KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 170/MENKES/SK/IV/2013 TENTANG TIM PENILAI BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 427/MENKES/SK/XI/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/76/2015 TENTANG TIM KOORDINASI PASCA KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 326/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG PENYIAPAN KEGIATAN PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 442/KMK.011/2011 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE VERIFIKASI PEMBERIAN PEMBEBASAN ATAU

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/80/2015 TENTANG TIM PENULIS SAMBUTAN/ARAHAN/PAPARAN MENTERI KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/126/2017 TENTANG KOMITE PERLINDUNGAN KESEHATAN TENAGA KERJA INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG TIM PENERTIBAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 182/MENKES/SK/IV/2013 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/184/2015 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum da

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153/MENKES/SK/IV/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/399/2017 TENTANG

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTAHANAN TENTANG PENYUSUNAN KESEPAKATAN BERSAMA DAN PERJANJIAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/242/2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PERJALANAN DINAS PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

2016, No Proyek/Kegiatan melalui penerbitan Surat Berharga Syariah Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

2017, No untuk pembangunan bendungan serta sejalan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/93/2015 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemba

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Ind

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 15

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 239 /KPTS/013/2013 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/354/2017 TENTANG TIM ASISTENSI ARAB SAUDI BIDANG KESEHATAN TAHUN 1438HI2017M

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL DESA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 122 /KPTS/013/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG BADAN INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 b. bahwa ketersediaan dan persebaran tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah, pada saat ini belum merata baik da

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 82 /KPTS/013/2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG REGISTRASI TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang mengatur lebih lanjut mengenai pelaksanaan anggaran Bagian Anggaran Bendahara

2017, No d. bahwa upaya untuk memenuhi hak serta mempercepat perlindungan khusus bagi anak penyandang disabilitas perlu dikoordinasikan dengan

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.2082, 2015 KEMENRISTEK-DIKTI. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Milik Negara Selain Tanah dan/atau Bangunan di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/127/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 210/PMK.02/2009 TENTANG

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 170/MENKES/SK/IV/2013 TENTANG TIM PENILAI BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pelaksanaan pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perlu melibatkan masyarakat dan/atau lembaga masyarakat sehingga perlu dibantu oleh Pemerintah baik dalam bentuk uang atau barang; b. bahwa agar bantuan sebagaimana dimaksud pada huruf a berjalan efektif dan efisien serta tepat sasaran setiap tahun telah dibentuk Tim Penilai Bantuan Pelayanan Masyarakat yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. c. bahwa Tim Penilai Bantuan Pelayanan Masyarakat Tahun 2012 yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Nomor 109/Menkes/SK/XIII/2012 telah berakhir masa tugasnya; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Tim Penilai Bantuan Pelayanan Masyarakat Tahun 2013. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);

- 2-3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambaan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 2010; 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 307/Menkes/Per/V/2009 tentang Program Bantuan Sosial Dalam Rangka Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585); 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya Tahung Anggaran 2013; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG TIM PENILAI BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2013. Kesatu : Susunan Keanggotaan Tim Penilai Bantuan Pelayanan Masyarakat Tahun 2013 yang selanjutnya disebut Tim Penilai sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Kedua : Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kesatu terdiri atas Tim Penyusun Rekomendasi dan Tim Penelaah.

