Mengatasi diskriminasi terhadap penyandang cacat: Persoalan dan strategi penting

dokumen-dokumen yang mirip
Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

Persoalan dan strategi penting

Kesetaraan gender di tempat kerja: Persoalan dan strategi penting

1. Asal muasal dan standar

2. Konsep dan prinsip

5. Prinsip penting dalam mengelola sumberdaya manusia secara nondiskriminatif

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

BAB I PENDAHULUAN. Disabilitas (Convention On the Rights of Persons with Disabilities) dengan UKDW

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

Lampiran Usulan Masukan Terhadap Rancangan Undang-Undang Bantuan Hukum

Standar Ketenagakerjaan Internasional tentang Kesetaraan dan Non Diskriminasi

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

Situasi Global dan Nasional

MENGAPA? APA? BAGAIMANA? Kontrak standar untuk pekerjaan rumah tangga

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

Discrimination and Equality of Employment

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS

GENDER DAN PENDIDIKAN: Pengantar

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

Perempuan dan Sustainable Development Goals (SDGs) Ita Fatia Nadia UN Women

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas. Pembukaan

10. KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

Orang-Orang Penyandang Cacat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEMINAR MEWUJUDKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

DEKLARASI TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN. Diproklamasikan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

Annex 5: Panduan Maastricht mengenai Pelanggaran Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

R-90 REKOMENDASI PENGUPAHAN SETARA, 1951

K181 Konvensi tentang Penyalur Tenaga Kerja Swasta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas. Pembukaan

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI PENJUALAN ANAK, PROSTITUSI ANAK, DAN PORNOGRAFI ANAK

KONVENSI HAK ANAK (HAK-HAK ANAK)

Pengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

Naskah Rekomendasi tentang HIV dan AIDS dan Dunia Kerja. Organisasi Perburuhan Internasional

Bab 1. Hak-hak Pasal 1 Setiap orang berhak atas penghidupan, kemerdekaan dan keselamatan pribadinya.

Di akhir sesi paket ini peserta dh diharapkan mampu: memahami konsep GSI memahami relevansi GSI dalam Pendidikan memahami kebijakan nasional dan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

Asesmen Gender Indonesia

DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN: KONVENSI DAN KOMITE. Lembar Fakta No. 22. Kampanye Dunia untuk Hak Asasi Manusia

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

MAKALAH. CEDAW: Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan. Oleh: Antarini Pratiwi Arna, S.H., LL.M

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENYUSUN INDIKATOR YANG BERPERSPEKTIF GENDER

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyandang cacat tubuh atau disabilitas tubuh merupakan bagian yang tidak

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

Deklarasi Dhaka tentang

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

K 173 KONVENSI PERLINDUNGAN KLAIM PEKERJA (KEPAILITAN PENGUSAHA), 1992

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL DENGAN PENDEKATAN PROFESI PEKERJAAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah sekaligus karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang

Perempuan dan UU no. 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai. Dalam memahai batasan diskriminasi terhadap perempuan, maka tidak

Standar Perburuhan Internasional yang mendukung kebebasan berserikat, dialog sosial tripartit, perundingan bersama dan SDG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919

Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial

KONSEP-KONSEP PENTING KESETARAAN DI TEMPAT KERJA. - Sustaining Competitive and Responsible Enterprises

Oleh: Rita Pranawati Komisioner KPAI

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

Peta Jalan untuk Mencapai Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak (BPTA) pada tahun 2016

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

Transkripsi:

Mengatasi diskriminasi terhadap penyandang cacat: Persoalan dan strategi penting Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1

Tujuan belajar Menguraikan konsep dan peraturan internasional tentang kesetaraan di tempat kerja bagi penyandang cacat Menguraikan bentuk-bentuk diskriminasi yang umum terhadap penyandang cacat dalam hal pekerjaan dan jabatan Mengidentifikasi kebijakan dan upaya praktis untuk menciptakan tempat kerja yang inklusif serta mempromosikan kesetaraan kesempatan dan perlakuan di tempat kerja bagi penyandang cacat. 2

