadi atau badan wajib diangkut dan dilarang dibuang pada sembarang tempat. (2) Tinja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dibuang pada Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang disediakan oleh Pemerintah Kota. 3

(3) Orang pribadi atau badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) wajib membayar retribusi sebagaimana diatur dalam pasal 7. 5. Ketentuan pasal 7 ayat (1) dan ayat (4) diubah, kemudian setelah ayat (4) ditambah 1 (satu) ayat baru yaitu ayat (5) yang berbunyi sebagai berikut : Pasal 7 (1) Tarif retribusi digolongkan berdasarkan : a. ukuran volume tinja yang disedot; dan b. jumlah pembuangan. (4) Struktur dan besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, ayat 2, dan ayat 3 ditetapkan sebagai berikut : ukuran volume 0 s/d 3 M 2 Rp. 100.000.- ukuran volume 3,1 s/d 6 M 2 Rp. 175.000.- ukuran volume 6,1 s/d 9 M 2 Rp. 300.000.- ukuran volume lebih dari 9M 2 Rp. 750.000.- (5) besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b untuk sekali pembuangan adalah Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah). 6. Ketentuan pasal 8, kata-kata penyediaan fasilitas pasar setelah kata pelayanan diganti dengan kata-kata penyedotan tinja, lengkapnya pasal 8 berbunyi sebagai berikut : Pasal 8 Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan penyedotan tinja. 7. Ketentuan pasal 10 ayat (3), kata-kata diatur oleh kepala daerah setelah kata-kata sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diganti dengan kata-kata diatur dengan peraturan Walikota, lengkapnya pasal 10 berbunyi sebagai berikut : Pasal 10 (3) Pendaftaran dan tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota. 8. Ketentuan pasal 12 ayat (1) mendapat penjelasan. 9. Ketentuan pasal 13 ayat (1) setelah kata dimuka ditambah kata-kata atau pada saat mengajukan permohonan pelayanan penyedotan tinja, sehingga lengkapnya pasal 13 ayat (1) berbunyi : 4

Pasal 13 (1) Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dimuka atau pada saat mengajukan permohonan pelayanan penyedotan tinja. 10.Ketentuan BAB XI dan BAB XII dihapus. 11.Ketentuan pasal 16 ayat (1), mengalami perubahan kata-kata kepala daerah diantara kata-kata kepada dan atau diganti dengan kata Walikota, sehingga lengkapnya pasal 16 ayat (1) berbunyi : Pasal 16 (1). Wajib Retribsi dapat mengajukan keberatan kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKBT dan SKRDLB. 12.Ketentuan pasal 17 ayat (1), mengalami perubahan kata-kata kepala daerah dalam ayat (1) dan ayat (2) diganti dengan kata Walikota, sehingga lengkapnya pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) berbunyi : Pasal 17 (1) Walikota atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. (2) Keputusan Walikota atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang. 13.Ketentuan pasal 18 kata-kata kepala daerah dalam ayat (1), (2), (3), dan ayat (6) diganti dengan kata Walikota, sehingga lengkapnya pasal 18 ayat (1) (2), (3), dan ayat (6) berbunyi : Pasal 18 (1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, maka wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Walikota. (2) Walikota atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusisebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memberikan keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) telah dilampaui dan Walikota tidak memberikan suatu keputusan permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun; 5

(4) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, maka Walikota memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi. 14.Ketentuan pasal 19 ayat (3), mengalami perubahan masing-masing, kata daerah diantara kata-kata pejabat dan kata atau dirubah dengan kata kota, selanjutnya kata pejabat mendapat penjelasan pada penjelasan pasal dan kata-kata kepala daerah setelah kata-kata diterima oleh diganti dengan kata Walikota sehingga lengkapnya pasal 19 ayat (3) berbunyi : Pasal 19 (2) Buku penerimaan oleh pejabat kota atau bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Walikota. 15.Ketentuan pasal 21, mengalami perubahan kata-kata kepala daerah dalam ayat (1) dan (3), dirubah dengan kata Walikota, sehingga lengkapnya pasal 21 ayat (1) dan (3), berbunyi : Pasal 21 (1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringan dan pembebasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi. (3) Tata cara pengurangan, keringan, dan pembebasan retribusi diatur dengan Peraturan Walikota. 16.Ketentuan pasal 23 ayat (1) diubah dan setelah ayat (2) ditambah satu ayat baru, ayat (3) sebagai berikut : Pasal 23 (1) Orang pribadi atau badan yang lalai, sengaja dan/atau tidak membayar retribusi sesuai ketentuan pasal 7 ayat (4) dan ayat (5) diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali retribusi yang terutang. (2) Selain dijatuhi Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terhadap pelanggaran terhadap pasal 3A juga dapat dikenakan pidana sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dibidang lingkungan hidup. 6

Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada saat diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Ambon. Ditetapkan di Ambon pada tanggal, 4 Desember 2009 WALIKOTA AMBON, dto Diundangkan di Ambon pada tanggal, 4 Desember 2009 SEKRETARIS KOTA AMBON, dto MARCUS JACOB PAPILAJA NY. HESINA JOHANA HULISELAN/T LEMBARAN DAERAH KOTA AMBON TAHUN 2009 NOMOR 12 Salinan sesuai dengan aslinya. An. Sekretaris Kota Ambon Asisten Pemerintahan Ub. Kepala Bagian Hukum Sekretariat Kota Ambon, E. SILOOY, SH., MH NIP : 19631204 1999803 1 006 7

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN TINJA I. UMUM Pendapatan asli daerah salah satunya berasal dari retribusi daerah, yang diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Kemampuan daerah mengelolah retribusi dengan baik merupakan peluang bagi tergalinya potensi sumber-sumber keuangan daerah yang akan memberi kontribusi bagi peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat di daerah. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Retribusi Pelayanan Penyedotan Tinja adalah jenis retribusi jasa umum yang merupakan kewenangan daerah kabupaten/kota yang pelaksanaannya memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, di samping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum. Dalam menyelenggarakan jasa pelayanan Penyedotan Tinja Pemerintah Kota Ambon tentu berupaya untuk selalu menyediakan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang selalu baik. Masyarakat dalam hal ini orang pribadi atau badan diharapkan dapat berpartisipasi dengan tidak membuang tinja pada sembarang tempat, termasuk ke daerah aliran sungai, tepi pantai dan laut. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup Jelas Angka 2 Pasal 2 Ayat (2) Cukup Jelas Angka 3 Pasal 3 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas 8

Angka 4 Pasal 3A Ayat (1) Cukup Jelas. Ayat (2) Ayat ini dimaksudkan agar lumpur tinja yang dibuang tidak mencemari lingkungan dan dapat diproses pada IPLT. Ayat (3) Cukup Jelas. Angka 5 Pasal 7 Ayat (1) maksud penggolongan adalah agar memudahkan perhitungan tarif Ayat (4) Cukup Jelas Ayat (5) Cukup Jelas Angka 6 Pasal 8 Cukup Jelas Angka 7 Pasal 10 Ayat (3) Maksud diatur dengan Peraturan Walikota adalah agar proses dan tata cara pengisiannya jelas dan dimengerti. Angka 8 Pasal 12 Ayat (1) yang dimaksud dalam ayat ini dengan pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan adalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan kepada pihak ketiga. Namun, dalam pengertian ini bukan berarti bahwa Pemerintah Kota Ambon tidak boleh bekerja sama dengan pihak ketiga. Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan retribusi Pemerintah Kota Ambon dapat mengajak bekerja sama badan-badan tertentu yang karena profesionalismenya layak dipercaya untuk ikut melaksanakan sebahagian tugas pemungutan jenis retribusi secara lebih efisien. Kegiatan pemungutan retribusi yang tidak dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga adalah kegiatan penghitungan besarnya retribusi yang terutang, pengawasan penyetoran retribusi, dan penagihan retribusi. 9

Angka 9 Pasal 13 Ayat (1) Cukup Jelas Angka 10 Cukup Jelas Angka 11 Pasal 16 Ayat (1). Cukup Jelas Angka 12 Pasal 17 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Cukup Jelas Angka 13 Pasal 18 Ayat (1) Cukup Jelas. Ayat (2) Cukup Jelas. Ayat (3) Cukup Jelas. Ayat (6) Cukup Jelas. Angka 14 Pasal 19 Ayat (3) Yang dimaksud dengan pejabat yaitu pegawai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Ekonomi Kota. Angka 15 Pasal 21 Ayat (1) Cukup Jelas. Ayat (3) Cukup Jelas. Angka 16 Pasal 23 Ayat (1) Cukup Jelas. Ayat (3) ayat ini dimaksudkan untuk memberikan pidana tambahan atas perbuatan membuang lumpur tinja yang berakibat langsung pada terganggunya lingkungan dan masyarakat. Pasal II Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA AMBON TAHUN 2009 NOMOR 247 10