- 3 - Ketiga : Tim Penyusun Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua bertugas sebagai berikut: 1. Menilai kelayakan proposal permohonan bantuan pelayanan masyarakat yang ditujukan kepada Menteri; 2. Mengoordinasikan dan melakukan komunikasi dengan pejabat terkait; dan 3. Menyusun rekomendasi kepada Menteri mengenai penerima bantuan pelayanan masyarakat berdasarkan penilaian kelayakan. Keempat : Tim Penelaah sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua bertugas sebagai berikut: 1. Menelaah dokumen proposal dari aspek-aspek kriteria yang tercantum pada Petunjuk Teknis Bantuan Pelayanan Masyarakat Bidang Kesehatan Tahun 2013 serta kelengkapan data pendukungnya; 2. Melakukan komunikasi dengan pihak pemohon bantuan dan instansi terkait; dan 3. Menyampaikan hasil telaah untuk dibahas di dalam rapat Tim Penilai. Kelima : Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Penilai berpedoman kepada petunjuk teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. Keenam : Dalam melaksanakan tugasnya Tim Penilai bertanggungjawab dan wajib menyampaikan laporan kegiatan kepada Menteri Kesehatan. Ketujuh : Dalam penyelenggaraan urusan administrasi Tim Penilai dibantu oleh Sekretariat yang bertugas: 1. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi baik kepada seluruh anggota Tim Penilai Bantuan Pelayanan Masyarakat maupun pihak terkait lainnya; 2. Melakukan penyusunan rencana, monitoring, evaluasi, dan laporan, serta pelaksanaan urusan tata usaha kegiatan Tim Penilai Bantuan Pelayanan Masyarakat; dan 3. Menyusun draft laporan tahunan untuk disetujui Tim dan didistribusikan kepada pihak terkait. Kedelapan : Pembiayaan yang timbul dalam pelaksanaan tugas Tim Penilai dibebankan pada Anggaran Belanja Kementerian Kesehatan melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Biro Umum Tahun Anggaran 2013.

- 4 - Kesembilan : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 018/Menkes/SK/I/2012 tentang Tim Penilai Bantuan Pelayanan Masyarakat Tahun 2012 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 109/Menkes/SK/III/2012 tentang Perubahan Pertama Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 018/Menkes/SK/I/2012 tentang Tim Penilai Bantuan Pelayanan Masyarakat Tahun 2012, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Kesepuluh : Keputusan Menteri ini berlaku untuk tahun anggaran 2013. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 April 2013 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI

- 5 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 170/MENKES/SK/IV/2013 TENTANG TIM PENILAI BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2013 SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM PENILAI BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2013 Pengarah Penasehat Ketua Sekretaris I Sekretaris II : Menteri Kesehatan : 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan 2. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan : Kepala Biro Umum, Sekretariat Jenderal : Kepala Pusat Promosi Kesehatan, Sekretariat Jenderal : Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol Anggota : A. Tim Penyusun Rekomendasi 1. Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara 2. Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran 3. Kepala Biro Hukum dan Organisasi 4. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alkes 5. Sekretaris Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan 6. Sekretaris Inspektorat Jenderal 7. Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Sekretariat Jenderal 8. Kepala Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan Sekretariat Jenderal 9. Kepala Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal B. Tim Penelaah 1. Kepala Bagian TU Kementerian 2. Kepala Sub Bagian TU Menteri dan Staf Ahli 3. Kepala Sub Bagian TU Sekretaris Jenderal 4. Kepala Sub Bagian Protokol 5. Eva Erlita, SS, MKM 6. Tefi Andriana, S.Sos

- 6 - C. Sekretariat Ketua Anggota : Fitria Kusumawati Wulandari, SKM : 1. Fadlie Abdika 2. Rahmadani 3. Mualim 4. Arda 5. Riris Nurvitasari 6. Muhammad Yusuf MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI

- 7 - LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 170/MENKES/SK/IV/2013 TENTANG TIM PENILAI BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN 2013 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT BIDANG KESEHATAN TAHUN 2013 I. PENDAHULUAN Arah dari pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat diwujudkan. Hal tersebut akan dapat dicapai apabila segenap potensi sumber daya dimanfaatkan secara optimal baik dari pemerintah, swasta, masyarakat termasuk lembaga kemasyarakatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan saat ini sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat namun belum merata. Masih terjadi disparitas dari berbagai determinan sosial masyarakat yang meliputi determinan wilayah, sosial ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Untuk mewujudkan pemerataan dan keadilan dalam pembangunan kesehatan dengan melibatkan setiap potensi masyarakat maka kementerian kesehatan mendorong dan meningkatkan peran serta setiap komponen tersebut agar semaksimal mungkin terlibat aktif dalam pembangunan kesehatan. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan dalam mendorong peran serta masyarakat, swasta termasuk lembaga kemasyarakatan melakukan berbagai kegiatan antara lain melakukan pembinaan, fasilitasi, memberi bantuan baik fisik amupun non fisik dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang menyeluruh mencakup upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Salah satu kegiatan dari Kementerian Kesehatan khususnya dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh khususnya karena keterbatasan sumber daya masyarakat adalah melalui kegiatan bantuan pelayanan masyarakat.