Prinsip Prinsip kesetaraan untuk penyandang cacat Hak, kesempatan dan perlakuan yang adil dalam semua siklus kehidupan dan pekerjaan untuk semua orang tanpa memandang kecacatan mereka Semua orang bebas mengembangkan kemampuan pribadi mereka dan melakukan pilihan tanpa dibatasi oleh stereotip, asumsi dan prasangka tentang kecacatan mereka Ini bukan berarti semua ornag punya kemampuan yang sama atau harus diperlakukan dengan cara yang sama, tapi perilaku, aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang berbeda perlu secara adil dipertimbangkan, dinilai dan didukung, tanpa memandang status kecacatan mereka 3

Apa itu kecacatan? Jenis-jenis kecacatan Fisik: gangguan pada sistem muskuloskeletal, peredaran darah, pernafasan dan saraf Panca indera: keterbatasan pendengaran & penglihatan Intelektual: keterbatasan fungsi kogniftif & keterampilan adaptif (misalnya sulit belajar) Prsikososial gangguan (kesehatan mental /perilaku) yang terkait dengan kondisi psikiatrik & mental yang dipengaruhi oleh faktor psikologis & sosial (misalnya suasana hati, kepribadian, kebiasaan makan, gangguan yang terkait dengan zat atau gangguan psikotik) Kecacatan yang tidak terlihat atau tersembunyi: tidak langsung terlihat: misalnya radang sendi, kanker, epilepsi, gangguan kesehatan mental, HIV, sindrom kelelahan kronis & dyslexia 650 juta orang di seluruh dunia menyangdang berbagai jenis kecacatan (yaitu 10% dari jumlah penduduk dunia). Lebih dari 470 juta di antaranya dalam usia kerja! 4 4

Standar - 1 Standar internasional tentang kesetaraan bagi penyandang cacat PBB Konvensi tentang Hak-hak Penyandang Cacat & Protokol Opsional (2006) ILO Konvensi ILO no. 111 tahun 1958 tentang Diskriminasi (dalam hal Pekerjaan dan Jabatan) Konvensi ILO no. 159 tahun 1983 tentang Rehabilitasi Vokasional dan Pekerjaan (untuk Penyandang Cacat) + Rekomendasi ILO No. 168 Mengharuskan negara anggota untuk mengadopsi kebijakan nasional dan melaksanakan upaya rehabilitasi vokasional Mempromosikan konsultasi dengan organisasi penyandang cacat 5

Standar - 2 Definisi diskriminasi dalam Konvensi PBB tentang Hak-hak Penyandang Cacat (2006) adalah setiap perbedaan, pengecualian atau pembatasan atas dasar kecacatan yang bertujuan atau memiliki dampak yang mengganggu atau meniadakan pengakuan, kesenangan atau pelaksanaan, dengan cara yang setara dengan orang lain, semua hak-hak asasi manusia dan kebebasan fundamental di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau bidang-bidang yang lain. Definisi ini mencakup segala bentuk diskriminasi, termasuk menolak memberikan bantuan yang wajar. 6

Bentuk-bentuk diskriminasi Diskriminasi kecacatan dalam berbagai tahapan siklus pekerjaan Hambatan dalam memperoleh pendidikan dan pelatihan Diskriminasi dalam memperoleh pekerjaan Konsentrasi di bidang pekerjaan berketerampilan rendah dengan upah kecil Tingkat pengangguran tinggi Pelecehan di tempat kerja Stigma yang mendalam dan asumsi yang salah tentang penyandang cacat! 7

Persyaratan kerja yang wajar Tidak adanya kecacatan sebagai persyaratan kerja yang wajar Persyaratan kerja yang wajar mengacu pada kemampuan, keterampilan dan karakteristik pribadi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas yang terkait pekerjaan tersebut dengan berhasil. Misalnya berjalan-jalan bukan merupakan persyaratan kerja yang wajar bagi seorang kasir restoran, karena tugas utama seorang kasir adalah mengurus bon. Seseorang yang memiliki gangguan mobilitas dapat bekerja sebagai kasir bila disediakan kursi di depan mesin kas Tidak adanya kecacatan atau kondisi kesehatan dapat dianggap sebagai persyaratan kerja yang wajar apabila : Kecacatan atau kondisi kesehatan membuat pelamar atau pekerja tidak dapat melakukan tugasnya, dan praktek atau lingkungan kerja yang ada tidak dapat disesuaikan agar dapat membantu mereka melaksanakan pekerjaannya (bantuan yang wajar). Menolak seorang pelamar yang tidak dapat memenuhi persyaratan kerja yang wajar bukanlah diskriminasi (Konvensi No. 111). 8 8

