PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 5 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN,

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 10 TAHUN 2005 TENTANG SERTIFIKASI ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 32 TAHUN 2002 TENTANG TARIF JASA POS DASAR DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI MENTERI PERHUBUNGAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 89 TAHUN 1990 TENTANG IZIN USAHA EKSPEDISI MUATAN PESAWAT UDARA (EMPU) MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 40 /P/M.KOMINFO/12/ 2006

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 20 /PER/M.KOMINFO/10/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM.46 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN WARUNG TELEKOMUNIKASI MENTERI PERHUBUNGAN,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 05 /PER/M.KOMINFO/I/2006 TENTANG PENYELENGGARAAN WARUNG TELEKOMUNIKASI

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 84 TAHUN 2002 TENTANG KLIRING TRAFIK TELEKOMUNIKASI MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 51 TAHUN 2000 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 51 TAHUN 2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 73/MPP/Kep/3/2000 TENTANG KETENTUAN KEGIATAN USAHA PENJUALAN BERJENJANG

2012, No.118. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : PM.8 TAHUN 2012 Tanggal : 26 JANUARI Contoh 1. Nomor : Jakarta.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 05 /PER/M.KOMINFO/2/2007

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor: KP 4 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 17 /PER/M.KOMINFO/9/2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN DAN TELEKOMUNIKASI DI KOTA TARAKAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR.. TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI TERHADAP PENGGUNA JASA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 16/M-DAG/PER/3/2006 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PERGUDANGAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR TETAP PENERBITAN IZIN PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN UNTUK KANTOR AGEN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 918/MENKES/PER/X/1993 TENTANG PEDAGANG BESAR FARMASI MENTERI KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 16 /PER/M.KOMINFO/9/2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1175/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENERBITAN SURAT TANDA PENDAFTARAN USAHA WARALABA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 05 /PER/M.KOMINFO/2/2007

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 22/PER/M.KOMINFO/10/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 23/M.KOMINFO/10/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 997 TAHUN 2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN JARINGAN TETAP LOKAL TANPA KABEL DENGAN MOBILITAS TERBATAS

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 37/P/M.KOMINFO/12/2006

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 18/Menhut-II/2010 TENTANG SURAT IZIN BERBURU DAN TATA CARA PERMOHONAN IZIN BERBURU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 13/P/M.KOMINFO/8/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI YANG MENGGUNAKAN SATELIT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 1191/MENKES/SK/IX/2002

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN NOMOR: 129.1/Kpts/HK.320/12/07 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM. 36 TAHUN 2011 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 19 Tahun 2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN. NOMOR : KM 73 Tahun 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU MENTERI PERHUBUNGAN,

1 of 6 3/17/2011 3:59 PM

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : 15 /PER/M.KOMINFO/9/2005 TENTANG

2013, No.38 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2009 TENTANG POS. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR : 2/P/2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Kosmetika. Izin Produksi.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 78/PMK.011/2013 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 78/PMK.011/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 544/MENKES/SK/VI/2002 TENTANG REGISTRASI DAN IZIN KERJA REFRAKSIONIS OPTISIEN

11/PMK.07/2010 TATA CARA PENGENAAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN DI BIDANG PAJAK DAERAH DAN

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 04

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/V/2009 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA DI BIDANG CUKAI

2017, No Berjangka Komoditi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5232);

93/PMK.03/2012 PENYERAHAN JASA PENGIRIMAN SURAT DENGAN PRANGKO YANG TIDAK DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/Menkes/SK/XI/2001 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK PERAWAT

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 442/KMK.011/2011 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE VERIFIKASI PEMBERIAN PEMBEBASAN ATAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 42 TAHUN 2000 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-36/PM/1996 TENTANG PENDAFTARAN BANK UMUM SEBAGAI WALI AMANAT KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01/PER/M.KOMINFO/01/ TENTANG FORMULA TARIF LAYANAN POS KOMERSIAL

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESiA PERA TURAN MENTERI KESEHA TAN REPUBLIK NOMOR 1175/MENKES/PERNIII/2010 TENTANG IZIN PRODUKSI KOSMETIKA

MENTERI PERHUBUNGAN, 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 11, Tambahan Lembaran Nomor 3391) ;

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2009

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015, No Perdagangan Antarpulau Gula Kristal Rafinasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran

2014, No.1090 NOMOR PM 71 TAHUN 2013 Contoh 1

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Layanan. Pos Universal. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PERPINDAHAN MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

ALTERNATIF 2 PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39/M-DAG/PER/10/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG JADI OLEH PRODUSEN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 5 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang a. bahwa dalam rangka menciptakan iklim investasi yang kondusif, diperlukan pengaturan penyelenggaraan kembali jasa titipan; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a di atas, maka perlu dikeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan Jasa Titipan; Mengingat 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun1984 tentang Pos (Lembaran Negara Nomor 28 Tahun 1984, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3276); 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3687); 3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1985 Penyelenggaraan Pos (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3303); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2000 tentang Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Perhubungan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 27, Tambahan Lernbaran Negara Nomor 3940); 7. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 35 Tahun 2004; 8. Keputusan Presiden Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 2002; 9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 24 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Pehubungah Nomor KM. 42 Tahun 2004;

MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Barang Cetakan adalah hasil penggandaan tertulis dan atau gambar di atas kertas, atau bahan lain yang dipergunakan pada percetakan dengan maksimum berat 2.000 (dua ribu) gram. 2. Surat Kabar adalah barang cetakan yang memuat berita harlan dengan maksimum berat 2.000 (dua ribu) gram. 3. Sekogram adalah tulisan, cetakan atau rekaman di atas kertas atau bahan-bahan lain untuk keperluan tunanetra dengan maksimum berat 7.000 (tujuh ribu) gram. 4. Bungkusan kecil adalah bungkusan yang digunakan untuk pengiriman barang dengan maksimum berat 1.000 (seribu) gram. 5. Paket adalah kemasan yang berisi barang dengan maksimum berat 30.000 (tiga puluh ribu) Kg. 6. Dinas Provinsi adalah unit kerja di Iingkungan Pemerintah Daerah Provinsi yang ruang lingkup tugas dan tanggung dan jawabnya di bidang pos dan telekomunikasi. 7. Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas tanggung jawabnya di bidang pos dan telekomunikasi. 8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi. 9. Kepala Dinas Provinsi adalah Kepala unit kerja Dinas Provinsi. Pasal 2 Penyelenggaraan Jasa Titipan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menerima, membawa dan atau menyampaikan paket, uang dan suratpos jenis tertentu dalam bentuk barang cetakan, surat kabar, sekogram, bungkusan kecil dari pengirim kepada penerima dengan memungut biaya. BAB II PENYELENGGARAAN Pasal 3 Penyelenggaraan Penyelenggaraan jasa titipan dilakukan oleh penyelenggara berbentuk Badan Hukum Indonesia dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Badan Hukum Indonesia yang salah satu bidang usahanya dapat melakukan penyelenggaraan jasa titipan; b. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); c. memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) buah timbangan 0 s.d 30 kilogram sampai dengan ketelitian 100 gram; d. memiliki rencana usaha untuk masa 5 (lima) tahun; e. menguasai kantor dengan alamat yang jelas.

Pasal 4 Untuk melakukan penyelenggaraan jasa titipan wajib mendapat izin dari Direktur Jenderal. Pasal 5 (1) Izin penyelenggaraan jasa titipan berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia selama penyelenggara jasa titipan tersebut masih menjalankan kegiatan usahanya. (2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan evaluasi setiap 5 tahun sekali. Pasal 6 (1) Izin penyelenggaraan jasa titipan berlaku juga untuk cabangnya di seluruh Indonesia. (2) Pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan yang akan membuka kantor cabang cukup mendaftarkan kepada Dinas Provinsi setempat. Pasal 7 (1) Penyelenggara jasa titipan asing yang akan beroperasi di Indonesia wajib bekerja sama dengan penyelenggara jasa titipan Indonesia. (2) Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal. BAB III PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN Pasal 8 Permohonan izin penyelenggaraan jasa titipan diajukan kepada Direktur Jenderal sesuai dengan Lampiran peraturan Menteri ini pada contoh 1. Pasal 9 Permohonan izin penyelenggara jasa titipan yang memenuhi persyaratan diberikan oleh Direktur Jenderal sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri ini pada contoh 2. Pasal 10 Dalam hal permohonan izin ditolak, Direktur Jenderal harus memberikan jawaban disertai dengan alasan penolakan, sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri ini pada contoh 3. Pasal 11 Pemberian atau penolakan izin penyelenggaraan jasa titipan diberikan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah permohonan dinyatakan diterima secara lengkap. Pasal 12 Untuk memperoleh izin penyelenggaraan jasa titipan dipungut biaya sesuai ketentuan yang berlaku.

BAB IV KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB Pasal 13 Penyelenggara jasa titipan berkewajiban : a. menempatkan Surat Izin Penyelenggaraan Jasa Titipan pada tempat yang mudah dilihat oleh pengguna jasa; b. menetapkan syarat-syarat dan tata cara penyelenggaraan jasa titipan; c. menyelesaikan tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh pengguna jasa; d. melaporkari kepada yang berwajib apabila mengetahui atau menduga ada barang titipan yang berisi benda-benda yang dilarang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. memberikan Iaporan kegiatan operasional minimal setiap 6 (enam) bulan kepada Direktur Jenderal; f. melaporkan setiap kali terjadi perubahan anggaran dasar selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah perubahan kepada Direktur Jenderal; Pasal 14 Penyelenggara jasa titipan bertanggung jawab terhadap: a. keamanan dan keselamatan atas kegiatan yang dilakukannya; b. keterlambatan, hilang atau rusak sebagian atau seluruh isi titipan ; BABV TARIF Pasal 15 Penyelenggara jasa titipan menetapkan tarif jasa titipan. BAB VI LARANGAN Pasal 16 Penyelenggara jasa titipan dilarang : a. menerima, membawa dan/atau menyampaikan surat, warkatpos serta kartupos; b. menerima, membawa dan atau menyampaikan kiriman yang berupa: 1) barang yang mudah meledak, menyala atau terbakar sendiri atau dapat membahayakan keselamatan jiwa manusia; 2) narkoba; 3) barang cetakan dan atau benda pornografi yang dilarang Pemerintah; dan 4) barang cetakan dan atau rekaman yang isinya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan stabilitas nasional.

BAB VII SANKSI Pasal 17 (1) Pelanggaran terhadap Pasal 13, dapat dikenakan sanksi administrasi berupa pencabutan izin. (2) Pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui proses a. peringatan tertuils sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan, yaitu dalam bentuk peringatan pertama, peringatan kedua dan peringatan ketiga, sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri ini pada contoh 4, 5, dan 6; b. apabila peringatan pada huruf a ternyata tidak dilaksanakan oleh penyelenggara maka akan dilakukan pembekuan izin, sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri ini pada contoh 7; c. apabila penyelenggara yang izin penyelenggaraannya dibekukan ternyata tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam surat pembekuan izin, maka izin penyelenggaraannya dicabut kembali, sesuai Lampiran Peraturan Menteri ini pada contoh 8; d. terhadap penyelenggara yang izin penyelenggaraannya dicabut, tidak dapat Iagi diberikan izin penyelenggaraan. Pasal 18 Pelanggaran terhadap larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.. BAB VIII PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 19 Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan jasa titipan dilakukan oleh Direktur Jenderal. Pasal 20 Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada Pasal 19 berkoordinasi dengan Kepala Dinas Provinsi. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21 Penyelenggara jasa titipan yang telah memiliki izin penyelenggaraan sebelum ditetapkan Peraturan Menteri ini, dapat tetap melakukan kegiatan sesuai izin yang dimiliki dan selambatlambatnya dalam waktu 1 (satu) tahun harus menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini.

BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 55 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Jasa Titipan dan semua peraturan dan atau petunjuk pelaksanaan yang berkaitan dengan penyelenggaraan jasa titipan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 23 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : JAKARTA Tanggal : 20 Januari 2005 MENTERI PERHUBUNGAN Ttd M. HATTA RAJASA SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Menteri Keuangan; 4. Menteri Perindustrian; 5. Menteri Perdagangan; 6. Menteri Luar Negeri; 7. Menteri Dalam Negeri; 8. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia; 9. Sekretaris Negara; 10. Jaksa Agung Republik Indonesia; 11. Para Gubernur Kepala Daerah Provinsi seluruh Indonesia; 12. Sekjen, Irjen, para Dirjen dan para Kepala Badan di lingkungan Departemen Perhubungan; 13. Para Kepala Biro dan Kepala Pusat di Iingkungan Setjen Dephub; 14. Direksi PT. Pos Indonesia (Persero); 15. Ketua DPP ASPERINDO. SALINAN sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan KSLN KALALO NUGROHO, SH NIP. 120105102

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : KM 5 Tahun 2005 Tanggal : 29 Januari 2005 Contoh 1.. Nomor : Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Kepada Penyelenggaraan Jasa Titipan Yth. Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi di Jakarta 1. Bersama ini dengan hormat kami mengajukan permohonan izin penyelenggaraan jasa titipan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM..Tahun.. tentang Penyelenggaraan Jasa Titipan. 2. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan tersebut butir 1 di atas, terlampir disampaikan persyaratan dimaksud terdiri dari : a. Anggaran Dasar Perusahaan yaitu Akte Pendirian Perusahaan berikut perubahanperubahannya sampai dengan yang terakhir; b. bukti memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); c. bukti memiliki atau menguasai kantor dengan alamat jelas; d. bukti memlilki sekurang-kurangnya 1 (satu) buah timbangan 0 s.d 30 Kg sampal dengan ketelitian 100 gram; e. rencana usaha untuk masa 5 (lima) tahun. 3. Demikian permohonan kami ajukan untuk dipertimbangkan dan jika dapat disetujui, kami menyatakan bersedia untuk mematuhi dan dikenakan sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan tentang Pos, khususnya tentang Penyelenggaraan Jasa Titipan dan ketentuan lainnya yang berlaku. Pemohon Materal Rp. 6.000,-.. nama dan tanda tangan penanggung jawab

Contoh 2 DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI SURAT IZIN PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN NOMOR :. Menunjuk surat permohonan saudara Nomor.tanggal, dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor. tentang..maka diberikan izin penyelenggaraan jasa titipan kepada: NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT PERUSAHAAN : NAMA PEMILIK/PENANGGUNGJAWAB : ALAMAT PEMILIK/PENANGGUNGJAWAB : NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) : Pemegang Izin Penyelenggaraan Jasa Titipan ini : 1. WAJIB MEMATUHI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG POS, KHUSUSNYA TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN ATAU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA YANG BERLAKU. 2. WAJIB MELAPORKAN SECARA TERTULIS KEPADA DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI, SETIAP TERJADI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PERUSAHAAN. Surat Izin Penyelenggaraan Jasa Titipan ini : 1. BERLAKU UNTUK SELURUH WILAYAH INDONESIA TERMASUK CABANGNYA TERHITUNG SEJAK TANGGAL DIKELUARKAN SELAMA PENYELENGGARA JASA TITIPAN TERSEBUT MASIH MENJALANKAN KEGIATAN USAHANYA. 2. DAPAT DICABUT KEMBALI APABILA PEMEGANG IZ1N TIDAK MENTAATI KETENTUAN DALAM SURAT IZIN INI ATAU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG POS, KHUSUSNYA TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN ATAU PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN LAINNYA YANG BERLAKU. Ditetapkan di : Pada tanggal : Jakarta DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI...

Contoh 3 Jakarta, Nomor : Lampiran : Perihal : Penolakan permohonan Izin Kepada Penyelenggaraan Jasa Titipan Yth. di. 1. Menunjuk surat permohonan Saudara Nomor. tanggal.. perihal permohonan izin penyelenggaraan jasa titipan, dengan ini dinyatakan permohonan Saudara belum dapat diterima, dikarenakan tidak memenuhi persyaratan yaitu: a.. b.. c.. d.. 2. Apabila persyaratan tersebut butir 1 (satu) di atas telah dipenuhi, Saudara dapat mengajukan permohonan kembali. 3. Demikian disampaikan, atas perhatian Saudara diucapkan terima kasih. Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi (..) Tembusan: Menteri Perhubungan.

Contoh 4.. Nomor : Lampiran : Perihal : Peringatan Pertama Izin Kepada Penyelenggaraart Jasa Titipan Yth. Direktur Utama PT.. di.. 1. Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor Tahun.tentang Penyelengganaan Jasa Titipan, penyelenggara jasa titipan yang telah memiliki izin penyelenggaraan wajib. 2. Dalam kenyataannya Perusahaan Saudara yaltu PT, yang telah memiliki izin penyelenggaraan jasa titipan Nomor.. tanggal.., telah melanggar, maka kepada Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan tersebut diberikan Peringatan Pertama. 3. Apabila dalam tenggang waktu 1 (satu) bulan sejak diterbitkan Peringatan Pertama ini, Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan tersebut tidak melakukan perbaikan sebagaimana dipeningatkan pada butir 2 di atas, maka akan dilakukan tindakan sesuai dengan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Demikian disampaikan, untuk menjadi perhatian Saudara. Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi ( ) Tembusan : Menteri Perhubungan.