- 8 - II. TUJUAN PEMANFAATAN DANA BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT 1. Tujuan Umum Dapat diberikannya bantuan oleh Kementerian Kesehatan kepada berbagai upaya masyarakat yang terkoordinasi dengan keseluruhan upaya pembangunan kesehatan sehingga terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi seluruh masyarakat Indonesia, sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. 2. Tujuan Khusus a) Terlaksananya bantuan stimulan untuk peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya mewujudkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. b) Terlaksananya bantuan bagi masyarakat yang mengalami keterbatasan sumber daya dalam mengatasi masalah kesehatannya. c) Terlaksananya bantuan untuk peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perilaku masyarakat maupun individu dalam derajat kesehatan masyarakat. d) Terselenggaranya pengelolaan administrasi yang transparan dan akuntabel. III. KEGIATAN YANG DAPAT DIBIAYAI BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN Bantuan Pelayanan Masyarakat diberikan dalam bentuk uang yang dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan berikut ini, salah satu atau beberapa dari kegiatan ini : 1. Pengobatan dan pelayanan kesehatan serta peningkatan gizi; 2. Peningkatan perilaku hidup sehat dan kesehatan lingkungan; 3. Sosialisasi dan advokasi program kesehatan; 4. Pendidikan dan pelatihan kesehatan; 5. Kegiatan tertentu yang mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan kesehatan pada khususnya. Bantuan Pelayanan Masyarakat tidak dapat dipergunakan untuk membayar gaji/honor/upah.

- 9 - IV. KRITERIA PENERIMA BANTUAN PELAYANAN MASYARAKAT Bantuan Pelayanan Masyarakat diberikan tidak kepada semua orang atau kelompok atau masyarakat, tetapi diberikan kepada perorangan ataupun kelompok masyarakat yang berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif. Bantuan diberikan untuk seluruh kebutuhan atau sebagian dari seluruh upaya perorangan atau kelompok masyarakat tersebut, terutama dikaitkan dengan bagaimana upaya tersebut mendukung pembangunan kesehatan pada umumnya, dan ketersediaan dana pada Kementerian Kesehatan. 1. Perorangan a. Seseorang yang menderita sakit, dan dilengkapi keterangan sakit dari dokter atau seseorang yang mengikuti/ menyelenggarakan kegiatan kesehatan dan dilengkapi dengan surat rekomendasi dari institusi berwenang. b. Memiliki keterbatasan dana 2. Kelompok a. Kelompok yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan untuk mendukung pembangunan kesehatan nasional. b. Memiliki keterbatasan sumber daya. 3. Baik individu maupun kelompok tersebut harus : a. Telah mengajukan permohonan tertulis dilengkapi bukti-bukti terkait. b. Memiliki identitas yang jelas, tercantum dalam surat permohonan. c. Menandatangani Perjanjian Kerja Sama yang memuat dasar hukum kegiatan, lingkup pekerjaan, lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan kegiatan, penyerahan laporan hasil kegiatan, pendanaan, pembayaran, pertanggungjawaban, keadaan memaksa/force majeure, dan lain-lain. d. Menandatangani surat pernyataan pada Naskah Pemberian Bantuan atau Kuitansi Tanda Terima Bantuan yang menyatakan bersedia untuk : 1) menyampaikan Laporan disertai bukti pengeluaran biaya, serta dokumen lain termasuk foto, disertai pernyataan mengetahui/mengesahkan dari unsur pemerintahan setempat/terdekat, misalnya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Puskesmas atau Direktur Rumah Sakit atau Dekan Fakultas (jika penerima adalah civitas akademika sebuah perguruan tinggi) atau sejenisnya;