Diskriminasi berdasarkan berbagai alasan Diskriminasi kumulatif berdasarkan berbagai alasan Kecacatan dan gender Penyandang cacat perempuan menghadapi masalah yang lebih besar di lingkungan pribadi maupun publik (misalnya dalam memperoleh pendidikan, pekerjaan dan layanan kesehatan) Tanggungjawab membantu dan mengasuh penyandang cacat anak, adik atau orangtua dibebankan kepada perempuan Usia, kecacatan dan kondisi kesehatan: kecacatan dan kondisi kesehatan lebih sering dihadapi kelompok usia yang lebih lanjut Kemiskinan dan kecacatan 20% penduduk miskin dunia adalah penyandang cacat dan 82% di antara mereka hidup di bawah garis kemiskinan di negara-negara yang sedang berkembang 9 9

Pendekatan dan definisi Peralihan dari pendekatan amal & medis menjadi pendekatan berbasis hak Model amal: Pekerjaan penyandang cacat dianggap sebagai kegiatan amal yang mulia, dan bukan sebagai komponen penting dari produktivitas dan efisiensi tempat kerja. Model medis: Difokuskan pada kondisi medis dan memperbaiki hambatan yang ada, dan tidak difokuskan pada upaya untuk mengoptimalkan kapasitas pribadi mengatur kehidupan mereka sendiri Masalah eksklusi sosial dan ketidaksetaraan tidak diatasi dengan baik Model sosial (pendekatan berbasis hak Difokuskan pada upaya untuk menghapus hambatan yang ada dalam hal fisik, sosial, budaya dan ekonomi agar penyandang cacat dapat berpartisipasi dan memberikan kontribusi mereka sesuai kemampuan masing-masing. Perlu dicacat bahwa apa yang dimaksudkan dengan kelemahan bukanlah hambatan tapi stigma, diskriminasi dan masyarakat non-inklusif 10 10

Upaya Perlindungan & Bantuan: Bantuan wajar Upaya kebijakan Modifikasi dan penyesuaian yang wajar dan diperlukan (Pasal 2, Konvensi PBB tentang Kecacatan). Sebagai contoh, membuat fasilitas yang dapat diakses penyandang cacat, menyediakan perlengkapan atau alat, menyesuaikan konten, jadwal pekerjaan, dll. Apabila bantuan ini menimbulkan hambatan yang tidak wajar terhadap pengoperasian bisnis pengusaha, maka pengusaha tidak harus melakukannya. Tindakan afirmatif dan sistem kuota Undang-undang, peraturan dan sistem yang mengharuskan pengusaha menyediakan proporsi pekerjaan tertentu bagi penyandang cacat 11 11

Strategi Menciptakan tempat kerja yang inklusif Tempat kerja inklusif (hambatan fisik, sosial & budaya dihapus) Desain universal: menciptakan lingkungan sosial, budaya dan fisik yang dapat diakses semua orang tanpa memandang status kesehatan atau kecacatan mereka Tindakan pencegahan universal atau standar: mencegah resiko kerja seperti potensi penyebaran infeksi dengan menerapkan prosedur kerja yang aman di tempat kerja Keuntungan ekonomi dan organisasi untuk bisnis: meningkatnya produktivitas secara menyeluruh, kualitas & kerjasama di tempat kerja, berkurangnya penggantian pekerja Strategi ILO untuk mengembangkan tempat kerja inklusif: Kode etik untuk mengelola penyandang cacat di tempat kerja (2001) Aksesabilitas Adaptasi 12 12

Tindakan di Asia Timur dan Tenggara Tindakan terhadap diskriminasi kecacatan yang diambil di Asia Timur dan Tenggara Menghapus hambatan akses bagi penyandang cacat dalam memperoleh pendidikan dan latihan kerja Memerangi asumsi stereotip yang salah tentang penyandang cacat Menghapus diskriminasi dalam akses ke pekerjaan, terutama pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tertentu Membuat penyesuaian praktis di tempat kerja agar penyandang cacat dapat berpartisipasi (bantuan yang wajar) 13 13