Contoh 5. Nomor : Lampiran : Perihal : Peringatan Kedua Izin Kepada Penyelenggaraan Jasa Titipan Yth. Direktur Utama PT.. di 1. Menunjuk surat Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor.. tanggal perihal peringatan pertama penyelenggaraan jasa titipan, bersama ini diberitahukan bahwa sampai dengan saat ini Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT belum melakukan tindakan sebagaimana diperingatkan pada Peringatan Pertama secara nyata. 2. Berdasarkan hal tersebut di atas, Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT telah melanggar maka kepada Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT.. diberikan Peringatan Kedua. 3. Apabila dalam tenggang waktu 1 (satu) bulan sejak diterbitkan Peringatan Kedua ini, Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan tidak melakukan perbaikan sebagaimana diperingatkan pada butir 2 (dua) di atas, maka akan dilakukan tindakan sesuai dengan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Demikian disampaikan, untuk menjadi perhatian Saudara. Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi ( ) Tembusan: Menteri Perhubungan.

Contoh 6 Nomor : Lampiran : Perihal : Peningatan Ketiga Izin Kepada Penyelenggaraan Jasa Titipan Yth. Direktur Utama PT. di. 1. Menunjuk surat Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor. Tanggal. perihal Peringatan Kedua penyelenggaraan jasa titipan, bersama ini diberitahukan bahwa sampai dengan saat ini Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT, belum melakukan tindakan sebagaimana diperingatkan pada Peringatan Kedua secara nyata. 2. Berdasarkan hal tersebut di atas, Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT... telah melanggar.., maka kepada Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT..diberikan Peringatan Ketiga. 3. Apabila dalam tenggang waktu 1 (satu) bulan sejak diterbitkan Peringatan Ketiga, Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan tidak melakukan perbaikan sebagaimana dipeningatkan pada butir 2 di atas, maka akan dilakukan tindakan sesuai dengan peraturan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Demikian disampaikan, untuk menjadi perhatian Saudara. Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Tembusan: Menteri Perhubungan. ( )

Contoh 7.. Nomor : Lampiran : Perihal : Pembekuan Izin Kepada Penyelenggaraan Jasa Titipan Yth. Direktur Utama PT. di 1. Menunjuk surat Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor tanggal. perihal Peringatan Ketiga penyelenggaraan jasa titipan, bersama ini diberitahukan bahwa sampai dengan saat ini Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT belum melakukan tindakan sebagaimana diperingatkan pada Peringatan Ketiga secara nyata. 2. Berdasarkan hal tersebut di atas, Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT telah melanggar.maka kepada Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT diberikan Pembekuan Izin. 3. Apabila dalam tenggang waktu 1 (satu) bulan sejak diterbitkan Pembekuan Izin ini, Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan tidak melakukan perbaikan sebagaimana diperingatkan pada butir 2 di atas, maka akan dilakukan tindakan sesuai dengan penaturan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Demikian disampaikan, untuk menjadi perhatian Saudara. Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi ( ) Tembusan: Menteri Perhubungan.

Contoh 8 Nomor Lampiran : Perihal : Pencabutan Izin Kepada Penyelenggaraan Jasa Titipan Yth. Direktur Utama PT.. di... 1. Menunjuk surat Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi Nomor.tanggal. perihal Pembekuan Izin penyelenggaraan jasa titipan, bersama ini diberitahukan bahwa sampai dengan saat ini Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT belum melakukan tindakan sebagaimana diperingatkan pada Pembekuan Izin secara nyata. 2. Berdasarkan hal tersebut di atas, Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT telah melanggar atas dasar pertimbangan tersebut, maka kepada Saudara selaku pemegang izin penyelenggaraan jasa titipan PT..dinyatakan dicabut. 3. Dengan dicabutnya izin penyelenggaraan jasa titipan tersebut, maka terhitung mulai tanggal surat ini dikeluarkan, izin penyelenggaraan PT..Nomor tidak diperbolehkan lagi melakukan kegiatan penyelenggaraan jasa titipan. 4. Demikian disampaikan, untuk menjadi perhatian Saudara. Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi ( ) Tembusan: Menteri Perhubungan.