- 10-2) bersedia dilakukan audit oleh lembaga penanggungjawab Audit Keuangan Negara, dan bersedia bekerja sama dengan pelaksana Audit itu dengan memberikan keterangan dan bukti yang diperlukan; 3) menyelesaikan pekerjaan yang dananya dibantu oleh Menteri Kesehatan dan mengirimkan laporan kepada Menteri Kesehatan sebelum berakhirnya tahun anggaran, 31 Desember 2013; 4) menyatakan bahwa nomor rekening yang disampaikan adalah rekening atas nama pemohon, masih berlaku (belum ditutup), dan terdapat catatan pembukuan yang jelas atas penerimaan dan penggunaan yang dapat dilakukan audit jika diperlukan; 5) membelanjakan dana untuk pengadaan barang/bahan dalam mendukung kegiatan kesehatan yang diusulkan dan disetujui, termasuk pembayaran atas beban tanggungjawab penerima bantuan, tidak dapat untuk gaji/upah honor; 6) menyampaikan alamat baru apabila terdapat perubahan alamat untuk kepentingan evaluasi atau audit. V. MEKANISME PENYALURAN DANA Mekanisme pencairan dana dalam Satuan Kerja (Satker) yang menampung dana bantuan pelayanan masyarakat adalah sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan mekanisme pemberian bantuan adalah mengikuti langkah-langkah minimal sebagaimana berikut : 1. Menteri Kesehatan menerima permohonan bantuan secara tertulis, secara rinci, dilampiri dokumen-dokumen yang menguatkan permohonan tersebut, antara lain Kerangka Acuan, Jadwal Pelaksanaan dan Rincian Anggaran Biaya (RAB), NPWP dan Nomor Rekening. 2. Menteri Kesehatan menugaskan kepada Tim Penilai untuk melakukan penilaian atas permohonan yang diterima Menteri Kesehatan. 3. Tim Penelaah melakukan telaah dan memberikan penilaian serta menyampaikan rekomendasi tertulis kepada Tim Penyusun Rekomendasi. Tim Penelaah dapat menghubungi permohonan melalui alamat yang tertera di dalam permohonan untuk klarifikasi atas permohonan dimaksud.

- 11-4. Tim Penyusun Rekomendasi melakukan penilaian atas permohonan yang diterima, melalui milis atau email dan apabila diperlukan rapat untuk dilakukan penilaian. 5. Ketua Tim Penilai menyampaikan rekomendasi secara tertulis kepada Menteri Kesehatan dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal dan Inspektur Jenderal dalam bentuk Nota Dinas. 6. Menteri Kesehatan memberikan persetujuan atau menolak atas rekomendasi Tim Penyusun Rekomendasi. 7. Tim Penelaah menyusun draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan berdasarkan persetujuan Menteri Kesehatan. 8. Menteri Kesehatan menandatangani Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan setelah terlebih dahulu diparaf oleh Sekretaris Jenderal dan Inspektur Jenderal. 9. Kepala Biro Umum menyalurkan bantuan kepada Penerima Bantuan. VI. KETENTUAN LAIN-LAIN 1. Permohonan tertulis yang diterima oleh Menteri Kesehatan dapat berupa berbagai pemenuhan kebutuhan hajat hidup orang banyak, baik jenisnya yang banyak maupun permohonannya yang banyak dan tidak seluruh permohonan tersebut dipenuhi atau dibantu melalui bantuan pelayanan masyarakat ini. Jika terdapat usulan permohonan bantuan yang menurut Tim Penilai telah dapat diselesaikan atau dibantu dengan program/kegiatan kesehatan yang ada, maka Tim Penilai langsung menyelesaikannya dengan unit terkait, dan melaporkannya kepada Menteri Kesehatan. 2. Jika menurut Tim Penilai diperlukan rujukan atas permintaan bantuan tersebut, baik rujukan internal Kementerian Kesehatan maupun jajaran kesehatan di daerah, bahkan dengan Kementerian/Lembaga lain yang lebih sesuai, maka Sekretariat dapat menyiapkan rancangan surat rujukan dimaksud untuk ditandatangani Kepala Biro Umum selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol selaku Pejabat Pembuat Komitmen dan diproses lebih lanjut.

- 12-3. Terhadap pemohon yang kepadanya tidak dapat diberikan bantuan, maka Tim Penilai menyiapkan rancangan jawaban Kepala Biro Umum selaku selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk diproses sedemikian rupa sehingga para penerima bantuan, penerima rujukan untuk memberikan bantuan, maupun mereka yang terpaksa tidak dapat dibantu memperoleh informasi yang jelas. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI